2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga kesehatan adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis (clinical Governance) agar tenaga kesehatan terjaga profesionalisme, mutu
profesi dan pemeliharaan etik dan disiplin profesi dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat di RSUD Bali Mandara. Tujuan komite tenaga kesehatan
adalah untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan agar mutu pelayanan
tenaga kesehatan dan keselamatan pasien di rumah sakit lebih terjamin dan
terlindungi.
Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan lainnya dalam pelayanan
kesehatan dan demi menjaga keselamatan pasien diperlukan kewenangan klinis setiap
tenaga kesehatan melalui mekanisme kredensial yang dilakukan oleh komite tenaga
kesehatan lainnya. Standar profesi tenaga kesehatan dapat menjadi acuan untuk
menentukan lingkup dan rincian kewenangan klinis bagi setiap profesi tenaga
kesehatan. Dengan terkendalinya pelayanan kesehatan di institusi pelayanan
kesehatan, maka diharapkan pasien lebih terlindungi dari pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan yang tidak berkompeten.
Proses kredensial tenaga kesehatan lainnya merupakan mekanisme
penentuan rincian kewenangan klinis dalam pelayanan kesehatan. Oleh Karena itu,
rincian kewenangan klinis dibuat secara detail, dan terstruktur diberikan berdasar
kewenangan. Buku pedoman kredensial ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kredensial/re-kredensial khususnya tenaga
kesehatan lainnya secara baik, benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pedoman ini
meliputi persyaratan, prosedur kredensial/re-kredensial dan kebijakan terhadap
kewenangan klinis tenaga kesehatan lainnya.
B. DEFINISI
1. Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya adalah proses evaluasi suatu rumah sakit
terhadap seorang tenaga kesehatan lainnya berdasarkan kualifikasi dan
2
kompetensinya, sehingga tenaga profesi tersebut layak diberikan penugasan klinis
dalam lingkungan rumah sakit untuk periode tertentu
2. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah rincian kewenangan klinis tenaga
kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan penunjang dalam lingkungan
rumah sakit berdasarkan kompetensi dan kualifikasi
3. Surat Penugasan Klinis (Clinical Apointment) adalah surat penugasan direktur
kepada seorang tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan penunjang
dalam lingkungan rumah sakit berdasarkan kewenangan klinis yang ditetapkan
baginya. Penugasan klinis ini berlaku selama 3 (tiga ) tahun, untuk kemudian
dilakukan proses rek-kredensial.
4. Tenaga Kesehatan Lainnya adalah tenaga kesehatan profesional non medis dan
non keperawatan yang sudah diterima sebagai pegawai Rumah Sakit Bali
Mandara, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan serta
mempunyai kewenangan untuk melakukan pelayanan penunjang dalam upaya
Kesehatan.
3
Proses kredensial mencakup tahapan, telaah, verifikasi dokumen dan wawancara
yang dilakukan oleh kelompok profesi yang sama dengan profesi tenaga kesehatan
lainnya dan sekelompok orang yang dianggap dapat menelaah segala hal yang terkait
dengan keprofesian tenaga tersebut.
Berdasarkan hasil proses kredensial, tim kredensial tenaga kesehatan
lainnya merekomendasikan kepada direktur agar ditetapkan penugasan klinis yang
akan diberikan kepada tenaga profesi tersebut berupa surat penugasan klinis. Surat
penugasan klinis berupa daftar kewenangan klinis tenaga kesehatan lainnya untuk
melakukan pelayanan penunjang di lingkingan Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan dalam pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien melalui
mekanisme kredensial tenaga kesehatan lainnya.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re- kredensial bagi tenaga
kesehatan lainnya di fasilitas pelayanan rumah sakit .
b. Memberikan panduan bagi rumah sakit untuk menerbitkan surat penugasan
klinis bagi Tenaga Kesehatan Lainnya , dalam rangka menegakkan etika
profesi, disiplin profesi dan mutu profesi staf penunjang medik di UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara
c. Meningkatkan kredebilitas rumah sakit dalam pelayanan kesehatan terhadap
pasien dan stakeholder rumah sakit.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan pedoman ini adalah pedoman kredensial
yang dilakukan oleh tim kredensial tenaga kesehatan lainnya terhadap semua
profesi tenaga kesehatan lainnya yang berada dilingkunagnn UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Bali Mandara dan serta memiliki surat keterangan registrasi
tenaga kesehatan atau surat keterangan ijin praktik
4
D. Ketentuan Umum
1. Tenaga kesehatan
Adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan serta mempunyai kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan
2. Kredensial Proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan dalam menentukan
kelayakan kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan kesehatan di UPT
Rumah Sakit Umum Bali Mandara. Proses evaluasi ulang terhadap tenaga
kesehatan yang sudah dilakukan kredensial awal untuk memberikan kewenangan
klinis tambahan/penentuan ulang dalam penugasan klinisnya.
3. Proses Kredensial/ Re-kredensial
Proses evaluasi yang melibatkan mitra bestari dalam menetapkan
persyaratan dan kualifikasi tenaga kesehatan untuk diberikan kewenangan klinis
dalam menjalankan pelayanan kesehatan pada periode tertentu.
4. Rincian kewenangan klinis
Adalah hak khusus seorang tenaga kesehatan untuk melakukan pelayanan
kesehatan tertentu dalam lingkungan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara.
5. Surat penugasan klinis
Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan Direktur Utama UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara kepada seorang tenaga kesehatan
lainnya untuk melakukan pelayanan kesehatan tertentu dirumah sakit
berdasarkan rincian kewenangan klinis yang telah ditetapkan untuk suatu periode
tertentu.
6 Mitra bestari/peer group
Sekelompok orang yang memiliki perilaku bijak bestari, senior dalam
kesamaan profesi dari tenaga kesehatan, dapat menjadi role model bagi tenaga
kesehatan lainnya dan dianggap dapat menilai / mengevaluasi kompetensi tenaga
kesehatan tertentu untuk melakukan pelayanan kesehatan.
7. Kompetensi
Kemampuan yang dimiliki seseorang tenaga kesehatan berdasarkan ilmu
pegetahuan, ketrampilan, dan sikap professional dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.
5
8. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
.
9. Pelayanan kesehatan
Istilah yang digunakan dalam pedoman ini adalah istilah umum yang digunakan
untuk kegiatan dan/atau serangkai kegiatan pelayanan kesehatan, baik
promotive, preventif, kuratif, maupun rehabilitative.
6
BAB II
Kredensial merupakan salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawab untuk menjaga keselamatan pasien dan berstandar kompetensi profesi
bagi tenaga kesehatan lainnya yang melakukan pelayanan kesehatan di UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Bali Mandara. Upaya ini dilakukan dengan menjamin bahwa setiap
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya, dilakukan oleh tenaga
kesehatan lainnya yang berkompeten.
Walaupun seorang tenaga kesehatan telah mendapatkan pendidikan formal dan
pelatihan kekhususan suatu profesinya dalam bidang kesehatan namun rumah sakit tetap
wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang tersebut terkait pelayanan
kesehatan yang akan mereka lakukan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara.
Alasan penting dilakukannya kredensial adalah:
1. Verifikasi pendidikan formal tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara sesuai profesinya.
2. Sebagai bahan evaluasi untuk pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi tenaga
kesehatan lainnya.
Aturan dasar yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit (hospital bylaws),
meliputi corporate bylaws dan medical staff bylaws. Kompetensi yang diperoleh tenaga
kesehatan lainnya setelah menjalani pendidikan dan pelatihan akan dilakukan evaluasi dan
dijelaskan dalam bentuk Rincian Kewenangan Klinis (delineation clinical privilege).
Berdasarkan Rincian kewenangan klinis seorang tenaga kesehatan lainnya dapat berbeda
7
dengan tenaga kesehatan lainnya di fasyankes yang sama, tergantung pada spesifikasi
pelayanan kesehatan yang dilakukan.
C. Peran Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dalam Mekanisme Kredensial dan Re-
Kredensial
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis agar Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatam di rumah sakit
terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi klinis
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi klinis.
8
Instrument kredensial merupakan aplikasi yang digunakan dalam mekanisme kredensial
dan re–kredensial. Tata cara dan pedoman kredensial dan re-kredensial diperlukan agar
diperoleh persepsi yang sama agar proses dapat berjalan dengan baik.
Instrument kredensial dan re-kredensial meliputi:
1. Pedoman dan prosedur kredensial / re-kredensial Kesehatan Lainnya
2. Formulir pengajuan kredensial/re-kredensial
3. Formulir Rincian Kewenangan Klinis bagi tenaga kesehatan lainnya
4. Formulir penilaian / evaluasi proses kredensial/re-kredensial
5. Surat rekomendasi untuk surat penugasan klinis
6. Surat penugasan klinis ( SPK ) tenaga kesehatan Lainnya
9
pelaksanaan kredensial tenaga kesehatan lainnya berdasarkan kewenangan klinis
profesi.
2. Tahap kedua,
Evaluasi kompetensi melalui mitra bestari Mitra bestari (peergroup) yang
telah dibentuk oleh komite tenaga kesehatan lainnya melakukan verifikasi dan
evaluasi kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan sesuai profesinya masing-
masing. Mitra bestari mengkaji setiap pelayanan yang diajukan oleh pemohon.
Pengkajian dilakukan secara objectif didasarkan pada bukti meliputi; ijazah,
STR/SIP/SIK, sertifikat pelatihan tehnis, logbook dan penilaian kinerja. Dalam
pengkajian mitra bestari juga menilai kemampuan pemohon berdasarkan
kompetensi, kesehatan fisik dan mental.
10
3. Tahap ketiga, Rekomendasi Surat Penugasan Klinis
Pada akhir proses kredensial dan re-kredensial, mitra bestari
merekomendasikan rincian kewenangan klinis tenaga kesehatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selanjutnya komite tenaga kesehatan
mengevaluasi rekomendasi mitra bestari tersebut. Hasil rekomendasi komite tenaga
kesehatan lainnya akan disampaikan ke Direktur Utama UPT RSUD Bali Mandara
untuk penerbitan Surat Penugasan Klinis ( SPK)
Pegawai Mengajukan
Permohonan Pemberian
Kewenangan Klinis Kepada Ketua
Komite
11
Rincian kewenangan klinis merupakan suatu rincian dari uraian pekerjaan atau
kewenangan yang dilakukan oleh ftenaga kesehatan lainnya dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Setiap perubahan dari kewenangan klinis tenaga kesehatan
lainnya harus mendapat persetujuan pada saat proses re-kredensial Rincian
kewenangan klinis dapat mencakup derajat kompetensi, uraian jabatan, dan cakupan
pelayanan kesehatan ditempat kerja. Saat ini rincian kewenangan klinis tenaga
kesehatan lainnya berdasar ketentuan kompetensi standar atau profesi dalam
pelayanan kesehatan.
12
d. Tenaga Kesehatan Lainnya yang bersangkutan tidak memberikan pelayanan sesuai
profesinya lebih dari 2 (dua) tahun.
e. Tenaga kesehatan Lainnya yang bersangkutan memberikan pernyataan secara
tertulis bahwa tidak melakukan tugas fungsional keprofesiannya.
13
BAB III
MITRA BESTARI
14
4. Kemudian dapat memberikan rekomendasi, saran dan usulan terhadap fisioterapis
baik untuk pengembangan potensi diri dan etika fisioterapis yang bersangkutan.
15
D. Rekomendasi Mitra Bestari
Rekomendasi pemberi kewenangan klinis dilakukan oleh komite tenaga kesehatan
berdasarkan masukan dari subkomite kredensial melalui proses kredensial dan penilaian
/ evaluasi mitra bestari. Rekomendasi dapat berupa:
16
kesehatan lainnya dalam melakukan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Bali Mandara.
17
BAB V
DOKUMENTASI
18
PERMOHONAN KEWENANGAN KLINIS
Yang Terhormat
Direktur
UPT RSUD Bali Mandara
Di Denpasar
Dengan Hormat,
Dengan ini kami mengajukan permohonan Kewenangan Klinis Tenaga Profesi Kesehatan
Lainnya sebagai ( nama jabatan ) di UPT RSUD Bali Mandara Prov Bali
Sebagai Bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan :
1. 1 ( satu ) lembar curriculum vitae
2. 1 (satu ) lembar fotocopy Ijazah ( CPNS s/d Sekarang )
3. 1 ( satu ) lembar fotocopy STR yang masih berlaku
4. 1 ( satu ) lembar fotocopy SIP yang masih berlaku
5. 1 ( satu ) lembar fotocopy SK Penempatan
6. 1 ( satu ) lembar Uraian Tugas
7. 1 (satu ) lembar Daftar Kewenangan Klinis
19
8. 1 ( satu ) lembar Surat Keterangan Sehat Fisik dan Bebas Narkoba
9. 1 ( satu ) lembar Hasil Psikotes dan MMPI
10. 1 ( satu ) Sertifikat Pelatihan yang mendukung kewenangan klinis / kompetensi
Atas perhatian dan kebijaksanaannya diucapkan terima kasih
Denpasar, .............................
Pemohon
(...........................................)
NIP.
CURRICULUM VITAE
A. Data Pribadi : ........................................................
Nama Lengkap : .........................................................
Tempat/ tanggal Lahir : .........................................................
Pangkat / Golongan : ............................................................
Jenis Kelamin : ..............................................................
Kewarganegaraan : .............................................................
Alamat Rumah : ................................................................
B. Data Pendidikan
Pendidikan Tahun Lulus Nama Institusi Pendidikan
C. DATA PEKERJAAN
Nama Rumah Pindah/Rotasi/Mutasi
Sakit/Unit Mulai(Bulan/Tahun) Sampai (Bln/Thn) Posisi
20
Denpasar,............................... 2017
(..............................................)
NIP.........................................
NAMA JABATAN
1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12.
13.
14.
15.
21
Keterangan Pengisian Kewenangan Klinis
(........................................) (.............................................)
NIP. NIP.
DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALI MANDARA
JALAN BAY PASS NGURAH RAI NO 584 SANUR DENPASAR, TELP FAX
Untuk melakukan pelayanan kesehatan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara
sesuai dengan Kewenangan Klinis seperti tercantum di balik surat Penugasan Klinis ini. Surat
Penugasan Klinis ini berlaku sejak tanggal.............. .......,,,,,,,,,,, sampai dengan
tanggal.......................
Demikian Surat Penugasan Klinis ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
22
Denpasar, .............
Direktur UPT RSUD Bali Mandara
A. IDENTITAS
Nama Pemohon : ....................................................................................
Tanggal Lahir : .........../......../........... ............. (tanggal/bulan/tahun)
Email : ................................................
B. STATUS REGISTRASI
Nomor Registrasi : .....................................................................................
Nomor Ijazah : ......................................................................................
Nama Institusi Pendidikan : ......................................................................................
Tanggal Lulus : .......................................................................................
Kualifikasi Pendidikan : Diploma/Sarjana/Master ..................................................
(coret yang tidak perlu)
Penjenjangan Karir : Manager/Supervisor/Staff Fisioterapi (coret yang tidak perlu)
Nomor Sertifikat Kompetensi :
Masa Berlaku : ..... / ....... / ......... (tanggal/bulan/tahun)
C. STATUS KREDENSIALING YANG DIUSULKAN ( Berikan Cek List Pada Salah Satu Kotak)
□ Awal
□ Kenaikan Pangkat
23
□ Pemulihan Kewenangan
□
D. PRASYARAT KREDENSIALING
a. Apakah anda pernah dilakukan kredensialing sebelumnya? Jika Ya, tuliskan kapan
dilakukannya kredensialing terakhir
□ Ya □ Tidak
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
b. Apakah anda memiliki surat penugasan klinis yang menjelaskan kewenangan klinis
anda ? Jika Ya, tuliskan tanggal penugasan klinis dan nomor surat penugasan klinis
□ Ya □ Tidak
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
c. Apakah kewenangan klinis anda pernah :
Dikurangi □ Ya □ Tidak
Dibekukan □ Ya □ Tidak
Dicabut □ Ya □ Tidak
Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
d. Apakah anda pernah terlibat dalam persidangan perdata ataupun pidana terkait
kewenangan klinis yang anda miliki? Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi
□ Ya □ Tidak
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
e. Tuliskan program pengembangan professional berkelanjutan (CPD) bagi Fisioterapis,
yang anda ikuti dalam 3 tahun terakhir
24
Bukti (Nomor Institusi
Sertifikat/ Surat Penyelenggara
Tahun Kegiatan Jenis Kegiatan
Tugas Kegiatan
E PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis didalam dokumen ini adalah benar
adanya. Apabila dikemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar, maka saya
bersedia menanggung segala konsekuensi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
25
Nama Jelas : ...... ... ................................................. (tulis dengan huruf cetak)
Tanggal : ........ /....... /.............. (tanggal/bulan/tahun
Identitas :
Nama :
Unit Kerja : Fisioterapi
Pendidikan Formal :
Pernyataan
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk memberikan asuhan fisioterapi dengan
prosedur teknis seperti tercantum dibawah ini dengan bagian dari kewenangan klinis
(Clinical Privilege) berdasarkan status kesehatan saat ini. Pendidikan dan pelatihan yang
telah saya jalani serta pengalaman yang saya miliki.
26
Denpasar, ..........................................
(........................................................)
27
5 Mampu melakukan prosedur
pembuatan evaluasi fisioterapi
6 Mampu melakukan pencatatan seluruh
proses fisioterapi pada lembar medical
record dengan ICF dan ICD 9 CM
7 Mampu melakukan prosedur
pembuatan evaluasi fisioterapi
8 Mampu memberikan home program
(exercise and lifestyle ) terhadap pasien
ataupun keluarga pasien
9 Mampu menentukan kebutuhan alat
bantu untuk mobilitas (walking aid, leg
orthoses, wheelchair)
28
7 Core Stability and core strengthening
8 Feldenkrais
9 Active Isolated exercise
10 Osteophatic
11 Sensory Motor Integration
12 Passive / Active ROM exercise
13 DLL...
Catatan :
REKOMENDASI ASESOR
DISETUJUI
TIDAK DISETUJUI
KOMPETEN DENGAN SUPERVISI
(Berwenang Penuh)
Tanggal :
29
Catatan :
Mengetahui Asesor
Ka. Sub Komite Krudensial
( ) ( )
KEAMANAN (SAFETY)
1. Praktik yang dikatakan aman adalah minimal resiko kepada pasien, diri sendiri dan
lainnya.
CONTOH PERILAKU
a. Membangun dan mempertahankan lingkungan kerja yang aman.
b. Melihat perubahan fisiologis dan psikologis pada pasien dan melakukan
penyesuaian intervensi pada pasien.
c. Memiliki kepekaan (awareness) pencegahan kontraindikasi dari intervensi
fisioterapi.
d. Menjamin keamanan pasien, diri sendiri dan lainnya selama interaksi klinis.
e. Meminta bantuan jika diperlukan
f. Menggunakan teknik yang aman saat melakukan intervensi fisioterapi
(Biomekanika, alat pelindung diri dan tingkat bantuan yang diperlukan.
g. Menunjukkan pengetahuan tentang aturan dan prosedur keselamatan
30
2. Menunjukkan prilaku profesional
CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Menunjukkan inisiatif (misalnya datang dengan persiapan yang baik, menawarkan
bantuan)
b. Tepat waktu dan dapat diandalkan
c. Menggunakan pakaian sesuai dengan aturan praktek
d. Menunjukkan integritas* dalam setiap interaksi
e. Memperlihatkan kepedulian*, kasih sayang*, dan empati* dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
f. Menjaga hubungan kerja yang produktif dengan pasien, keluarga, fisioterapi, dan
lain-lain.
g. Menunjukkan perilaku yang berkontribusi pada lingkungan kerja yang positif
h. Menerima masukan tanpa pembelaan/penolakan
i. Mengatasi konflik dengan menggunakan cara-cara yang membangun
j. Menjaga privasi pasien dan kesopanan
k. Menghargai martabat pasien sebagai individu.
l. Memberikan saran dan masukan yang efektif
AKUNTABILITAS (ACCOUNTABILITY)
3. Praktek secara konsisten dengan standar hukum dan profesional yang didirikan
dan pedoman etika.
CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan diri.
b. Mengidentifikasi, mengakui, dan menerima tanggung jawab atas tindakan dan
laporan kesalahan.
c. Mengambil langkah untuk memperbaiki kesalahan pada waktu yang tepat.
d. Mematuhi kebijakan dan prosedur aturan praktek.
e. Menjaga kerahasiaan pasien
f. Mengidentifikasi masalah etika atau hukum dan memulai tindakan untuk mengatasi
masalah.
31
g. Menampilkan kemurahan hati yang dibuktikan dalam penggunaan waktu dan usaha
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
h. Berusaha untuk memberikan pelayanan pada pasien / klien yang melampaui standar
praktek yang diharapkan
KOMUNIKASI (COMMUNICATION)
4. Berkomunikasi dengan cara-cara yang kongruen dengan kebutuhan situasional.
CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Berkomunikasi, secara verbal dan nonverbal, secara profesional dan tepat waktu.
b. Memulai komunikasi yang baik.
c. Berkomunikasi dan menghargai peran dan kontribusi dari semua profesi yang
terlibat dalam pelayanan.
d. Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian untuk memahami apa yang
disampaikan oleh orang lain.
e. Mendemonstrasikan secara profesional dan secara teknis penulisan dan komunikasi
verbal yang benar.
f. Berkomunikasi menggunakan pesan nonverbal yang konsisten dengan pesan yang
dimaksudkan.
g. Terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dengan rekan-rekan profesional atau
anggota tim.
h. Menginterpretasi dan merespon komunikasi nonverbal dari orang lain.
i. Mengevaluasi efektivitas komunikasinya dan memodifikasi komunikasi yang sesuai.
j. Penyesuaian gaya komunikasi berdasarkan target pendengar.
k. Berkomunikasi dengan pasien menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh
pasien.
32
KOMPETENSI BUDAYA (CULTURAL COMPETENCE)
CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Menggabungkan pemahaman tentang implikasi perbedaan individu dan budaya dan
menyesuaikan perilaku yang sesuai dalam segala aspek layanan fisioterapi.
b. Berkomunikasi dengan sensitivitas dengan mempertimbangkan perbedaan ras / etnis,
agama, jenis kelamin, usia, asal kebangsaan, orientasi seksual, dan disabilitas atau
status kesehatan.
c. Menyediakan pelayanan dengan tidak menghakimi ketika keyakinan dan nilai-nilai
pasien bertentangan dengan sistem kepercayaan individu.
d. Mengkaji, menghargai, dan sangat menghormati perbedaan individu, preferensi,
nilai-nilai, masalah kehidupan, dan kebutuhan emosional dalam maupun antara
budaya.
e. Menghargai pengaruh sosial budaya, psikologis, dan ekonomi pada pasien dan klien
dan memberikan respon dengan sesuai.
CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Mengidentifikasi kekuatan dan keterbatasan dalam kinerja klinis
b. Mencari bimbingan yang diperlukan untuk mengatasi keterbatasan
c. Mengakui dan menerima tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya.
d. Mencari pengalaman belajar tambahan untuk meningkatkan kinerja klinis dan
profesional.
e. Membahas isu-isu profesional yang berhubungan dengan praktek Fisioterapi.
33
f. Berpartisipasi dalam kegiatan profesional di luar lingkungan praktik.
g. Memberikan dan menerima Saran atau masukan dari rekan-rekan mengenai kinerja,
perilaku, dan tujuan.
h. Memberikan pengetahuan dan teori terkini (dalam pelayanan, presentasi kasus, klub
jurnal, proyek, pengumpulan data yang sistematis, dll) untuk mencapai pelayanan
pasien yang optimal.
34