Anda di halaman 1dari 34

PANDUAN KREDENSIAL

TENAGA KESEHATAN LAINNYA

DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALI MANDARA

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tenaga kesehatan adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis (clinical Governance) agar tenaga kesehatan terjaga profesionalisme, mutu
profesi dan pemeliharaan etik dan disiplin profesi dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat di RSUD Bali Mandara. Tujuan komite tenaga kesehatan
adalah untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan agar mutu pelayanan
tenaga kesehatan dan keselamatan pasien di rumah sakit lebih terjamin dan
terlindungi.
Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan lainnya dalam pelayanan
kesehatan dan demi menjaga keselamatan pasien diperlukan kewenangan klinis setiap
tenaga kesehatan melalui mekanisme kredensial yang dilakukan oleh komite tenaga
kesehatan lainnya. Standar profesi tenaga kesehatan dapat menjadi acuan untuk
menentukan lingkup dan rincian kewenangan klinis bagi setiap profesi tenaga
kesehatan. Dengan terkendalinya pelayanan kesehatan di institusi pelayanan
kesehatan, maka diharapkan pasien lebih terlindungi dari pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan yang tidak berkompeten.
Proses kredensial tenaga kesehatan lainnya merupakan mekanisme
penentuan rincian kewenangan klinis dalam pelayanan kesehatan. Oleh Karena itu,
rincian kewenangan klinis dibuat secara detail, dan terstruktur diberikan berdasar
kewenangan. Buku pedoman kredensial ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kredensial/re-kredensial khususnya tenaga
kesehatan lainnya secara baik, benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pedoman ini
meliputi persyaratan, prosedur kredensial/re-kredensial dan kebijakan terhadap
kewenangan klinis tenaga kesehatan lainnya.

B. DEFINISI
1. Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya adalah proses evaluasi suatu rumah sakit
terhadap seorang tenaga kesehatan lainnya berdasarkan kualifikasi dan

2
kompetensinya, sehingga tenaga profesi tersebut layak diberikan penugasan klinis
dalam lingkungan rumah sakit untuk periode tertentu
2. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah rincian kewenangan klinis tenaga
kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan penunjang dalam lingkungan
rumah sakit berdasarkan kompetensi dan kualifikasi
3. Surat Penugasan Klinis (Clinical Apointment) adalah surat penugasan direktur
kepada seorang tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan penunjang
dalam lingkungan rumah sakit berdasarkan kewenangan klinis yang ditetapkan
baginya. Penugasan klinis ini berlaku selama 3 (tiga ) tahun, untuk kemudian
dilakukan proses rek-kredensial.
4. Tenaga Kesehatan Lainnya adalah tenaga kesehatan profesional non medis dan
non keperawatan yang sudah diterima sebagai pegawai Rumah Sakit Bali
Mandara, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan serta
mempunyai kewenangan untuk melakukan pelayanan penunjang dalam upaya
Kesehatan.

Tenaga Kesehatan Lainnya yang di maksud adalah :


a. Tenaga Psikologis Klinis, meliputi : Psikolog Klinis
b. Tenaga Kefarmasian, melipti : Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
(Asisten Apoteker)
c. Tenaga Gizi
d. Tenaga Keterapian Fisik, meliputi : Fisioterapi,Okupasi Terapis,Terapi Wicara
e. Tenaga Keteknisan Medis, meliputi : Tekhnisi Elektromedis
f. Tenaga Tehnik Biomedika, meliputi : Radiografer, Analis Kesehatan, Ortetik
Prostetik
g. Tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
h. Tenaga Penyuluh Kesehatan
i. Tenaga Kesehatan lain meliputi : Pekerja Sosial pada Unit Rehabilitasi mental
sosial, Refraksionis, Optisien , dan kesehatan Lingkungan.

Proses kredemsial menjamin tenaga kesehatan lainnya memiliki kompetensi dalam


memberikan pelayanan yang dilakukan dari segi pengetahuan, ketrampilan serta
keahlian tertentu berdasarkan standar profesinya.

3
Proses kredensial mencakup tahapan, telaah, verifikasi dokumen dan wawancara
yang dilakukan oleh kelompok profesi yang sama dengan profesi tenaga kesehatan
lainnya dan sekelompok orang yang dianggap dapat menelaah segala hal yang terkait
dengan keprofesian tenaga tersebut.
Berdasarkan hasil proses kredensial, tim kredensial tenaga kesehatan
lainnya merekomendasikan kepada direktur agar ditetapkan penugasan klinis yang
akan diberikan kepada tenaga profesi tersebut berupa surat penugasan klinis. Surat
penugasan klinis berupa daftar kewenangan klinis tenaga kesehatan lainnya untuk
melakukan pelayanan penunjang di lingkingan Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan dalam pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien melalui
mekanisme kredensial tenaga kesehatan lainnya.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re- kredensial bagi tenaga
kesehatan lainnya di fasilitas pelayanan rumah sakit .
b. Memberikan panduan bagi rumah sakit untuk menerbitkan surat penugasan
klinis bagi Tenaga Kesehatan Lainnya , dalam rangka menegakkan etika
profesi, disiplin profesi dan mutu profesi staf penunjang medik di UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara
c. Meningkatkan kredebilitas rumah sakit dalam pelayanan kesehatan terhadap
pasien dan stakeholder rumah sakit.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan pedoman ini adalah pedoman kredensial
yang dilakukan oleh tim kredensial tenaga kesehatan lainnya terhadap semua
profesi tenaga kesehatan lainnya yang berada dilingkunagnn UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Bali Mandara dan serta memiliki surat keterangan registrasi
tenaga kesehatan atau surat keterangan ijin praktik

4
D. Ketentuan Umum
1. Tenaga kesehatan
Adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan serta mempunyai kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan
2. Kredensial Proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan dalam menentukan
kelayakan kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan kesehatan di UPT
Rumah Sakit Umum Bali Mandara. Proses evaluasi ulang terhadap tenaga
kesehatan yang sudah dilakukan kredensial awal untuk memberikan kewenangan
klinis tambahan/penentuan ulang dalam penugasan klinisnya.
3. Proses Kredensial/ Re-kredensial
Proses evaluasi yang melibatkan mitra bestari dalam menetapkan
persyaratan dan kualifikasi tenaga kesehatan untuk diberikan kewenangan klinis
dalam menjalankan pelayanan kesehatan pada periode tertentu.
4. Rincian kewenangan klinis
Adalah hak khusus seorang tenaga kesehatan untuk melakukan pelayanan
kesehatan tertentu dalam lingkungan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara.
5. Surat penugasan klinis
Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan Direktur Utama UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara kepada seorang tenaga kesehatan
lainnya untuk melakukan pelayanan kesehatan tertentu dirumah sakit
berdasarkan rincian kewenangan klinis yang telah ditetapkan untuk suatu periode
tertentu.
6 Mitra bestari/peer group
Sekelompok orang yang memiliki perilaku bijak bestari, senior dalam
kesamaan profesi dari tenaga kesehatan, dapat menjadi role model bagi tenaga
kesehatan lainnya dan dianggap dapat menilai / mengevaluasi kompetensi tenaga
kesehatan tertentu untuk melakukan pelayanan kesehatan.
7. Kompetensi
Kemampuan yang dimiliki seseorang tenaga kesehatan berdasarkan ilmu
pegetahuan, ketrampilan, dan sikap professional dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.

5
8. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
.

9. Pelayanan kesehatan

Istilah yang digunakan dalam pedoman ini adalah istilah umum yang digunakan
untuk kegiatan dan/atau serangkai kegiatan pelayanan kesehatan, baik
promotive, preventif, kuratif, maupun rehabilitative.

6
BAB II

KREDENSIAL DAN RE-KREDENSIAL

A. Konsep Dasar Kredensial Dan Re-Kredensial

Kredensial merupakan salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawab untuk menjaga keselamatan pasien dan berstandar kompetensi profesi
bagi tenaga kesehatan lainnya yang melakukan pelayanan kesehatan di UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Bali Mandara. Upaya ini dilakukan dengan menjamin bahwa setiap
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya, dilakukan oleh tenaga
kesehatan lainnya yang berkompeten.
Walaupun seorang tenaga kesehatan telah mendapatkan pendidikan formal dan
pelatihan kekhususan suatu profesinya dalam bidang kesehatan namun rumah sakit tetap
wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang tersebut terkait pelayanan
kesehatan yang akan mereka lakukan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara.
Alasan penting dilakukannya kredensial adalah:
1. Verifikasi pendidikan formal tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara sesuai profesinya.
2. Sebagai bahan evaluasi untuk pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi tenaga
kesehatan lainnya.
Aturan dasar yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit (hospital bylaws),
meliputi corporate bylaws dan medical staff bylaws. Kompetensi yang diperoleh tenaga
kesehatan lainnya setelah menjalani pendidikan dan pelatihan akan dilakukan evaluasi dan
dijelaskan dalam bentuk Rincian Kewenangan Klinis (delineation clinical privilege).
Berdasarkan Rincian kewenangan klinis seorang tenaga kesehatan lainnya dapat berbeda

7
dengan tenaga kesehatan lainnya di fasyankes yang sama, tergantung pada spesifikasi
pelayanan kesehatan yang dilakukan.

B. Manfaat Kredensial Dan Re-Kredensial

Kredensial/ Re-kredensial dilakukan untuk memberikan manfaat dalam meningkatkan


profesionalisme tenaga kesehatan lainnya dalam meberikan pelayanan kesehatan demi
keselamatan pasien.
Sedangkan manfaat khusus kredensial dan re-kredensial bagi Tenaga Kesehatan Lainnya
adalah:
1. Meningkatkan mutu keahlian / ketrampilan Tenaga Kesehatan Lainnya
2. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
3. Memberikan kepastian hukum terkait kewenangan klinis Tenaga Kesehatan Lainnya.
4. Memberikan perlindungan terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
lainnya kepada pasien.
5. Menjaga etika, disiplin dan perilaku budaya tenaga kesehatan lainnya.

C. Peran Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dalam Mekanisme Kredensial dan Re-
Kredensial
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis agar Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatam di rumah sakit
terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi klinis
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi klinis.

Tugas utama komite tenaga kesehatan lainnya adalah:


a. Melakukan verifikasi keahlian tenaga kesehatan yang diperbolehkan dalam melakukan
pelayanan kesehatan melalui mekanisme kredensial dan re-kredensial.
b. Memelihara mutu profesi dan memantau kualitas kinerja profesi tenaga kesehatan
lainnya melalui evaluasi penilaian kinerja, audit klinis dan pendampingan (proctoring)
bagi tenaga kesehatan.
c. Menjaga etika, disiplin dan perilaku profesi tenaga kesehatan lainnya melalui penerapan
pedoman perilaku pegawai.

D. Instrumen Kredensial Dan Re-Kredensial

8
Instrument kredensial merupakan aplikasi yang digunakan dalam mekanisme kredensial
dan re–kredensial. Tata cara dan pedoman kredensial dan re-kredensial diperlukan agar
diperoleh persepsi yang sama agar proses dapat berjalan dengan baik.
Instrument kredensial dan re-kredensial meliputi:
1. Pedoman dan prosedur kredensial / re-kredensial Kesehatan Lainnya
2. Formulir pengajuan kredensial/re-kredensial
3. Formulir Rincian Kewenangan Klinis bagi tenaga kesehatan lainnya
4. Formulir penilaian / evaluasi proses kredensial/re-kredensial
5. Surat rekomendasi untuk surat penugasan klinis
6. Surat penugasan klinis ( SPK ) tenaga kesehatan Lainnya

Tugas Tim Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya


1. Menyusun dan melakukan kompilasi daftar penugasan klinis sesuai masukan dari
kelompok tenaga kesehatan lainnya yang terkait berdasarkan norma keprofesian
yang berlaku
2. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengkajian atas aspek kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, prilaku dan etika profesi.
3. Melakukan evaluasi data pendidikan profesional berkelanjutan.
4. Melakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis tenaga kesehatan
lainnya bersama kelompok profesi pemohon yang kompeten.
5. Melakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang akurat.
6. Membuat rekomendasi berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen tenaga kesehatan
lainnya yang kemudian diajukan kepada direktur.
7. Membuat laporan hasil kredensial tenaga kesehatan lainnya kepada direktur.

E. Mekanisme Kredensial Dan Re-Kredensial


Mekanisme proses kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan lainnya
dilakukan oleh komite tenaga kesehatan lainnya melalui subkomite kredensial. Setelah
dilakukan evaluasi proses kredensial, komite tenaga kesehatan lainnya memberikan
rekomendasi kepada direktur utama untuk pemberian surat penugasan klinis seorang
tenaga kesehatan lainnya berdasarkan Rincian Kewewnangan Klinis (RKK).
Subkomite kredensial komite tenaga kesehatan lainnya melakukan kegiatan
berupa verifikasi berkas pengajuan kredensial dan re-kredensial, usul pembentukan
mitra bestari, penjadwalan kredensial , pemanggilan pemohon, dan melakukan

9
pelaksanaan kredensial tenaga kesehatan lainnya berdasarkan kewenangan klinis
profesi.

Proses Kredensial Dilakukan Melalui Beberapa Tahap :


1. Tahap pertama,
pengajuan kredensial dan re-kredensial
Setiap tenaga kesehatan lainnya mengisi dan melengkapi formulir kredensial
dan re-kredensial serta mengajukan ke komite tenaga kesehatan lainnya. Adapun
syarat pengajuan kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan lainnya harus
melampirkan dokumen yang diperlukan:

a. FC ijazah yang terlegalisir


b. Daftar riwayat hidup terbaru
c. FC surat tanda register ( STR ) / SIP/SIK yang masih berlaku
d. FC sertifikat pelatihan tehnik minimal 5 tahun terakhir pada saat pengajuan
e. Uraian jabatan

Untuk pengajuan re-kredensial ditambahkan dengan persyaratan:


a. Rekapitulasi catatan harian / logbook selama 3 tahun terakhir
b. Rekapitulasi penilaian kinerja selama 3 tahun terakhir
c. Lulus uji kompetensi
Syarat tambahan yang diperlukan adalah hasil pemeriksaan fisik dan mental tenaga
kesehatan serta lampiran perubahan / penambahan kompetensi untuk mengajukan
re-kredensial.

2. Tahap kedua,
Evaluasi kompetensi melalui mitra bestari Mitra bestari (peergroup) yang
telah dibentuk oleh komite tenaga kesehatan lainnya melakukan verifikasi dan
evaluasi kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan sesuai profesinya masing-
masing. Mitra bestari mengkaji setiap pelayanan yang diajukan oleh pemohon.
Pengkajian dilakukan secara objectif didasarkan pada bukti meliputi; ijazah,
STR/SIP/SIK, sertifikat pelatihan tehnis, logbook dan penilaian kinerja. Dalam
pengkajian mitra bestari juga menilai kemampuan pemohon berdasarkan
kompetensi, kesehatan fisik dan mental.

10
3. Tahap ketiga, Rekomendasi Surat Penugasan Klinis
Pada akhir proses kredensial dan re-kredensial, mitra bestari
merekomendasikan rincian kewenangan klinis tenaga kesehatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selanjutnya komite tenaga kesehatan
mengevaluasi rekomendasi mitra bestari tersebut. Hasil rekomendasi komite tenaga
kesehatan lainnya akan disampaikan ke Direktur Utama UPT RSUD Bali Mandara
untuk penerbitan Surat Penugasan Klinis ( SPK)

Tahapan Proses Kredensial :

Pegawai Mengajukan
Permohonan Pemberian
Kewenangan Klinis Kepada Ketua
Komite

Tim Kredensial Profesi dan Tim


Ad Hoc Profesi Melakukan
kegiatan

Direktur Meminta Tim Kredensial


Profesi Untuk Melakukan
Kredensial

Tim Kredensial Profesi


Melaporkan Hasil Kredensial dan
Merekomendasikan Pemberian
Kewenangan

Penerbitan Kewenangan Klinis


oleh Direktur

F. Rincian Kewenangan Klinis ( RKK)

11
Rincian kewenangan klinis merupakan suatu rincian dari uraian pekerjaan atau
kewenangan yang dilakukan oleh ftenaga kesehatan lainnya dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Setiap perubahan dari kewenangan klinis tenaga kesehatan
lainnya harus mendapat persetujuan pada saat proses re-kredensial Rincian
kewenangan klinis dapat mencakup derajat kompetensi, uraian jabatan, dan cakupan
pelayanan kesehatan ditempat kerja. Saat ini rincian kewenangan klinis tenaga
kesehatan lainnya berdasar ketentuan kompetensi standar atau profesi dalam
pelayanan kesehatan.

G. Perubahan Rincian Kewenangan Klinis


Pada permohonan perubahan rincian kewenangan klinis, pemohon harus
melampirkan perubahan terhadap rincian kewenangan klinis apabila menginginkan
modifikasi terkait rincian kewenangan klinis. Perubahan rincian kewenangan klinis
profesi tertentu harus mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut:
1. Dokumentasi kualifikasi pengajuan kredensial
2. Dokumentasi logbook
3. Hasil penilaian kinerja
4. Pertimbangan kesehatan fisik dan kondisi mental tenaga kesehatan
5. Pertimbangan perilakau pegawai

H. Pencabutan Kewenangan Klinis


Pencabutan kewenangan klinis adalah suatu proses evaluasi ulang terhadap
kewenangan klinis tenaga kesehatan lainnya yang telah diberikan melalui proses
kredensial/re-kredensial untuk dicabut kewenangan yang bersangkutan dalam
penugasan klinisnya pada periode tertentu. Mekanisme pencabutan SPK
menggunakan pertimbangan mitra bestari dan komite tenaga kesehatan lainnya
dengan suatu alasan yang dapat menjadi kriteria pencabutan. Adapaun kriteria
pencabutan adalah sebagai berikut:

a. Tenaga Kesehatan Lainnya yang bersangkutan telah pindah / keluar.


b. Tenaga Kesehatan Lainnya yang bersangkutan telah terbukti melakukan
pelanggaran etika dan disiplin tingkat berat
c. Tenaga Kesehatan Lainnya yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa / fisik

12
d. Tenaga Kesehatan Lainnya yang bersangkutan tidak memberikan pelayanan sesuai
profesinya lebih dari 2 (dua) tahun.
e. Tenaga kesehatan Lainnya yang bersangkutan memberikan pernyataan secara
tertulis bahwa tidak melakukan tugas fungsional keprofesiannya.

J. Waktu Pelaksanaan Kredensial Dan Re-Kredensial


1. Waktu pelaksanaan kredensial
Pelaksanaan kredensial dilakukan untuk Tenaga Kesehatan Lainnya yang belum
dilakukan kredensial dan atau tenaga kesehatan dengan masa kerja kurang dari 1
(satu) tahun. Dilakukan penjadwalan untuk pelaksanaan kredensial/re-kredensial
dengan waktu maksimal 30 (tiga puluh) hari kerja setelah formulir kredensial/re-
kredensial diserahkan dalam keadaan lengkap ke komite Tenaga Kesehatan Lainnya

2. Waktu pelaksanaan re-kredensial


Pelaksanaan re-kredensial dapat dilakukan jika:
a. Terjadi perubahan (penambahan/pengurangan) dari kewenangan yang diberikan
sebelumnya.
b. Terjadi rekomendasi ulang terhadap persetujuan kewenangan klinis yang telah
habis berlakunya, yaitu 3 (tiga) tahun setelah kredensial awal.
c. Pemulihan kembali terhadap kewenangan klinis yang diberhentikan sebelumnya.

J. Pendidikan Dan Pelatihan Berkelanjutan


Pelatihan umum bagi Tenaga Kesehatan lainnya meliputi pelatihan orientasi
kerja, alat pemadam api ringan (APAR) dan bantuan hidup dasar (BHD). Sedangkan
pelatihan yang sesuai dengan keahlian/ kompetensi Tenaga Kesehatan Lainnya
diperoleh melalui pelatihan/workshop/seminar yang sesuai keahlian / kompetensinya
dan disebut sebagai pelatihan teknis.

13
BAB III
MITRA BESTARI

A. Persyaratan Mitra Bestari (Peer Group)


Mitra Bestari (peer group) adalah Sekelompok orang yang memiliki perilaku
bijak bestari, senior dalam kesamaan profesi dari tenaga kesehatan lainnya, dapat
menjadi role model bagi tenaga kesehatan lainnya dan dianggap dapat menilai /
mengevaluasi kompetensi tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan
kesehatan. Mitra bestari dapat berperan sebagai atasan atau seseorang yang
mempunyai jabatan sebagai atasan langsung, supervisor, atau teman seprofesi dengan
keahlian / kemampuan minimal sama.

B. Tugas Mitra Bestari ( Peer Group )


Adapun tugas mitra bestari adalah sebagai berikut:
1. Mitra bestari mengkaji setiap pelayan yang diajukan oleh pemohon dalam bentuk
rincian kewenangan klinis. Pengkajian dilakukan dengan metode wawancara dan
secara objective dan didasarkan pada penilaian suatu pendidikan, pelatihan dan
catatan kegiatan (logbook) serta keahlian pemohon dalam kegiatan. Logbook yang
dimaksud adalah catatan keseharian pemohon. Semua dokumen pemohon
disatukan dalam personal file tenaga kesehatan sehingga mitra bestari dapat
mengkaji dan mengevaluasi pemohon secara terperinci.
2. Menilai keahlian / kompetensi pemohon
3. Mitra bestari juga menilai kemampuan berdasarkan kesehatan fisik dan mental
dalam pelayanan kesehatan yang diberikan

14
4. Kemudian dapat memberikan rekomendasi, saran dan usulan terhadap fisioterapis
baik untuk pengembangan potensi diri dan etika fisioterapis yang bersangkutan.

B. Kriteria Penilaian Mitra Bestari


Penilaian terhadap pemohon dilakukan oleh mitra bestari melalui proses kredensial
dan re-kredensial. Mitra bestari bertugas untuk melakukan pengkajian
keahlian/kompetensi pemohon berdasarkan:
1. Pendidikan dan pelatihan teknis, logbook
Minimal pendidikan bagi pemohon adalah D3. Logbook, merupakan catatan
kegiatan keseharian dalam pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan bukti
pengalaman ynag dapat dinilai untuk suatu keahlian/kompetensi dari rutinitas
kegiatan pemohon beserta kuantitas pelayanan yang dilakukan setiap kegiatan.
Misalnya dalam logbook untuk setiap pelayanan harus menjalani sejumlah kegiatan
pelayanan yang telah ditentukan.
2. Kompetensi
a. Kognitif
Aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
evaluasi dan penilaian.
b. Afektif
Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan ( menerima atau
memperhatikan) minat ( partisipasi aktif atau pasif), sikap (menilai kepedulian)
emosi ( mengatur atau mengorganisasikan) dan nilai (karakter suatu nilai).
c. Psikomotor
psikomotor berkaitan dengan ketrampilan ( skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Mitra bestari dapat
memberikan penilaian terhadap ketrampilan dari kompetensi yang dimiliki
pemohon melalui pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku pemohon
selama bertugas.
d. Fisik
Penilaian fisik dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan tenaga
kesehatan. Hasil pemeriksaan kesehatan menjadi menjadi salah satu penilaian
mitra bestari dalam proses kredensial pemohon. Hasil dapt berupa
kesimpulan/resume ataupun keterangan sehat dari dokter penguji kesehatan.

15
D. Rekomendasi Mitra Bestari
Rekomendasi pemberi kewenangan klinis dilakukan oleh komite tenaga kesehatan
berdasarkan masukan dari subkomite kredensial melalui proses kredensial dan penilaian
/ evaluasi mitra bestari. Rekomendasi dapat berupa:

1. Kewenangan klinis yang bersangkutan diberhentikan


2. Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah / dikurangi
3. Kewenangan klinis yang bersangkutan diberikan dengan supervise
4. Kewenangan klinis yang bersangkutan diberikan sepenuhnya.
BAB IV
SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK)

A. Permohonan Penugasan Klinis


Setiap Tenaga Kesehatan Lainnya harus mengajukan permohonan kredensial dan atau
re – kredensial terhadap kewenangan klinis profesi tertentu dalam formulir pengajuan
yang telah disiapkan oleh komite tenaga kesehatan lainnya. Proses kredensial dan re-
kredensial akan menghasilkan keputusan untuk pemberian rekomendasi surat
penugasan klinis profesi tertentu. Keputusan tersebut akan mempertimbangkan
permohonan yang telah dilengkapi dan disertai bukti meliputi:
1. Pendidikan
2. Pelatihan
3. Kompetensi terkini
4. Pertimbangan kesehatan fisik dan kondisi mental tenaga kesehatan

B. Dasar Penetapan Surat Penugasan Klinis (SPK)


Penetapan penugasan klinis seorang tenaga kesehatan lainnya didasarkan atas
masukan dan rekomendasi mitra bestari dan komite tenaga kesehatan lainnya kepada
direktur utama. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya akan melakukan proses kredensial
dan atau re-kredensial setiap permohonan tenaga kesehatan dengan melibatkan mitra
bestari sesuai prosedur yang ditetapkan. Setiap tenaga kesehatan lainnya dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan memperoleh penugasan klinis yang diterbitkan oleh
direktur utama. Selain itu, rincian kewenangan klinis menjadi dasar bagi tenaga

16
kesehatan lainnya dalam melakukan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Bali Mandara.

C. Pencabutan Surat Penugasan Klinis


Pertimbanagn pencabutan surat penugasan klinis ( SPK) profesi tertentu didasarkan
pada kinerja profesi dilapangan, misalnya tenaga kesehatan lainnya yang bersangkutan
terganggu kesehatannya baik fisik maupun mental. Selain itu pencabutan kewenangan
juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan dalam pelayanan kesehatan yang diduga
Karena tidak kompeten atau Karena kurang disiplin tenaga kesehatan lainnya yang
bersangkutan. Kewenangan yang dicabut dapat diberikan kembali bila tenaga
kesehatan lainnya tersebut dianggap telah cakap secara fisik dan mental maupun
kompetensinya. Pemulihan dapat dilakukan pembinaan dari sub komite etika dan
disiplin untuk memperoleh kembali kompetensinya

D. Masa Berlaku Surat Penugasan Klinis


Surat penugasan klinis (SPK) untuk setiap tenaga kesehatan lainnya diterbitkan
oleh direktur utama dan memiliki masa berlaku untuk periode 3 (tiga) tahun sekali,
terkecuali bagi tenaga kesehatan lainnya baru atau yang kurang satu tahun bekerja,
ditentukan sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Pada masa akhir berlaku SPK,
komite tenaga kesehatan lainnya menyelenggarakan re-kredensial terhadap tenaga
kesehatan lainnya yang bersangkutan. Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila
Tenaga kesehatan lainnya tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan
pelayanan kesehatan tertentu berdasarkan penilaian dari komite tenaga kesehatan dan
mitra bestari.

17
BAB V
DOKUMENTASI

Semua kegiatan kredensialing dicatat dan didokumentasikan untuk dijadikan


bahan pelaporan untuk pelaksanaan kredensial menggunakan formulir yang sudah
disiapkan sebelumnya, Beberapa formulir yang sudah disipkan diantaranya (terlampir) :
1. Form 1 : tentang permohonan kewenangan klinis
2. Form 2 : tentang curriculum vitae
3. Form 3 : tentang rincian kewenangan klinis

18
PERMOHONAN KEWENANGAN KLINIS

Perihal : Permohonan Kewenangan Klinis Tenaga Profesi Kesehatan Lainnya


Lampiran : .......... Lembar

Yang Terhormat
Direktur
UPT RSUD Bali Mandara
Di Denpasar

Dengan Hormat,
Dengan ini kami mengajukan permohonan Kewenangan Klinis Tenaga Profesi Kesehatan
Lainnya sebagai ( nama jabatan ) di UPT RSUD Bali Mandara Prov Bali
Sebagai Bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan :
1. 1 ( satu ) lembar curriculum vitae
2. 1 (satu ) lembar fotocopy Ijazah ( CPNS s/d Sekarang )
3. 1 ( satu ) lembar fotocopy STR yang masih berlaku
4. 1 ( satu ) lembar fotocopy SIP yang masih berlaku
5. 1 ( satu ) lembar fotocopy SK Penempatan
6. 1 ( satu ) lembar Uraian Tugas
7. 1 (satu ) lembar Daftar Kewenangan Klinis

19
8. 1 ( satu ) lembar Surat Keterangan Sehat Fisik dan Bebas Narkoba
9. 1 ( satu ) lembar Hasil Psikotes dan MMPI
10. 1 ( satu ) Sertifikat Pelatihan yang mendukung kewenangan klinis / kompetensi
Atas perhatian dan kebijaksanaannya diucapkan terima kasih

Denpasar, .............................
Pemohon

(...........................................)
NIP.
CURRICULUM VITAE
A. Data Pribadi : ........................................................
Nama Lengkap : .........................................................
Tempat/ tanggal Lahir : .........................................................
Pangkat / Golongan : ............................................................
Jenis Kelamin : ..............................................................
Kewarganegaraan : .............................................................
Alamat Rumah : ................................................................

No. Telp / Hp : ................................................................


Jabatan Fungsional saat ini : ...................................................................

B. Data Pendidikan
Pendidikan Tahun Lulus Nama Institusi Pendidikan

C. DATA PEKERJAAN
Nama Rumah Pindah/Rotasi/Mutasi
Sakit/Unit Mulai(Bulan/Tahun) Sampai (Bln/Thn) Posisi

20
Denpasar,............................... 2017

(..............................................)
NIP.........................................
NAMA JABATAN

Nama : ....................................................... Lulus Tahun : ..........................................


TENAGA
KESEHATAN TIM
KOMPETENSI LAINNYA
No KREDENSIALING

1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12.
13.
14.
15.

21
Keterangan Pengisian Kewenangan Klinis

Untuk Tenaga Kesehatan Lainnya Untuk Tim Kredensial


(Penilaian Mandiri) (Review dan Validasi)
Nilai 1 : Belum Kompeten Nilai 1 : Belum Kompeten
Nilai 2 : Dengan Supervisi Nilai 2 : Disetujui dengan Suvervisi
Nilai 3 : Kompeten Nilai 3 : Kompeten

Denpasar, ...................... 20 Diperiksa tgl .....................20


Pemohon Ketua Tim Kredensial

(........................................) (.............................................)
NIP. NIP.
DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALI MANDARA
JALAN BAY PASS NGURAH RAI NO 584 SANUR DENPASAR, TELP FAX

SURAT PENUGASAN KLINIS


NOMOR :

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : dr. Gede Bagus Darmayasa, M.Repro
NIP : 19610726 198803 1 004
Pangkat/Golongan : Pembina TK I
Jabatan : Direktur UPT RSUD Bali Mandara

Dengan ini menugaskan kepada


Nama :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Spesialisasi :

Untuk melakukan pelayanan kesehatan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara
sesuai dengan Kewenangan Klinis seperti tercantum di balik surat Penugasan Klinis ini. Surat
Penugasan Klinis ini berlaku sejak tanggal.............. .......,,,,,,,,,,, sampai dengan
tanggal.......................

Demikian Surat Penugasan Klinis ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

22
Denpasar, .............
Direktur UPT RSUD Bali Mandara

dr. Gede Bagus Darmayasa, M. Repro


Pembina TK I
NIP. 19610726 198803 1 004

FORM APLIKASI KREDENSIALING FISIOTERAPI UPT RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH BALI MANDARA
Jln by pass Ngurah Rai No 584 Sanur Denpasar Bali

A. IDENTITAS
Nama Pemohon : ....................................................................................
Tanggal Lahir : .........../......../........... ............. (tanggal/bulan/tahun)

Email : ................................................
B. STATUS REGISTRASI
Nomor Registrasi : .....................................................................................
Nomor Ijazah : ......................................................................................
Nama Institusi Pendidikan : ......................................................................................
Tanggal Lulus : .......................................................................................
Kualifikasi Pendidikan : Diploma/Sarjana/Master ..................................................
(coret yang tidak perlu)
Penjenjangan Karir : Manager/Supervisor/Staff Fisioterapi (coret yang tidak perlu)
Nomor Sertifikat Kompetensi :
Masa Berlaku : ..... / ....... / ......... (tanggal/bulan/tahun)

C. STATUS KREDENSIALING YANG DIUSULKAN ( Berikan Cek List Pada Salah Satu Kotak)

□ Awal
□ Kenaikan Pangkat

23
□ Pemulihan Kewenangan

D. PRASYARAT KREDENSIALING
a. Apakah anda pernah dilakukan kredensialing sebelumnya? Jika Ya, tuliskan kapan
dilakukannya kredensialing terakhir
□ Ya □ Tidak

........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

b. Apakah anda memiliki surat penugasan klinis yang menjelaskan kewenangan klinis
anda ? Jika Ya, tuliskan tanggal penugasan klinis dan nomor surat penugasan klinis
□ Ya □ Tidak

........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
c. Apakah kewenangan klinis anda pernah :
Dikurangi □ Ya □ Tidak
Dibekukan □ Ya □ Tidak
Dicabut □ Ya □ Tidak
Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi

........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

d. Apakah anda pernah terlibat dalam persidangan perdata ataupun pidana terkait
kewenangan klinis yang anda miliki? Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi
□ Ya □ Tidak

........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
e. Tuliskan program pengembangan professional berkelanjutan (CPD) bagi Fisioterapis,
yang anda ikuti dalam 3 tahun terakhir

24
Bukti (Nomor Institusi
Sertifikat/ Surat Penyelenggara
Tahun Kegiatan Jenis Kegiatan
Tugas Kegiatan

f. Tuliskan kewenangan klinis yang diusulkan beserta bukti-bukti pendukung

NO Kewenangan Klinis Bukti Pendukung Keterangan

E PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis didalam dokumen ini adalah benar
adanya. Apabila dikemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar, maka saya
bersedia menanggung segala konsekuensi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Tanda Tangan : ..................................................................................................

25
Nama Jelas : ...... ... ................................................. (tulis dengan huruf cetak)
Tanggal : ........ /....... /.............. (tanggal/bulan/tahun

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS FISIOTERAPI

Identitas :
Nama :
Unit Kerja : Fisioterapi
Pendidikan Formal :

Pernyataan
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk memberikan asuhan fisioterapi dengan
prosedur teknis seperti tercantum dibawah ini dengan bagian dari kewenangan klinis
(Clinical Privilege) berdasarkan status kesehatan saat ini. Pendidikan dan pelatihan yang
telah saya jalani serta pengalaman yang saya miliki.

Kode Pengisian Kewenangan Klinik


Kode untuk Fisioterapi (Penilaian Kode untuk Mitra bestari ( Sebagai
Mandiri untuk Fisioterapi rekomendasi )

Nilai 1 : Kompeten Nilai 1 : Disetujui Berwenang penuh


Nilai 2 : Memerlukan Supervisi Nilai 2 : Disetujui dibawah supervisi
Nilai 3 : Belum Kompeten Nilai 3 : Tidak Disetujui karena belum
Kompeten

26
Denpasar, ..........................................

(........................................................)

PENILAIAN KEWENANGAN KLINIS


Rincian kewenangan klinis fisioterapi
NO KOMPETENSI Diminta (Penilaian Rekomendasi Dari
Diri fisioterapi Mitra Bestari
secara mandiri)

Memenuhi Kewenangan Praktik Profesional (Professional Practice)

Melakukan langkah-langkah tindakan


aman (Safety) untuk pasien dan
1
fisioterapis
2 Memiliki sikap dan perilaku
profesional (Professional Behavior)
3 Sikap dan perilaku terbuka
(Accountability)
4 Mampu berkomunikasi efektif
(Communication)
5 Mampu ber komunikasi efektif
(Communication)
6 Mampu ber komunikasi efektif
(Communication)

Memenuhi Kewenangan Manajemen Fisioterapi

1 Memenuhi Kewenangan Asesmen


Fisioterapi pada .....................
2 Memenuhi Kewenangan Membuat
Diagnosis Fisioterapi Pada ....................
3 Memenuhi Kewenangan Melakukan
Prosedur Pembuatan Rencana
Intervensi Fisioterapi Pada ..................
4 Mampu melakukan prosedur intervensi
fisioterapi

27
5 Mampu melakukan prosedur
pembuatan evaluasi fisioterapi
6 Mampu melakukan pencatatan seluruh
proses fisioterapi pada lembar medical
record dengan ICF dan ICD 9 CM
7 Mampu melakukan prosedur
pembuatan evaluasi fisioterapi
8 Mampu memberikan home program
(exercise and lifestyle ) terhadap pasien
ataupun keluarga pasien
9 Mampu menentukan kebutuhan alat
bantu untuk mobilitas (walking aid, leg
orthoses, wheelchair)

Ketepatan Fisioterapis Dalam Penguasaan Modalitas Berhubungan Dengan


Gangguan .....................

1 Mampu memberikan pelayanan


fisioterapi dengan modalitas
Electrophysical Agents
2 Mampu memberikan pelayanan
fisioterapi dengan modalitas exercise
therapy
4 Mampu memberikan pelayanan
fisioterapi dengan modalitas manual
therapy
5 Mampu memberikan pelayanan
fisioterapi berupa chest fisioterapi dan
postural drainage.
Mampu memberikan pelayanan
fisioterapi berupa walking exercise
terhadap pasien dengan alat bantu
(kruk, tripod, walker)

Metode Tindakan Fisioterapi Berhubungan Dengan Gangguan


.............
1 Manual terapy
2 Soft Mobilization
3 Bobath Concept
4 Proprioceptive Neuromuscular
Facilitation
5 Kinesio Taping
6 Manuale Lymph Drainage

28
7 Core Stability and core strengthening
8 Feldenkrais
9 Active Isolated exercise
10 Osteophatic
11 Sensory Motor Integration
12 Passive / Active ROM exercise
13 DLL...

REKOMENDASI MITRA BESTARI


DISETUJUI DISETUJUI DENGAN TIDAK DISETUJUI
CATATAN
Tanggal :

Catatan :

DAFTAR MITRA BESTARI


NO NAMA SPESIALISASI TANDA
TANGAN

REKOMENDASI ASESOR

DISETUJUI

TIDAK DISETUJUI
KOMPETEN DENGAN SUPERVISI
(Berwenang Penuh)

Tanggal :

29
Catatan :

Mengetahui Asesor
Ka. Sub Komite Krudensial

( ) ( )

INDIKATOR PENILAIAN PROFESSIONAL PRACTICE

KEAMANAN (SAFETY)
1. Praktik yang dikatakan aman adalah minimal resiko kepada pasien, diri sendiri dan
lainnya.

CONTOH PERILAKU
a. Membangun dan mempertahankan lingkungan kerja yang aman.
b. Melihat perubahan fisiologis dan psikologis pada pasien dan melakukan
penyesuaian intervensi pada pasien.
c. Memiliki kepekaan (awareness) pencegahan kontraindikasi dari intervensi
fisioterapi.
d. Menjamin keamanan pasien, diri sendiri dan lainnya selama interaksi klinis.
e. Meminta bantuan jika diperlukan
f. Menggunakan teknik yang aman saat melakukan intervensi fisioterapi
(Biomekanika, alat pelindung diri dan tingkat bantuan yang diperlukan.
g. Menunjukkan pengetahuan tentang aturan dan prosedur keselamatan

PERILAKU PROFESIONAL (PROFESSIONAL BEHAVIOR)

30
2. Menunjukkan prilaku profesional

CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Menunjukkan inisiatif (misalnya datang dengan persiapan yang baik, menawarkan
bantuan)
b. Tepat waktu dan dapat diandalkan
c. Menggunakan pakaian sesuai dengan aturan praktek
d. Menunjukkan integritas* dalam setiap interaksi
e. Memperlihatkan kepedulian*, kasih sayang*, dan empati* dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
f. Menjaga hubungan kerja yang produktif dengan pasien, keluarga, fisioterapi, dan
lain-lain.
g. Menunjukkan perilaku yang berkontribusi pada lingkungan kerja yang positif
h. Menerima masukan tanpa pembelaan/penolakan
i. Mengatasi konflik dengan menggunakan cara-cara yang membangun
j. Menjaga privasi pasien dan kesopanan
k. Menghargai martabat pasien sebagai individu.
l. Memberikan saran dan masukan yang efektif

AKUNTABILITAS (ACCOUNTABILITY)
3. Praktek secara konsisten dengan standar hukum dan profesional yang didirikan
dan pedoman etika.

CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan diri.
b. Mengidentifikasi, mengakui, dan menerima tanggung jawab atas tindakan dan
laporan kesalahan.
c. Mengambil langkah untuk memperbaiki kesalahan pada waktu yang tepat.
d. Mematuhi kebijakan dan prosedur aturan praktek.
e. Menjaga kerahasiaan pasien
f. Mengidentifikasi masalah etika atau hukum dan memulai tindakan untuk mengatasi
masalah.

31
g. Menampilkan kemurahan hati yang dibuktikan dalam penggunaan waktu dan usaha
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
h. Berusaha untuk memberikan pelayanan pada pasien / klien yang melampaui standar
praktek yang diharapkan

KOMUNIKASI (COMMUNICATION)
4. Berkomunikasi dengan cara-cara yang kongruen dengan kebutuhan situasional.

CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Berkomunikasi, secara verbal dan nonverbal, secara profesional dan tepat waktu.
b. Memulai komunikasi yang baik.
c. Berkomunikasi dan menghargai peran dan kontribusi dari semua profesi yang
terlibat dalam pelayanan.
d. Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian untuk memahami apa yang
disampaikan oleh orang lain.
e. Mendemonstrasikan secara profesional dan secara teknis penulisan dan komunikasi
verbal yang benar.
f. Berkomunikasi menggunakan pesan nonverbal yang konsisten dengan pesan yang
dimaksudkan.
g. Terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dengan rekan-rekan profesional atau
anggota tim.
h. Menginterpretasi dan merespon komunikasi nonverbal dari orang lain.
i. Mengevaluasi efektivitas komunikasinya dan memodifikasi komunikasi yang sesuai.
j. Penyesuaian gaya komunikasi berdasarkan target pendengar.
k. Berkomunikasi dengan pasien menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh
pasien.

32
KOMPETENSI BUDAYA (CULTURAL COMPETENCE)

5. Menyesuaikan pemberian layanan fisioterapi dengan pertimbangan untuk


perbedaan pasien, nilai-nilai, preferensi, dan kebutuhan.

CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Menggabungkan pemahaman tentang implikasi perbedaan individu dan budaya dan
menyesuaikan perilaku yang sesuai dalam segala aspek layanan fisioterapi.
b. Berkomunikasi dengan sensitivitas dengan mempertimbangkan perbedaan ras / etnis,
agama, jenis kelamin, usia, asal kebangsaan, orientasi seksual, dan disabilitas atau
status kesehatan.
c. Menyediakan pelayanan dengan tidak menghakimi ketika keyakinan dan nilai-nilai
pasien bertentangan dengan sistem kepercayaan individu.
d. Mengkaji, menghargai, dan sangat menghormati perbedaan individu, preferensi,
nilai-nilai, masalah kehidupan, dan kebutuhan emosional dalam maupun antara
budaya.
e. Menghargai pengaruh sosial budaya, psikologis, dan ekonomi pada pasien dan klien
dan memberikan respon dengan sesuai.

PENGEMBANGAN PROFESIONAL (PROFESSIONAL DEVELOPMENT)

6. Berpartisipasi dalam self-assessment untuk meningkatkan kinerja klinis


dan profesional

CONTOH-CONTOH PERILAKU
a. Mengidentifikasi kekuatan dan keterbatasan dalam kinerja klinis
b. Mencari bimbingan yang diperlukan untuk mengatasi keterbatasan
c. Mengakui dan menerima tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya.
d. Mencari pengalaman belajar tambahan untuk meningkatkan kinerja klinis dan
profesional.
e. Membahas isu-isu profesional yang berhubungan dengan praktek Fisioterapi.

33
f. Berpartisipasi dalam kegiatan profesional di luar lingkungan praktik.
g. Memberikan dan menerima Saran atau masukan dari rekan-rekan mengenai kinerja,
perilaku, dan tujuan.
h. Memberikan pengetahuan dan teori terkini (dalam pelayanan, presentasi kasus, klub
jurnal, proyek, pengumpulan data yang sistematis, dll) untuk mencapai pelayanan
pasien yang optimal.

34

Anda mungkin juga menyukai