TA. 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................3
BAB I DEFINISI............................................................................................................................4
A. Pendahuluan......................................................................................................................4
B. Tujuan................................................................................................................................4
C. Fungsi.................................................................................................................................4
D. Definisi...............................................................................................................................4
BAB II. RUANG LINGKUP..............................................................................................................5
A. Penanggung jawab pemberian second opinion.................................................................5
B. Penerima informasi Second opinion..................................................................................5
C. Unit Terkait........................................................................................................................5
D. Tindakan yang dapat dimintakan Second Opinion.....7
BAB III TATA LAKSANA..................................................................................................................6
A. Tata laksana melakukan Second Opinion...........................................................................6
B. Tata laksana Indikasi dilakukannya Second opinion...........................................................6
C. Tata laksana kejelasan/kepastian informasi yang disampaikan........................................7
BAB IV DOKUMENTASI...............................................................................................................8
A. Formulir catatan Medis pasien, termasuk semua hasil pemeriksaan penunjang............8
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanallah taalah, atas segala rahmat dan hidayah yang telah
diberikan kepada semuanya, sehingga Buku Panduan Second Opinion pasien di Rumah Sakit ini
dapat diselesaikan dan disusun dengan baik.
Buku panduan ini sebagai buku panduan yang dapat dipergunakan sebagai pegangan dalam
melaksanakan tugas di rumah sakit khususnya terhadap kebutuhan pasien akan second opinion.
Kami berharap, dengan buku panduan ini dapat menjadikan peningkatan dalam proses
pelayanan kesehatan yang secara maximal dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah hukum yang
telah ada.
A. Pendahuluan
1. Bahwa hak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) adalah dipunyai oleh pasien
sesuai dengan Undang-undang nomer 44 tahun 2009 bagian empat pasal 32 poin H tentang
Rumah Sakit Setiap pasien memiliki hak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit.
2. Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung jawab pasien itu sendiri.
Dengan demikian, sepanjang keadaan kesehatan tersebut tidak sampai mengganggu orang lain,
maka keputusan untuk mengobati atau tidaknya masalah kesehatan yang dimaksud sepenuhnya
terpulang dan menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.
3. Bahwa tindakan kedokteran yang dilakukan oleh dokter untuk meningkatkan atau
memulihkan kesehatan pasien hanya merupakan suatu upaya yang tidak wajib diterima oleh
pasien yang bersangkutan, karena sesungguhnya dalam pelayanan kedokteran tidak seorang pun
yang dapat memastikan hasil akhir dari diselenggarakan pelayanan kedokteran tersebut. Dan
karena itu tidak etis sifatnya jika penerimaannya dipaksakan. Jika seseorang karena satu dan lain
hal, tidak dapat atau tidak bersedia menerima tindakan kedokteran yang ditawarkan, maka
sepanjang penolakan tersebut tidak membahayakan orang lain, harus dihormati.
B. Tujuan
1. Mendapatkan perspekstif yang berbeda
2. Memastikan perbandingan diagnose untuk mendapatkan kepastian
3. Meyakinkan atas keragu-raguan pada diri pasien akan diagnose yang telah diberikan.
C. Fungsi
1. Memberikan kenyamanan akan diagnosa pasti dari dokter lain.
2. Menciptakan keakuratan dan kevalidan tindakan medis yang nantinya akan dilakukan.
3. Memantabkan pengambilan keputusan yang lebih rasional terhadap penyakit dan proses
perawatan serta pengobatan pada diri pasien.
4. Mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien
5. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan
D. Definisi
1. Second opinion atau mencari second opinion yang berbeda adalah pendapat medis yang
diberikan oleh seorang dokter dalam memberikan diagnosa pasti akan kesehatan pasiennya untuk
memastikan/meyakinkan diagnosa yang telah diberikan oleh dokter lain terkait dengan
kesehatannya sesuai dengan kondisi penyakit yang dideritanya.
2. Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi yang mengandung resiko tinggi adalah tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi, yang dengan probabilitas tertentu dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan (kehilangan anggota badan atau kerusakan fungsi organ tubuh tertentu),
misalnya tindakan bedah atau tindakan invasif tertentu;
3. Tindakan medik adalah tindakan yang bersifat diagnostik terapeutik yang dilakukan terhadap
pasien.
4. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit.
5. Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan dokter gigi /dokter gigi spesialis yang
bekerja di rumah sakit.
6. Kompeten adalah cakap untuk menerima informasi, memahami, menganalisisnya, dan
menggunakannya dalam membuat persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi.
BAB II. RUANG LINGKUP
C. Unit Terkait
1. Rawat Jalan
2. Rawat inap
3. IGD