2
BAB I
DEFINISI
Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter
atau ahli medis terhadap suatu diagnosa, terapidan rekomendasi medis lain
terhadap penyakit seseorang
3
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasien yang memerlukan second opinion dapat terjadi pada pasien yang
dirawat diruangan :
Semua petugas yang bekerja dirumah sakit harus memahami bahwa semua
pasien, baik yang rawat inap maupun rawat jalan mempunyai hak yang sama
untuk mendapatkan second opinion mengenai kesehatannya. Semua petugas
memiliki peran untuk memberikan arahan kepada pasien untuk mendapatkan
second opinion.
4
Dengan semakin meningkatnya informasi dan tekhnologi maka semakin
terbuka wawasan ilmu pengetahuan dan informasi tentang berbagai hal dalam
kehidupan ini. Demikian juga dalam pengetahuan masyarakat tentang wawasan
pengetahuan dan tentang masalah kesehatannya. Informasi yang tidak lengkap
bisa menyebabkan salah interpretasi oleh pasien atau keluarganya, sehingga
pasien atau keluarga merasa tindakan dokter salah atau tidak sesuai dengan
standar.
5
Keputusan dengan diagnosis dokter yang meragukan, biasanya
dokter menggunakan istilah gejala, seperti gejala Tifus, gejala ADHD,
Gejala DBD dan sebagainya. Atau diagnosis Autis ringan, ADHD
ringan dan gangguan prilaku lainnya.
Ketika pasien didiagnosa penyakit serius, seperti kanker, CKD, dan
lainnya, maka pasienpun biasanya diijinkan meminta pendapat lain.
Keputusan pemeriksaan dan pengobatan yang tidak
direkomendasikan oleh institusi kesehatan nasional maupun
internasional, seperti terapi bioresonansi, dan terapi antibiotika yang
berlebihan dan tidak sesuai dengan indikasi.
3) Dalam rangka membantu pasien untuk mendapatkan second opinion, rumah
sakit memberikan pertimbangan kepada pasien dan atau keluarga sebagai
berikut :
Second opinion sebaiknya didapatkan dari dokter sesuai dengan
kompetensi dan keahliannya.
Rekomendasi atau pengalaman keberhasialn pengobatan teman atau
keluarga terhadap doktertertentu dengan kasus yang sama sangat
penting untuk dijadikan referensi .
Carilah informasi sebanyak-banyaknya bisa dari internet, tentang
permasalahan kesehatan.
Bila keadaan emergensi atau kondisi tertentu, maka keputusan
second opinion juga harus dilakukan dalam waktu singkat.
Mencari second opinion diutamakan kepada dokter yang dapat
menjelaskan dengan mudah, jelas, dan lengkap sehingga dapat
diterima dengan akal logika. Dokter yang beretika tidak akan pernah
menyalahkan keputusan dokter sebelumnya atau tidak akan pernah
menjelekkan pendapat dokter sebelumnya, atau menganggap dirinya
paling benar.
Bila melakukan second opinion sebaiknya tidak menceritakan
pendapat dokter sebelumnya atau mempertentangkan pendapat
dokter sebelumnya, agar dokter terakhir tersebut dapat objektif dalam
menangani kasusnya, kecuali dokter tersebut menanyakan
pengobatan sebelumnya ataupun pemeriksaan yang sudah dialukan.
6
Bila sudah memperoleh informasi tentang kesehatan jangan
menggurui dokter yang anda hadapi karena informasi yang anda
dapat belum tentu benar. Tetapi sebaiknya anda diskusikan informasi
yang anda dapat dan mintakan pendapat dokter tersebut tentang hal
itu.
Bila pendapat lain dokter tersebut berbeda, maka biasanya pasien
dapat memutuskan salah satu keputusan berdasarkan argumen yang
diterima secara logika. Dalam keadaan tertentu disarankan mengikuti
advis dari dokter yang terbukti terdapat perbaikan yang bermakna
dalam perjalanan penyakitnya. Bila hal itu masih membingungkan
tidak ada salahnyamelakukan pendapat ketiga.
Keputusan second opinion terhadap terapi alternatip sebaiknya tidak
dilakukan karena pasti terdapat perbedaan pendapat denagn
pemahaman tentang kasus yang berbeda dan latar belakang
keilmuan yang berbeda.
Kebenaran ilmiah tentang ilmu kedokteran tidak harus berdasarkan
senioritas dokter atau gelar yang disandang. Tetapi berdasarkan
kepakaran dan landasan pertimbangan ilmiah berbasis penelitian
dibidang kedokteran (evidence base medicine).
7
BAB III
TATA LAKSANA
Manfaat yang bisa didapatkan dari second opinion adalah pasien lebih
teredukasi mengenai masalah kesehatan yang dihadapinya. Terdapat kondisi
yang meragukan bagi pasien pada saat meminta pendapat lain, misalnya ketika
dokter pertama menyaankan untuk operasi, tidak mengherankan bila pendapat
dokter lain akan berbeda, oleh karena setiap penyakit mempunyai gejala klinis
yang berbeda ketika hadir diruang periksa sehingga mempengaruhi keputusan
dokter.
8
BAB IV
DOKUMENTASI
1. SK Kebijakan HPK
2. Panduan Second Opinion
3. SPO Second Opinion
4. FormulirSecond Opinion
NIP 197103142001121002