Anda di halaman 1dari 10

RSUD dr.

SAYIDIMAN MAGETAN
Kami Siap Melayani Kesehatan Anda

PANDUAN MEMINTA PENDAPAT LAIN


(SECOND OPINION)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SAYIDIMAN


Jalan Pahlawan Nomor 2 M A G E T A N 63318
Telp. 0351 - 895023 Fax. 0351 - 895067
E-mail: rsusayidiman_mgt@yahoo.co.id

KATA PENGANTAR
5
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan
Meminta Pendapat Lain (second opinion) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman
Magetan ini dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan Second Opinion kepada pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan.
Dalam Panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tata laksana dalam
memberikan pelayanan second opinion kepada pasien di Rumah Sakit Umum dr.
Sayidiman Magetan.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan
Second Opinion Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan

Magetan, 2015
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. SAYIDIMAN MAGETAN

dr. YUNUS MAHATMA, Sp.PD

DAFTAR ISI

5
Kata Pengantar ………………………………………………………………………… i
Daftar isi ……………………………………………………………………………… ii
BAB I : Definisi …………………………………………………………………… 1
BAB II : Ruang Lingkup …………………………………………………………… 1
BAB III : Tata Laksana ……………………………………………………………… 4
BAB IV : Dokumentasi ……………………………………………………………… 5
Lampiran

BAB I

5
DEFINISI

1. Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau
ahli medis terhadap suatu diagnosa, terapidan rekomendasi medis lain terhadap
penyakit seseorang.
2. Meminta Pendapat Lain( Second Opinion ) adalah pendapat medis yang
diberikan oleh dokter lain terhadap suatu diagnosa atau terapi maupun
rekomendasi medis lain terhadap penyakit yang diderita pasien. Mencari
pendapat lain bisa dikatakan sebagai upaya penemuan sudut pandang lain dari
dokter kedua setelah pasien mengunjungi atau berkonsultasi dengan dokter
pertama. Second opinion hanyalah istilah, karena dalam realitanya di lapangan,
kadang pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokter untuk dimintakan
pendapat medisnya.
Meminta pendapat lain atau second opinion juga diatur dalam Undang Undang
no. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bagian empat pasal 32 poin H tentang
hak pasien, disebutkan bahwa "”Setiap pasien memiliki hak meminta konsultasi
tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin
Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit".

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Perbedaan diagnosis dan penatalaksaan penyakit oleh dokter sering terjadi di


belahan dunia manapun. Di negara yang paling maju dalam bidang kedokteranpun,
para dokter masih saja sering terjadi perbedaan dalam diagnosis maupun proses
terapi, sehingga menimbulkan keraguan pada pasien dan keluarganya.Begitu juga di
Indonesia, perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal
yang biasa terjadi.Perbedaan dalam penentuan diagnosis dan penatalaksanaan
mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang
berbahaya dan merugikan bagi penderita.Tetapi bila hal itu menyangkut kerugian
biaya yang besar dan ancaman nyawa maka harus lebih dicermati. Sehingga
sangatlah penting bagi pasien dan keluarga untuk mendapatkan second opinion
dokter lain tentang permasalahan kesehatannya sehingga mendapatkan hasil
pelayanan kesehatan yang maksimal.

Dengan semakin meningkatnya informasi dan teknologi maka semakin


terbuka wawasan ilmu pengetahuan dan informasi tentang berbagai hal dalam
kehidupan ini. Demikian juga dalam pengetahuan masyarakat tentang wawasan dan
pengetahuan tentang permasalahan kesehatannya.Informasi yang sepotong-
sepotong atau salah dalam menginterpretasikan informasi seorang pasien akan
berakibat pasien atau keluarganya merasa tindakan dokter salah atau tidak sesuai
standar. Hal ini jugamembuat pasien dan keluarganya mempertahankan informasi
yang didapat tanpa mempertimbangkan masukan dari dokter tentang fakta yang
sebenarnya terjadi.
1. Pentingnya Second Opinion untuk pasien adalah :
a) Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering terjadi di
belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia
b) Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang
biasa terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak
menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan merugikan bagi penderita
c) Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa, kerugian biaya
atau dampak finansial yang besar.

2. Permasalahan kesehatan yang memerlukan Second Opinion:


a) Keputusan dokter tentang tindakan operasi, apalagi yang akan membuat
perubahan anatomis permanen pada tubuh pasien dan tindakan operasii
lainnya.

5
b) Keputusan dokter tentang pemberian obat jangka panjang lebih dari 2
minggu, misalnya pemberian obat TBC jangka panjang, pemberian antibiotika
jangka panjang dan pemberian obat-obat jangka panjang lainnya.
c) Keputusan dokter dalam pemberian obat yang sangat mahal : baik obat
minum, antibiotika, susu mahal atau pemberian imunisasi yang sangat mahal.
d) Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada
kasus yang tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare,
muntah, demam virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan
diagnosis infeksi virus tetapi selalu diberi antibiotika.
e) Keputusan dokter dalam pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat
besar
f) Keputusan dokter tentang suatu penyakit yang berulang diderita misalnya :
penyakit tifus berulang,
g) Keputusan diagnosis dokter yang meragukan: biasanya dokter tersebut
menggunakan istilah “gejala” seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam
berdarah, gejala usus buntu. Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan
gangguan perilaku lainnya.
h) Ketika pasien didiagnosa penyakit serius seperti kanker, maka pasien pun
biasanya diizinkan meminta pendapat lain.
i) Keputusan pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh
institusi kesehatan nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi
bioresonansi, terapi antibiotika yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
indikasi

3. Dalam rangka membantu pasien untuk mendapatkan Second Opinion, RS perlu


memberikan beberapa pertimbangan kepada pasien atau keluarga sebagai
berikut :
a) Second Opinion sebaiknya didapatkan dari dokter yang sesuai
kompetensinya atau keahliannya.
b) Rekomendasi atau pengalaman keberhasilan pengobatan teman atau
keluarga terhadap dokter tertentu dengan kasus yang sama sangat penting
untuk dijadikan referensi. Karena, pengalaman yang sama tersebut sangatlah
penting dijadikan sumber referensi.
c) Carilah informasi sebanyak-banyaknya di internet tentang permasalahan
kesehatan tersebut. Jangan mencari informasi sepotong-sepotong, karena
seringkali akurasinya tidak dipertanggung jawabkan. Carilah sumber informasi
internet dari sumber yang kredibel seperti : WHO, CDC, IDAI, IDI atau
organisasi resmi lainnya.

5
d) Bila keadaan emergensi atau kondisi tertentu maka keputusan second opinion
juga harus dilakukan dalam waktu singkat.
e) Mencari second opinion diutamakan kepada dokter yang dapat menjelaskan
dengan mudah, jelas, lengkap dan dapat diterima dengan logika. Dokter yang
beretika tidak akan pernah menyalahkan keputusan dokter sebelumnya atau
tidak akan pernah menjelekkan pendapat dokter sebelumnya atau
menganggap dirinya paling benar.
f) Bila melakukan second opinion sebaiknya tidak menceritakan pendapat
dokter sebelumnya atau mempertentangkan pendapat dokter sebelumnya,
agar dokter terakhir tersebut dapat obyektif dalam menangani kasusnya,
kecuali dokter tersebut menanyakan pengobatan yang sebelumnya pernah
diberikan atau pemeriksaan yang telah dilakukan.
g) Bila sudah memperoleh informasi tentang kesehatan jangan menggurui
dokter yang anda hadapi karena informasi yang anda dapat belum tentu
benar. Tetapi sebaiknya anda diskusikan informasi yang anda dapat dan
mintakan pendapat dokter tersebut tentang hal itu.
h) Bila pendapat lain dokter tersebut berbeda, maka biasanya penderita dapat
memutuskan salah satu keputusan berdasarkan argumen yang dapat diterima
secara logika. Dalam keadaan tertentu disarankan mengikuti advis dari dokter
yang terbukti terdapat perbaikan bermakna dalam perjalanan penyakitnya.Bila
hal itu masih membingungkan tidak ada salahnya melakukan pendapat
ketiga. Biasanya dengan berbagai pendapat tersebut penderita akan dapat
memutuskannya. Bila pendapat ketiga tersebut masih sulit dipilih biasanya
kasus yang dihadapi adalah kasus yang sangat sulit.
i) Keputusan second opinion terhadap terapi alternatif sebaiknya tidak dilakukan
karena pasti terjadi perbedaan pendapat dengan pemahaman tentang kasus
yang berbeda dan latar belakang ke ilmuan yang berbeda.
j) Kebenaran ilmiah di bidang kedokteran tidak harus berdasarkan senioritas
dokter atau gelar yang disandang. Tetapi berdasarkan kepakaran dan
landasan pertimbangan ilmiah berbasis bukti penelitian di bidang kedokteran
(Evidance Base Medicine).

BAB III
TATA LAKSANA

5
` Second opinion atau mencari pendapat lain yang berbeda adalah merupakan
hak seorang pasien dalam memperoleh jasa pelayanan kesehatannya. Hak yang
dipunyai pasien ini adalah hak mendapatkan pendapat lain (second opinion) dari
dokter lainnya. Untuk mendapatkan pelayanan yang optimal, pasien tidak usah ragu
untuk mendapatkan “second opinion” tersebut. Memang biaya yang dikeluarkan
akan menjadi banyak, tetapi paling tidak bermanfaat untuk mengurangi resiko
kemungkinan komplikasi atau biaya lebih besar lagi yang akan dialaminya. Misalnya,
pasien sudah direncanakan operasi caesar atau operasi usus buntu tidak ada
salahnya melakukan permintaan pendapat dokter lain.
Dalam melakukan “second opinion” tersebut sebaiknya dilakukan terhadap
dokter yang sama kompetensinya. Misalnya, tindakan operasi caesar harus minta
“second opinion” kepada sesama dokter kandungan bukan ke dokter umum. Bila
pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan dokter sangat banyak dan mahal, tidak
ada salahnya minta pendapat ke dokter lain yang kompeten. Hak pasien
untukmeminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
Manfaat yang bisa didapatkan dari second opinion adalah pasien lebih
teredukasi mengenai masalah kesehatan yang dihadapinya. Terdapat kondisi yang
meragukan bagi pasien pada saat meminta pendapat lain, misalnya ketika dokter
pertama menyarankan operasi, tidak mengherankan jika pendapat dari dokter lain
akan berbeda, oleh karena setiap penyakit memiliki gejala klinis yang berbeda ketika
hadir di ruang periksa sehingga mempengaruhi keputusan dokter.
Untuk mendapatkan second opinion, pasien dan keluarganya menghubungi
perawat atau langsung kepada dokter yang merawatnya kemudian mengemukakan
keinginannya untuk mendapatkan pendapat lain atau second opinion. Dokter yang
merawat berkewajiban menerangkan kepada pasien dan keluarganya hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mendapatkan second opinion (terdapat dalam panduan ini).
Apabila keputusan mengambil pendapat lain telah disepakati, maka formulir
Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion) diisi oleh pasien atau walinya dan
diketahui oleh Dokter (DPJP) serta saksi.

BAB IV
DOKUMENTASI

5
Pemberian pelayanan menjaga privasi pasien sebagai acuan oleh Rumah
Sakit dalam mengembangkan mutu pelayanan di Rumah Sakit dr. Sayidiman
Magetan dan didokumentasikan didalam catatan Rekam Medik pasien
1. Panduan Hak & Kewajiban Pasien
2. Formulir Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion)

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. SAYIDIMAN MAGETAN

dr. YUNUS MAHATMA, Sp.PD

Lampiran

SURAT PERMINTAAN MENCARI PENDAPAT LAIN

5
( SECOND OPINION )

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :…………………………………………………………………(L/P)
Nomorkartu identitas:………………………………………………………………(Umur: )
Alamat :………………………………………………………………….
Diri sendiri /Suami / Isteri / Ayah / Ibu /Anak / Kakak / Adik / teman / kerabat dari
pasien :
Nama :……………………………………………………………………………….(L/P)
Tgl Lahir :……………………………………………………………………………….
No RM :……………………………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan dengan sadar dan sesungguhnya bahwa :


1. Telah menerima dan memahami informasi mengenai kondisi terhadap diri saya /
pasien
Dan tindakan penanganan awal yang telah dilakukan dari pihak Rumah Sakit.
2. Meminta kepada pihak Rumah Sakit untuk diberikan kesempatan mencari second
opinion
Terhadap alternative diagnosis/pengobatan diri saya / pasien kedokter
……………………………………
diRumahSakit……………………………………………………………………………
…..........................................................................
3. Segala sarana, biaya maupun fasilitas untuk mencari second opinion adalah
tanggung jawab diri saya / pasien / keluarga.
4. Untuk keperluan tersebut diatas, saya meminjam hasil pemeriksaan penunjang
kesehatan saya / pasien berupa :

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Magetan, 20
Petugas Saksi Yang menyatakan

(.....................................) (.............................................) (................................................)

Tanggal/Waktu Pengembalian Dokumen yang dipinjam :

Petugas penerima Peminjam

(....................................................) (...................................................)

Anda mungkin juga menyukai