BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam memenuhi kebutuhan setiap tenagakesehatan akan pentingnya meminimalisasi
penggunaan restrain, saat ini telahdikembangkan suatu strategi etika komprehensif. Strategi ini
mengharuskan tenaga kesehatan untuk memikirkan juga aspek etika dalam pengambilan
keputusan penggunaan restrain, dan aspek etika ini harus diaplikasikan dalam semua aspek
asuhan keperawatan di setiap fasilitas kesehatan.
Penyelesaian masalah etika merupakan suatu hal yang sulit terutama dalam pembuatan
keputusan untuk melakukan pembatasan fisik, karena baik dilakukan restrain atau tidak, hal
tersebut dapat membahayakan pasien. Perawat memiliki tanggungjawab terhadap seluruh pasien
yang berada dalam asuhan keperawatannyadan bila ternyata pemberian ijin kebebasan bertindak
kepada satu pasien yang dapat menyebabkan kerugian atau membahayakan orang lain, maka
pengambilan keputusan harus mempertimbangkan konsekuensi terhadap pengaplikasian restrain
atau tidak mengaplikasikan restrain.
2. Tujuan
2.1 Membatasi aktifitas fisik
2.2 Mengamankan tindakan khusus
2.3 Membantu memberikan layanan kesehatan yang terbaik untu pasien
2.4 Mencegah bahaya pada pasien dan orang lain
2.5 Mencegah kerusakan lingkungan fisik
2.6 Membantu mengatasi perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan
pengobatan.
2.7 Mempertahankan terapi sebagai bagian terapi perilaku yang bberkelanjutan
2.8 Mengurangi jumlah stimulasi yang diterima pasien
2.9 Memenuhi permintaan pasien atau keluarga untuk pengendalian perilaku eksternal (
pastikan bahwa tindakan ini telah dikaji dan berindikasi terapeutik )
2.10 Ancaman terhadap integritas fisik berhubungan dengan penolakan pasien untuk
beristirahat, makan dan minum.
3. Pengertian
3.1 Restrain adalah semua metode, fisik atau mekanik untuk membatasi pasien dari
kebebasan bergerak, aktifitas fisik atau akses normal pada badannya sendiri (
JCAHO, 2001 ).
3.2 Restrain adalah alat atau tindakan perlindungan untuk membatasi gerakan atau aktifitas
fisik klien atau bagian tubuh klien.
3.3 Restrain diklasifikasikan menjadi fisikal ( physical ) dan kemikal ( chemical ) restrain :
Fisikal restrain adalah restrain dengan metode manual atau alat Bantu mekanik, atau
alat – alat yang dipasang pada tubuh klien sehingga klien tidak dapat bergerak dengan
mudah dan terbatas gerakannya; kemikal restrain adalah restrain dalam bentuk kimia
neurpleptics, anxioulytic, sedative, dan psikotropika yang digunakanuntuk mengontrol
tingkah laku social yang merusak.
3.4 Pengertian secara internasional : restrain adalah suatu metode atau cara pembatasan
atau restriksi yang disengaja terhadap gerakan atau perilaku seseorang. Dalam hal ini, “
perilaku “ yang dimaksud adalah tindakan yang direncanakan, bukan suatu tindakan
yang tidak disadari atau tidak disengaja atau sebagai suatu reflek.
3.5 suatu tindakan untuk menghambat atau mencegah seseorang melakukan sesuatu yang
diinginkan.
BAB II
TATA LAKSANA
d. Restrain Siku
Adalah tindakan mencegah anak menekuk siku atau meraih kepala atau wajah,
kadang – kadangpenting dilakukan pada pasien setelah bedah bibir atau agar anak tidak
menggaruk pada kulita yang terganggu. Bentuk restrain siku yang paling banyak digunakan
terdiri dari seutas kain muslin yang cukup panjang untuk mengikat tepat dari bawah aksila
sampai ke pergelangan tangan dengan sejumlah kantong vertical tempat dimasukkannya
depressor lidah. Restrain dilingkarkan diseputar lengan dan direkatkan dengan plester atau
pin. Sik untuk melindungi siku anak atau bayi yang luka agar tidak terlipat atau disentuh atau
digaruk.
b. Baju Restrain
Tata Laksana :
a. Petugas mengeksplorasi perasaan, kecemasan dan ketakutan pasien terlebih dahulu
b. Petugas mengedukasi pasien dan keluarga
c. Pilihlah alat pengikat yang tepat
d. Pegang pundak pasien dan tangan yang agresif, berjalan dibelakang pasien dan tetap
waspada
e. Buka baju dalam posisi “ menyerbu “
f. Pasangkan restrain pada pasien dengan cepat dan tepat
g. Handle tangan pasien ke belakang, seperti orang diborgol
h. Amankan restrain dari jangkauan pasien
i. Petugas harus melakukan pemeriksaan tanda - tanda vital pasien
j. Selalu lakukan monitoring pada tubuh yang diikat
k. Berikan obat anti cemas jika perlu
l. Petugas selalu perhatikan respon tindakan pengikat tersebut pada pasien
m. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
d. Restrain Ekstremitas
Definisi : Restrain yang digunakan untuk membatasi gerak ekstremitas.
Contoh kasus : Tn W ( 30 th ) berbadan besar dan berotot “ sadis “ tengah kambuh halusinasinya.
Dia mengamuk dan tak henti – hentinya berusaha melukai orang yang berbaju hijau. Apa restrain
yang tepat untuk Tn W ?
Dari kasus di atas, restrain yang tepat digunakan adalah Tehnik restrain ekstremitas. Tehnik
restrain ekstremitas akan menghentikan gerak keempat ekstremitas sehingga tidak dapat melukai
orang lain atau diri sendiri.
Tata Laksana :
a. Petugas mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan pasein terlebih dahulu
b. Petugas mengedukasi pasien dan keluarga
c. Pilihlah alat pengikat yang tepat
d. Amankan pasien dan posisikan pasien ke kasur dalam keadaan tengkurap dengan satu
tangan di belakang sedangkan perawat lainnnya memegangi kaki.
e. Ikat atau berikan restrain dari tangan yang dominant ( paling kuat), tangan berikutnya,
kaki dominant, kemudian kaki berikutnya.
f. Ikat dengan cara membuat simpul clove restrain kemudian ikatkan pada lubang dibawah
tempat tidur
g. Pada saat mengikat gunakan satu jari untuk menahan agar ikatan tidak terlalu kuat
h. Posisi pengikat restrain adalah salah satu tangan berada di atas dan satu tangan
disamping.
i. Hindari mengikat restrain pada side rall tempat tidur
j. Amankan restrain dari jangkauan pasien
k. Sediakan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan
l. Melakukan pemeriksaan tanda vital ( khusunya pada capillary refill dari pulsasi proximal
di lengan untuk mengetahui sirkulasi pasien )
m. Selalu lakukan monitoring pada tubuh yang diikat
n. Berikan obat anti cemas jika perlu
o. Petugas selalu perhatikan respon tindakan pengikat tersebut pada pasien
p. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
( tindakan pengikat dengan tehnik Restrain Ekstremitas terlampir )
1. Untuk pendokumentasian pemasangan restrain pertama kali dipasang dicatat pada lembar
rekam medis pasien yaitu Catatan Pelayanan.
2. Untuk evaluasi penggunaan restrain dicatat setiap shift jaga perawat selama pasien
menggunakannya dan pencatatannya pada lembar rekam medis pasien ( RM 78 )
BAB IV
PENUTUP
Restrain ( dalam psikiatrik ) secara umum mengacu pada suatu bentuk tindakan
menggunakann tali untuk mengekang atau membatasi gerakan ekstremitas individu yang
berperilaku di luar kendali yang bertujuan memberikan keamanan fisik dan psikologis individu.
Jenis restrain antara lain restrain jaket, restrain mumi atau bedong, restrain lengan dan kaki serta
restrain siku. Tujuan dilakukannya restrain antara lain untuk membantu dalam pelaksanaan uji
diagmostik dan prosedur terapeutik.
Jika seseorang anak harus direstrain, beri penjelasan kepada orang tua tentang alas an
penggunaan restrain tersebut. Hal yang paling penting adalah menyakinkan anak bahwa restrain
tersebut bukan merupakan suatu hukuman. Orang tua perlu mengetahui bagaimana cara
memasang dan melepaskan restrain, dan tanda – tanda komplikasi dari penggunaannya.
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan dalam aplikasi restrain yang sesuai dengan
prosedur di Rumah Sakit Natar Medika. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi.
Tim penyusun banyak berharap pada para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya.
Semoga panduan ini berguna bagi tim Pelayanan Pasien di Ruamh Sakit Natar Medika pada
khususnya juga untuk para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sastroasmoro S, Madiyono B (1991). Tetralogi Fallot. Dalam MArkum AH, Ismael s, Alatas
H ( Eds ), Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta : BAgian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI.
Trisnohadi HB. (1996). Kelainan Gangguan Irama Jantung yang Spesifik. Dalam Sjaifoellah
N, Waspadji S, RAchman M, Lesmana LA, Widodo D, Isbagio H. (Eds) Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak Jilid I, edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.