Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Jabatan Fungsional Perawat


Angkatan : I Tahun 2022
Nama Mata Pelatihan : Etik dan Legal Profesi Keperawatan
Nama Peserta : Tiya Fitriana, A.Md.Kep
Nomor Daftar Hadir :7
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Bapelkes Cikarang

A. Pokok Pikiran
Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial
berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Keperawatan
memiliki kode etik sebagai ciri profesi, didalam kodeetik keperawatan diatur hubungan
perawat terhadap dirinya dengan klien, praktiknya, masyarakat, teman sejawat dan profesinya.
Prinsip Etik ada
1. Respek: Perilaku perawat yang menghormati atau menghargai pasien/klien dan
keluarganya
2. Otonomi: Hak seseorang untuk memilih bagi diri mereka sendiri
3. Beneficence: Wajib untuk melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan orang lain
4. Non-Maleficence: Perawat wajib untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau
cidera
5. Konfidensialitas: Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua
informasi tentang pasien/klien yang dirawat.
6. Keadilan: Wajib untuk berlaku adil kepada semua orang
7. Kesetiaan: Wajib untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah
dibuat
NIlai Etik:
1. Kesehatan dan Kesejahteraan: Perawat peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan serta
membantu orang lain mencapai tingkat kesehatan yang optimal
2. Pilihan: Perawat mendukung dan menghargai otonomi klien serta membantunya
mengekspresikan kebutuhan dan nilai kesehatan serta mendapatkan informasi pelayanan
yang tepat
3. Martabat: Perawat menghargai dan mengadvokasi martabat dan kehormaran diri manusia.
4. Akuntabilitas: Bertindak secara konsisten sesuai dengan standar praktik dan tanggung
jawab profesi
Dilema etik dapat diartikan dimana perawat dihadapkan harus memilih diantara dua atau
beberapa pilihan yang tidak diinginkan. Karakteristik dilema etik:
- Masalah tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan data empiris
- Keraguan dalam menggunakan data atau fakta dalam membuat keputusan
- Hasil keputusan harus berpengaruh terhadap keadaan saat ini
Penyelesaian dilema etik keperawatan dilakukan dengan tahapan:
1. persiapan dan pencegahan: Menyempurnakan standar, menyempurnakan dokumen,
mengedukasi calon perawat pada fase orientasi, mempersiapkan perawat yang akan
menjadi anggota tim etik dan menjamin semua perawat menjadi anggota organisasi profesi
(PPNI)
2. pelaksanaan: Menerima pengaduan, melakukan identifikasi tentang kasus yang diadukan,
mempersiapkan persidangan dan memastikan 50%+1 tim etik menghadiri persidangan.
Untuk menyelesaikan dilemma etik di perlukan kerangka Pengambilan keputusan etik:
1. Identifikasi masalah etik
2. Kumpulkan fakta-fakta
3. Evaluasi tindakan alternative dari berbagai perspektif
4. Buat keputusan dan uji cobakan
5. Bertindaklah dan kemudian refleksikan pada keputusan tersebut

Aspek legal dalam keperawatan muncul biasanya diawali dengan masalah etik, ketika
masalah etik tidak dapat dikelola dengan baik dan tidak terselesaikan akan berisiko masuk
kedalam masalah legal atau hukum. Aspek legal dalam praktik keperawaran tercantum dalam:
- UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
- UU no 38 tahun 2004 tentang keperawatan
- PP No 32 tahun 1996 tentang kesehatan
- Permenkes RI no 148/1/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawar
- Permenkes RI no 17 tahun 2013 tentang peruahan atas permenkes no 148 tahun 2010
- Permenkes 26 tahun 2019 tentang peraturan pelaksana UU nomor 38 tahun 2014 tentang
keperawatan
- Permenkes no 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga kesehatan
Untuk menjaga aspek legal ini, pada setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
makan akan melakukan informed consent terlebih dahulu.Informed consent adalah dokumen
legal dalam pemberian persetujuan prosedur tindakan medic dan atau invansif yang bertujuan
untuk perlindungan terhadap tenaga medis jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan yang
diakibatkan oleh tindakan tersebut serta melindungi pasien terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
Pada tahap ini dokter akan memberikan penjelasan manfaat/keuntungan terhadap tindakan
yang akn dilakukan, kemungkinan kerugian dan pemberian alternative tindakan lain. Setelah itu
akan melakukan evaluasi dan tanda tangan pada formulir informed consent. Disini perawat
sebagai advokasi harus memastikan pasien sudag mengerti mengenai informasi yang akan
dilakukan, melindungi pasien terhadap kelalaian, mengidentifikasi tingkat kesemasan pasien.
Perawat juga dapat berperan sebagai pemberi informasi jika dokter berhalangan.
Beberapa hak klien secara umum adalah
- Mempunyai hak untuk di informasikan
- Mempunyai hak untuk didengarkan
- Mempunyai hak untuk memilih
- Mempunyai hak untuk diselamatkan
Dalam undang-undang 38 tahun 2014 dan permenkes nomor 26 tahun 2019 Perawat
mempunyai kewenangan.

B. Penerapan
Dalam hal ini Perawat harus menerapkan selalu prinsip etik. Dan apabila mendapati masalah
atau yang bisa disebut juga dengan dilemma etik maka harus melaksanakan tahapan
penyelesaian dilema etik. Saat perawat hendak melakukan tindakan dalam bentukapapun
jangan lupa untuk melakukan informed consent agar terjaga kelegalannya dalam hal-hal yang
mungkin dapat terjadi. Selain itu pasien/klien juga mempunyai hak untuk memilih apakah
mau melakukan tindakan tersebut, menolak atau memilih alternative lain. Hal itu dituangkan
ke dalam inform consent dan diketahui oleh tenaga medis, pasien dan keluarga agar tidak
menimbulkan masalah lain.

Anda mungkin juga menyukai