Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP-PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

1. Malpraktek
  Malpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau
standar prosedur operasional. Untuk malpraktek kedokteran juga dapat dikenai hukum kriminal.
Malpraktek kriminal terjadi ketika seorang dokter yg menangani sebuah kasus telah melanggar
undang -undang hukum pidana. perbuatan ini termasuk ketidakjujuran, kesalahan dalam rekam
medis, penggunaan ilegal obat-obatan, pelanggaran dalam sumpah dokter, perawatan yang lalai
dan tindakan pelecehan seksual pada pasien..
Adapun pengertian dari malprakrek lainnya adalah kelalaian dari seorang dokter atau perawat
untuk menterapkan tingkat ketrampilan dan pengetahuannya di dalam memberikan pelayanan
pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan
merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah yang sama.

2.Tindakan yang termasuk malpraktek


a.Kesalahan diagnosisa.
b.Penyuapan
c.Penyalahgunaan alat-alat kesehatan
d.Pemberian dosis obat yang salah
e.Salah pemberian obat kepada pasien
 f.Alat-alat yang tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak steril.
g. Kesalahan prosedur operasi
3.Dampak malpraktek
 a. Merugikan pasien terutama pada fisiknya bisa menimbulkan cacat yang permanen
 b. Bagi petugas kesehataan mengalami gangguan psikologisnya, karena merasa bersalah
c. Dari segi hukum dapat dijerat hukum pidana
d .Dari segi sosial dapat dikucilkan oleh masyarakat
e .Dari segi agama mendapat dosa
f. Dari etika keperawatan melanggar etika keperawatan bukan tindakan professional.
4.Kelalaian
Kelalaian bukanlah suatu kejahatan. Seorang dokter dikatakan lalai jika ia bertindak tak
acuh, tidak memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana lazimnya. Akan tetapi jika
kelalaian itu telah mencapai suatu tingkat tertentu sehingga tidak memperdulikan jiwa orang lain
maka hal ini akan membawa akibat hukum, apalagi jika sampai merenggut nyawa, maka hal ini
akan digolongkan sebagai kelalaian berat.
Adapun yang menjadi tolak ukur dari timbulnya kelalaian dapat ditinjau dari beberapa hal :
a.Tidak melakukan kewajiban dokter yaitu tidak melakukan kewajiban profesinya untuk
mempergunakan segala ilmu dan keterampilanya.
b.Menyimpang dari kewajiban yaitu menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan.
c.Adanya hub sebab akibat yaitu adanya hub lngsng antara penyebab dgn kerugian yang dialami
pasien sbgai akibatnya.

ELEMEN-ELEMEN PERTANGGUNG JAWABAN HUKUM (LIABILITY)


yang harus di tetapkan untuk membuktikan bahwa malpraktek atau kelalaian telah terjadi (vestal,
1991) :
1.Kewajiban (duty)
Pada saat terjadi cedera terkait dengan kewajiban yaitu kewajiban mempergunakan segala ilmu
dan kepandaian untuk menyembuhkan atau setidak-tidaknya meringankan beban penderitaan
pasien berdasarkan standar profesi.
2.Breach of the duty (tidak melaksanakan kewajiban)
Pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajiban, artinya menyimpang dari apa yg seharusnya
dilakukan menurut standar profesinya.
3.Proximate caused (sebab-akibat)
Pelanggaran terhadap kewajiabannya menyebabkan atau terkait dengan cedera yang di alami
klien.
4.injury (cedera)
Seseorang mengalami cedera atau kerusakan dapat di tuntut secara hukum.

PERTANGGUNGGUGATAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN.


a.Pertanggunggugatan
adalah suatu tindak gugatan apabila terjadi suatu kasus tertentu.
contoh : ketika dokter memberi instruksi kepada perawat untuk memberikan obat kepada pasien
tapi ternyata obat yg diberikan itu salah, dan mengakibatkan penyakit pasien menjadi tambah
parah dan dapat merenggut nyawanya. Maka pihak keluarga pasien berhak menggugat dokter
atau perawat tersebut.
b.Pertanggungjawaban
adalah suatu konsekwensi yang harus diterima seseorang atas perbutannya.
contoh :
jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter dan pihak keluarga pasien maka,
dokter akan bertanggung jawab attidak terima karena kondisi semakin parah as kesalahan atau
kelalaian.

Prinsip-prinsip Legal dalam Praktik Keperawatan


Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan dan tindakan yang
manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya pemberi pelayanan kesehatan dapat
memberi pelayanan yang aman, efektif dan ramah terhadap terhadap mereka. Jika harapan ini
tidak terpenuhi, maka masyarakat akan menempuh jalur hukum untuk membela hak-haknya.
Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukun untuk mendapatkan pelayanan yang aman
dan kompeten. Perhatian terhadap legal dan etik yang dimunculkan oleh konsumen telah
mengubah sistem pelayanan kesehatan. 
Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk mendapatkan
persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan. Institusi telah membentuk
berbagai komite etik untuk meninjau praktik profesional dan memberi pedoman bila hak-hak
klien terancam. Perhatian lebih juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan
kesehatan semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.
1. HAK ASASI MANUSIA
Menurut sifatnya hak asasi manusia biasanya dibagi atau dibedakan dalam beberapa jenis
(Prakosa, 1988), yaitu :
1.Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)
2.Property Rights (hak asasi untuk memilih sesuatu)
3.Rights of legal equality
4.Political Rights (hak asasi politik)
5.Social and Cultural Rights (hak-hak asasi sosial dan kebudayaan)
6.Procedural Rights.

2. HAK PASIEN ANTARA LAIN


•    Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di RS dan mendapat
pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
•    Memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yg bermutu
•    Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dgn keinginannya dan sesuai dgn peraturan yang
berlaku di RS
•    Meminta konsultasi pada dokter lain (second opinion) terhadap penyakitnya
•    “Privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya
•    Mendapatkan informasi yg meliputi : penyakitnya, tindakan medik, alternative terapi lain,
prognosa penyakit dan biaya.
•    Memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan perawat.
•    Menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta
perawatan atas tanggung jawab sendiri 
•    Hak didampingi keluarga dalam keadaan kritis
•    Hak menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
•    Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan 
•    Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual
•    Hak didampingi perawat/keluarga pada saat diperiksa dokter
•    Hak pasien dalam penelitian (Marchette, 1984; Kelly, 1987) 

3. KEWAJIBAN PERAWAT
•    Wajib memiliki : SIP, SIK, SIPP
•    Menghormati hak pasien
•    Merujuk kasus yang tidak dpt ditangani
•    Menyimpan rahasia pasien sesuai dgn peraturan perundang-undangan
•    Wajib memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan kewenangan
•    Meminta persetujuan setiap tindakan yg akan dilakukan perawat sesuai dgn kondisi pasien
baik scr tertulis maupun lisan
•    Mencatat semua tindakan keperawatan secara akurat sesuai peraturan dan SOP yg berlaku
•    Memakai standar profesi dan kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan praktik
•    Meningkatkan pengetahuan berdasarkan IPTEK
•    Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa sesuai dg kewenangan
•    Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
•    Mentaati semua peraturan perundang-undangan
•    Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dgn anggota tim
kesehatan lainnya.

4. HAK-HAK PERAWAT
1.Hak perlindungan wanita.  
2.Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum.
3.Hak mendapat upah yang layak.
4.Hak bekerja di lingkungan yang baik
5.Hak terhadap pengembangan profesional.
6.Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan.

KESIMPULAN
Malpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau
standar prosedur operasional. Untuk malpraktek kedokteran juga dapat dikenai hukum kriminal.
Malpraktek kriminal terjadi ketika seorang dokter yg menangani sebuah kasus telah melanggar
undang -undang hukum pidana. perbuatan ini termasuk ketidakjujuran, kesalahan dalam rekam
medis, penggunaan ilegal obat-obatan, pelanggaran dalam sumpah dokter, perawatan yang lalai
dan tindakan pelecehan seksual pada pasien..

DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun. 2011. Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

NURSING ADVOCACY
A. PENGERTIAN ADVOKASI
Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan menengahi bila perlu.
Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian dari kedekatan dan kepercayaan
antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan sebuah tempat yang sangat khusus dalam
pelayanan kesehatan (WHO, 2005) 3. Advokasi merupakan dasar filasafat dan ideal keperawatan
yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan
nasibnya sendiri (Gondow, 1983)
Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga pengertian, yaitu:
a. Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada tindakan tenaga
kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menginformasikan kepada pasien tentang semua hak yang dimilikinya, memastikan pasien
memahami hak yang dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah
pelanggaran hak pasien.
b. Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien
Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan tentang perawatan
yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
pasien. Perawat tidak diperbolehkan memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat
keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan
kerugian dari semua alternatif pilihan atau keputusan.
c. Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia yang unik.
Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai
dengan kebutuhannya saat itu.

B. Peran dan Tanggung Jawab Perawat


Peran perawat kesehatan yang professional adalah:
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya.
2. Peran sebagai advokasi klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam menginterpretasikan
berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
3. Peran edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku
dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran Koordinator
Peran in dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai
dengan kebutuhan pasien.
5. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien terhadap informasi tentang
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,
perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
(Azis, 2008).
Tanggung Jawab Profesi keperawatan, adalah
1. Perawat harus menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri.
2. Perawat harus melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang
berkualitas
3. Perawat harus selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian, serta menjaga perilaku dalam
melaksanakan tugasnya.

C. Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien Sebagai pelindung


perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan, Sedangkan peran perawat sebagai
advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien
dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Peran ini juga dilakukan perawat dalam
membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik- baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005) Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu
berupaya melindungi hak pasien dari pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed
consent) merupakan isu yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan peran
perawat sebagai pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi. Sebagai bagian dan salah
satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam pelayanan keperawatan kepada
pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong, 2007)
1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran yaitu peran aksi dan peran non aksi.
4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar profesi kesehatan
5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi kekuatannya untuk
meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan dengan orang lain.

D. Tanggung jawab perawat advokat Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001)
menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien
adalah :
1. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan.
2. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien.
3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien.

E. Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki oleh Perawat Advokat Menurut Kozier & Erb
(2004)
untuk menjalankan perannya sebagai advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar,
yaitu:
1. Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan pilihan
dan mengambil keputusan.
2. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas dasar saling
menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan
berperasaan.
3. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara
memelihara kesehatannya.

KESIMPULAN
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang penting dalam
membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai advokat pasien menuntut
perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang
dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku profesional, dan
hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengalaman dan pendidikan yang cukup
sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat untuk
menjadi advokat pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, E. Alan (2007). Nursing Ethics. Macmillan: Palagrave
Creasia, J. L., & Parker. B., (2001). Conceptuals Foundations: the Bridge to Professional Nursing
Practice, (3rd ed). St. Louis: Mosby.
Dewi. A. I.. (2008). Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka book publisher
Ellis, J. R., & Celia L. H. (2000). Managing and Coordinating Nursing Care. (3th ed) Philadelphia
: Lippincott Williams & Wilkins.
Hidayat. A. A.. (2008). Konsep dasar keperawatan. (edisi 2). Jakarta: Penerbit Salemba medika
Kozier, B., et al. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. (7th ed).
Volume 1. New jersey: Pearson Education
Purba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2009), Dilema Etik & Pengambilan Keputusan Etis. Jakarta. EGC
WHO (2005). Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta: EGC
            

Anda mungkin juga menyukai