Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN ETIKA UAS

HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN


Konsep ini pertama kali muncul pd akhir tahun 1960.
Perawat harus tahu ttg ini u/meningkatkan mutu askep dan membuat sistem askep yg responsive thdp keb.
klien.
Hak Pasien
1. Dpt info ttg tatib dan aturan
2. Dpt pelayanan medis yg bermutu sesuai sop tanpa diskriminasi
3. Dpt askep sesuai sop
4. Blh milih dokter dan kelas perawatannya sesuai dg keinginan dan aturan yg berlaku
5. Blh minta konsul ke dokter lain (second opinion) di r situ, tp dokter 1 hrs tau jg
6. Blh setuju/menolak tindakan yg akan dilakukan (pengambilan keputusan)
7. Blh didampingi keluarga saat kritis
8. Menjalankan ibadah sesuai agamanya
9. Berhak atas keamanan dan kenyamanan (privasi dan martabat jg)
10. Blh mengajukan usul, saran, dan perbaikan
11. Blh setuju/menolak bimbingan rohani
12. Dpt catatan medis
Kewajiban Pasien
1. Taat pd tatib dan aturan
2. Ikutin intruksi dokter dan perawat
3. Kasih info yg jujur dan lengkap
4. Lunasin pembayaran
5. Penuhin perjanjian yg udh dibuat
Hak pasien yg akan meninggal  diperlakukan sbgmn manusia yg masih hidup, dijaga martabatnya.
Hak Pasien (The American Hospital Association)
1. Mempertimbangkan dan menghargai askes/kep yg akan diterima
2. Berhak atas kerahasiaan semua komunikasi dan catatan ttg askes/kep yg diberikan
3. Kasih info ttg delegasi ke dokter lain klo perlu
4. Dpt info ttg biaya
5. Blh kasih pendapat/nolak jd sample eksperimen
6. Dikasih tw ttg peraturan/tatib di rs
Kebutuhan atas hak pasien merupakan perluasan dr 2 kondisi
1. Kerentanan thdp penyakit
a. Saat sakit sering tdk mampu menyatakan hak2nya
b. Menyatakan hak butuh energi dan kesadaran
c. Tdk semua org sadar akan hak2nya
d. Nggak kepikir kalo hrs dijaga privasi dia
2. Kompleksitas hub. dlm tatanan askes/kep
Munculnya macam2 spesialisasi membuat pasien dibantu oleh banyak profesi kesehatan shg
menghilangkan kebutuhan/prioritas u/menjalin hub/komunikasi dg profesi2 kesehatan tsb.
Hubungan kerja perawat dgn pasien  pasien sbg fokus askep, hubungannya direncanakan scr
sadar, ada tujuannya u/mencapai tujuan klien, dilakukan dgn teknik komunikasi.
Hubungan kerja perawat dgn sejawat  silih asuh (membimbing), silih asih (menghargai),
silih asah (membagi ilmu)
Hubungan kerja perawat dgn profesi lain  setiap profesi hrs mempertahankan kode etik
profesi masing2 dan hrs saling menghargai.
Hubungan kerja perawat dgn institusi tempat kerja  tdk orientasinya uang sj, kerja itu
ibadah jd sungguh2 dan tg jwb, tdk semua keinginan individu dpt terwujud, memperkecil
terjadinya konflik, menjalin kerjasama dan kepercayaan pd pemberi kebijakan.
Pola baru ttg hub. askes/kep muncul akibat beberapa kekuatan masyarakat
1. Konsumen yg pengetahuan/pendidikannya lebih baik/tinggi
2. Pengakuan gaya hidup org sakit  org sakit menuntut agar haknya dpt diakui sbg pasien
3. Tujuan askes/kep saat ini  mengembalikan otonomi dan kemandirian pasien
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
Tanggung Jawab
Keadaan dpt dipercaya/terpercaya. Menunjukan bahwa perawat profesional kinerjanya hati2, teliti, dan
laporan secara jujur.
Klien yakin bahwaa perawat bertanggungjawab, punya kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang
relevan (kozier).
Responsibility  penerapan ketentuan hukum thdp tugas2 yg berhubungan dg peran tertentu perawat
agar tetap kompeten dlm pengetahuan, sikap, dan bekerja sesuai kode etik (ANA).
Supaya punya tanggung jawab, maka  perawat dikasih ketentuan hukum u/menjaga standar pelayanan.
Misal, hukuman untuk pemalsuan ijazah, pungli, criminal, etc kalau memang terbukti bersalah.
Jd, Tanggung jawab adalah kesiapan u/memberikan jawaban atas tindakan yg sudah dilakukan
atau tindakan yg akan berakibat di masa yg akan datang secara retrospektif atau prospektif.
Jenis Tanggung Jawab Perawat
1. Responsibility to God  melakukan tugasnya dengan tulus, ikhlas, mendoakan pasien, memberi
dukungan psikologis dan spiritual pasien, etc.
2. Responsibility to Client and Society  berfokus pd tindakan perawat thdp pasien; dokumentasi,
operan, memahami kondisi pasien, menjaga keselamatan, membantu memenuhi kebutuhan dasar,
pulpak, kabur, kondisi drop, etc,
3. Responsibility to Colleague and Supervisor  membuat catatan yg lengkap, mengajarkan
perawat yg belum mahir, menegur rekan sejawat yg menyimpang, bersaksi di pengadilan, etc.
Tanggung Gugat
Bentuk pertisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan memahami konsekuensinya. Berani
menghadapi apabila ada gugatan thdp tindakan2 keperawatan yg dilakukannya. Perawat harus mampu
untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.
PERMASALAHAN ETIK (ISSUE, PROBLEM, DILEMMA, BIO ETIK) DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN
Dilema  harus memilih pilihan antara kemungkinan2 yg sulit
Dilema etik  masalah yg melibatkan beberapa landasan moral suatu tindakan tetapi tdk dapat dilakukan.
Timbul krn nilai2 perawat, klien, dan lingkungan tidak kohesif lagi shg muncul pertentangan dlm
pengambilan keputusan.
Prinsip Moral
1. Otonomi  kebebasan klien dlm membuat keputusan
2. Kebaikan/beneficience  memberi usaha terbaik u/pasien
3. Tidak mencelakakan/non maleficience
4. Keadilan/justice  diberikan sesuai kebutuhannya
5. Kejujuran/Veracity
6. Kesetiaan/Fidelity
7. Kerahasiaan/confidentiality
Macam-Macam Dilema Etik
Uliyah, dkk (2019) :
1. Agama/kepercayaan
2. Hubungan perawat-klien
a. Jujur/tidak
b. Kepercayaan klien
c. Membagi perhatian
d. Pemberian informasi pada klien
e. Perbedaan pandangan dokter-perawat
f. Konflik peran perawat
g. Pengambilan keputusan yg etis
Roshadal (1999), yg sering terjadi :
1. Transplantasi organ
2. Perkiraan kematian klinis
3. Kualitas kehidupan
4. Ethical issues in treatment : refusal of treatment, withdrawal of treatment, withholding treatment
5. Euthanasia (bioetik):
a. Volunteer  klien mau scr sukarela
b. Involunteer  tanpa persetujuan pasien dan melanggar keinginan pasien
c. Aktif  tindakan disengaja (injeksi obat dosis letal), diancam Pasal 338, 339, 345, 359
KUHP
d. Pasif  menghentikan pengobatan/perawatan suportif yg mempertahankan hidup
(antibiotic, cairan, nutrisi, respirator, etc)
TAHAPAN PENYELESAIAN DILEMA ETIK
Faktor yg mempengaruhi  agama dan adat istiadat, kondisi sosial, legislasi dan keputusan yurisdiksi,
keadaan ekonomi, pekerjaan.
Ada 2 teori tentang pengambilan keputusan
1. Teori dasar/prinsip etika pembuat keputusan
Merupakan penuntun untuk membuat keputusan etik. Digunakan apabila ada konflik antara
prinsip dan aturan. Yang biasanya digunakan adalah teori teleologi/utilitarianisme dan deontology.
Utilitarianisme/Teleologi  menekankan pada tindakan baik untuk memaksimalkan atau
pencapain mengenai utilitas (keadaan baik manusia).
Cth: bayi lahir tanpa tulang tengkorak lebih baik diijinkan meninggal drpd menderita seumur
hidup
Deontologi  Baik benarnya tindakan tdk dilihat dari hasil +/- nya, tapi dilihat dari motivasi
pembuat keputusan atau tindakan tersebut apakah memenuhi kewajibannya.
Harus universal, tdk kondisional, dan imperative.
Cth: Tidak melihat baik/buruk/konsekuensi dr tindakan, tp yg penting sejalan dengan kewajiban
perawat tetap memberitahu kondisi asli pasien walaupun menyakitkan, perawat menolak
abortus krn tdk sesuai ajaran agama.
2. Kerangka pembuat keputusan
Dalam membuat keputusan etis, dipengaruhi oleh beberapa unsur: nilai dan kepercayaan, kode
etik kep, konsep moral perawat, prinsip etis, dan model keramgka keputusan etis.
Kerangka Jameton
Model I  6 tahap
Model II  7 Tahap
Model III  10 Tahap (keputusan bioetis)
Model I

No. Tahap Keterangan

Setiap masalah perlu diklasifikasikan berdasarkan nilai


dan konflik hati Nurani. Perawat perlu mengkaji
keterlibatannya pada masalah etika yang muncul dan
mengkaji parameter waktu untuk proses pembuatan
1 Identifikasi masalah
keputusan.
Tahap ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “hal
apakah yang akan membuat tindakan benar adalah
benar?”

Perawat perlu mengumpulkan data penunjang atau


tambahan dengan menggali informasi dari keluarga atau
Pengumpulan data
2 orang terdekat pasien mengenai keinginan dan kebutuhan
penunjang
pasien dan kemudian dituangkan dalam bentuk laporan
tertulis yang berisi kisah dari konflik yang terjadi.

Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau


alternatif yang ada secara terbuka kepada pembuat
Identifikasi alternatif keputusan. Semua tindakan yang memungkinkan harus
3
penyelesaian dapat terjadi termasuk dengan hasil atau dampaknya.
Tahap ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “Jenis
tindakan apa yang benar?”
Perawat harus mempertimbangkan nilai dasar manusia
yang penting bagi setiap individu, nilai dasar manusia
Memikirkan masalah etik yany merupakan pusat dari masalah, dan prinsip etik yang
4
secara berkesinambungan berkaitan dengan masalah.
Tahap ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “jenis
tindakan apa yang benar?”

Pada tahap ini, para pembuat keputusan memilih tindakan


mana yang dianggap paling tepat sebagai penyelesaian
Menentukan/membuat
5 masalah etik yang tengah berlangsung.
keputusan
Tahap ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “apa
yang harus dulakukan pada situasi tertentu?”

Pada tahap akhir ini keputusan yang telah ditentukan


kemudian diimplementasikan dan dievaluasi berdasarkan
6 Implementasi dan evaluasi hasil dan timbal balik yang diperoleh untuk menentukan
efektifitas dari solusi tersebut.
(Utami, dkk, 2016).

Model II

Tahap Keterangan

Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi,apa intinya, apa sumbernya, mengenali
1
hakikat masalah
Mengumpulkan data atau informasi yang berdasarkan fakta, meliputi semua data yang
2 termasuk variabel masalah yang telah dianalisis secara teliti.

Menganalisis data yang telah diperoleh dan menganalisis kejelasan orang yang terlibat,
bagaimana kedalaman dan intensitas keterlibatannya, relevansi keterlibatannya dengan
3
masalah etika.

Berdasarkan analisis yang telah dibuat, mencari kejelasan konsep etika yang relevan
4
untuk penyelesaian masalah dengna mengemukakan konsep filsafat yang mendasari
etika maupun konsep sosial budyaa yang menentukan ukuran yang diterima.

Mengonsep argumentasi, semua jenis isu yang didapati merasionalisasi kejadian,


5 kemudian membuat alternatif tentang tindakan yang akan diambilnya.

Langkah selanjutnya mengambil tindakan, setelah semua alternatif diuji terhadap nilai
yang ada di dalam masyarakat dan ternyata dapat diterima maka pilihan tersebut
6 dikatakan sah (valid) secara etis. Tindakan yang dilakukan menggunakan proses yang
sistematis.

Langkah terakhir adalah mengevaluasi, apakah tindakan yang dilakukan mencapai hasil
yang diinginkan mencapai tujuan menyelesaikan masalah, bila belum berhasl, harus
mengkaji lagi hal-hal apa saja yang menyebabkan kegagalan, dan menjadi umpan balik
7
untuk melaksanakan pemecahan/ penyelesaian masalah secara terulang.
(Hutabarat, 2020).

Model III

Tahap Keterangan
Tinjau ulang situasi yang dihadapi untuk menentukan masalah kesehatna, keputusan
1
yang dibutuhkan, komponen etis individu keunikan.

Kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas situasi.


2

3 Identifikasi aspek etis dari masalah yang dihadapi


Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral profesional.
4
Identifikasi posisi moral dan keunikan individu yang berlainan.
5

6 Identifikasi konflik nilai bila ada.


Gali siapa yang harus membuat keputusan
7

8 Identifikasi rentang tindakan dan hasil yang diharapkan.

9 Tentukan tindakan dan laksanakan.


Evaluasi hasil dari keputusan atau tindakan.
10
(Utami, dkk, 2016).

Kerangka Kozier
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik yg terjadi berdasarkan situasi tersebut
3. Membuat tindakan alternatif dan mempertimbangkan hasil akhir/konsekuensi
4. Menentukan siapa sj yg terlibat dan siapa pengambil keputusan yg tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan

Anda mungkin juga menyukai