Anda di halaman 1dari 15

DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL, POLITIK KULTURAL SERTA

KONTEKS KONTEMPORER PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Dr. Asep Mulyana, M.Si

Disusun oleh:
TK IA
Dwi Putra Pratama (P20620222012)
Naila Amatul Azizah (P20620222122)
Tiara Natasyah (P20620222040)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON
JL. PEMUDA NO. 38 CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat
dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL,
SOSIAL, POLITIK KULTURAL SERTA KONTEKS KONTEMPORER PENEGAKAN HUKUM
YANG BERKEADILAN“ dapat kami selesaikan dengan baik. Kami selaku tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah ilmu dan menambah wawasan bagi pembaca mengenai pengertian
dan ilmu pengetahuan tentang landasan dan tujuan pendidikan Pancasila. Atas limpahan karunia
serta kesehatan yang Allah SWT berikan kepada kami, sehingga makalah ini dapat kami susun
melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka dan media internet.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat serta kontribusinya bagi kami. Dosen pengampu kami, Bapak Dr.
Asep Mulyana, M.Si dan kepada semua teman teman yang kami banggakan. Kami berharap
informasi dan materi yang terdapat di dalam makalah ini dapan membawa manfaat kepada pembaca
dan kami sebagai penulis. Tidak ada kesempurnaan di dunia ini selain Allah SWT, Tuhan yang
maha sempurna lagi maha penyayang. Karena itu kami mohon kritik dan saran yang dapat
membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

Demikian makalah yang kami buat, apabila terdapat kesalahan penulisan ataupun
ketidaksesuaian terhadap materi yang kami tulis ini, kami mohon maaf. Tim penulis sangat
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca, supaya dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.

Cirebon, 15 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah 2
D. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dan Urgensi Penegakan Hukum Yang Berkeadilan 3


B. Perlunya Penegakkan Hukum Yang Berkeadilan 5
C. Sumber Historis, Politis, Sosiologis Tentang Penegakkan Hukum 5
D. Dinamika dan Tantangan Penegakan Hukum 8
E. Esensi Dan Urgensi Penegakkan Hukum Yang Berkeadilan Di Indonesia 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui, indonesia merupakan negara hukum yang artinya semua
penyelenggara pemerintahan dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum
bukan didasarkan atas kekuasaan belaka.

Menurut Kelsen (1995) mengemukakan hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa.
Suatu tata sosial yang berusaha menimbulkan perilaku para individu sesuai yang diharapkan
melalu perundangan tindakan tindakan paksaan. (Winata putra, 2006: 8). Di dalam literatur
penemuan hukum merupakan sebuah proses pembentukan hukum oleh hakim atauaparat penegak
hukum lainnya yang ditugaskan untuk implementasi peraturan hukum umum pada suatu
peristiwa ( das sollen) yang bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa konkret (das sain)
tertentu. Hakim selalu dihadapkan pada peristiwa konkret, konflik, atau kasus yang
harusdiselesaikan atau dipecahkan.

Hukum mempunyai sifat sifat tertentu. Seperi hukum bersifat mengatur yang artinya
hukum sebagai peraturan atau larangan maupunpeerintah yang berfungsi untuk mengatur berbagai
sikap manusia dalam kehidupan. Hukum bersifat memaksa artinya hukum memiliki kekuatan
dankewenangan untuk memaksa setiap orang mematuhi setiap peraturan.Hukum bersifat
melindungi artinya keharmonisan antara ketertiban dan keamanan perlu dijaga demi tercapainya
kedamaian. Hukum tidak dibuat secara semena mena. Hukum pasti mengandung arti dan juga
tujuan. Tujuan diadakannya hukum menurut soerjono soekanto (1993) bahwa norma atau kaidah
hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan?

2. Mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan ?

4
3. Apa sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum yangberkeadilan di
Indonesia?

4. Apa dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan?

5. Apa esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkedilan ?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan

2. Mengetahui alasan mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan

3. Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum yang


berkeadilan

4. Menghetahui dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan

5. Mengetahui esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan.

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah

1. Pembaca diharapkan memahami konsep dan urgensi penegakan hukumyang berkeadilan

2. Pembaca diharapkan memahami mengapa diperlukan penegakanhukum yang berkeadilan

3. Pembaca diharapkan mengetahui sumber historis, sosiologis, danpolitis tentang


penegakan hukum yang berkeadilan

4. Pembaca diharapkan memahami dinamika dan tantangan penegakanhukum yang


berkeadilan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DAN URGENSI PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN

Penegakan hukum merupakan sebuah langkah yang harus dilakukan demi terciptanya rasa
keadilan bagi masyarakat, menurut sejarah adanya hubungan keadilan dan hukum dimulai di
daratan Eropa, pemikiran hukum pertama-tama menuju suatu aturan yang dicita- cita kan yang
telah dirancangkan dalam bentuk undang-undang, sehingga muncul dua istilah untuk
menandakan hukum, yaitu:
a. Hukum dalam arti keadilan (iustitia) atau ius/Recht (dari regere = memimpin). Maka
disini hukum menandakan peraturan yang adil tentang kehidupan masyarakat,
sebagaimana dicita-citakan.
b. Hukum dalam arti undang-undang atau lex atau wet. Kaidah-kaidah yang mewajibkan itu
dipandang sebagai sarana untuk mewujudkan aturan yang adil tersebut (Theo Huijbers).
Diatas menjelaskan perbedaan dari kedua istilah, yaitu istilah hukum mengandung tuntutan
keadilan, karena keberadaan hukum sendiri tentunya diperuntukkan untuk memperoleh
keadilan, istilah undang-undnag menandakan norma norma yang de facto digunakan untuk
memenuhi tuntutaan tersebut, sehingga peraturan perundang-undangan adalah salah satu wujud dari
hukum yang menuntut adanya rasa keadilan baik tertulis atau tidak tertulis, Keadilan dalam
konsep inilah sering digunakan dalam khasanah ilmu hukum.
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia
terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat dilaksanakan secara damai,
normal tetapi dapat terjadi juga pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar
harus ditegakkan. Melalui penegakkan hukum inilah hukum itu menjadi kenyatan.
Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Upaya hukum dalam suatu negara, sangat erat
kaitannya dengan tujuan negara. Menurut kenenburg dan Tk.B Sabaroedin (1975) kehidupan
manusia tidak hidup cukup aman, tertib dan teratur manusia perlu sejahtera. Apabila tujuan
negara hanya menjaga ketertiban maka tujuan Negara tersebut terlalu sempit. Tujuan negara yang
lebih luas adalah agarsetiap manusia terjamin kesejahteraannya disamping keamanannya.

6
Pada dasarnya ilmu hukum memandang keadilan sebagai konsepsi falsafat yang menjadi
tujuan dari hukum itu sendiri, dan itu tergantung dengan ideologi Negara yang bersangkutan,
Ada yang menjadikannya sebagai tujuan utama dalam berhukum, dan ada jugayang
menomorduakannya, karena dengan alasan demi kepastian dan ketertiban hukum, hukum harus
menciptakan keadilan yang pada hakekatnya keadilan adalah kata sifat yang mempuyai arti
adil atau tidak berat sebelah atau tidak pilih kasih. Sifat ini merupakan salah satu sifat manusia.
Keadilan merupakan suatu konsep yang mengindikasikan adanya rasa keadilan dalam perlakuan
(justice or fair treatment).
Dalam teori tujuan negara, ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara – negara di
dunia. (1) melaksanakan penertiban dan keamanan (2) mengusahakan kesejahteraan (3) Pertahanan
(4) menegakkan keadilan.
Negara indonesia adalah negara hukum. Artinya negara yang bukan didasarkan pada
kekuasaan belaka melainkan negara yang berdasarkan atasa hukum, artinya semua persoalan
kemasyarakatan, kenegaraan, pemerintahan atau kewarganegaraan harus didasarkan atasa hukum.
Tujuan negara indonesia telah tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4. Dalam menyelenggarakan
peradilan, indonesia membentuk kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh mahkamah agung dan
badan peradilan lain yang ada dibawahnya.
B. PERLUNYA PENEGAKKAN HUKUM YANG BERKEADILAN
Indonesia merupakan negara hukum. Hukum merupakan peraturan yang bertujuan untuk
mengatur kehidupan dan menciptakan ketentraman dalam bermasyarakat. Hukum harus
ditegakkan secara konsekuen agar bisa menciptakan kedamaian serta kesejahteraan bagi semua.
Tujuan utama penegakkan hukum adalah untuk membuat masyarakat merasa memperoleh
perlindungan akan hak- haknya. Agar manusia yang hidup dalam bernegara dan berbangsa
berlangsung dengan normal,damai, dan tentram.
Pada dasarnya hukum tidak boleh menyimpang yang ditunjukan dalam semboyan yang
berbunyi “ Flat Justitia el Pereat Mundus” yang artinya meski duni aini runtuh akan tetapi hukum
harus ditegakkan. Ada beberapa hal penting yang harus perhatikan dalam mewujudkan sebuah
hukum agar berlaku sesuai semestinya.
(1). Keadilan. Artinya bahwa dalam melaksankan penegakkan hukum aparat hukum harus
bersikap adil. Jika tidak hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak peduli terhadap
hukum. Jika itu terjadi, maka ketertiban dan ketentraman masyarakat akan terganggu.
7
(2). Kemanfaatan. Artinya para aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya
harus mempertimbangkan agar proses penegakkan hukum dan pengambilan keputusan
memiliki manfaat bagi masyarakat.
(3). Kepastian hukum. Dengan adanya kepastian hukum maka memungkinkan seseorang
dapat mendapatkan sesuatu yang diharapkan.
C. SUMBER HISTORIS, POLITIS, SOSIOLOGIS TENTANG PENEGAKKAN HUKUM
Upaya penegakan hukum dan keadilan sangat terkait erat dengan tujuan negara. Dan salah
satu tujuan negara RI adalah “melindungi warga negara atau menjaga ketertiban” selain berupaya
mensejahterakan masyarakat. Dalam tujuan negara sebagaimana dinyatakan di atas, secara
eksplisit dinyatakan bahwa “negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta
melaksanakan ketertiban dunia”.
Agar negara dapat melaksanakan tugas dalam bidang ketertiban dan perlindungan warga
negara, maka disusunlah peraturan-peraturan yang disebut peraturan hukum. Peraturan hukum
mengatur hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, di samping mengatur
hubungan manusia dengan negara, serta mengatur organ-organ negara dalam menjalankan
pemerintahan negara. Ada dua pembagian besar hukum. Pertama, hukum privat ialah hukum yang
mengatur hubungan antarmanusia (individu) yang menyangkut "kepentingan pribadi" (misalnya
masalah jual beli, sewa-menyewa, pembagian waris). Kedua, hukum publik ialah hukum yang
mengatur hubungan antara negara dengan organ negara atau hubungan negara dengan
perseorangan yang menyangkut kepentingan umum. Misalnya masalah pencurian, pembunuhan,
penganiyayan, dan lain-lain.
Dalam rangka menegakkan hukum, aparatur penegak hukum harus menunaikan tugas
sesuai dengan tuntutannya yang ada dalam hukum material dan hukum formal. Pertama, hukum
material adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-kepentingan
dan hubungan-hubungan yang berupa perintah-perintah dan larangan-larangan, contohnya hukum
pidana berada dalam KUHP. Kedua, hukum formal atau disebut juga hukum acara yaitu peraturan
hukum yang mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan
hukum material. Contohnya: hukum acara pidana yang diatur dalam KUHAP dan hukum acara
Perdata. Melalui hukum acara inilah hukum material dapat dijalankan atau dimanfaatkan. Tanpa
adanya hukum acara, maka hukum material tidak dapat berfungsi.

8
Dalam upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasila dan UUD
NRI 1945, bukan hanya diperlukan pembaharuan materi hukum, tetapi yang lebih penting adalah
pembinaan aparatur hukumnya sebagai pelaksana dan penegak hukum. Ada beberapa lembaga
diindonesia:
1.Lembaga penegak hukum. Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya. Ada
beberapa lembaga aparat penegak hukum diantaranya kepolisian yang berfungsi utama
sebagai lembaga penyidik, kejaksaan yang fungsi utamanya sebagai lembaga penuntut,
kehakiman yang berfungsi sebagai lembaga pemutus dan lembaga penasehat atau pemberi
bantuan hukum.
2. Lembaga peradilan. Penyelesaian perbuatan-perbuatan yang melawan hukum dapat
dilakuakan dalam berbagai badan peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya. Ada
beberapa badan peradilan yang berada dibawah mahkamah agung dengan masing
masing wewenang yaitu:
a. Peradilan agama, bertugas dan berwenang memeriksa perkara perkara ditingkat pertama
antara orang orang yang beragama.
b. Peradilan militer, tugas dan wewenangnya yaitu memeriksa dan memeutuskan perkara
pidana terhadap kejahatan dan pelanggaran.
c. Peradilan tata usaha negara, bertugas untuk mengadili perkara atas perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh pegawai tata usaha negara.
d. Peradilan umum adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan.
Ada beberapa tingkat badan pengadilan di Indonesia yaitu :
a. pengadilan negeri
Pengadilan Negeri (biasa disingkat: PN) merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.

Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri Pariaman berfungsi untuk


memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat
pencari keadilan pada umumnya. Wilayah hukum Pengadilan Negeri Pariaman
meliputi semua wilayah kota Pariaman dan Kabupaten Padang-Pariaman.

9
b. Pengadilan tinggi

Pengadilan Tinggi (biasa disingkat: PT) merupakan sebuah lembaga peradilan di


lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota Provinsi sebagai Pengadilan
Tingkat Banding terhadap perkara-perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri.

Pengadilan Tinggi juga merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir


mengenai sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.

c. pengadilan tingkat kasasi


Kasasi adalah salah satu upaya hukum biasa yang dapat diminta oleh salah satu atau
kedua belah pihak (terdakwa atau penuntut) terhadap suatu putusan pengadilan tinggi.
Terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan kasasi bila masih merasa belum puas
dengan isi putusan pengadilan tinggi kepada mahkamah agung.
D. DINAMIKA DAN TANTANGAN PENEGAKAN HUKUM
Masalah utama penegakan hukum di negara-negara berkembang khususnya Indonesia
bukanlah pada sistem hukum itu sendiri, melainkan pada kualitas manusia yang menjalankan
hukum (penegak hukum). Dengan demikian peranan manusia yang menjalankan hukum itu
(penegak hukum) menempati posisi strategis. Masalah transparansi penegak hukum berkaitan erat
dengan akuntabilitas kinerja lembaga penegak hukum. Undang-undang No. 28 tahun 1999 tentang
penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, telah menetapkan
beberapa asas. Asas-asas tersebut mempunyai tujuan, yaitu sebagai pedoman bagi para
penyelenggara negara untuk dapat mewujudkan penyelenggara yang mampu menjalankan fungsi
dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab
Sudah menjadi rahasia umum bahwa penegakan hukum diindonesia sangat
memprihatinkan. Permasalahan penegakan hukum senantiasa menjadi persoalan menarik bagi
banyak pihak, terutama adanya ketimpangan yang interaksi dinamis antara aspek hukum dalam
harapan dan penerapan hukum dalam kenyataan. Yang lebih memprihatinkan saat ini adalah
kepatuhan masyarakat terhadap hukum. Masyarakat menjadi lebih terlatih dari jeratan hukum.
Merea tidak lagi takut atas ancaman hukum yang ada. Kenyataan ini merupakan salah satu
buruknya penegakkan hukum.
Penegakkan hukum diindonesia dipandang lemah. Masyarakat dihadapkan pada ketidak

10
pastian hukum. Rasa keadilan masyarakat pun belum sesuai harapan. Sebagian masyarakat
bahkan merasakan bahwa aparat penegak hukum sering memberlakuakn hukum bagaikan pisau
yang tajam kenawah tapi tumpul keatas. Apabila hal ini terjad secara terus menerus bahkan telah
menjadi suatu kebiasaan maka, tidak menutup kemungkinan akan terjadi revolusi hukum. Oleh
karena itu, tantangan yang dihadapi bangsa indonesia kini adalah mengahadapi persoalan
penegakkan hukum ditengah maraknya pelanggaran hukum disegala strata kehidupan masyarakat.
Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak tantangan yang dihadapi
oleh aparat penegak hukum. Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan karakter yang
kuat dalam menjalankan tugas. Aparatur penegak hokum harus siap dengan berbagai cobaan, ujian,
godaan yang dapat berakibat jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum.
E. ESENSI DAN URGENSI PENEGAKKAN HUKUM YANG BERKEADILAN DI
INDONESIA
Cicero mengemukakan Ubi Societas Ibi lus, dimana ada masyarakat disitu ada hukum.
Penegakkan hukum bertujuan untuk mewujudkan aturan hukum demi terciptanya keadilan dan
ketertiban masyarakat. Penegakkan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban
dan kepastian hukum dalam masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan
kewajibannya.
Proses penegakkan hukum tidak dapat dipisahkan dengan hukum itu sendiri. Sedang
sistem hukum dapat diartikan merupakan bagian-bagian yang saling bergantung yang harus
dijalankan oleh aparatur penegak hukum dan juga masyarakat yang menuju pada tegaknya
kepastian hukum.
Untuk membangun dan membentuk sistem pemerintahan yang akuntable perlu melibatkan
seluruh stakeholder dan yang penting adalah dukunga pemerintah yang bersih. Dukungan
pemerintahan yang bersih dalam membangun penegakkan hukum yang akuntable harus total,
karena penegakkan hukum adalah bagian darisistem hukum pemerintahan. Pemerintah harus
berada digarda terdepan dalam penegakkan hukum untuk memberikan harapan kepada masyarakat
atas kepastian hukum. Sebagai penyelenggara negara, presiden harus menjamin kemandirian dan
independensasi para penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya.
menurut Soerjono Soekanto, hukum dapat berfungsi dengan baik diperlukan keserasian dan
hubungan antara empat faktor, yakni:

1.      Hukum dan peraturan itu sendiri.

11
Kemungkinannya adalah bahwa terjadi ketidak cocokan dalam peraturan perundang-
undangan mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu. Kemungkinan lainnya adalah
ketidakcocokan antara peraturan perundang-undangan dengan hukum tidak tertulis atau
hukum kebiasaan. Kadangkala ketidakserasian antara hukum tertulis dengan hukum
kebiasaan, dan seterusnya.

2.      Mentalitas Petugas yang menegakkan hukum.

Penegak hukum antara lain mencakup hakim, polisi, jaksa, pembela, petugas pemasy
arakatan, dan seterusnya. Apabila peraturan perundang-undangan sudah baik, akan tetapi
jika mental penegak hukum kurang baik, maka akan terjadi pada sistem penegakkan hukum.

3.      Fasilitas yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan hukum.

Kalau peraturan perundang-undangan sudah baik dan juga mentalitas penegaknya


baik, akan tetapi fasilitas kurang memadai, maka penegakkan hukum tidak akan berjalan
dengan semestinya.

4.      Kesadaran dan kepatuhan hukum dari para warga masyarakat.

Namun dipihak lain perlu juga disadari bahwa penegakan hukum bukan tujuan akhir
dari proses hukum karena keadilan belum tentu tercapai dengan penegakan hukum, padahal
tujuan akhirnya adalah keadilan. Pernyataan di atas merupakan isyarat bahwa keadilan yang
hidup di masyarakat tidak mungkin seragam. Hal ini disebabkan keadilan merupakan proses
yang bergerak di antara dua kutub citra keadilan. Naminem Laedere semata bukanlah
keadilan, demikian pula Suum Cuique Tribuere yang berdiri sendiri tidak dapat dikatakan
keadilan. Keadilan bergerak di antara dua kutub tersebut. Pada suatu ketika keadilan lebih
dekat pada satu kutub, dan pada saat yang lain, keadilan lebih condong pada kutub lainnya.
Keadilan yang mendekati kutub Naminem Laedere adalah pada saat manusia berhadapan
dengan bidang-bidang kehidupan yang bersifat netral. Akan tetapi jika yang dipersoalkan
adalah bidang kehidupan spiritual atau sensitif, maka yang disebut adil berada lebih dekat
dengan kutub Suum Cuique Tribuere. Pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa hanya
melalui suatu tata hukum yang adil orang dapat hidup dengan damai menuju suatu
kesejahteraan jasmani maupun rohani1

1
12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penegakkan hukum merupakan salah satu usaha untuk mencapai atau menciptakan tata
tertib, keamanan dan ketentraman dalam bermasyarakat baik itu merupakan upaya pencegahan
maupun penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum.

Hukum harus ditegakkan secara konsekuen agar bisa menciptakan kedamaian serta
kesejahteraan bagi semua. Tujuan utama penegakkan hukum adalah untuk membuat masyarakat
merasa memperoleh perlindungan akan hak- haknya. Agar manusia yang hidup dalam bernegara
dan berbangsa berlangsung dengan normal,damai, dan tentram.

B. SARAN

Kami menyadari makalah ini masih mempunyai kekuirangan dan demi penyempurnaaan
13
ini, kami meminta saran dan kritik kepada para pembaca yang bersifat positif dan membangun.
Supaya kami dapat membuat makalah yang lebih baik untuk kedepannya.

14
DATAR PUSTAKA

Ade Ilma Cahyani, MAKALAH DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL


POLITIK, KULTURAL SERTA KONTEKSKONTEMPORER PENEGAKAN HUKUM
YANG BERKEADILAN https://www.slideshare.net/idasilfia/dinamika-historis-
konstitusional-sosial-politik-kultural-serta-konteks-kontemporer-penegakan-hukum-yang-
berkeadilan ( diakses tanggal 30 Agustus )

M. Iqbal Katik, Pendidikan Kewarganegaraan https://www.academia.edu (diakses tanggal 30


Agustus)

Bagaimana Dinamika Historis Konstitutional Sosial Politik Serta Konteks Kontemporer


http://www.coursehero.com (diakses tanggal 30 Agustus)

15

Anda mungkin juga menyukai