Nama Anggota :
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. hingga saat ini masih
memberikan kita nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Dinamika Historis Konstitusional
Sosial-Politik, Kultural serta Konteks Kontemporer Penegakan Hukum Yang
Berkeadilan” tepat pada waktunya. Terima kasih pula kepada semua anggota yang telah
ikut membantu hingga dapat disusun makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan. Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri kami
sendiri dan khususnya pembaca pada umunya.
Akhirnya, tidak ada manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah ini dan makalah-
makalah pada waktu mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum, yang artinya negara yang semua penyelenggaraan
pemerintah dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum, bukan
didasarkan pada kekuasaan belaka. Sebagai calon sarjana atau profesional yang
merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang terdidik dan warga negara yang
baik perlu mengerti tentang hukum.
B. Rumusan Masalah
1) Menelusuri konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan
2) Alasan mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan
3) Menggali sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum yang
berkeadilan
4) Membangun argument tentang dinamika dan tantangan penegakan hukum yang
berkeadilan
5) Mendeskripsikan esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan
C. Tujuan Makalah
1) Dapat mengetahui konsep, makna dan hakikat penegakan hukum yang
berkeadilan
2) Dapat mengetahui tantangan yang dihadapi penegakan hukum yang berkeadilan
3) Dapat mengetahui implementasi penegakan hukum yang berkeadilan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
D. Manfaat Makalah
1) Mahasiswa dapat memiliki kompetensi yakni peka dan tanggap terhadap
dinamika historis konstitusional, sosial-politik, cultural dan kontemporer dalam
penegakan hukum yang berkeadilan
1
2) Mahasiswa mampu menganalisis dinamika historis konstitusional, sosial-politik,
cultural serta konteks kontemporer penegakan hukum dalam konteks
pembangunan negara hukum yang berkeadilan.
3) Mahasiswa mampu menyajikan mozaik penanganan kasus-kasus terkait dinamika
historis konstitusional, sosial-politil, cultural serta konteks kontemporer
penegakan hukum dalam konteks pembangunan negara hukum yang berkeadilan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan kata lain sampai saat ini hukum masih diperlukan bahkan kedudukannya
semakin penting.
Upaya penegakan hukum disuatu negara erat kaitannya dengan tujuan negara.
Menurut Kranenburg dan Tk.B Sabaroedin (1975) kehidupan manusia tidak cukup
dengan hidup aman, teratur, dan tertib, manusia juga perlu untuk sejahtera. Apabila
tujuan negara hanya menjaga ketertiban maka tujuan negara tersebut terlalu sempit.
Tujuan negara yang lebih luas yaitu menjamin setiap manusia itu mendapatkan
kesejahteraannya disamping keamanannya. Teori Kranenburg tentang negara hukum
ini dikenal luas dengan nama teori negara kesejahteraan.
Teori negara hukum dari Kranenburg ini banyak dianut oleh negara-negara
modern, salah satunya Indonesia. Dimana Indonesia yang merupakan negara hukum,
yang artinya negara yang bukan didasarkan pada kekuasaan belaka melainkan negra
yang berdasarkan atas hukum, artinya semua persoalan kemasyarakatan,
kewarganegaraan, pemerintahan atau kenegaraan harus didasarkan atas hukum.
Adapun teori ini mendapat sambutan yang baik dari negara-negara pada umunya
termasuk Indonesia. Tujuan dari negara Indonesia dapat ditemukan pada pembukaan
UUD 1945 Pada alinea ke-4, yang dimana indikator dari bunyi alinea ke-4 sama
dengan yang dinyatakan oleh Kranenburg, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial
4
Dalam teori tujuan negara, pada umunya ada empat fungsi negara yang dianut
oleh negara-negara di dunia :
5
Beberapa permasalahan mengenai penegakan hukum, diantaranya :
Perilaku warga negara khususnya aparatur negara yang masih belum terpuji
seperti masih ada yang melakukan praktik KKN, suap, premanisme, dan perilaku
yang tidak terpuji.
Masih maraknya konflik dan kekerasan sosial seperti SARA, tawuran,
pelanggaran HAM, etnosentrisme, dan lain-lain
Masih maraknya kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum selesai
ditangani
Penegakan hukum yang lemah karena hukum bagaikan pisau yang tajam keatas
tapi tumpul keatas
Pelanggaran oleh wajib pajak atas penegakan hukum dalam bidang perpajakkan.
6
Secara umum ada dua pembagian besar hukum, yaitu :
Hukum privat
yaitu hukum yang mengatur hubungan antarmanusia (individu) yang menyangkut
kepentingan pribadi seperti masalah jual-beli, sewa-menyewa, dan pembagian
warisan.
Hukum public
Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan organ-organ negara
atau hubungan negara dengan perseorangan yang menyangkut kepentingan umum
seperti masalah perampokan, pencurian, pembunuhan, penganiayaan, dan
tindakan criminal lainnya.
Peraturan-peraturan hukum baik yang bersifat public maupun privat harus
dilaksanakan dan ditegakkan dalam kehidupan bernasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Apabila segala tindakan pemerintahan atau aparatur berwajib
menjalankan tugas sesuai dengan hukum atau dilandasi oleh hukum yang berlaku,
maka negara tersebut disebut negara hukum. Jadi, negara hukum itu adalah negara
yang setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahannya didasarkan atas hukum
yang berlaku di negara tersebut.
Hukum itu sendiri bertujuan untuk mengatur kehidupan dan ketertiban
masyarakat, maka untuk mewujudkannya hukum itu harus dilaksanakan atau
ditegakkan secara konsekuen. Appa yang tertera dalam peraturan hukum
seyogianya dapat terwujud dalam pelaksanaannya di masyarakat. Dalam hal ini,
penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan
kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh
perlindungan akan hak-haknya.
Menurut Gustav Radbruch ( seorang ahli filsafat jerman) mengatakan untuk
menegakkan hukum itu ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu :
1. Keadilan
Disini dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum harus bersikap
adil.
7
2. Kemanfaatan
Disini para aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya harus
mempertimbangkan agar proses penegakan hukum dan pengambilan
keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat.
3. Kepastian hukum
Disini penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum
terhadap tindakan yang sewenang-wenang.
Dalam upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang bersumber pada pancasila
dan UUD NRI 1945, bukan hanya diperlukan pembaharuan materi hukum ,tetapi
yang lebih penting adalah pembinaan aparatur hukumnya sebagai pelaksana dan
penegak hukum. Di Indonesia sendiri pemerintah bukan hanya harus tunduk dan
menjalankan hukum taetapi juga harus aktif memeberikan penyuluhan hukum kepada
segenap masyarakat, agar masyarakat semakin sadar akan hukum.
8
a. Kepolisian
Kepolisian negara adalah alat negara penegak hukum yang terutama tugasnya
memelihara keamanan dan ketertiban di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan
hukum, khususnya hukum acara pidana, kepolisian negara bertindak sebagai
penyelidik dan penyidik.
Menurut pasal 4 UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, penyelidik mempunyai
wewenang dan tugas yaitu :
- Menerima laporan tentang adanya tindak pidana
- Mencari keterangan dan barang bukti
- Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri
- Menagadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab
- Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan
- Pemeriksaan dan penyitaan surat
- Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
- Membawa dan menghadapkan seseorang pada penyidik
9
b. Kejaksaan
Dalam UU No. 16 Tahun 2004 tentang kejaksaan Republik Indonesia
pasal 1, dinyatakan bahwa “jaksa adalah penjabat fungsional yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum serta
wewenang lain berdasarkan undang-undang”. Jadi, kejaksaan adalah lembaga
pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan
( tindakan penuntut untuk melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang
berwewenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP dengan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di siding pengadilan.
Adapun wewenang yang dimiliki oleh jaksa penuntut umu yaitu :
- Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan
- Membuat surat dakwaan
- Melimpahkan perkara ke pengadilan negeri
- Menuntut pelaku perbuatan melanggar hukum dengan hukuman tertentu
- Melaksanakan penetapan hakim
c. Kehakiman
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk
mengadili.
10
Adapun hakim adalah penjabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili. Menurut pasal 1 UU No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP, mengadili ialah serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa, dan memutuskan perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan
tidak memihak di sidang pengadilan.
Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan, yang mana artinya
hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan
perkara.
Masih banyaknya kasus perilaku warga negara sebagai subyek hukum baik yang
bersifat perseorangan maupun kelompok masyarkat yang belum baik dan terpuji atau
melakukan pelanggaran hukum menunjukkan bahwa hukum masih perlu ditegakkan.
Persoalannya, penegakkan hukum di Indonesia di pandang masih lemah. Dalam
beberapa kasus masyarakat dihadapkan pada ketidakpastian hukum. Rasa keadilan
masyarakat pun belum sesuai dengan harapan, sebagian masyarakat bahkan merasa
bahwa aparat penegak hukum sering memberlakukan hukum bagaikan pisau yang
tajam kebawah tapi tumpul keatas. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus
bahkan telah menjadi suatu yang dibenarkan atau kebiasaan maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadi revolusi hukum.
Oleh karena itu tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah
menghadapi persoalan penegakan hukum ditengah maraknya pelanggaran hukum
disegala strata kehidupan masyarakat. Disisi lain Indonesia telah memiliki perangkat
penegakan hukum yang memadai.
12
Persoalannya, apakah lembaga-lembaga negara dan badan-badan penegakan hukum
tersebut telah berjalan dan berfungsi sesuai dengan tugasnya.
Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialism, banyak tantangan yang
di hadapi oleh aparat penegak hukum, Dimana mereka harus memiliki sikap baja,
akhlak mulia dan karakter yang kuat dalam menjalankan tugasnya. Karena aparat
penegak hukum bukanlah warga negara yang biasa, ia harus menjadi contoh teladan
bagi warga negara lain yang statusnya bukan aparat penegak hukum. Dalam hal ini,
aparatur penegak hukum harus kuat dan siap menghadapi berbagai cobaan, ujian dan
godaan yang berakibat pada jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan upaya preventif dalam mendidik
warga negara termasuk pembinaan kepada semua aparatur negara secara terus
menerus. Apabila hal ini dilakukan, maka aparatur penegak hukum akan bekerja
secara profesional dan memiliki komitmen menegakkan hukum.
13
Adapun contoh kasus
“Kasus Sandal Jepit Ketidakadilan Bagi Masyarakat Kecil”
Ada sesuatu hal yang menarik yang terjadi di Negara ini dalam sidang kasus ‘Sandal
Jepit’’ dengan terdakwa siswa SMK di pengadilan Negeri Palu. Sungguh ironi, ketika
seorang anak diancam hukuman lima tahun penjara akibat mencuri sandal jepit milik
Briptu Ahmad Rusdi Harahap dan Briptu Simson Sipayung, anggota Brimob Polda
Sulteng pada Mei 2011 lalu sehingga terjadi gerakan pengumpulan 1.000 sandal jepit
di berbagai kota di Indonesia. Bahkan media asing seperti Singapura dan Washington
Post dari Amerika Serikat menyoroti sandal jepit sebagai simbol baru ketidakadilan di
Indonesia dengan berbagai judul berita seperti ‘’Indonesians Protest With Flip-
Flops’’,’’Indonesians have new symbol for injustice: sandals’’.
Dari fakta kasus tersebut jelas bahwa keberadaan hukum dan upaya penegakannya
sangat penting. Ketiadaan penegakan hukum, terlebih tidak adanya aturan hukum
akan mengakibatkan kehidupan masyarakat “kacau”. Negara-bangsa Indonesia
sebagai negara modern dan menganut sistem demokrasi konstitusional telah memiliki
sejumlah peraturan perundangan, lembaga-lembaga hukum, badan-badan lainnya, dan
aparatur penegak hukum. Namun, demi kepastian hukum untuk memenuhi rasa
keadilan masyarakat, upaya penegakan hukum harus selalu dilakukan secara terus
menerus.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi karena mempunyai
wewenang untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat bahkan memaksa secara
sah untuk kepentingan umum yang lebih tinggi dan tegaknya hukum. Negara pun
dipandang sebagai subyek hukum yang mempunyai kedaulatan yang tidak dapat
dilampaui oleh negara manapun.
Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara di dunia yakni
melaksanakan penertiban dan keamanan, mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, pertahanan, dan menegakkan keadilan.
Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang terjadi di masyarakat secara adil, maka
aparatur penegak hukum harus menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya.
Penegakan hukum sendiri bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan pancasila dan
UUD 1945, pembangunan bidang hukum mencakup sektor materi hukum, sektor
sarana dan prasarana, serta sektor aparatur penegak hukum.
Menurut UU No. 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, menyatakan bahwa
“kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan”, yang mana
dilaksanakan oleh badan pengadilan dalam empat lingkungan yaitu peradilan umum,
peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara.
Penegakan hukum di Indonesia masih menghadapi masalah dan tantangan untuk
memenuhi rasa keadilan masyarakat. Penegakan hukum sangat penting diupayakan
secara terus menerus untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam
masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan
kewajibannya.
15
B. Saran
Berdasarkan wacana diatas kita dapat menyadari betapa pentingya hukum itu
ditegakkan, agar kehidupan masyarakat selain mendapatkan ketertitab dan keamanan
tetapi juga mendapatkan kesejahteraan, sehingga tujuan suatu negara itu dapat
tercapai dengan baik.
Agar hukum dapat ditegakkan dengan baik, maka lembaga hukum masih perlu di
perbaiki agar terwujudnya etika penegakan hukum yang berkeadilan dan di sisi lain
juga masyarakat perlu mengamalkan pancasila sebagai etika dan nilai-nilai
masyarakat Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Https://id.m.wikipedia.org
Nurwardani Paristiyanti, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta:RISTEKDIKTI.
17