KELAS IA & IB
POLTEKKES KEMENKES PADANG
PRODI D3 KEPERAWATAN SOLOK
TP. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
kewarganegaraanyang berjudul “Dinamika historis, konstitusional, sosial politik,
kultular serta konteks konteporer penagakan hokum yang berkeadilan” dengan
tepat waktu. Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata,kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berperan serta sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita aamiin.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. KONSEP DAN URGENSI PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN.......................3
B. PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN....................................................................7
C. SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIS TENTANG PENAGAKAN HUKUM
YANG BERKEADILAN.......................................................................................................................9
D. DINAMIKA DAN TANTANGAN PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN..........9
E. ESENSI DAN URGENSI PENEGAKAN HUKUM BEKEADILAN......................................10
BAB III PENUTUPAN............................................................................................................................15
A. KESIMPULAN............................................................................................................................15
B. SARAN...........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan
pemerintahan dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum, bukan
didasarkan atas kekuasaan belaka. Indonesia di idealkan dan dicita-citakan sebagai suatu
Negara hukum Pancasila. Namun bagaimana ide Negara hukum itu, selama ini belum
pernah dirumuskan secara komprehensif. Yang ada hanya pembangunan bidang hukum
yang bersifat sektoral (Jimly Asshiddiqie, 2009:3).
Untuk dapatnya hukum berfungsi sebagai sarana penggerak, maka hokum harus dapat
ditegakkan dan untuk itu hukum harus diterima sebagai salah bagian dari sistem nilai
kemasyarakatan yang bermanfaat bagimasyarakat. Penegakan hukum merupakan salah
satu usaha untuk mencapai atau menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman
dalam masyarakat baik itu merupakan usaha pencegahan maupun pemberantasan atau
penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum, dengan perkataan lain baik secara
preventif maupun represif.
Tugas utama penegakan hukum, adalah untuk mewujudkan keadilan, karenanya dengan
penegakan hukum itulah hukum menjadi kenyataan (Liliana,2003:66. Karena itu agar
hukum dapat ditegakkan maka perlu pencerahan pemahaman hukum bahwa
sesungguhnya hukum itu tidak lain adalah sebuah pilihan keputusan, sehingga apabila
salah memilih keputusan dalam sikap dan prilaku nyata, maka berpengaruh buruk
terhadap penampakan hukum di Indonesia. Penegakan hukum di negeri ini adalah
merupakan barang langka dan mahal harganya. Hal ini terindikasi berada pada titik nadi
karena kondisi penegakan hukum di Indonesia saat ini telah menjadi sorotan yang luar
biasa dari komunitas dalam negeri maupun internasional. Proses penegakan hukum, pada
khususnya dipandang bersifat deskriminatif mengedepankan kelompok tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dan urgensi penegakan hokum yang berkeadilan?
2. Apa alasan perlunya penegakan hukum yang berkeadilan?
3. Apa sumber historis tentang penegakan hukum yang berkeadila?
4. Apa sumber sosiologis dan politis tentang penegakan hukum yang berkeadilan?
5. Apa dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan?
6. Bagaimana esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui konsep dan urgensi penegakan hukum berkeadila
2. Mengetahui alasan perlunya penegakan hukum yang berkeadilan
3. Mengetahui sumber historis tentang penegakan hukum berkeadilan
4. Mengetahui sumber sosiologi dan politis tentang penegakan hukum berkeadilan
5. Mengetahui dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan
6. Mengetahui esensi dan urgensipenegakan hukum berkedilan
BAB II
PEMBAHASAN
Sejalan dengan Pasal 24, lembaga negara MA, KY, MK memiliki kekuasaan yudisial atau
merupakan aktor dalam kekuasaan yudisial.Pasal 24 UUD NRI 1945 menyatakan bahwa
peradilan adalah peradilan yang independen untuk menjaga keadilan dan keadilan.Dengan
demikian, tiga lembaga pemerintah yang menjalankan kekuasaan yudisial memiliki tugas utama
mengelola peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Dalam teori tujuan negara, umumnya ada empat fungsi pemerintah yang dilakukan oleh
negara-negara di seluruh dunia, yaitu: (1) melaksanakan penertiban keamanan, (2)
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, (3) per 203/365) menegakkan
keadilan.
Implementasi fungsi keempat, yaitu menegakkan peradilan, adalah tugas negara di bidang
keadilan, dengan tujuan mencapai kepastian hukum.Fungsi ini dilakukan atas dasar hukum dan
oleh otoritas peradilan yang telah ditetapkan sebagai tempat untuk mencari keadilan.Untuk
Indonesia, ada sejumlah undang-undang dan peraturan yang mengatur pengamanan peradilan
yang mengatur peradilan dan otoritas peradilan. Legislasi di bidang hukum pidana, kami
memiliki KUHP dan KUHAP. Di bidang keadilan, kami memiliki Pengadilan Umum,
Pengadilan Militer, Pengadilan Agama, dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).Ada juga
pengadilan ad hoc, misalnya peradilan tindak pidana korupsi.
Menurut Julius Stahl menjelaskan bahwa rechtsstaat yaitu mencakup empat ciri
sebagai berikut:
1. Adanya jaminan hak asasi manusia,
2. Adanya pemisah atau pembagian kekuasaan;
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang:
4. Adanya peradilan administrasi negara.
Uraian unsur-unsur negara hukum hasil simposium di Jakarta tahun 1966 tersebut
dipadukan dengan kekuatan dalam UUD 1945, yaitu:
a. Pengakuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Tujuan utama pembentukan negara salah satunya adalah untuk melindungi hak
asasi manusia.Sebagai negara hukum, negara kita bukan hanya memberikan
pengakuan terhadap hak asasi manusia, tetapi juga menerapkan dalam berbagai
aspek kehidupan, seperti dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan, termasuk bidang pendidikan.
b. Peradilan yang Bebas dan Tidak Memihak
Peradilan adalah pelaksana proses pengakuan hukum sebagai cabang kekuasaan
kehakiman. Pada Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa "kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan."
c. Pembatasan Kekuasaan
Pemegang kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasaan. Oleh karena itu,
dalam UUD 1945 terwujud dalam pemisahan kekuasaan antara legislatif yang
dipegang oleh DPR, eksekutif, dan yudikatif oleh MA dan MK. Ketiga cabang
kekuasaan tersebut masing-masing yang telah ditentuk Serta saling mengawasi
dan mengimbangi.
d. Asas Legalitas
Segala tindakan pemerintah harus didasarkan atas undangan yang sah dan
tertulis.Dalam UUD 1945, diatur batas-batas wewenang lembaga-lembaga
negara.Misalnya, Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa "Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan."Artinya, sekalipun
Presiden merupakan pemegang kekuasaan.pemerintahan, segala tindakannya tetap
dibatasi oleh ketentuan dalam UUD 1945.
Terdapat tiga sistem unsur hukum yaitu unsur kelembagaan, unsur aturan, dan
unsur perilaku subjek hukum. Unsur tersebut mencangkup kegiatan: pembuatan
hukum, pelaksanaan, dan penerapan hukum, peradilan atas pelanggaran hukum
yang biasa disebut penegakan hukum dalam arti sempit, persyaratan dan
pendidikan hukum, dan pengelolaan informasi hukum.
Jenis hierarki tersebut dapat disebut sebagai sumber hukum formal, yaitu tempat
di mana dapat ditemukan norma hukum. Sumber hukum materiil adalah sumber
yang mempengaruhi isi dari norma hukum. Secara materiil norma hukum dapat
bersumber pada norma agama, norma susila dan norma kesopanan. Pembentukan
peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan peraturan perundang-
undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik
penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan dan
penyebarluasan.
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi karena mempunyai wewenang
untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat bahkan memaksa secara sah untuk
kepentingan umum yang lebih tinggi demi tegaknya hukum.Negara pun dipandang sebagai
subyek hukum yang mempunyai kedaulatan (sovereignity) yang tidak dapat dilampaui oleh
negara mana pun.
Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara di dunia ialah: melaksanakan
penertiban dan keamanan, mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,
pertahanan, dan menegakkan keadilan.
Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang terjadi di masyarakat secara adil, maka para
aparatur hukum harus menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya.Penegakan hukum
bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga
masyarakat merasa memperoleh pengayoman dan hakhaknya terlindungi. Dalam
menegakkan hukum terdapat tiga unsur yang harus selalu diperhatikan yaitu: kepastian
hukum, kemanfaatan, dan keadilan.
Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan Pancasila dan UUD
NRI 1945, pembangunan bidang hukum mencakup sektor materi hukum, sektor sarana dan
prasarana hukum, serta sektor aparatur penegak hukum. Aparatur hukum yang mempunyai
tugas untuk menegakkan dan melaksanakan hukum antara lain lembaga kepolisian,
kejaksaan, dan kehakiman. Fungsi utama Lembaga kepolisian adalah sebagai lembaga
penyidik, sedangkan kejaksaan berfungsi utama sebagai lembaga penuntut serta lembaga
kehakiman sebagai lembaga pengadilan pemutus perkara.
Pasal 10 ayat Undang-Undang No. 14 tahun 1970 yang telah diperbaharui menjadi UU No.
48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa "Kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan". Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan pengadilan dalam
empat lingkungan yaitu: 1) Peradilan Umum, 2) peradilan Agama. 3) peradilan Militer, dan
4) peradilan Tata Usaha Negara.
Peradilan umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya, sedangkan peradilan
militer, peradilan Agama, dan peradilan Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus
karena mengadili perkaraperkara tertentu dan mengadili golongan rakyat tertentu.Keempat
lingkungan peradilan tersebut masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili
perkara tertentu serta meliputi badan peradilan secara bertingkat, yaitu pengadilan tingkat
pertama, tingkat banding, dan tingkat kasasi.
Penegakan hukum di Indonesia masih menghadapi masalah dan tantangan untuk memenuhi
rasa keadilan masyarakat. Penegakan hukum sangat penting diupayakan secara terus
menerus untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga
masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan kewajibannya.
B. SARAN
1. Lembaga hukum harus di perbaiki agar terwujud etika penegakan hukum yang
berkeadilan, tidak bersifat deskriminatif, dan mementingkan kepentingan sendiri di atas
kepentingan negara.
2. Masyarakat sebaikanya mengamalkan Pancasila sebagai etika dan nilai-nilai masyarakat
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints2.ipdn.ac.id/375/2/Ismail%20Book%20%20PKN%20%28Konsep
%20Dasar%29.pdf
https://id.scribd.com/document/512470975/Makalah-Kelompok-10-penegakan-
Hukum-Yang-Berkeadilan
https://id.scribd.com/document/543138430/Esensi-dan-Urgensi-Hukum-yang-
Berkeadilan
Busro, Abubakar, 1989, Nilai dan Berbagai Aspeknya dalam Hukum, Jakarta:
Bhrata.
https://www.academia.edu/37563113/
BUKU_AJAR_MATA_KULIAH_WAJIB_UMUM