Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DINAMIKA HISTORIS KONTITUSIONAL, SOSIAL POLITIK, KULTURAL, SERTA


KONTEKS KONTEMPOREL PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN

OLEH :
Kelompok 3
 Hendri A Yololu : C10121001
 Ismail Priyo Wahyudi L : C10121022
 Moh. Anang Restu Saputra : C10121017
 Abdul Wahid Al Nazzar : C10121024
 Nur Thasya Yatman : C10119047
 Sitti Nadiyah Fitra : C10121011
 Suaibah oktaviani : C10121012
 Claudia Oktrivena : C10121030
 Dian Utami : C10121035

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur senantiasa terlimpah ke hadirat ilahi Rab atas segala rahmatnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang “Dinamika Historis Konstitusional,
Sosial-Politik, Kultural, Serta Konteks Kontemporer Penegakan Hukum Yang
Berkeadilan” ini dengan lancar. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaaraan. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar –
besarnya kepada teman – teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
“Dinamika Historis Konstitusional, Sosial-Politik, Kultural, Serta Konteks Kontemporer
Penegakan Hukum Yang Berkeadilan”. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak
kepada kedua orang tua yang selalu memberi dorongan motivasi dan masukan untuk
pantang menyerah dalam mengerjakan segala sesuatu, dan pihak - pihak yang turut
mendukung dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Palu, 3 Mei 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. karena mempunyai wewenang untuk mengatur
dan mengendalikan masyarakat bahkan memaksa secara sah untuk kepentingan umum
yang lebih tinggi demi tegaknya hukum. adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah
atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang
efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.
Fungsi negara secara umum ada empat, yakni pertama, ketertiban dan keamanan
fungsinya sangat penting dalam mencegah bentrokan-bentrokan maupun pertikaian yang
mungkin timbul dalam masyarakat.
Yang kedua, Fungsi kemakmuran dan kesejahteraan memiliki makna negara
berupaya agar masyarakat dapat hidup sejahtera, terutama di bidang ekonomi dan sosial
masyarakat. Yg ketiga, fungsi pertahanan dan keamanan diperlukan untuk menjaga
kemungkinan terjadinya serangan dari luar.
Yg ke empat, Fungsi keadilan memiliki makna negara harus dapat menegakkan
hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan tertentu menurut hak dan
kewajiban yang telah dikontribusikan kepada bangsa dan negara.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara hukum yang artinya semua
penyelenggara pemerintahan dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas
hukum bukan didasarkan atas kekuasaan belaka. Menurut Kelsen (1995) mengemukakan
hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Suatu tata sosial yang berusaha
menimbulkan perilaku para individu sesuai yang diharapkan melalu perundangan tindakan
tindakan paksaan.
(Winata putra, 2006: 8). Di dalam literatur penemuan hukum merupakan sebuah
proses pembentukan hukum oleh hakim atau aparat penegak hukum lainnya yang
ditugaskan untuk implementasi peraturan hukum umum pada suatu peristiwa (das sollen)
yang bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa konkret (das sain) tertentu.
Hakim selalu dihadapkan pada peristiwa konkret, konflik, atau kasus yang harus
diselesaikan atau dipecahkan. Hukum mempunyai sifat sifat tertentu. Seperi hukum bersifat
mengatur yang artinya hukum sebagai peraturan atau larangan maupun peerintah yang
berfungsi untuk mengatur berbagai sikap manusia dalam kehidupan. Hukum bersifat
memaksa artinya hukum memiliki kekuatan dan kewenangan untuk memaksa setiap orang
mematuhi setiap peraturan. Hukum bersifat melindungi artinya keharmonisan antara
ketertiban dan keamanan perlu dijaga demi tercapainya kedamaian. Hukum tidak dibuat
secara semena mena. Hukum pasti mengandung arti dan juga tujuan. Tujuan diadakannya
hukum menurut soerjono soekanto (1993) bahwa norma atau kaidah hukum bertujuan untuk
mencapai kedamain dalam hidup bersama.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural serta
konteks kontemporer penegakan hukum yang berkeadilan ?
2. Mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan ?
3. Bagaimana Menggali sumber historis,sosial, politik tentang penegakan hukum yang
berkeadilan di Indonesia ?
4. Apa dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan ?
5. Bagaimana menegekkan hukum yang adil di Indonesia ?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui pengertian dan arti dari Dinamika historis konstitusional, sosial politik,
kultural serta konteks kontemporer penegakan hukum yang berkeadilan
2. Mengetahui alasan mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan
3. Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum yang
berkeadilan
4. Menghetahui dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan
5. Mengetahui esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Pembaca diharapkan memahami pengertian dari Dinamika historis konstitusional,
sosial politik, kultural serta konteks kontemporer penegakan hukum yang berkeadilan
2. Pembaca diharapkan memahami mengapa diperlukan penegakan hukum yang
berkeadilan
3. Pembaca diharapkan mengetahui sumber historis, sosiologis, dan politis tentang
penegakan hukum yang berkeadilan
4. Pembaca diharapkan memahami dinamika dan tantangan penegakan hukum yang
berkeadilan
5. Pembaca diharapkan memahami esensi dan urgensi pengakan hukum yang
berkeadilan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DINAMIKA HISTORIS KOSNTITUSIONAL, SOSIALPOLITIK,


KULTURAL SERTA KONTEKS KONTEMPORER PENEGAKAN HUKUM
YANG BERKEADILAN
Menurut KBBI, dinamika yaitu pergerakan. Kata history dalam kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) adalah kb. (j.-ries) yang artinya sejarah. Sedangkan arti
konstitusional yaitu segala tindakan atau perilaku seseorang maupun penguasa berupa
kebijakan yang dipatuhi atau didasarkan konstitusi. Sosial-Politik adalah sifat-sifat
masyrakat yang berhubungan dengan kekuasaan. Kultural adalah hal yang berhubungan
dengan kebudayaan. Konteks Kontemporer adalah Kondisi suatu keadaan yang terjadi
pada masa kini atau keadaan yang saat ini sedang terjadi. Penegakan hukum adalah upaya
untuk berfungsinya normanorma hukum secara nyata dalam kehidupan bermasyrakat dan
bernegara.
Berkeadilan menurut KBBI adalah adalah tidak berat sebelah, berpihak kepada
yang benar dan tidak sewenang-wenang. Jadi, dapat disimpulkan pengertian dari judul
keseluruhan makalah kami Dinamika History Konstitusional Sosial-Politik, Kultural, Serta
Konteks Kontemporer Penegkan Hukum Yang Berkeadilan adalah yaitu suatu gerakan
atau susunan mempelajari tentang sejarah dan tindakan perilaku manusia yang
berhubungan dengan kekuaaan dan kebudayaan berupa kebijakan yang harus dipatuhi dan
telah ditetapkan dalam undang-undang mengenai peraturan kenegaraan.yang terjadi pada
masa kini serta upaya untuk menerapkan normanorma hukum yang adil memihak kepada
yang benar dan tidak berlaku sewenangwenang di dalam kehidupan bermasyrakat dan
bernegara.
2.2 PERLUNYA PENEGAKKAN HUKUM YANG BERKEADILAN

Indonesia merupakan negara hukum. Hukum merupakan peraturan yang bertujuan untuk
mengatur kehidupan dan menciptakan ketentraman dalam bermasyarakat. Hukum harus
ditegakkan secara konsekuen agar bisa menciptakan kedamaian serta kesejahteraan bagi
semua. Tujuan utama penegakkan hukum adalah untuk membuat masyarakat merasa
memperoleh perlindungan akan hakhaknya. Agar manusia yang hidup dalam bernegara dan
berbangsa berlangsung dengan normal, damai, dan tentram. Pada dasarnya hukum tidak boleh
menyimpang yang ditunjukan dalam semboyan yang berbunyi “ Flat Justitia el Pereat
Mundus” yang artinya meski dunia ini runtuh akan tetapi hukum harus ditegakkan. Ada
beberapa hal penting yang harus perhatikan dalam mewujudkan sebuah hukum agar berlaku
sesuai semestinya.

(1) Keadilan.
Artinya bahwa dalam melaksankan penegakkan hukum aparat hukum harus bersikap
adil. Jika tidak hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak peduli terhadap hukum.
Jika itu terjadi, maka ketertiban dan ketentraman masyarakat akan terganggu.
(2) Kemanfaatan.
Artinya para aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya harus
mempertimbangkan agar proses penegakkan hukum dan pengambilan keputusan
memiliki manfaat bagi masyarakat.
(3) Kepastian hukum.
Dengan adanya kepastian hukum maka memungkinkan seseorang dapat mendapatkan
sesuatu yang diharapkan.

2.3 MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIAL POLITIK TENTANG PENEGAKAN


HUKUM YANG BERKEADILAN

Agar negara dapat melaksanakan tugas dalam bidang ketertiban dan perlindungan warga
negara, maka disusunlah peraturan-peraturan yang disebut peraturan hukum. Peraturan
hukum mengatur hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, disamping
mengatur hubungan manusia atau warga negara dengan negara, serta mengatur organ-organ
negara dalam menjalankan pemerintahan negara.
Ada dua pembagian besar hukum. Pertama, hukum privat ialah hukum yang mengatur antar
manusia (Individu) yang menyangkut “kepentingan pribadi” ( misalnya masalah jual beli, sewa-
menyewa, pembagian waris). Kedua, hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan
antara negara dengan organ negara atau hubungan negara dengan kepentingan umum. Gustav
Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (dalam Sudikno Mertokusumo, 1986:130), menyatakan
bahwa untuk hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu:

1) Keadilan Keadilan merupakan unsur yang harus dijaga dalam hukum. Artinya bahwa
dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum hanus adil. Pelaksanaan hukum
yang tidak adil akan keresahan masyarakat, schingga wibawa hukum dan aparatnya akan
luntur di masyarakat.

2) Kemanfaatan Hukum harus bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, pelaksanaan hukum
atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi manusia

3) Kepastian hukum Unsur Ketiga dari penegakan hukum adalah kepastian hukum,
penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum terhadap tindakan
sewenang-wenang.

Adanya kepastian hukum memungkinkan seseorang akan mendapatkan sesuatu yang


diharapkan. Agar masyarakat patuh dan menghomati hukum, maka aparat hukum harus
memastikan hukum dengan jujur tanpa pilih kasih dan demi Keadilan Berdasarkan Kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Selain itu, aparat penegak hukum meningkat memberikan penyuluhan hukum
secara intensif dan persuasif schingga kesadaran hukum dan kepatuhan masyarakat terhadap
hukum semakin meningkat.

Dalam upaya sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasila dan UUD NRI 1945,
bukan hanya diperlukan hukum materi, tetapi yang lebih penting adalah pembinaan aparatur
sebagai pelaksana dan penegak hukum negara Indonesia, pemerintah bukan hanya harus tunduk
dan menjalankan hukum, tetapi juga harus aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar
masyarakat sadar. Dengan cara demikian, akan terbentuk perilaku warga negara yang menjunjung
tinggi hukum serta taat pada hukum.
1. Lembaga Penegak hukum Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya hukum, maka
dibentuklah beberapa lembaga aparat penegak, yaitu antara lain: Kepolisian yang berfungsi
sebagai lembaga utama; Kejaksaan yang fungsi utamanya sebagai dewan pengacara;
Kehakiman yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan; dan lembaga Penasehat atau
memberi bantuan hukum.

a. Kepolisian Kepolisian negara ialah alat negara penegak hukum yang terutama bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban di dalam negeri.

b. Kejaksaan Dalam Undang-Undang No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik


Indonesia Pasal I dinyatakan bahwa "Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi
wewenang olch undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain
berdasarkan undang -undang"

c. Kehakiman Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk


mengadili. Adapun Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili.

2. Lembaga Peradilan

a. Peradilan Agama Peradilan agama terbaru diatur dalam Undang-Undang nomor 50 tahun
2009 sebagai perubahan kedua atas UU No. 7 tahun 1989, Peradilan Agama bertugas dan
berwewenang memeriksa perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang
beragama Islam di bidang perkawinan kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam wakaf dan shadaqah.

b. Peradilan Militer Wewenang Peradilan Militer UU No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan
Militer adalah memeriksa dan memutuskan perkara Pidana terhadap kejahatan atau
pelanggaran yang diakukan oleh:
a) scorang yang pada waktu itu adalah anggota Angkatan Perang

b) scorang yang pada waktu itu adalah orang yang olch Presiden dengan Peraturan
Pemerintah ditetapkan sama dengan Angkatan Perang RI

c) seorang yang pada waktu itu ialah anggota suatu golongan yang dipersamakan atau
dianggap sebagai Angkatan Perang RI oleh atau berdasarkan Undang-Undang

d) orang yang tidak termasuk golongan tersebut di atas (1,2,3) tetapi atas keterangan Menteri
Kchakiman harus diadili oleh Pengadilan dalam lingkungan peradilan Militer.

c. Peradilan Tata Usaha Negara Peradilan Tata Usaha Negara diatur Undang-Undang Nomor 5
tahun 1986 yang telah diperbaharui menjadi UU No. 9 tahun 2004. Dalam pasal 1 ayat 1
disebutkan bahwa Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi
untuk menyelenggarakan unusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Peradilan Tata
Usaha Negara bertugas untuk mengadili perkara atas perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh pegawai tata usaha negara.

d. Peradilan Umum. Peradilan umum adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya.

Rakyat (pada umumnya) apabila melakukan suatu pelanggaran atau kejahatan yang
menurut peraturan dapat dihukum, akan diadili dalam lingkungan Peradilan Umum.

a) Pengadilan Negeri Pengadilan negeri dikenal pula dengan istilah pengadilan tingkat
pertama yang wewenangnya meliputi satu daerah Tingkat II. Dikatakan pengadilan
tingkat pertama karena pengadilan negeri merupakan badan pengadilan yang pertama
(permulaan) dalam menyelesaikan perkaraperkara hukum. Fungsi Pengadilan Negeri
adalah memeriksa dan memutuskan serta menyelesaikan perkara dalam tingkat pertama
dari segala perkara perdata dan perkara pidana sipil untuk semua golongan penduduk.
b) Pengadilan Tinggi Putusan hakim Pengadilan Negeri yang dianggap oleh salah satu
pihak belum memenuhi rasa keadilan dan kebenaran dapat diajukan Banding Proses
Banding tersebut ditangani oleh Pengadilan Tinggi yang berkedudukan di setiap
ibukota Provinsi.

c) Pengadilan Tingkat Kasasi Pengadilan tingkat Kasasi dikenal pula dengan sebutan
pengadilan Mahkamah Agung. Di negara kita, Mahkamah Agung merupakan Badan
Pengadilan yang tertinggi, dengan berkedudukan di Ibu kota negara RI. Oleh karena itu,
daerah hukumnya meliputi seluruh Indonesia.

d) Penasehat Hukum Penasehat hukum merupakan istilah yang ditujukan kepada pihak
atau orang yang memberikan bantuan hukum.

2.4 DINAMIKA DAN TANTANGAN PENEGAK HUKUM YANG BERKEADILAN

Sudah menjadi rahasia umum bahwa penegakan hukum diindonesia sangat


memprihatinkan. Permasalahan penegakan hukum senantiasa menjadi persoalan menarik bagi
banyak pihak, terutama adanya ketimpangan yang interaksi dinamis antara aspek hukum dalam
harapan dan penerapan hukum dalam kenyataan. Yang lebih memprihatinkan saat ini adalah
kepatuhan masyarakat terhadap hukum. Masyarakat menjadi lebih terlatih dari jeratan hukum.
Merea tidak lagi takut atas ancaman hukum yang ada.

Kenyataan ini merupakan salah satu buruknya penegakkan hukum. Penegakkan hukum
diindonesia dipandang lemah. Masyarakat dihadapkan pada ketidak pastian hukum. Rasa
keadilan masyarakat pun belum sesuai harapan. Sebagian masyarakat bahkan merasakan
bahwa aparat penegak hukum sering memberlakuakn hukum bagaikan pisau yang tajam
kenawah tapi tumpul keatas. Apabila hal ini terjad secara terus menerus bahkan telah menjadi
suatu kebiasaan maka, tidak menutup kemungkinan akan terjadi revolusi hukum.

Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi bangsa indonesia kini adalah mengahadapi
persoalan penegakkan hukum ditengah maraknya pelanggaran hukum disegala strata
kehidupan masyarakat. Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak
tantangan yang dihadapi oleh aparat penegak hukum.
Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan karakter yang kuat dalam
menjalankan tugas. Aparatur penegak hukum harus siap dengan berbagai cobaan, ujian, godaan
yang dapat berakibat jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum.Di era globalisasi yang penuh
dengan iklim materialisme, banyak tantangan yang dihadapi oleh aparat penegak hukum.
Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan karakter yang kuat dalam menjalankan
tugas. Aparatur penegak hukum harus siap dengan berbagai cobaan, ujian, godaan yang dapat
berakibat jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum.

2.5 PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN DI INDONESIA

Cicero mengemukakan Ubi Societas Ibi lus, dimana ada masyarakat disitu ada hukum.
Penegakkan hukum bertujuan untuk mewujudkan aturan hukum demi terciptanya keadilan dan
ketertiban masyarakat. Penegakkan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan
hak-hak dan kewajibannya.

Proses penegakkan hukum tidak dapat dipisahkan dengan hukum itu sendiri. Sedang
sistem hukum dapat diartikan merupakan bagian-bagian yang saling bergantung yang harus
dijalankan oleh aparatur penegak hukum dan juga masyarakat yang menuju pada tegaknya
kepastian hukum. Untuk membangun dan membentuk sistem pemerintahan yang akuntable
perlu melibatkan seluruh stakeholder dan yang pentung adalah dukunga pemerintah yang
bersih.

Dukungan pemerintahan yang bersih dalam membangun penegakkan hukum yang


akuntable harus total, karena penegakkan hukum adalah bagian dari sistem hukum
pemerintahan. Pemerintah harus berada digarda terdepan dalam penegakkan hukum untuk
memberikan harapan kepada masyarakat atas kepastian hukum. Sebagai penyelenggara negara,
presiden harus menjamin kemandirian dan independensasi para penegak hukum dalam
melaksanakan tugasnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang Penegekan Hukum di atas, dapat ditarik kesimpulan


penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk mencapai dan menciptakan tata tertib,
keamanan dan ketentraman dalam bermasyarakat baik itu upaya pencegehan maupun
penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum. Hukum itu harus mempunyai unsur
keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum dan hukum juga harus ditegakkan secara
konsekuen agar bisa menciptakan kedamaian serta kesejahteraan bagi semua. Tujuan utama
penegakan hukum adalah untuk membuat masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan
hakhaknya. Agar manusia yang hidup dalam bernegara dan berbangsa berlangsung dengan
normal, damai, dan tentram.

3.2 SARAN

Penulis berharap kepada pembaca untuk dapat lebih mencermati dan memahami Dinamika
historis konstitusional, sosial politik, kultural serta konteks kontemporer penegakan hukum
yang berkeadilan agar nantinya bisa menerapkan norma-norma hukum yang ada di negara kita
serta dapat menegakkan hukum yang adil tanpa pandang bulu serta tercapainya semua tujuan
dari penegakan hukum yaitu untuk memberikan rasa aman dan ketentraman dalam kehidupan
bermasyrakat.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hakim, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia. Malang: Madani

Al-Hakim, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia (Edisi Revisi).
Malang: Madani

Darmadi, H. 2016. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Pontianak : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai