Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIALPOLITIK,


KULTURAL SERTA KONTEKS KONTEMPORER PENEGAKAN
HUKUM YANG BERKEADILAN
STIKES SISMADI JAKARTA

Dosen Pengampu
Ibu Gunawinanti, S.Pd.
kelompok 3
1.Naufal Ardi (22011)
2. Neneng Hasanah (22012)
3.Putri Dayanti (22014)
KATA PENGANTAR

Puji sukur kita panjatkan kepada tuhan yang


maha Esa atas rahmat yang diberikan kepada
kami sehingga Makalah Pendidikan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tak lupa, kami atas
dukungan rekan rekan semua, makalah ini
disusun untuk membantu di dalam mengetahui
Pendidikan kewarganegaraan yang secara
khusus menjelaskan tentang “Dinamika Historis
Konstitusional, Sosial Politik, serta Konteks
Kontemporer Penegakan Hukum Yang
Berkeadilan”.Setelah mempelajari Makalah ini,
kita semua akan mengetahui apa yang dimaksud
dengan hukum yang berkeadilan.
Akhir kata kami mengucapkan para pembaca
yang senantiasa mendukung dan dan sarannya
sehingga kami bisa memperbaiki makalah ini
menjadi lebih baik.
Daftar isi
Kata pengantar .......................................................................i
Daftar isi .................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................1
BAB II PPEMBAHASAN.............................................................3
1.Konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan........3
2. Alasan di perlukan penegakan hukum ....................................3
3.Sumber Historis, sosiologis , politis penegak hukum................4
4. Dinamika dan tantangan penegak hukum yang berkeadilan...7
5. Esensi dan urgensi penegak hukum yang berkeadilan.............8
BAB III PENUTUPAN.................................................................9
1.Kesimpulan................................................................................9
2.Saran..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara hukum yang artinya semua
penyelenggara pemerintaha dan kenegaran serta kemasyarakatan nya
berdasarkan atas hukum bukan didasarkan atas kekuasaan belaka.
Menurut Kelsen (1995) mengemukakan hukum adalah suatu tatayang
bersifat memaksa. Suatu tata sosial yang berusaha
menimbulkanperilaku para individu sesuai yang diharapkan melalu
perundangantindakan tindakan paksaan. (Winata putra, 2006: 8). Di dalam
hukum merupakan sebuah proses pembentukan hukum oleh hakim
atau aparat penegak hukum lainnya yang ditugaskan untuk
implementasi peraturan hukum umum pada suatu peristiwa ( das sollen)yang
bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa konkret (das sain)tertentu.
Hakim selalu dihadapkan pada peristiwa konkret, konflik, ataukasus yang
harus diselesaikan atau dipecahkan. Hukum mempunyai sifat sifat
tertentu. Seperi hukum bersifat mengatur yang artinya hukum sebagai
peraturan atau larangan maupun peerintah yang berfungsi untuk
mengatur berbagai sikap manusia dalam kehidupan. hukum bersifat
memaksa artinya hukum memiliki kekuatan dan kewenangan untuk
memaksa setiap orang mematuhi setiap peraturan .Hukum bersifat
melindungi artinya keharmonisan antara ketertiban dan keamanan perlu
dijaga demi tercapainya kedamaian .Hukum tidak dibuat secara semena
mena. Hukum pasti mengandung arti dan juga tujuan. Tujuan
diadakannya hukum menurut soerjono soekanto (1993) bahwa norma
atau kaidah hukum bertujuan untuk mencapai kedamain dalam hidup
bersama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan
2. Mengapa diperlukan penegakan hukum yang berkeadilan
3. Apa sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum
yang berkeadilan di indonesia
4. Apa dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan
5. Apa esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan

C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui konsep dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan
2. Mengetahui alasan mengapa diperlukan penegakan hukum yang
berkeadilan
3. Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan
hukum yang berkeadilan
4. Mengetahui dinamika dan tantangan penegakan hukum yang
berkeadilan
5. Mengetahui esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan.

D. MANFAAT PENULISAN
1.Pembaca di harapkan memahami konsep yang urgensi dan pengak hukum
yang berkeadilan
2.Pembaca di harapkan memahami mengapa di perlukan penegakan hukum
yang berkeadilan
3.Pembaca di harapkan mengetahui sumber histori, sosiologis, dan politis
tentang penegakan hukum yang berkeadilan
4. Pembaca di harapkan memahami dinamika dan tantangan penegakan
hukum yang berkeadilan
5.Pembaca di harapkan memahami esensi dan urgensi penegak hukum yang
berkeadilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DAN URGENSI PENEGAKAN HUKUM YANG ADIL

Hukum sama pentingnya dengan perlindungan kepentingan manusia.


Agar kepentingan manusia terlindungi, maka hukum harus
dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat dilakukan secara damai,
normal, tetapi pelanggaran hukum juga dapat terjadi. Dalam hal ini
hukum yang telah dilanggar harus ditegakkan. Melalui penegakan
hukum maka hukum menjadi kenyataan.

Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Upaya hukum dalam


suatu negara sangat erat kaitannya dengan tujuan negara tersebut.
Menurut Kenenburg dan Tk.B Sabaroedin (1975), kehidupan manusia
tidak dijalani dengan cukup damai, ketertiban dan keteraturan
diperlukan untuk kemakmuran. Jika tujuan negara hanya untuk
menjaga ketertiban, maka tujuan negara terlalu sempit. Tujuan negara
yang lebih luas adalah agar setiap manusia terjamin kesejahteraannya
di samping keamanannya.

Dalam teori tujuan negara, terdapat 4 fungsi negara yang dianut oleh
negara-negara di dunia.

(1) melaksanakan ketertiban dan perdamaian


(2) mengupayakan kesejahteraan
(3) pertahanan
(4) menegakkan keadilan

Indonesia adalah negara hukum. Inti negara yang tidak berdasarkan


kekuasaan semata adalah mewujudkan negara yang berdasarkan
hukum, artinya segala persoalan kemasyarakatan, kebangsaan,
pemerintahan, atau kewarganegaraan harus berdasarkan hukum.
Tujuan negara Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945 alinea ke-
4. dalam menyelenggarakan peradilan, Indonesia membentuk
kekuasaan kehakiman yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan
badan peradilan lainnya yang dibawahnya
B.KEBUTUHAN PENEGAKAN HUKUM YANG ADIL

Indonesia adalah negara hukum. Hukum adalah aturan yang bertujuan untuk
mengatur kehidupan dan menciptakan kedamaian dalam masyarakat.
Hukum harus ditegakkan secara konsisten agar Tuhan menciptakan
kedamaian dan kesejahteraan bagi semua. tujuan utama penegakan hukum
adalah untuk melindungi hak-haknya. Agar manusia yang hidup dalam
bernegara dan berbangsa berlangsung dengan normal dunia dan tenteram.

Pada dasarnya hukum tidak dapat diselewengkan, yang ditunjukkan dalam


semboyan yang berbunyi Flat Justitia el Pereat Mundus, yang artinya
sekalipun dunia ini runtuh, hukum harus ditegakkan. Ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan suatu undang-undang
agar berlaku sebagaimana mestinya.
(1) Keadilan. Artinya dalam menegakkan hukum, aparatur hukum harus adil.
Jika tidak, hal ini dapat menyebabkan masyarakat menjadi acuh tak acuh
terhadap hukum. Jika itu terjadi, maka ketertiban dan ketentraman
masyarakat akan terganggu.
(2) Kepemanfaatan. Artinya, aparat penegak hukum dalam menjalankan
tugasnya harus memperhatikan bahwa proses penegakan hukum dan
pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat.
(3) Kepastian hukum. Dengan adanya kepastian hukum memungkinkan
seseorang memperoleh sesuatu yang diharapkan.

C. Historis, Politik, Sosiologis Tentang Penegakan Hukum

Upaya penegakan hukum dan keadilan sangat erat kaitannya dengan tujuan
negara. Dan salah satu tujuan negara Rl adalah “melindungi warga negara
atau memelihara ketertiban di samping berusaha mensejahterakan
masyarakat. Dalam tujuan negara sebagaimana tersebut di atas secara tegas
dinyatakan bahwa “negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa serta melaksanakan ketertiban dunia”. Disebut peraturan
dibuat
Peraturan hukum mengatur hubungan antara manusia yang satu
dengan manusia lainnya, di samping mengatur hubungan manusia
dengan negara, serta mengatur organ-organ negara dalam
menjalankan pemerintahan negara. Ada dua pembagian besar
hukum. Pertama, hukum privat ialah hukum yang mengatur
hubungan antarmanusia (individu) yang menyangkut “kepentingan
pribadr” (misalnya masalah jual beli, sewa-menyewa, pembagian
waris). Kedua, hukum publik 1alah hukum yang mengatur
hubungan antara negara dengan organ negara atau hubungan
negara dengan perseorangan yang menyangkut kepentingan
umum. Misanya masalah pencurian, pembunuhan. Penganiyayan,
dan lain-lain.
Dalam rangka menegakkan hukum, aparatur penegak hukum
harus menunaikan tugas sesuai dengan tuntutannya yang ada dalam
hukum material dan hukum Tormal. Pertama, hukum materal
adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur
kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan, contohnya hukum pidana
berada dalam KUHP. Kedua, hukum formal atau disebut juga
hukum acara yaitu peraturan hukum yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan dan menalankan peraturan hukum
material. Contohnya: hukum acara pidana yang diatur dalam
KUHAP dan hukum acara Perdata. Melalui hukum acara inilah
hukum material dapat dijalankan atau dimanfaatkan. Tanpa adanya
hukum acara, maka hukum material tidak dapat berfungsi.
Dalam upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang
bersumber pada Pancasila dan UUD NRI 1945, bukan hanya
diperlukan pembaharuan materi hukum, tetapi yang lebih penting
adalah pembinaan aparatur hukum penegak hukum. ada beberapa
lembaga Indonesia:
1. Lembaga penegak hukum. Untuk menjalankan hukum
sebagaimana mestinya. Ada beberapa lembaga aparat penegak
hukum diantaranya

2. kepolisian yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik,

3. kejaksaan yang fungsi utamanya sebagai lembaga penuntut,


kehakiman yang berfungsi sebagai lembaga pemutus dan
lembaga penasehat atau pemberi Bantuan hukum.

4. Badan peradilan. Penyelesaian perbuatan yang melanggar


hukum dapat dilakukan di berbagai badan peradilan sesuai
dengan masalah dan pelakunya. Ada beberapa badan peradilan
yang berada di bawah Mahkamah Agung dengan
kewenangannya masing-masing, yaitu peradilan agama yang
tugas dan wewenangnya memeriksa perkara-perkara pada
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam,
peradilan militer yang tugas dan wewenangnya memeriksa
dan memutus perkara pidana terhadap kejahatan dan
pelanggaran.

5. Peradilan administrasi negara bertugas mengadili perkara


perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pejabat tata
usaha negara, peradilan umum merupakan salah satu
pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi masyarakat pencari
keadilan. Ada beberapa tingkatan badan peradilan, yaitu,
pengadilan negeri-pengadilan tinggi-pengadilan kasasi-
penasehat hukum.
D. Dinamika dan Tantangan Penegakan Hukum
Sudah menjadi rahasia umum bahwa penegakan hukum di
Indonesia sangat memprihatinkan. Masalah penegakan hukum
selalu menjadi isu yang menarik bagi banyak pihak, terutama
interaksi yang dinamis antara aspek hukum harapan dan
penerapan hukum dalam kenyataan. Yang lebih
memprihatinkan saat ini adalah kepatuhan masyarakat terhadap
hukum. Masyarakat menjadi lebih terlatih dari jerat hukum.
Mereka tidak lagi takut dengan ancaman hukum yang ada.
Pernyataan ini merupakan salah satu kelemahan penegakan
hukum.
Penegak hukum di Indonesia dipandang lemah. Masyarakat
dihadapkan pada ketidak pastian hukum. Rasa keadilan
masyarakat tidak sesuai harapan. Bahkan sebagian masyarakat
merasa bahwa aparat penegak hukum sering kali menerapkan
hukum seperti pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas.
Jika hal ini terjadi terus-menerus bahkan sudah menjadi
kebiasaan, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi
revolusi hukum.
Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat
ini adalah menghadapi persoalan penegakan hukum di tengah
marka nya pelanggaran hukum di segala status kehidupan
masyarakat.
di era globallsasi yang penuh dengan ikim materialisme, banyak
tantangan yang dihadapi oleh aparat penegak hukum. Mereka
harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan karakter yang kuat
dalam menjalankan tugas. Aparatur penegak hukum harus siap
dengan berbagai cobaan, ujian, godaan yang dapat berakibat
jatuhnya wibawa sebagal penegak hukum.
Berikut ini Masalah penegakan hukum :
1.Perilaku warga negara khususnya oknum aparatur negara banyak yang
belum baik dan terpuji(seperti masih ada praktik KKN,praktek suap,
premanisme dan perilaku lain yang tidak terpuji)

2.Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial seperti (SARA,


tawuran, pelanggaran, HAM, etnosentris, dan lain lain)

3.Maraknya kasus kasus ketidak adilan sosial dan hukum yang belum
diselesaikan dan ditangani secara tuntas

4.Penegakan hukum yang lemah karena hukum bagaikan pisau yang


tajam kebawah tetapi tumpul keatas

5.Pelanggaran oleh wajib pajak atas penegakan hukum dalam bidang


perpajakan

E. ESENSI DAN URGENSI PENEGAKKAN HUKUM YANG


BERKEADILAN DI INDONESIA

Cicero mengemukakan Ubi Societas Ibilus, dimana ada


masyarakat disitu ada hukum. Penegakkan hukum bertujuan
untuk mewujudkan aturan hukum demi terciptanya keadilan dan
kebaikan masyarakat. Penegakkan hukum pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan kepastian dan kepastian hukum
dalam masyarakat merasa mendapatkan perlindungan akan hak-
hak dan kewajibannya.

Proses penegakan hukum tidak dapat dipisahkan dengan hukum


itu sendiri. Sedang sistem hukum dapat diartikan sebagai bagian
yang saling bergantung yang harus dijalankan oleh aparat
penegak hukum dan juga masyarakat yang menuju pada
tegaknya kepastian hukum.
Untuk membangun dan membentuk sistem pemerintahan yang
akuntabel perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan
pentung adalah mendukung pemerintah yang bersih. Dukungan
pemerintahan yang bersih dalam membangun penegakan hukum
yang akuntabel harus total, karena penegakan hukum adalah
bagian dari Sistem hukum pemerintahan. Pemerintah harus
berada di garda terdepan dalam menegakkan hukum untuk
memberikan harapan kepada masyarakat atas kepastian hukum.
Sebagai penyelenggara negara, presiden harus menjamin
kemandirian dan kemandirian para penegak hukum dalam
melaksanakan pekerjaannya.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk mencapai
atau menciptakan ketertiban, keamanan dan ketentraman dalam
masyarakat, baik itu upaya pencegahan maupun penindakan
setelah terjadi pelanggaran hukum.
Muncul. Hukum harus ditegakkan secara konsisten agar tercipta
kemakmuran dan kesejahteraan bagi semua. Tujuan utama
penegakan hukum adalah agar masyarakat merasa mendapat
perlindungan hak-haknya. Agar masyarakat yang bernegara dan
berbangsa dapat berproses secara normal, damai, dan tenteram.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan dan demi kesempurnaan, kami meminta saran dan
kritik yang positif dan membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Intan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan.


Jakarta: Ristekdikti Setialaksana, Nana. 2018. Teori Teori
Kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan. Galuh Nurar 12 0
Batang Kertas. N. 15 Februari.. Wiradikha, Putri. 2017.
Penegakan Hukum Keadilan di Indonesia Mikalah
http://tahtal0.blogspot.com/2017/06/makalah-pkn-tentang-
penegakan-hukum.htm.1
journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/6026/5218
09.34 WIB

Anda mungkin juga menyukai