Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“Dinamika Historis, Konstitusional, Sosial-Politik, Kultural, Serta


Konteks Kontemporer Penegakan Hukum Yang Berkeadilan”

Disusun Oleh :
1. Alya Junita Sari 2310251009
2. Daniel Fernandes 2310252043
3. Defni Ayu Cahyani 2310252007
4. Falda Rahma Y 2300522021
5. Faiz Abdul Aqil Mumtaz 2300522035
6. Fernando Raziq Nelson 2310252021
7. Rachma Trialika 2300522013
8. Muhammad Hanif 2310812023

Dosen Pengampu :
Neneng Oktarina, S.H, M.H.

Program pendidikan Kewarganegaraan


Universitas Andalas
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
disusun dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagu pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Makalah ini membahas tentang “Dinamika Historis, Konstitusional, Sosial- Politik, Kultural, Serta
Konteks Kontemporer Penegakan Hukum Yang Berkeadilan”. Makalah ini ditulis dengan tujuan
memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasankami kelompok 7 serta para pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun daripembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 November 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………......
DAFTAR ISI… .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN….................................................................................................
A. Latar Belakang….........................................................................................................
B. Rumusan Masalah….....................................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN… ..................................................................................................


A. Pembahasan…..............................................................................................................
1. Menelusuri Konsep dan Urgensi Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
2. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Penegakkan Hukum yang
Berkeadilan… ..........................................................................................
3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang penegakkan
Hukum yang Berkeadilan di Indonesia…....................................................
4. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Penegakkan
HukumBerkeadilan Indonesia…..................................................................
5. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Penegakkan Hukum yang
Berkeadilan Indonesia………………………………………………….…

BAB III PENUTUP… ...........................................................................................................


A. Kesimpulan ....................................................................................................................
B. Saran…..........................................................................................................................
Daftar Pustaka… ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara hukum, yang artinya semua penyelenggaraan pemerintah dan
kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan pada hukum, bukan berada di atas
kekuasaan belaka. Negara pada hakikatnya adalah masyarakat yang sempurna yang anggotanya
mentaati aturan yang sudah berlaku. Proses hukum dalam lingkup besar bisa dilihat sebagai
penyelenggaraan berbagai kepentingan dalam masyarakat dan hasilnya adalah keadilan atau
hukum yang adil dan benar, memiliki keabsahan dan mengikat, mewajibkan dan dapat
dipaksakan untuk dijalankan untuk mewujudkan rasa keadilan, harmoni dan kebaikan umum
yang menjadi hukum itu sendiri.

Dalam fungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia hukum memiliki tujuan. Hukum
memiliki sasaran yang ingin dicapai. Adapun tujuan pokok hukum yaitu menciptakan
masyarakat yang tertib. Dengan terciptanya masyarakat yang tertib, diharapkan kepentingan
manusia akan terlindungi. Hukum mampu berdiri tegak dan memanyungi keseluruhan
komponen bangsa ketika didukung oleh moralitas oleh penegak hukum itu sendiri.

Penegakkan hukum pada hakekatnya mencerminkan wujud cita-cita hukum yaitu keadilan
hukum, kepastian hukum dan kemanfaatan hukum. Dalam keterikatan dengan penegakkan
hukum, penyelesaian penyelesaian kasus, jika dilakukan secara konsisten dan konsekuen,
maka yang diterapkan adalah hukum positif yang dilandasi moralitas para aparat penegak
hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penegakan hukum yang berkeadilan ?
2. Bagaimana pelaksanaan penegakan hukum yang berkeadilan ?

C. Tujuan
1. Menelusuri Konsep dan Urgensi Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
2. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Penegakkan Hukum yang
Berkeadilan diIndonesia
4. Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan penegakkan hukum yang
berkeadilan indonesia
5. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Penegakkan Hukum yang Berkeadilan Indonesia
6. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan

1. Menelusuri Konsep dan Urgensi Penegakkan Hukum yang Berkeadilan

Thomas Hobbes (1588–1679 M) dalam bukunya Leviathan pernah mengatakan “Homo homini
lupus”, artinya manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Manusia memiliki keinginan dan
nafsu yang berbeda-beda antara manusia yang satu dan yang lainnya. Nafsu yang dimiliki
manusia , ada yang baik, ada nafsu yang tidak baik. Inilah salah satu argumen mengapa aturan
hukum diperlukan. Upaya penegakan hukum di suatu negara, sangat erat kaitannya dengan
tujuan negara. Menurut Kranenburg dan Tk.B. Sabaroedin (1975) kehidupan manusia tidak
cukup hidup dengan aman, teratur dan tertib, manusia perlu sejahtera. Apabila tujuan negara
hanya menjaga ketertiban maka tujuan negara itu terlalu sempit. Tujuan negara yang lebih
luas adalah agar setiap manusia terjamin kesejahteraannya di samping keamanannya. Dengan
kata lain, negara yang memiliki kewenangan mengatur masyarakat, perlu ikut menyejahterakan
masyarakat. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum. Artinya negara
yang bukan didasarkan pada kekuasaan belaka melainkan negara yang berdasarkan atas hukum,
artinya semua persoalan kemasyarakatan, kewarganegaraan, pemerintahan atau kenegaraan harus
didasarkan atas hukum.

Tujuan Negara RI dapat ditemukan pada Pembukaan UUD 1945 yakni pada alinea ke-4
sebagai berikut: ... untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial . Dari bunyi alinea ke-4
Pembukaan UUD NRI
1945 ini dapat diidentifikasi bahwa tujuan Negara Republik Indonesia pun memiliki indikator
yang sama sebagaimana yang dinyatakan Kranenburg, yakni: 1) melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2) memajukan kesejahteraan umum 3)
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan 4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Penegakkan Hukum yang Berkeadilan


Masalah penegakan hukum di indonesia:

a) Prilaku warga negara khususnya oknum aparatur negara yang belum baik (KKN, suap,
premanisme, dll)
b) Adanya potensi konflik dan kekerasan social (SARA, tawuran, pelanggaran
HAM, etnosentrisme, dll)
c) Maraknya kasus ketidakadilansosial dan hukum yang belum dituntaskan
d) Penegakan hukum yang lemah yaitu tajam kebawah,tapi tumpul keatas
e) Pelanggaran oleh wajib pajak atas penegakan hukum dalam bidang perpajakan.

Beberapa pernyataan diatas merupakan alasan dari mengapa diperlukan penegakan hukum yang
berkeadilan di indonesia guna menanggulangi prilaku -prilaku menyimpang yang dilakukan
oleh aparatur dan warga negara yang dapat menganggu stabilitas penegakan hukum yang
berkeadilan.

3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang penegakkan Hukum yang


Berkeadilan di Indonesia

Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-
haknya. Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (dalam Sudikno Mertokusumo,
1986:130), menyatakan bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus
diperhatikan yaitu:
1) Unsur Keadilan; bahwa dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum harus
bersikap adil.
2) Unsur Kemanfaatan; hukum harus bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu,
pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi
manusia.
3) Unsur Kepastian; penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum
terhadap
tindakan sewenang-wenang.

Dalam rangka menegakkan hukum, aparatur penegak hukum harus menunaikan tugas sesuai
dengan tuntutannya yang ada dalam hukum material dan hukum formal.
1. Lembaga Penegak hukum
a) Kepolisian
Kepolisian negara ialah alat negara penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan dan ketertiban di dalam negeri. Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik
dan penyidik.
b) Kejaksaan
Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan.
Jaksa berwewenang untuk:
 menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan;
 membuat surat dakwaan;
 melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri sesuai dengan peraturan yang berlaku
 menuntut pelaku perbuatan melanggar hukum (tersangka) dengan hukuman
tertentu
 melaksanakan penetapan hakim, dan lain-lain.
c) Kehakiman
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili. Adapun
Hakimadalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang
untuk mengadili.
2. Lembaga Peradilan
a) Peradilan Agama
Peradilan Agama bertugas dan berwewenang memeriksa perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:
 perkawinan;
 kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam;
 wakaf dan shadaqah.
b) Peradilan Militer
Peradilan Militer adalah memeriksa dan memutuskan perkara Pidana terhadap
kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh:
1) seorang yang pada waktu itu adalah anggota Angkatan Perang RI;
2) seorang yang pada waktu itu adalah orang yang oleh Presiden dengan
peraturanPemerintah ditetapkan sama dengan Angkatan Perang RI;
3) seorang yang pada waktu itu ialah anggota suatu golongan yang dipersamakan
atau dianggap sebagai Angkatan Perang RI oleh atau berdasarkan Undang-
Undang;Orang
4) yang tidak termasuk golongan tersebut diatas (1,2,3) tetapi atas keterangan
Menteri Kehakiman harus diadili oleh Pengadilan dalam lingkungan peradilan
Militer.
3. Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara bertugas untuk mengadili perkara atas perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh pegawai tata usaha negara.
4. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan pada umumnya. Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang termasuk
wewenang Peradilan umum, digunakan beberapa tingkat atau badan pengadilan yaitu:
a) Pengadilan Negeri
Pengadilan negeri dikenal pula dengan istilah pengadilan tingkat pertama yang
wewenangnya meliputi satu daerah Tingkat II. Fungsi Pengadilan Negeri adalah
memeriksa dan memutuskan serta menyelesaikan perkara dalam tingkat pertama dari
segala perkara perdata dan perkara pidana sipil untuk semua golongan penduduk.
b) Pengadilan Tinggi
pengadilan Tinggi adalah pengadilan banding yang mengadili lagi pada tingkat
kedua (tingkat banding) suatu perkara perdata atau perkara Pidana, yang telah
diadili/diputuskan oleh pengadilan negeri. Daerah hukum pengadilan tinggi pada
asasnya adalah meliputi satu daerah tingkat I
c) Pengadilan Tingkat Kasasi
Pengadilan tingkat Kasasi dikenal pula dengan sebutan pengadilan Mahkamah
Agung. Mahkamah Agung bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan:
 permohonan kasasi
 sengketa tentang kewenangan mengadili
 permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
5. Penasehat Hukum
Penasehat hukum merupakan istilah yang ditujukan kepada pihak atau orang yang
memberikan bantuan hukum. Dalam melaksanakan bantuan hukum, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh semua pihak, yaitu:
6. penegak hukum yang memeriksa tersangka/terdakwa wajib memberi kesempatan
kepada terdakwa untuk memperoleh bantuan hukum;
a) bantuan hukum tersebut merupakan usaha untuk membela diri;
b) tersangka/terdakwa berhak dan bebas untuk memilih sendiri penasehathukumnya

4. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Penegakkan Hukum


yang Berkeadilan Indonesia

a) Dinamika penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia


Banyaknya kasus prilaku warga negara melakukan pelanggaran hukum
menunjukkan bahwa hukum di Indonesia masih lemah dan perlu ditegakkan
• Penegakan hukum di Indonesia masih dibawah standar ini dibuktikan pada 10
tahun terakhir demokrasi Indonesia tidak mengalami kemajuan dan masih tetap
negative
• Lemahnya penegakan hukum di Indonesia tercermin dari berbagai penyelesaian
kasus besar yang belum tuntas
• Lemahnya penegakan hukum di Indonesia dilatarbelakangi oleh rendahnya
moralitas para apparat penegak hukum Keterpurukan penegakan hukum yang
berkeadilan terletak pada factor integritas apparat penegak hukum,aturan hukum
yang tidak responsive,serta tidak diaplikasikannya nilai-nilai Pancasila
b) Tantangan penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia
 Menghadapi persoalan penegakan hukum ditengah maraknya pelanggaran
hukum di segala starata kehidupan masyarakat
 Mempertahankan sikap baja,akhlak mulia dan karakter yang kuat dalampenegakan
hukum yang berkeadilan seperti adanya suap menyuap antar pihak

 Mengupayakan usaha preventif dalam mendidik warga negara serta melakukan


pembinaan kepada semua aparatur negara secara berkelanjutan

 Menyaring Perkembangan globalisasi yang menyebabkan lunturnya karakter-karakter


aparatur dan warga Negara

5. Esensi dan Urgensi Penegakkan Hukum yang Berkeadilan Indonesia dan yang baik
dan ada yang buruk.
Inilah alasan mengapa diperlukannya aturan hukum. Sudah lama sejak Cicero
menyatakan Ubi Societas Ibi Ius, di mana ada masyarakat, di sana ada hukum. Bahkan,
apabila Thomas Hobbes (1588-1679 M) mengatakan manusia adalah serigala bagi manusia
lainnya. Manusia memiliki nafsu yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang
lainnya. Nafsu yang dimiliki manusia a kita kaji kitab suci yang diturunkan oleh Tuhan
Yang Maha Esa, Anda pasti akan menemukan betapa banyak aturan-aturan yang dinyatakan
dalam setiap ayat kitab suci tersebut. Namun, tampaknya ada peraturan hukum saja tidak
cukup. Tahap yang lebih penting adalah penegakan dan kepastian hukum.
Penegakan hukum bertujuan untuk mewujudkan peraturan hukum demi terciptanya
ketertiban dan keadilan masyarakat. Apa yang tertera dalam peraturan hukum (pasal-pasal
hukum material) seyogianya dapat terwujud dalam proses pelaksanaan/penegakan hukum di
masyarakat. Dengan kata lain, penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat
merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan kewajibannya.
Mari kita perhatikan kasus yang terjadi di masyarakat berikut ini.
seorang siswa SMK didakwa dalam sidang kasus “Sandal Jepit” dengan ancaman
hukuman lima tahun penjara. Siswa SMK tersebut didakwa karena mencuri sandal jepit
milik Briptu Ahmad Rusdi Harahap dan Briptu Simson Sipayung, anggota Brimob Polda
Sulteng pada Mei 2011 lalu sehingga terjadi gerakan pengumpulan 1.000 sandal jepit di
berbagai kota di Indonesia. Hal inimenjadi sorotan bagi media asing seperti Singapura dan
Washington Post dari Amerika Serikat.
Dari fakta tersebut sangat jelas bahwa keberadaan hukum dan upaya penegakannya
sangat penting. Ketiadaan penegakan hukum, terlebih tidak adanya aturan hukum akan
mengakibatkankehidupan masyarakat “kacau” (chaos). Negara-Bangsa Indonesia sebagai
negara modern dan menganut sistem demokrasi konstitusional, telah memiliki sejumlah
peraturan perundangan, lembaga- lembaga hukum, badan-badan lainnya, dan aparatur
penegak hukum. Namun, demi kepastian hukumuntuk memenuhi rasa keadilan masyarakat,
upaya penegakan hukum harus selalu dilakukan secara terus menerus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Thomas Hobbes dalam bukunya Leviathan pernah mengatakan “Homo homini lupus”,
artinya manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Manusia memiliki keinginan dan
nafsu yang berbeda- beda antara manusia yang satu dan yang lainnya. Nafsu yang dimiliki
manusia , ada yang baik, ada nafsu yang tidak baik. Inilah salah satu argumen mengapa
aturan hukum diperlukan. Upaya penegakan hukum di suatu negara, sangat erat kaitannya
dengan tujuan negara. Menurut Kranenburg dan Tk. B. Sabaroedin kehidupan manusia
tidak cukup hidup dengan aman, teratur dan tertib, manusia perlu sejahtera. Apabila tujuan
negara hanya menjaga ketertiban maka tujuan negara itu terlalu sempit. Tujuan negara yang
lebih luas adalah agar setiap manusia terjamin kesejahteraannya di samping keamanannya.
Dengan kata lain, negara yang memiliki kewenangan mengatur masyarakat, perlu ikut
menyejahterakan masyarakat. Negara Kesatuan Republik Indonesia ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-
haknya. Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman menuntut pelaku perbuatan melanggar
hukum Orang yang tidak termasuk golongan tersebut diatas tetapi atas keterangan Menteri
Kehakiman harus diadili oleh Pengadilan dalam lingkungan peradilan Militer.
Penegakan hukum bertujuan untuk mewujudkan peraturan hukum demi terciptanya
ketertiban dan keadilan masyarakat. Apa yang tertera dalam peraturan hukum seyogianya
dapat terwujud dalam proses pelaksanaan/penegakan hukum di masyarakat. Dengan kata lain,
penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-
hak dan kewajibannya.

B. Saran
Penulis mengharapkan kepada pembaca untuk bisa memahami penegakkan hukum yang
berkeadilan serta dapat menghadapi tantangan penegakkan hukum yang berkeadilan di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Nurwardani, Paristiyanti., dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Kewarganegaraan. Cetakan ke-1 : 2016.

Anda mungkin juga menyukai