Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : Dr.Yasniwati, SH.,MH

DISUSUN OLEH:

NAMA : FUTIH NUR ABIYAH

NIM : 2110113164

JURUSAN: ILMU HUKUM

FAKULTAS : HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Dinamika Historis Konstitusional Sosial-Politik, Kultural, Konteks Penegakan
Hukum Yang Berkeadilan.

Makalah Dinamika Historis Konstitusional Sosial-Politik, Kultural, Konteks Penegakan Hukum Yang
Berkeadilan, ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kewarganegaraan Universitas
Andalas. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang pentingnya Persatuan dalam Keberagaman.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Yasniwati,SH.,MH selaku dosen
pengampu mata kuliah Kewarganegaraan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Saya juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Payakumbuh, 6 November 2021

Penulis

Futih Nur Abiyah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi..........................................................5


2.2 Menanyakan Alasan Mengapa diperlukan ........................................5
2.3 Menggali Sumber Historis,sosiologis,politis tentang..........................5
2.4 Membangun Argumen tentang dinamika dan tantangan..................6
2.5 Mendeskripsikan esensi dan urgensi...................................................6
2.6 Rangkuman penegakkan .....................................................................7

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan.............................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Hukum ialah peraturan berbentuk norma yang dibuat oleh sesuatu kekuasaan ataupun
adat yang berlaku untuk seluruh orang dengan tujuan guna mengendalikan tingkah laku
manusia, melindungi kedisiplinan, keadilan, perdamaian, menghindari terbentuknya
kekacauan serta memberikan sanksi untuk orang yang melanggar hukum. Indonesia ialah
negara hukum, karenanya aturan serta penegakan hukum menjadi bagian pentinng dalam
kehidupan, bukan saja terdapat aturannya secara wajar, tetapi realisasi penerapannya
secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara ialah aspek
utama untuk mewujudkan keadilan serta perdamaian. Bersumber pada Pancasila serta
undang- undang dasar 1945. Negara Indonesia berupaya untuk menjunjung tinggi
penegakan hukum, negara hendak menjamin tiap warganya bertepatan peran di depan
hukum serta dalam pemerintahan tanpa terkecuali. Dibutuhkan adanya peraturan-
peraturan yang sanggup menjamin hak serta kewajiban tiap masyarakat negara tanpa
adanya diskriminasi. sejarah bangsa Indonesia sampai saat ini mencatat adanya
kesenjangan sosial yang diakibatkan oleh sikap tidak adil serta diskriminatif. Tidak hanya
itu terjadi pola penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat negeri serta pejabat publik yang
sepatutnya menjadi penegak hukum serta pelindung rakyat namun malah mengintimidasi,
menganiaya, hingga melenyapkan nyawa. Kejahatan ialah perkara yang dirasakan warga
dari waktu kewaktu. Perkara kejahatan tiada henti diperdebatkan. Jadi dimana terdapat
kehidupan manusia tentu pula terdapat kejahatan yang hendak senantiasa mengikutinya.
Perihal ini berarti kalau kejahatan terjalin serta berkembang tumbuh dalam area
kehidupan manusia. Bagi darmadi( 2013). Pembelajaran Pancasila serta
Kewarganegaraan bisa dimaknai selaku wahana untuk meningkatkan dan melestarikan
nilai luhur serta moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan bisa
diwujudkan dalam wujud sikap kehidupan sehari- hari. Bersumber pada latar belakang
permasalahan tersebut hingga dibuatlah makalah ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Menelusuri Konsep dan Urgensi,Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
2. Menanyakan Alasan Mengapa diperlukan penegakan hukum yang Berkeadilan
3. Menggali sumber historis, sosiologis, politis tentang penegakan hukum
Yang berkeadilan di indonesia
4. Membangun Argumen tentang dinamika dan tantangan penegakan
hukum yang berkeadilan
5. Mendeskripsikan esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkedilan
6. Rangkuman penegakkan Hukum yang Berkeadilan
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Menelususri 180 Konsep dan Urgensi Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
2. Menanya Alasan Mengapa diperlukan Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
3. Menggali Sumber Historis,sosiologis,politis tentang pengakkan Hukum yang Berkeadilan
4. Membangun Argumen tentang dinamika dan tantangan penegakkan hukum yang berkeadilan
5. Mendeskripsikan esensi dan urgensi penegakkan hukum yang berkeadilan
6. Merangkum hakikat tentang pentingnya penegakkan hukum yang berkeadilan
7. Untuk memperdalam pemahaman tentang tema diatas

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Menelusuri Konsep Dan Urgensi Penegakan Hukum Yang Berkeadilan


Upaya penegakkan hukum di suatu negara, sangat erat kaitannya dengan tujuan negara.Menurut
Kranenburg dan Tk.B.Sabaroedin (1975) kehidupan manusia tidak cukup hidup dengan
aman,teratur,dan tertib, manusia perlu sejahtera. Dengan kata lain, negara yang memiliki kewenangan
untuk mengatur masyarakat, perlu ikut munyejahterakan masyarakat Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) adalah negara hukum. Artinya semua persoalan kemasyarakatan,kewarganegaraan
pemerintahan atau kenegaraan harus didasarkan atas hukum. Dari bunyi alinea ke-4 Pembukaan UUD
NRI 1945 ini dapat didefinisikan bahwa tujuan Negara Republik Indonesia pun memiliki indikator
yang sama sebagaimana yang dinyatakan Kranenburg yakni:
1. Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian
abadi dan keadilan sosial
Perlindungan terhadap warga negara serta menjaga ketertiban masyarakat telah diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 24,24A,24B,24C,dan 25 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Yang berbunyi”Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Negara kita telah memiliki lembaga peradilan yang diatur dalam UUD NRI 1945 ialah Mahkamah
Agung (MA), Komisi Yudisial (KM) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

2.2. Menanya Alasan Mengapa diperlukan Penegakkan Hukum yang Berkeadilan


Terdapat enam agenda reformasi,satu diantaranya adalah penegakkan hukum. Dari server masyarakat,
beberapa sudah gterlihat perubahan ke arah yang positif,namun beberpa hal masih tersisa. Mengenai
penegakkan hukum ini. Setiap hari,massa media baik elektronik maupun cetak pria yang didasarkan
pada hukum baik yang terkait dengan masalah penegakkan hukum yang bekum memenuhi rasa
keadilan masyarakat atau masalah HAM dan KKN. Beberapa diantaranya yang terkait dengan
masalah penegakkan hukum adalah:
 Prilaku warga negara,khususnya oknum aparatur negara yang belum baik dan terpuji (seperti
masih ada praktik KKN, praktik suap,prilaku premanisme,dan prilaku lainnya yang tidak
terpuji)
 Masih ada potensi konflik,dan kekerasan sosial(seperti SARA,tawuran,menyerang
HAM,etnosentrisme,dan lain-lain).
 Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum meningkatkannya secara
tuntas.
 Penegakkan hukum yang lemah karena hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi
tumpul ke atas dan;
 Pelanggaran bagi wajib pajak atas penegakkan hukum dalam bidang perpajakan

2.3. Menggali Sumber Historis,sosiologis,politis tentang pengakkan Hukum yang Berkeadilan


Untuk memahami pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia,pengkajian dapat dilakukan secara
historis,sosiologis,dan politis.Secara historis,pendidikan Kewarganegaraan dalam arti substansi telah
dimulai jauh sebelum Indonesia diproklamsikan sebagai negara merdeka.Dalam sejarah kebangsaan
Indonesia berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa
walaupun belum menamakan Indonesia.
Setelah berdiri Boedi Oetomo, berdiri pula oraganisasi pergerakan kebangsaan lain seperti Serikat
Islam,Muhammadiyah,Indische Partice,PSII,PKI,NU. Dan Organisasi lainnya yang tujuan akhirnya
ingin melepaskan diri dari penjajahan Belanda. Pada tahun 1930-an,organisasi kebangsaan baik yang
berjuang secara terang-terangan maupun diam-diam,baik di dalam negeri maupun di luar negeri
tumbuh bagaikan jamur di musim hujan.

5
Akhirnya Indonesia merdeka setelah melalui perjuangan panjang,pengorbanan jiwa dan raga, pada
tanggal 17 Agustus 1945,Soekarno dan Hatta, atas nama bangsa Indonesia menyatakan Kemerdekaan
Indonesia.
Setelah indonesia menyatakan kemerdekan, melepaskan diri dari penjajahan, bangsa indonesia masih
harus berjuang mempertahakan kemerdekaan karena ternyata penjajah belum mengakui
kemerdekadaan dan belum ikhlas melepas indonesia sebagai wilayah jajahannya. Oleh karena itu,
priode pasca kemerdekaan indonesia, tahun 1945 sampai saat ini bangsa indonesia telah berusaha
mengisi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalu berbagai cara, baik perjuangan fisik
maupun diplomatis. Perjuangan mencapai kemerdekaan dari penjajah telah selesai namun tantangan
untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang hakiki belum selesai.
Prof.Nina Lubis (2008), seorang sejarawan menyatakan :
“...dahuku,musuh itu jelas,penjajah yang tidak memberikan ruang untuk mendapatkan
keadilan,kemanusiaan yang sama bagi warga negara kini musuh bukan dari luar, tetapi dari dalam
negeri sendiri.Korupsi yang merajalela, ketidakadilan,pelanggaran HAM,kemiskinan,ketidakmerataan
ekonomi,penyalahgunaan kekuasaan,tidah menghormati harkat dan martabat orang lain, suap-
menyuap,dll.

2.4. Membangun Argumen tentang dinamika dan tantangan penegakan


hukum yang berkeadilan
Kasus dan pristiwa dalam kehidupan sehari-hari seperti yang pernah kita lihat pada sebab di atas
yaitu:
1. Madih banyak prilaku warga negara khususnya oknum aparatur negara yang belum baik dan
terpuji,terbukti masih ada praktik KKN,praktik suap,prilaku premanisme, dan prilaku yang
tidak terpuji
2. Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial yang bermuatan SARA,tawuran,pelanggaran
HAM,dan sikap etnosentrisme
3. Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum diselesaikan dan ditangani
secara tuntas
Banyaknya kasus prilaku warga negara sebagai subyek hukum baik yang bersifat perorangan maupun
kelompok masyarakat yang belum baimk dan terpuji atau melakukan pelanggaran hukum
menunjukkan bahwa indonesia masih dipandang lemah. Di Indonesia hukum itu bagaikan bisa dibeli
dengan uang,jadi orang yang bersalah tetapi mempuanyai uang yang banyak,maka ia bisa lepas dari
hukuman itu. Atau kita sering mendengar pribahasa “ Runcing ke bawah tumpul keatas”,
persoalannya penegakkan hukum di indonesia ini masih di pandang kemah. Apabila hal ini terjadi
terus-menerus bahkan telah menjadi suatu yang dibenarkan atau kebiasaan maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadi revolusi hukum.Oleh karena itu,tantangan yang dihadapi oleh bangsa
indonesia saat ini adalah menghadapi persoalan penegakkan hukum di tengah maraknya penegakkan
hukum di segala setrata kehidupan masyarakat.
Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme banyak tantangan yang dihadapi oleh aparat
penegak hukum.Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia,dan karakter yang kuat dalam
menjalankan tugas. Pemerintah perlu melakukan upaya preventif dalam mendidik warga negara
termasuk melakukan pembinaan kepada semua aparatur negara secara terus-menerus.Apabila hal ini
telah dilakukan, maka ketika ada warga negara yang mencoba melakukan pelanggaran hukum pihak
aparatur penegak hukum harus bekerja secara profesional dan berkomitmen menegakkan hukum.

2.5. Mendeskripsikan esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkedilan


Cicero mengemukakan Ubi Societas Ibi lus,dimana ada masyarakat disitu ada hukum.
Penegakkan hukum bertujuan untuk mewujudkan aturan hukum demi terciptanya keadilan dan
ketertiban masyarakat. Penegakkan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban
dan kepastian hukum dalam masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan
kewajibannya. Proses penegakkan hukum tidak dapat dipisahkan dengan hukum itu sendiri.
Sedang sistem hukum dapat diartikan merupakan bagian-bagian yang saling bergantung yang
harus dijalankan oleh aparatur penegak hukum dan juga masyarakat yang menuju pada
tegaknya kepastian hukum. Untuk membangun dan membentuk sistem pemerintahan yang
akuntable perlu melibatkan seluruh stakeholder dan yang pentung adalah dukunga pemerintah yang

6
bersih. Dukungan pemerintahan yang bersih dalam membangun penegakkan hukum yang
akuntable harus total, karena penegakkan hukum adalah bagian dari sistem hukum pemerintahan.
Pemerintah harus berada digarda terdepan dalam penegakkan hukum untuk memberikan harapan
kepada masyarakat atas kepastian hukum. Sebagai penyelenggara negara, presiden harus menjamin
kemandirian dan independensasi para penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya.

2.6. Rangkuman penegakkan Hukum yang Berkeadilan


Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi yang mempunyai wewenang untuk
mengatur dan mengendalikan masarakat. Negara di pandang sebagai subyek hukum yang mempunyai
kedaulatan(sovereignity) yang tidak dapat dilampaui oleh negara manapun. Ada empat fungsi negara
yaitu:
1. Melaksanakan penertiban dan keamanan
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
3. Pertahanan
4. Menegakkan keadilan

Penegakkan hukum bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam
masyarakat.Dalam menegakkan hukum terdapat tiga unsur yang harus selalu diperhatikan yaitu:
1. Kepastian Hukum
2. Kemanfaatan
3. Keadilan

Aparatur hukum yang mempunyai tugas untuk menegakkan dan melaksanakan hukum antara lain
lembaga Kepolisian,Kehakiman,dan Kejaksaan.
 Fungsi utama lembaga Kepolisian adalah sebagai lembaga penyidik
 Fungsi utama Kejaksaan sebagai lembaga penuntut
 Fungsi utama lembaga Kehakiman sebagai lembaga pengadilan pemutus perkara

Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang no.14 tahun 1970 yang telah diperbaharui menjadi UU No. 48 tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan pengendalian
dalam empat lingungan yaitu:
1. Peradilan Umum
2. Peradilan Agama
3. Peradilan Militer
4. Peradilan Tata Usaha Negara

Keempat lingkungan peradilan tersebut masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili


perkara tertentu serta meliputi badan peradilan secara bertingkat,yaitu:
1. Pengadilan Tingkat Pertama
2. Tingkat Banding
3. Tingkat Kasus
Penegakkan hukum sangat penting diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan ketertiban
dan kepastian hukum dalam masyarakat.

7
BAB III

PENUTUPAN

3.1.KESIMPULAN

Penegakkan hukum merupakan salah satu usaha untuk mencapai atau menciptakan tata tertib,
keamanan dan ketentraman dalam bermasyarakat baik itu merupakan upaya pencegahan maupun
penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum.

Hukum harus ditegakkan secara konsekuen agar bisa menciptakan kedamaian serta kesejahteraan
bagi semua. Tujuan utama penegakkan hukum adalah untuk membuat masyarakat merasa
memperoleh perlindungan akan hak-haknya. Agar manusia yang hidup dalam bernegara dan
berbangsa berlangsung dengan normal, damai, dan tentram.

3.2. SARAN

Kami menyadari makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dan demi
penyempurnaan makalah ini, kami meminta saran dan kritik kepada para pembaca yang bersifat
positif dan membangun.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.youtube.com/watch?v=1ntlLv1dSs0

Anda mungkin juga menyukai