“HUKUM ADAT”
KELOMPOK 4 :
Dosen Pengampu:
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada penyusun agar mampu untuk menyelesaikan makalah perbandingan sistem
hukum. Sholawat beserta salam selalu penyusun ucapkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW. yang menjadi suri tauladan dan panutan untuk hidup, agar
kehidupan yang kita jalankan bisa terarah sesuai dengan tuntunan agama.
Penyusun juga berterima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang
selalu menyemangati penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Didalam
penyusunanannya tentu masih banyak kekurangan, oleh karena itu diperlukan kritik
serta saran yang membangun untuk kedepannya lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu diantara sistem hukum, disebutlah sistem hukum adat. Hukum adat bisa
dikatakan sistem hukum yang sangat dekat dengan masyarakat. Mengapa demikian?
Karena sistem hukum adat merupakan sistem hukum yang dibuat oleh masyarakat itu
sendiri. Sebagaimana daerah-daerah yang ada di Indonesia yang menganut sistem
hukum adat.
Walaupun sering terdengar di telinga masyarakat umum, namun tidak banyak yang
paham secara formal mengenai sistem hukum adat itu sendiri. Banyak dari kita hanya
paham tentang bentuk dari sistem hukum adat, namun tidak mengetahui kekuatan
hukum tersebut di suatu negara. Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui
lebih dalam mengenai sistem hukum adat tersebut, terlebih negara Indonesia
merupakan salah satu penganut sistem hukum adat.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengetahui latar belakang dari makalah ini, maka penyusun merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi pengertian serta sejarah dari hukum adat?
2. Apa yang menjadi sumber hukum adat?
1
Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Perpustakaan Komnas
Perempuan, https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?p=show_detail&id=3549-
:~:text=Setidaknya%20Terdapat%20lima%20sistem%20hukum,negara%20blok%20timur%20(sosialis
), diakses pada tanggal 07 Mei 2023, pukul 20:00 WIB.
1
3. Negara apa saja yang menganut sistem hukum adat?
4. Apa saja pengaruh sistem hukum adat bagi hukum di Indonesia?
5. Apa saja yang menjadi kekurangan dan kelebihan dari sistem hukum adat?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dan disusun untuk mencapai tujuan, sebagaimana berikut:
1. Mengetahui dan memahami arti dan sejarah hukum adat.
2. Mengetahui dan memahami apa yang menjadi sumber dari hukum adat.
3. Mengetahui dan memahami negara mana saja yang menganut sistem hukum
adat.
4. Mengetahui dan memahami apa saja pengaruh sistem hukum adat terhadap
sistem hukum di Indonesia.
5. Mengetahui dan memahami apa saja kekurangan dan kelebihan dari sistem
hukum adat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti halnya negara Indonesia yang mengakui akan keberadaan hukum adat itu
sendiri. Dalam pasal 18 ayat (2) ditegaskan bahwa, “Negara mengakui dan
menghormati masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang dalam
kenyataan masih ada, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan republic Indonesia dan diatur dalam undang-undang”.
1. Soekanto mengatakan hukum adat adalah suatu yang kompleks dan tidak
dikodifikasikan (dikitabkan) sehingga sifatnya pemaksaan dan mempunyai akibat
hukum.
2. Van Vollenhoven menjelaskan bahwa hukum adat adalah aturan-aturan yang
berlaku bagi orang-orang pribumi dan orang-orang timur asing, yang disatu pihak
mempunyai sanksi yang dikatakan hukum dan dilain pihak tidak dikodifikasi maka
dikatakan adat.
2
Yulia, Buku Ajar Hukum Adat, (Sulawesi: Unimal Press, 2016), hal. 1.
3
3. Soepomo mengatakan bahwa, hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis dalam
peraturan legislatif yang walaupun tidak dikitabkan oleh yang berwajib tetap
dihormati oleh masyarakat berdasarkan keyakinan kekuatan hukum.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hukum adat adalah hukum yang tidak
tertulis dan tidak dikodifikasikan, namun kekuatan hukum tersebut hadir dari
keyakinan masyarakat itu sendiri.
Secara ilmiahnya hukum adat ini diperkenankan oleh Snock Hurgronje dalam
bukunya yang berjudul “De Atjehers” (Bahasa Belanda) yaitu untuk memberi nama
pada suatu sistem pengendalian sosial (Social control) yang hidup dalam Masyarakat
Indonesia.3 Dengan demikian, menurut Snock Hurgronje hukum adat itu adalah adat-
adat yang mempunyai akibat hukum, atau dengan kata lain baru disebut hukum adat
jika adat tersebut mempunyai akibat hukum.4 Kemudian dikembangkan oleh Van
Vollenhoven yang memuat istilah Adat Recht dalam bukunya yang berjudul Adat Recht
Van Nederlandsh Indie (Hukum Adat Hindia-Belanda), sebagaimana diketahui bahwa
Indonesia dulu merupakan negara dengan nama Hindia-belanda.
Negara Indonesia dulu, yang masih dikenal dengan negara Hindia Belanda
mempergunakan istilah ini pada tahun 1929 dalam Peraturan Hukum Negeri Belanda
atau Indische Staatsregeling. Itulah dulunya, Indonesia tidak mengenal istilah Hukum
Adat. Namun, sebagaimana perkembangannya yang ada di Indonesia sendiri hanya
dikenal adat saja. Adapun untuk menyebutkan suatu sistem di dunia maka disebut
Hukum Adat.
3
Ibid. hal. 2.
4
Erwin Owan Hermansyah soetoto, Zulkifli Ismail, dkk., Hukum Adat, (Malang: Madza
Media, 2021), hal. 3.
4
B. Sumber Hukum Adat
Hukum Adat mempunyai sumber hukum tersendiri, yang mana didapati dalam
Karya Ilmiah yang ditulis oleh Bewa Ragawino, S.H., M.Si. dengan judul “Pengantar
dan Asas-asas Hukum Adat Indonesia”, yang diantaranya sebagai berikut:
1. Adat-istiadat atau kebiasaan yang merupakan tradisi rakyat.
2. Kebudayaan tradisional rakyat.
3. Ugeran/kaidah dari kebudayaan asli.
4. Perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat.
5. Pepatah adat.
6. Yurisprudensi adat.
7. Dokumen-dokumen yang hidup pada waktu itu, yang memuat ketentuan hukum
yang hidup.
8. Kitab-kitab hukum yang pernah dikeluarkan oleh raja-raja.
9. Doktrin tentang hukum adat.
10. Hasil-hasil penelitian tentang hukum adat yang merupakan nilai-nilai yang tumbuh
dan berlaku dalam masyarakat.
Baik di Indonesia maupun negara yang menganut sistem hukum adat, tidak akan
berbeda sumber hukum yang diambil. Mengapa? Karena pada dasarnya, sistem hukum
adat ini tidak terkodifikasi, maka daripada itu sistem hukum adat lahir dan bersumber
dari kebiasaan masyarakat terdahulu yang masih tetap kuat keyakinannya sampai
sekarang.
Salah satu penganut sistem hukum adat yang terkenal adalah negara Indonesia.
Alasan utama yang mengatakan bahwa Indonesia penganut terkenal ialah pada sejarah
hadirnya sistem hukum adat itu sendiri. Di mana Indonesia khas dengan adat-adat pada
setiap daerahnya. Sebagaimana dengan semboyan Indonesia sendiri yaitu, “Bhineka
Tunggal Ika”.
5
Selain daripada itu, China juga dikenal dengan sistem hukum adat patrilineal
Individual, dimana harta warisan terpusat pada anak laki-laki. Di China dilarang
adanya pernikahan satu marga, karena dianggap menikahi keluarga sendiri, juga tidak
diperkenankan bagi pihak adik mendahului kakak perempuan untuk menikah, namun
diperkenankan bagi adik yang ingin mendahului kakak laki-lakinya. Begitulah sekilas
dari contoh hukum adat dari negara China.
Dalam hal ini, dapat dijelaskan secara singkat bahwa, Indonesia mengakui
keberadaan hukum adat. Sebagaimana hukum adat dengan hukum negara tetap
mempunyai daya pikat yang berbeda namun secara konstitusional6 bersifat sama tetapi
terdapat perbedaan pada bentuk dan aspeknya.
5
Sayap Bening, 2020, Macam-macam sistem Hukum di Dunia,
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-macam-macam-sistem-hukum-di-
dunia#:~:text=sistem%20Hukum%20Adat%20terdapat%20dan,%2C%20Jepang%2c%20dan%20negar
a%20lain , diakses 08 Mei 2023, pukul 19:00 WIB.
6
Norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintah negara-biasanya dikodifikasi
sebagai dokumen tertulis (Semua Langkah politik yang sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di
suatu negara).
6
Indonesia sendiri ialah sebagimana dengan peranannya dalam pembinaan hukum
nasional. Seminar Hukum Adat dan Pembangunan Hukum Nasional tanggal 15 sampai
17 Januari 1975 yang diselenggarakan oleh bphn bekerja sama dengan Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada menyimpulkan sebagai berikut:7
1. Hukum adat merupakan salah satu sumber yang sangat penting untuk
memperoleh bahan-bahan atau materi bagi pembagian hukum nasional
yang menuju kepada unifikasi hukum yang terutama akan dilakukan
melalui pembuatan pembuatan peraturan-peraturan perundang-undangan,
dengan tidak mengabaikan timbul/tumbuh dan perkembangannya hukum
kebiasaan dan peranan pengadilan dan pembinaan hukum.
2. Pengambilan bahan-bahan dari hukum adat dalam penyusunan hukum
nasional pada dasarnya seperti berikut:
a. Penggunaan konsep-konsep dan asas-asas hukum dan hukum adat
untuk dirumuskan dalam norma-norma hukum yang memenuhi
kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang dalam rangka
pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan undang-undang Dasar 1945.
b. Pembangunan lembaga-lembaga hukum adat yang dimodernisasi
dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman tanpa menghilangkan
ciri-ciri dan sifat-sifat kepribadian Indonesia.
c. Memasukkan konsepsi-konsepsi dan asas-asas hukum adat ke
dalam lembaga-lembaga hukum baru dan lembaga-lembaga
hukum dari hukum asing yang dipergunakan untuk memperkaya
dan memperkembangkan hukum nasional agar tidak bertentangan
dengan Pancasila dan undang-undang Dasar 1945.
7
Sri Sudaryatmi, Peranan Hukum Adat dalam Pembangunan Hukum Nasional di Era Globalisasi, hlm.
575-576.
7
E. Kekurangan dan Kelebihan Hukum Adat
Hukum adat merupakan hukum tidak tertulis yang juga memiliki kekurangan dan
kelebihan sebagaimana manusia itu sendiri. Karena bagaimanapun juga karena hukum
tak tertulis itu merupakan bentukan manusia.8
8
10 Kelebihan dan Kelemahan dari Msing-masing Sistem Hukum, scribed.com.
https://id.scribd.com/document/500612116/10-KELEBIHAN-DAN-KELEMAHAN-DARI-MASING-
MASING-SISTEM-HUKUM
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis yang mana hadir dari kebiasaan
masyarakat itu sendiri. Dilansir dari berbagai pendapat yang kemudian disimpulkan,
juga dapat diartikan sebagai suatu hukum yang tidak tertulis dan tidak dikodifikasikan,
namun kekuatan hukum tersebut hadir dari keyakinan masyarakat itu sendiri.
Adapun pencetus dari hukum adat ini ialah Snock Hurgronje dalam bukunya yang
berjudul “De Atjehers” (Bahasa Belanda) yaitu untuk memberi nama pada suatu sistem
pengendalian sosial (Social control) yang hidup dalam Masyarakat Indonesia.
Sumber hukum adat ini yang utama adalah dari adat-istiadat, atau dari kebiasaan
yang diyakini di daerah tersebut. Sedangkan negara-negara yang menganut sistem
hukum adat ialah Indonesia, China, India, Jepang, dan negara-ngera lainnya.
Hukum adat juga diartikan sebagai hukum asli Indonesia yang tidak tertulis dalam
bentuk-bentuk perundangan-perundangan Republik Indonesia yang di sana-sini
mengandung unsur agama. Adapun pengaruh dari hukum adat terhadap hukum
Indonesia sendiri ialah sebagimana dengan peranannya dalam pembinaan hukum
nasional.
9
B. Saran
Makalah ini bisa menjadi rujukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas berkenaan dengan hukum adat. Oleh karena itu, penyusun menyarankan
untuk memanfaatkan makalah ini sebagai bahan belajar mahasiswa.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hermansyah, Erwin Owan, dkk. 2021. Buku Ajar Hukum adat. Malang: Medza Media.
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-macam-macam-sistem-hukum-di-
dunia#:~:text=sistem%20Hukum%20Adat%20terdapat%20dan,%2C%20Jep
ang%2c%20dan%20negara%20lain , diakses 08 Mei 2023, pukul 19:00 WIB.
https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?p=show_detail&id=354
9-
:~:text=Setidaknya%20Terdapat%20lima%20sistem%20hukum,negara%20b
lok%20timur%20(sosialis), diakses pada tanggal 07 Mei 2023, pukul 20:00
WIB.
Nugroho, Sigit Sapto. 2016. Pengantar Hukum Adat di Indonesia. Solo:Pustaka
Iltizam.
11
12