Kelompok 2
1. Hafizin
2. Anggita Aprilia Mahrani
3. Suryani
4. Mirawati
5. Dayu Fauzia Maemunah
6. Muhajrian Ziah Ulhaq Putra
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani akan selalu
membawa keberkahan baik kehidupan di dunia maupun di akhirat, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh mamfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir semester dan
untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca maupun penulis. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari isi maupun penulisan.oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini bermamfaat bagi kita semua.Terima kasih.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2. Apa saja ciri atau corak masyarakat hukum?
3. Apa saja sumber-sumber hukum adat?
4. Apa saja pembidangan hukum adat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui unsur-unsur hukum adat
2. Untuk mengetahui ciri atau corak masyarakat hukum
3. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum adat
4. Untuk mengetahui pembidangan hukum adat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, kita dapat membedakan dua ciri dari hukum adat,
yaitu: adat yang bersangsi dan yang tidak di kondifikasikan. Dengan sifatnya
yang tidak tertulis, hukum adat memiliki peraturan hidup yang meskipun tidak
ditetapkan dalam hukum formal tetapi ia tetap menjadi hukum yang ditaati dan
di dukung oleh rakyat dengan segenap keyakinan mereka bahwasannya
peraturan tersebut memiliki kekuatan hukum.
Dari beberapa Batasan yang telah dikemukakan mengenai hukum adat
maka unsusr-unsusr dalam hukum adat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Adanya tingkah laku yang dilakukan secara terus-menerus
2. Adanya pola tingkah laku yang sistematis dan teratur
3. Adanya nilai sacral yang di pakai dalam tingkah laku tersebut
4. Adanya keputusan kepala adat
5. Adanya akibat hukum atau sanksi
6. Tidak tertulis
7. Ditaati karena kepatutan dan kewibawaannya.
Van Dijk menyebutkan bahwa hokum adat memiliki tiga corak khas, yaitu :
3
c) Kesanggupan hokum adat untuk menyesuaikan diri.
1. Tradisional
Sifat tradisional mengandung arti bahwa hokum adat berakar
dari kehendak nenek moyang yang diagungkan. Sehimgga beberapa
ahli berasumsi bahwa hokum adat merupakan bagian tak terlepas dari
kebudayaan masyarakat Indonesia. Anggapan ini biasanya di
konstruksikan dalam legenda atau cerita turun-menurun, baik tertulis
maupun tidak tertulis.
Pada sisi lain hukum adat pun bisa berubah dan menyesuaikan
diri dengan kondisi tertentu dari perkembangan masyarakat. Perubahan
ini biasanya terjadi bukan karna adsnya penghapusan atau
penghilangan suatu aturan secara resmi melainkan karna adanya
perubahan kondisi, tempat dan waktu.
2. Bercorak Keagamaan (religious megis)
4
Arti Relegieus Magis adalah :
- bersifat kesatuan batin
- ada kesatuan dunia lahir dan dunia gaib
- ada hubungan dengan arwah-arwah nenek moyang dan makluk-
maklukhalus lainnya.
- percaya adanya kekuatan gaib- pemujaan terhadap arwah-arwah nenek
moyang
- setiap kegiatan selalu diadakan upacara-upacara relegieus
- percaya adnya roh-roh halus, hatu-hantu yang menempati alam
semestaseperti terjadi gejala-gejala alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,
batu danlain sebagainya.
- Percaya adanya kekuatan sakti
- - Adanya beberapa pantangan-pantangan.
3. Bercorak Komunal atau kemasyarakatan
5
Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan rasa
kebersamaan,kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada
kepentingan-kepentinganpribadi sesuai dengan asas permusyawaratan
dan perwakilan sebagai systempemerintahan.Adanya musyawarah di
Balai Desa, setiap tindakan pamong desa berdasarkanhasil
musyawarah dan lain sebagainya.
6
laki saja dan perempuan hanya diberikan karena rasa kasihan atau
ibah.Namu hal ini berubah karena saat ini sudah ada persamaan hak
antara laki-laki dan perempuan.Jika dahulu tidak boleh menikah atau
kawin dengan satu marga maka sekarang sudah bisa.
9. Musyawarah dan Mufakat
Dalam hukum adat hal ini bertujuan untuk menyelesaikan
beberapa konflik.sangat jarang ada kasus yang sampai kemeja
pengadilan.
10. Bercorak Kontan
Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan
pada saat yangbersamaan yaitu peristiwa penyerahan dan penerimaan
harus dilakukan secaraserentak, ini dimaksudkan agar menjaga
keseimbangan didalam pergaulanbermasyarakat.
Selain itu hukum adat juga bersifat plastis yang berarti hukum adat
dialaksanakan dengan memerhatikan hal-hal yang bersifat tersendiri (
khusus). Karna hukum adat berpangkal pada asas-asas yang menentukan
hukum dalam garis besarnya saja atau dalam istilah Djojodigoeno dapat
memperlihatkan hal-hal khusus dalam peristiwa yang menjadi dasar dari suatu
masalah hukum.
7
D. Pembidangan Hukum Adat
Mengenai pembidangan hukum adat tersebut, terdapat pelbagai variasi,
yangberusaha untuk mengidentifikasikan kekhususan hukum adat apabila
dibandingkan dengan hukum barat. Pembidangan tersebut biasanya dapat
ditemukan dalam buku-buku standar, di mana sistematika buku tersebut
merupakan suatu petunjuk untuk mengetahui pembidangan mana yang dianut
oleh penulisnya, misalnya:
Van Vollenhoven berpendapat bahwa pembidangan hukum adat adalah
sebagai berikut:
a. Bentuk-bentuk masyarakat hukum adat
b. Tentang pribadi
c. Pemerintahan dan peradilan
d. Hukum keluarga
e. Hukum perkawinan
f. Hukum waris
g. Hukum tanah
h. Hukum hutang piutang
i. Hukum delik
j. Sistem sanksi
Soepomo membagi pembidangan hukum adat sebagai berikut:
a. Hukum keluarga
b. Hukum perkawinan
c. Hukum waris
d. Hukum tanah
e. Hukum hutang piutang
f. Hukum pelanggaran
a. Tata masyarakat
b. Hak-hak atas tanah
c. Transaksi-transaksi tanah
d. Transaksi-transaksi di mana tanah tersangkut
e. Hukum hutang piutang
8
f. Lembaga/yayasan
g. Hukum pribadi
h. Hukum keluarga
i. Hukum perkawinan
j. Hukum delik
k. Pengaruh lampau waktu
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
▪ Unsusr-unsusr dalam hukum adat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Adanya tingkah laku yang dilakukan secara terus-menerus.
2. Adanya pola tingkah laku yang sistematis dan teratur.
3. Adanya nilai sacral yang di pakai dalam tingkah laku tersebut.
4. Adanya keputusan kepala adat.
5. Adanya akibat hukum atau sanksi.
6. Tidak tertulis.
7. Ditaati karena kepatutan dan kewibawaannya.
▪ Ciri atau Corak Masyarkat Hukum
1. Tradisional.
2. Bercorak Keagamaan (religious megis).
3. Bercorak Komunal atau kemasyarakatan
4. Bercorak Demokrasi
5. Bercorak Konkret dan Visual.
6. Bercorak Terbuka dan Sederhana.
7. Bercorak Tidak Dikodifikasi.
8. Dapat berubah dan menyusaikan diri.
9. Musyawarah dan Mufakat
10. Bercorak Kontan
▪ Sumber-sumber hukum adat adalah:
1. Adat istiadat atau kebiasaan yang merupakan tradisi rakyat.
2. Kebudayaan tradisional rakyat.
3. Kaidah dari kebudayaan Indonesia asli.
4. Perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat.
5. Pepatah adat.
6. Yurisprudensi adat.
B. Saran dan Kritik
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan maka dari itu
kami membutuhkan kritik dan saran membangun untuk menjadi bahan
10
perbaikan kedepannya . kami juga berharap makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12