Anda di halaman 1dari 12

KONSEP ADAT DAN HUKUM ADAT

DI
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK 3

NAMA : NURUL HUSNA


: ANISA FADILA
: AYU MUSTIKA
: M. NUZUL
: TAMITA RISKI AULIA
: SAFINATUN NAJA
UNIT/SEM : II/ II
PRODI : S-1 HES
DOSEN : M.AKBAR, S.Ag, M.Hum

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH


AL-HILAL SIGLI
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik,
shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah SWT mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia
didunia dan diakhirat.
Makalah ini membahas tentang “Konsep Adat dan Hukum Adat”. Saya sadar
bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari ini saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal
yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.

Sigli, 07 Juli 2018


Penyusun

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Pengertian Hukum Adat........................................................................ 2
B. Unsur Hukum Adat............................................................................... 3
C. Teori Keputusan Kepala Adat............................................................... 4

BAB III : PENUTUP...................................................................................... 8


A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Adat, jika kita mendengar kata itu yang terlintas di fikiran kita
mungkin adalah suatu Corak kedaerahan yang begitu kental didalamnya. Karena
sifatnya yang tidak tertulis, majemuk antara lingkungan masyarakat satu dengan
lainnya, maka sangat perlu dikaji perkembangannya. Pemahaman ini akan diketahui
apakah hukum adat masih hidup, apakah sudah berubah, dan ke arah mana perubahan
itu.
Di era Modern ini terkadang kita lupa akan latar belakang lahirnya hukum
yang kita kenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara
asia asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli
bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang
tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang,
maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu
dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh
tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena
kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hukum adat ?
2. Apa unsur hukum adat ?
3. Bagaimana teori keputusan kepala adat ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian hukum adat
2. Untuk mengetahui dan memahami unsur hukum adat
3. Untuk mengetahui dan memahami teori keputusan kepala adat

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Hukum Adat
Istilah hukum adat dikemukakan pertama kali oleh Prof.Dr.Christian Snouck
Hurgronye dalam bukunya yang berjudul “De Accheers”(Orang-orang Aceh), yang
kemudian diikuti oleh Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang
berjudul “Het Adat Recht Van Nederland Indie.1
Dengan adanya istilah ini, maka pemerintah kolonial Belanda pada akhir tahun 1929
mulai menggunakan secara resmi dalam peraturan perundangan Belanda. Hukum
adat pada dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat masyarakat. Adat istiadat
mencakup konsep yang sangat luas.
Hukum Adat adalah Hukum Non Statuir yang berarti Hukum Adat pada
umumnya memang belum/ tidak tertulis. Oleh karena itu dilihat dari mata seorang
ahli hukum memperdalam pengetahuan hukum adatnya dengan pikiran juga dengan
perasaan pula. Jika dibuka dan dikaji lebih lanjut maka akan ditemukan peraturan-
peraturan dalam hukum adat yang mempunyai sanksi dimana ada kaidah yang tidak
boleh dilanggar dan apabila dilanggar maka akan dapat dituntut dan kemudian
dihukum.
Definisi dari hukum adat sendiri adalah suatu hukum yang hidup karena dia
menjelmakan perasaan hukum yang nyata dari rakyat sesuai dengan fitrahnya sendiri,
hukum adat terus menerus dalam keadaan tumbuh dan berkembang seperti hidup itu
sendiri.
Prof. Mr. B. TerHaar BZN menyebutkan bahwa hukum adat ialah keseluruhan
aturan yang menjelma dalam keputusan para fungsionaris hukum yang mempunyai
wibawa dan pengaruh dan yang dalam pelaksanaannya berlaku secara spontan dan
dipatuhi dengan sepenuh hati.
Prof. Dr. Mr. Sukanto menyatakan bahwa hukum adat adalah komplek adat-
istiadat yang kebanyakan tidak dikodifikasikan dan bersifat memaksa, mempunyai
sanksi atau akibat hukum.

1 Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat (suatu pengantar). (Jakarta; Pradnya


Paramitha,1981) hlm.60

5
Prof. Dr. Mr. R. Supomo, Hukum adat adalah hukum yang non statuter, yang
sebagian besar adalah hukum kebiasaan dan sebagian kecil adalah hukum islam.
Prof. Mr. Kusumadi Pujosewoyo, hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku
yang “adat” dan sekaligus “hukum” pula.2 Prof. Mr. Cornelis van Vollenhoven,
hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku positip yang disatu pihak
mempunyai sanksi (hukum) dan dipihak lain dalam keadaan tidak dikodifikasi (adat).
Dari beberapa pendapat para ahli hukum mengenai pengertian Hukum Adat,
dapat disimpulkan bahwa Hukum Adat ialah Norma-norma yang bersumber pada
perasaan peradilan rakyat yang meliputi aturan tingkah laku dan perbuatan manusia
dalam kehidupan sehari-hari, yang sebagian besar tidak tertulis, tetapi senantiasa
ditaati dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai sanksi atau akibat tertentu.

B. Unsur Hukum Adat


1. Unsur-unsur hukum adap
a. Hukum asli Indonesia
b. Hukum agama
c. Kenyataan :walaupum hukum adat ini tidak tetulis tapi dipatuhi oleh
masyarakat
d. Psikologi/ kejiwaan :punya kekuatan hukum
2. Bidang-bidang hukum adat:
Mengenai pembidangan hukum adat terdapat berbagai variasi, yang berusaha
untuk mengindentifisikasikan kekhususan hukum adat, apabila dibandingkan
dengan hukum barat. Van volienhoven berpendapat bahwa pembidangan
hukum adat adalah sebagai berikut :
a. Unsur Kenyataan
Adat dalam keadaan yang sama selalu diindahkan oleh rakyat dan secara
berulang-ulang serta berkesinambungan dan rakyat mentaati serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Unsur Psikologis
Setelah hukum adat ini ajeg atau berulang-ulang yang dilakukan
selanjutnya terdapat keyakinan pada masyarakat bahwa adat yang

2 Prof. H.A.M. Effendy, S.H, Pengantar Tata Hukum Indonesia,(Mahdi Offset,1994)hal 115-
116

6
dimaksud mempunyai kekuatan hukum, dan menimbulkan kewajiban
hukum (opinion yuris necessitatis).3
Kedua unsur itulah yang menimbulkan adanya kewajiban hukum (opinio
yuris necessitatis). Hukum adat tidak statis, terus menerus tumbuh dan berkembang
seperti kehidupan itu sendiri, Menurut Prof. Dr. Soepomo, S.H. Wujud hukum adat
ada 3 bentuk dalam masyarakat yaitu:
a. Hukum Adat yang tidak tertulis merupakan bagian yang terbesar
b. Hukum Adat yang tertulis; hanya sebagian kecil saja
c. Uraian-uraian hukum adat yang tertulis merupakan hasil penelitian.

C. Teori Keputusan Kepala Adat


Menurut Soepomo, pengertian Kepala Adat adalah sebagai berikut “Kepala
Adat adalah bapak masyarakat, dia mengetuai persekutuan sebagai ketua suatu
keluarga besar, dia adalah pemimpin pergaulan hidup dalam persekutuan.” 4 Dengan
demikian kepala adat bertugas memelihara hidup hukum didalam persekutuan,
menjaga, supaya hukum itu dapat berjalan dengan selayaknya. Aktivitas Kepala Adat
sehari – hari meliputi seluruh lapangan masyarakat. Tidak ada satu lapangan
pergaulan hidup di dalam badan persekutuan yang tertutup bagi Kepala Adat untuk
ikut campur bilamana diperlukan untuk memelihara ketentraman, perdamaian,
keseimbangan lahir batin untuk menegakkan hukum.
Adapun aktivitas Kepala Adat dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1. Tindakan mengenai urusan tanah berhubung dengan adanya pertalian erat
antara tanah persekutuan (golongan manusia) yang menguasai tanah itu
2. Penyelesaian hukum sebagai usaha untuk mencegah adanya pelanggaran
hukum (Preventieve Rechtzorg) supaya hukum dapat berjalan semestinya
3. Menyelenggarakan hukum sebagai pembetulan hukum, setelah hukum itu
dilanggar (Repseive Reshtszorg).5

3 Soepomo, Hukum Adat. (Jakarta: Pradnya Paramita1993), hlm 3

4 Soepomo, 1979. Bab-bab Tentang Hukum Adat, Jakarta: Pradnya Paramita. Hlm. 45

5 Hilman Hadi Kusumah, 1980. Pokok-pokok Pengertian Hukum Adat, Bandung: Alumni.
Hlm. 76

7
Dengan demikian Kepala Adat di dalam segala tindakannya dan dalam
memegang adat itu ia selalu memperhatikan perubahan perubahan. Adanya
pertumbuhan hukum, sehingga dibawah pimpinan dan pengawasan Kepala Adat yang
sangat penting adalah pekerjaan di lapangan atau sebagai hakim perdamaian desa.
Apabila ada perselisihan atau perbuatan– perbuatan yang bertentangan dengan
hukum adat, maka Kepala Adat bertindak untuk memulihkan perdamaian adat,
memilihkan keseimbangan di dalam suasana desa serta memulihkan hukum.
Kepala Adat mempunyai pengertian adalah seorang pemimpin yang
memimpin kebiasaan yang normatif dan telah mewujudkan aturan tingkah laku yang
berlaku dalam daerah atau wilayah hukum adat yang dipertahankan secara terus
menerus.
Fungsi Kepala Adat dalam masyarakat tidak jauh berbeda dengan fungsi
hukum adat karena fungsi Kepala Adat yang ada di dalam masyarakat adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bilamana seharusnya
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat dan merupakan dasar dari
tingkah laku tersebut adalah kebiasaan yang bersifat normatif yaitu adat dan
hukum adat
2. Menjaga keutuhan persekutuan dalam masyarakat, supaya persekutuan
tersebut tetap terpelihara dan tidak dirusakkan oleh berbagai tindakan anggota
masyarakat yang tidak sesuai dengan adat dan hukum adat.
3. Memberikan pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial. Pengendalian sosial tersebut lebih bersifat pengawasan
terhadap tingkah laku masyarakat sehingga hidup persekutuan dapat
dipertahankan dengan sebaik – baiknya
4. Memperhatikan setiap keputusan–keputusan yang telah ditetapkan dalam
hukum adat, sehingga keputusan tersebut mempunyai wibawa dan dapat
memberikan kepastian hukum yang mengikat semua anggota masyarakat
5. Merupakan tempat bersandarnya anggota masyarakat untuk menyelesaikan,
melindungi, menjamin ketentraman. Karena itu setiap ada persengketaan

8
maka Kepala Adat adalah satu–satunya tempat anggota masyarakat bersandar
untuk menyelesaikan masalahnya.6
Jika diselidiki peranan Kepala Adat dalam masyarakat memang banyak yang
meminta keterlibatan Kepala Adat untuk menyelesaikan masalah, baik yang
menyangkut masalah hidup maupun yang berhubungan dengan kematian. Akan tetapi
yang lebih penting peranan Kepala Adat adalah menjaga keseimbangan lingkungan
hidup satu dengan lainnya, agar dalammasyarakat tetap tercipta kerukunan dan
kedamaian. Oleh karena itu dimana adanya gangguan keseimbangan dalam
masyarakat harus dicegah dan dipulihkan kembali, baik dengan cara pembayaran
berupa materiil maupun immaterial.
Sedangkan Soepomo dalam buku karangan yang berjudul “Bab – Bab
Tentang Hukum Adat” mengatakan bahwa Kepala Adat senantiasa mempunyai
peranan dalam masyarakat dan peranan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepala Adat mempunyai peranan sebagai hakim perdamaian yang berhak
menimbang berat ringannya sanksi yang harus dikenakan kepada anggota
masyarakat yang bersengketa. Kepala Adat disini berkewajiban untuk
mengusahakan perdamaian, sehingga dalam masyarakat tercipta kedamaian.
2. Untuk membetulkan hukum adat yang telah dilanggar oleh masyarakat.
Pembetulan bermaksud mengembalikan citra hukum adat, sehingga dapat
ditegakkan keutuhannya. Misalnya bila terjadi sengketa pertanahan sehingga
hubungan menjadi rusak. Maka dalam masalah ini Kepala Adat berperan
untuk membetulkan keseimbangan tersebut sehingga dapat didamaikan
kembali
3. Untuk memutuskan dan menetapkan peraturan hukum adat sebagai landasan
bagi kehidupan masyarakat. Adapun keputusan tersebut mempunyai tujuan
agar masyarakat dapat melaksanakan perbuatan selalu sesuai peraturan yang
telah diputuskan.7

6 Soebakti, Poespanoto K. Ng. 1981. Asas – Asas dan Susunan Hukum Adat. Jakarta: Pradya
Paramitha. Cetakan ke-6. Hlm.225

7 Rodjodikoro, Wirjono. 1998. Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat. Jakarta: CV.Haji Mas
Agung. Cetakan ke VII. Hlm. 161.

9
Bertitik tolak dari pendapat di atas maka salah satu peranan Kepala Adat
adalah membuat suatu ketetapan adat, sehingga dapat diterima menjadi hukum yang
mengatur tingkah laku masyarakat. Adapun pendapat menurut Van Vollen Hoven
bahwa tidak semua adat yang ada dalam masyarakat disebut hukum. Adat baru dapat
dikatakan sebagai hukum adat, bilamana Adat itu mempunyai sanksi. Sebab menurut
beliau bahwa sanksi adalah berupa reaksi hukum yang bersangkutan. Reaksi adat dari
masyarakat hukum tersebut dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Adat
karena Kepala Adat yang berhak menjatuhkan sanksi terhadap siapapun yang telah
melanggar hukum adat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan prilaku yang
ketiga hal ini mendorong timbulnya “kebiasaan pribadi “, dan apabila kebiasaan ini
ditiru oleh orang lain, maka ia akan menjadi kebiasaan orang itu dan seterusnya
sampai kebiaasaan itu menjadi adat, jadi adat adalah kebiasaan masyarakat yang
harus dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan.
Mempelajari hukum adat maka kita akan mudah memahami hukum
Indonesia, karena hukum adat dibentuk menurut kebiasaan masyarakat Indonesia
yang memiliki sanksi dan diselaraskan dengan hukum nasional. Hukum di Indonesia
salah satunya bersumber dari costum, dimana sumber tersebut mengikuti
perkembangan zaman dan harus disesuaikan dengan azas – azas hukum yang berlaku
dan tidak boleh bertentangan dengan ideologi bangsa. Suatu peraturan yang telah
diundangkan harus disepakati dan dipatuhi bersama dengan tidak ada pengecualian.

B. Saran
Pemakalah sadar akan ketidak sempurnaan makalah ini, untuk itu pemakalah
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar menjadi makalah yang lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat (suatu pengantar). (Jakarta; Pradnya


Paramitha,1981)

Hilman Hadi Kusumah, 1980. Pokok-pokok Pengertian Hukum Adat, Bandung:


Alumni.

Prof. H.A.M. Effendy, S.H, Pengantar Tata Hukum Indonesia,(Mahdi Offset,1994)

Rodjodikoro, Wirjono. 1998. Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat. Jakarta:


CV.Haji Mas Agung. Cetakan ke VII.

Soebakti, Poespanoto K. Ng. 1981. Asas – Asas dan Susunan Hukum Adat. Jakarta:
Pradya Paramitha. Cetakan ke-6.

Soepomo, 1979. Bab-bab Tentang Hukum Adat, Jakarta: Pradnya Paramita.

Soepomo, Hukum Adat. (Jakarta: Pradnya Paramita1993),

12

Anda mungkin juga menyukai