Anda di halaman 1dari 21

BENTUK KATA

Kata dasar dan kata turunan


BENTUK KATA

Kata Tunggal/Dasar Kata Jadian/Turunan

pengimbuhan pengulangan pemajemukan


2
Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum
mendapatkan imbuhan atau belum
mendapatkan perubahan dari bentuk
aslinnya. Kata dasar dapat berdiri sendiri
dan merupakan morfem bebas.
Kata dasar dapat dibagi lagi menjadi :
1. Kata dasar primer
Kata dasar yang asli dalam Bahasa Indonesia dan
cenderung bersuku dua.
Contoh: duduk, lari, sakit, dan lain-lain.
2. Kata dasar sekunder
Kata dasar yang cenderung bersuku lebih dari dua
suku kata.
Contoh: jendela, ketua, kepala, dan lain-lain.
 Kata turunan (jadian) adalah kata yang sudah
mengalami perubahan karena mendapat imbuhan,
perulangan, dan penggabungan.

1. Kata berimbuhan
Kata berimbuhan ialah kata dasar yang mendapat
imbuhan (afiks). Proses melekatnya imbuhan (afiks)
pada kata dasar disebut afiksasi.
 Kata berimbuhan dibagi sebagai berikut:
a. Kata yang mendapat awalan / perfiks ( me-, ber-, di-, pe-,
ter-).
Contoh: menangis, berlari, dipukul, petani, terjatuh, dan lain-
lain.
b. Kata yang mendapat sisipan / infiks (-el-, -er-, -em-).
Contoh: geletar, jemari, gelembung, gerigi, terentang, dan
lain-lain.
c. Kata yang mendapat akhiran / sufiks (-i, -an, -kan).
Contoh: pukuli, makanan, ambilkan.
d. Kata yang mendapatkan awalan dan akhiran secara serentak
/ konfiks (ke-an, per-an, me-kan, di-kan, pe-i, me-i, mem-per-
kan, mem-per-i, di-per-i, di-per-kan).
Contoh: kedudukan, pelajaran, melarikan, diambilkan,
pelajari, memperhatikan, diperhatikan, dan lain-lain.
Aturan penulisan :
• Imbuhan ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya. Misalnya : berjalan, dipermainkan,
lukisan, dan sebagainya.
• Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika
ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata
dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya : mem-PHK-kan
di-PTUN-kan
di-upgrade
me-recall
2. Kata ulang (Reduplikasi)
Kata ulang atau reduplikasi
adalah kata yang memiliki bentuk
dasar yang diulang. Penentuan
bentuk dasar didasarkan pada
makna.
~Jenis Reduplikasi yaitu :
1. Reduplikasi Utuh, yaitu pengulangan bentuk
dasar yang sama persis.
Contoh : makan-makan, pagi-pagi, jauh-jauh.
2. Reduplikasi Sebagian, yaitu pengulangan
atas sebagian bentuk dasar.
Contoh : bersama-sama, tersenyum-senyum,
masak-memasak.
3. Reduplikasi Berimbuhan, yaitu pengulangan
bentuk dasar yang selanjutnya dilekati
imbuhan.
Contoh : mobil-mobilan, secepat-cepatnya,
kemerah-merahan.
4. Reduplikasi Berubah Bunyi atau Bervariasi Fonem ,
yaitu pengulangan bentuk dasar dengan mengalami
perubahan bunyi. Jenis ini dibedakan lagi menjadi:
a. Berubah konsonan. Contoh : sayur-mayur, beras-
petas, lauk-pauk.
b. Berubah vokal. Contoh : lika-liku, liak-liuk.
5. Reduplikasi Suku Depan atau Dwipurwa, yaitu
pengulangan atas suku pertama bentuk dasar.
Pengulangan jenis ini selalu disertai dengan
perubahan bunyi vokal suku pertama menjadi /e/.
Contoh : sesama, tetamu, rerumputan.
6. Reduplikasi Semu, yaitu kata dasar yang
bentuknya menyerupai reduplikasi. Contoh : lumba-
lumba, kura-kura, laba-laba.
~Makna repulikasi bergantung pada konteks
kalimatnya.
1.Banyak (mobil-mobil, siswa-siswa, kursi-kursi,
tetamu)
2.Sangat/kualitatif (cepat-cepat, tinggi-tinggi)
3.Superlatif/paling (secepat-cepatnya, setinggi-
tingginya)
4.Berulang-ulang atau frekuentatif (tersenyum-
senyum, melempar-lemparkan)
5.Agak (kemerah-merahan, kehijau-hijauan)
6.Menyerupai (keibu-ibuan, kekakan-kanakan)
7.Saling/resiprokal (pandang-memandang, bersalam-
salaman)
8.Bermacam-macam (sayur-mayur, buah-buahan) 
~Aturan penulisan reduplikasi yaitu :
1. Kata ulang ditulis dengan tanda hubung diantara
unsur-unsurnya. Misalnya : anak-anak, mondar-mandir
2. Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan
mengulang unsur pertama saja.
Misalnya : surat kabar → surat-surat kabar
rak buku → rak-rak buku
3. Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya
adjective ditulis dengan mengulang unsur pertama
atau unsur kedua dengan makna yang berbeda.
Misalnya : orang besar → orang-orang besar
orang besar-besar
4. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk
ulang. Misalnya : kekanak-kanakan.
3. Kata Majemuk
Kata Majemuk adalah gabungan
dari dua kata atau lebih yang
membentuk suatu kesatuan arti.
 
2. Kata majemuk setara (tidak mempunyai inti
atau bersifat eksosentris) dan terbagi menjadi:
a. Kata majemuk sederajat. Contoh: Kaki
tangan, merah putih.
b. Kata majemuk bersinonim. Contoh: kaya
raya.
c. Kata majemuk berlawanan arti. Contoh:
siang malam.
d. Kata majemuk yang terdiri dari lebih dari
dua kata sebagai unsurnya. Contoh: kereta api
cepat, rumah sakit umum pusat, dan lain-lain.
~Jenis Kata Majemuk
1. Kata majemuk berpusat (mempunyai
inti atau bersifat endosentris) dan
dibedakan menjadi :
a. Kata majemuk berpusat DM
(Diterangkan Menerangkan).Contoh:
Rumah sakit.
b. Kata majemuk berpusat MD
(Menerangkan Diterangkan), Contoh:
Bulat Telur.
~Penulisan Kata Majemuk
1. Jika bentuk dasar yang berupa
gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata
itu ditulis serangkai.
Contoh : dilipatgandakan
2. Kata majemuk ditulis berurut tanpa
garis hubung. Contoh: rumah sakit,
kamar tidur.
3. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang
huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-)
digunakan diantara kedua unsur itu.
Contoh : non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
4. Jika kata maha sebagai unsur gabungan
merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata
berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan
unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh : Marilah kita bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Pengasih.
5. Jika kata maha, sebagai unsur gabungan,
merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata
dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis
serangkai.
Contoh : Tuhan Yang Mahakuasa menentukan
arah hidup kita.
6. Bila kata majemuk itu diulang, semua
unsurnya harus diulang.
Contoh: kursi malas → kursi malas-kursi malas
surat kabar → surat kabar-surat kabar
7. Gabungan kata yang dapat
menimbulkan kesalahan pengertian dapat
ditulis dengan menambahkan tanda
hubung di antara unsur-unsurnya untuk
menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan.
Contoh : anak-istri Ali anak istri-Ali
Ibu-bapak kami ibu bapak-kami
Buku-sejarah baru buku sejarah-baru
8. Gabungan kata yang dianggap sudah padu
benar ditulis serangkai.
Misalnya :

acapkali manasuka wiraswasta


darmabakti dukacita kacamata
sediakala saripati bumiputera
adakalanya barangkali kasatmata
darmawisata halalbihalal saptamarga
sukarela puspawarna daripada
akhirulkalam belasungkawa saputangan

Anda mungkin juga menyukai