Catatan: Kelompok kata yang ditulis serangkai apabila menunjukkan hubungan pertentangan.
Misalnya: walaupun, meskipun, sekalipun, kendatipun, sungguhpun, kalaupun.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis serangkai dari bagian kalimat yang
mendahului/mengikutinya.
Misalnya: Per 1 Mei tahun depan, buruh diliburkan. (mulai)
Mereka keluar kelas satu per satu. (demi)
Aku mendapat uang jajan per bulan. (tiap)
Bonus:
Berhubung kemarin-kemarin ada yang bertanya soal penulis tanda petik, sekalian saja yah?
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan, misalnya buku, kuda.
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis,
misalnya baca, lari.
o Verba transitif (membunuh),
o Verba kerja intransitif (meninggal),
o Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan
kata benda, misalnya sekarang, agak.
5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
o Orang pertama (kami),
o Orang kedua (engkau),
o Orang ketiga (mereka),
o Kata ganti kepunyaan (-nya),
o Kata ganti penunjuk (ini, itu)
6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau
menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
o Angka kardinal (duabelas),
o Angka ordinal (keduabelas)
7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat
dibagi menjadi lima subkelompok:
o preposisi (kata depan) (contoh: dari),
o konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat
(karena),
o artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya
the),
o interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
o partikel.( lah, kah, tah )
1. verba
2. adjektiva
3. nomina
4. pronomina
5. numerelia
6. adverbia
7. kata tugas
II.1. VERBA
Kita harus menyadari bahwa dalam bahasa Indonesia ada dua dasar yang dipakai dalam
pembentukan verba, yaitu dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena memiliki makna,
dan bentuk dasar dasar yang berafiks atau turunan. Dari bentuknya verba dapat dibedakan
menjadi :
1. verba dasar bebas
Verba dasar yaitu verba yang berupa morfem dasar bebas. Contohnya : duduk, makan,
mandi, minum, pergi, pulang,dll.
2. verba turunan
Verba turunan yaitu verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau
berupa paduan leksem. Sebagai bentuk turunan dapat kita jumpai :
a. verba berafiks
contohnya : ajari, bernyanyi, bertaburan, bersentuhan, ditulis, jahtkan, kematian, melahirkan,
menari, menguliti, menjalani, kehilangan, berbuat, terpikirkan.
b. verba bereduplikasi
contohnya : bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan.
c. verba berproses gabungan
contohnya : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, terbayang-bayang.
d. verba majemuk
contoh : cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
Dilihat dari banyaknya nomina yang mendampinginya,verba dapat dibedakan menjadi :
i. verba intransitif
verba intransitif yaitu verba yang menghindarkan obyek. Contoh : ada, kembali, bangkit,
bangun, tiada, terbang.
ii. verba transitif
verba transitif yaitu verba yang bisa atau harus mendampingi obyek.berdasarkan
banyaknya obyek,maka terdapat :
a. verba monotarnsitif
verba monotransitif yaitu verba yang mempunyai satu obyek.
Contoh :
b. verba bitransitif
verba bitransitif yaitu verba yang mempunyai dua obyek.
Contoh :
c. verba ditransitif
verba dittransitif adalah verba transitif yang verbanya tidak muncul.
Contoh : adik sedang makan.
Dilihat dari hubungan verba dengan nomina, dapat dibedakan menjadi :
1. verba aktif
verba aktif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai pelaku. Verba demikian
biasanya berprefiks me-, ber-, atau tanpa prefiks.
Contoh : Dia mencintai saya
Saya makan nasi
Apabila ditandai oleh sufiks –kan, maka verba itu benefaktif atau kausatif.
Contoh :
Ia membuatkan saya baju
Ibu memasakan kami makanan.
Apabila ditandai oleh sufiks –i, maka verba bermakna lokotif atau repetitif.
Contohnya :
Pak tani menanami sawah
Adik menyirami bunga
Orang itu memukuli anjingnya
Paman menguliti kambing.
2. verba pasif
verba pasif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil. Biasanya
diawali dengan prefiks ter-, atau di-.
Contoh :
Adik dipukul ayah.
Buku itu terinjak oleh ku.
Pada umumnya verba pasif dapat diubah menjadi verba aktif, yaitu dengan mengganti afiksnya.
Contoh :
Adik disayang ayah. Ayah menyayangi adik
Meja itu terangkat oleh adik. Adik dapat mengangkat meja itu
3. verba anti-aktif (argatif)
Verba anti-aktif yaitu verba pasif yang tidak dapat diubah menjadi verba aktif, dan
subyeknya merupakan penderita.
Contoh :
Ibu kecapaian di bus
Kakinya terntuk batu
4. verba anti-pasif
Verba anti-pasif yaitu verba aktif yang tidak dapat diubah menjadi verba pasif.
Contoh :
Ia haus akan kasih sayang
Pak tani bertanam singkong.
Dilihat dari interaksi antara nomina dan pendampingnya, dapat dibedakan:
a. verba resiprokal
Verba resiprokal yaitu verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak, dan
perbuatan tersebut dilaukan dengan saling berbalasan. Kedua belah pihak terlibat perbuatan.
Contoh : berkelahi, berperang, bersentuhan, berpegangan, bermaaf-maafan, bersalam-salaman.
b. verba non resirokal
verba nonresiprokal adalah verba yang tidak menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua
pihak dan tidak saling berbalasan.
Dilihat dari sudut referensi argumennya :
a. verba refleksif
verba refleksif yaitu verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang sama . verba ini
mempunyai dua bentuk, yaitu :
verba yang berfresiks ber-, dan nominanya berpadu dengan prefiks itu.
= dua pertiga
= lima perenam
c. bilangan gugus, contoh : likur. Bilangan antara 20 dan 30, misallnya : selikur=21, dualikur 22,
lusin=12, gross=144
2. Numerelia tingkat
Adalah numeriliatakrif yang melambangka urutan dalam jumlah dan berstruktur ke + Numerelia.
Ke- merupakan prefiks dan Num menyatakan numerelia bilangan. Contoh : - catatan kedua
sudah diperbaiki
- Ia orang kedua di departemennya.
3. Numerelia kolektif
Adalah numerelia takrif yang berstruktur : Ke + Num, ber- + N , ber- +mr, ber - + Num R atau
Num + - ar. Numerelia kolektif yang berstruktur Ke + Num tempatnya dalam frase selalu
mendahului nomina.
Contoh : dipandangnya kedua gadis itu dengan penuh keheranan.
B. Numerelia tak takrif
Numerelia tak takrif adalaah numerelia yang menyatakan jumlah yang tak tentu. Misalnya :
suatu, beberapa, berbagai, pelbagai, tiap-tiap, sebagaian. Numerelia tidak pernah dibentuk dari
kategori lain, tetapi dapat berpindah kelas menjadi verba seperti dalam mendua, persatuan, atau
menjadi nomia seperti kesatuan,persatuan,perduaan,pertigaan, perempatan.
II.6. ADVERBIA
Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numerelia, atau proposisi dalam
konstruksi sintaksis. Dalam kalimat, Ia sudah pergi, kata sudah merupakan adverbia, bukan
karena mendampingi verba pergi, tetapi karena mempunyai potensi untuk mendampingi ajektiva.
Jadi sekalian banyak adverbia dapat mendampingi verba dalam konstruksi sintaksis namun
adanya verba itu bukan menjadi ciri adverbia. Adverbia tidak boleh dikacaukan dengan
keterangan karena adverbia merupakan konsep kategori, sedangkan keterangan merupakan
konsep fungsi.
Ada dua jenis adverbia, yaitu :
1. adverbia intra klausal yang berkonstruksi dengan verba, ajektiva, numerelia, atau
adverbia lain.
Contoh :
- Alangkah - Gus - pula
- Agak - Hmpir - rada-rada
- Agak-agak - Hanya - saja
- Amat sangat - Harus - saling
2. adverbia ekstraklausal, yang secara sintaksis mempunyai kemungkinan untuk berpindah-
pindah posisi dan secara sintaksis mengungkapkan prihal atau tingkat proposisi secara
keseluruhan.
Contoh : barangkali, bukan, justru, memang, mungkin.
Adverbia dapat ditemui dalam bentuk dasar dan dalam bentuk turunan.
1. Adverbia dalam bentuk dasar bebas.
Contoh :
Alangkah
Agak
Bisa
Hampir
Masih
Memang
Paling
Nian
Niscaya
Sangat
dll