Disusun oleh :
1. Amalia Eka Putri
2. Iza Nur Lailiya
3. Khasanatul Fitriah
4. Lina Agustiana
5. Cendra Ajeng Pramesti
Guru Pengampu :
MAN 2 GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Adat, jika kita mendengar kata itu yang terlintas di fikiran
kita mungkin adalah suatu Corak kedaerahan yang begitu kental
didalamnya. Karena sifatnya yang tidak tertulis, majemuk antara
lingkungan masyarakat satu dengan lainnya, maka sangat perlu dikaji
perkembangannya. Pemahaman ini akan diketahui apakah hukum adat
masih hidup , apakah sudah berubah, dan ke arah mana perubahan itu.
Di era Modern ini terkadang kita lupa akan latar belakang
lahirnya hukum yang kita kenal dalam lingkungan kehidupan sosial di
Indonesia dan negara-negara asia asia lainnya seperti Jepang, India, dan
Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia.
Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang
tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan
tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu dikenal pula masyarakat
hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum
adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena
kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan.
Ada banyak istilah yang dipakai untuk menamai hukum lokal:
hukum tradisional, hukum adat, hukum asli, hukum rakyat, dan khusus
di Indonesia – hukum “adat“.Bagaimana tempat dan bagaimana
perkembangannya hukum adat dalam masyarakat tergantung kesadaran,
paradigma hukum, politik hukum dan pemahaman para pengembannya-
politisi, hakim, pengacara, birokrat dan masyarakat itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Hukum Adat?
2. Bagaimana Sejarah penemuan Hukum Adat?
3. Apa Ciri-ciri Hukum Adat?
4. Apa Sumber-sumber Hukum Adat?
5. Apa Asas-asas Hukum Adat?
6. Bagaimana Sistem Hukum Adat?
7. Apa Corak dan Sifat Hukum Adat?
8. Bagaimana Lingkungan dan Masyarakat hukum adat?
9. Bagaimana Kedudukan Hukum Adat?
C. TUJUAN
1. Agar pembaca mengetahui dan memahami sejarah penemuan
hukum adat sehingga pembaca dapat melestarikan hukum adat di
Indonesia ini pada era Modern.
2. Agar pembaca memahami bagaimana kedudukan Hukum Adat di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah hukum adat dikemukakan pertama kali oleh
Prof.Dr.Christian Snouck Hurgronye dalam bukunya yang berjudul “De
Accheers”(Orang-orang Aceh), yang kemudian diikuti oleh
Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul
“Het Adat Recht Van Nederland Indie”
Dengan adanya istilah ini, maka pemerintah kolonial Belanda
pada akhir tahun 1929 mulai menggunakan secara resmi dalam
peraturan perundangan Belanda. Hukum adat pada dasarnya merupakan
sebagian dari adat istiadat masyarakat. Adat istiadat mencakup konsep
yang sangat luas.
Hukum Adat adalah Hukum Non Statuir yang berarti Hukum
Adat pada umumnya memang belum/ tidak tertulis. Oleh karena itu
dilihat dari mata seorang ahli hukum memperdalam pengetahuan
hukum adatnya dengan pikiran juga dengan perasaan pula. Jika dibuka
dan dikaji lebih lanjut maka akan ditemukan peraturan-peraturan dalam
hukum adat yang mempunyai sanksi dimana ada kaidah yang tidak
boleh dilanggar dan apabila dilanggar maka akan dapat dituntut dan
kemudian dihukum.
Definisi dari hukum adat sendiri adalah suatu hukum yang hidup
karena dia menjelmakan perasaan hukum yang nyata dari rakyat sesuai
dengan fitrahnya sendiri, hukum adat terus menerus dalam keadaan
tumbuh dan berkembang seperti hidup itu sendiri.
A. Kesimpulan
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan
prilaku yang ketiga hal ini mendorong timbulnya “kebiasaan pribadi “,
dan apabila kebiasaan ini ditiru oleh orang lain, maka ia akan menjadi
kebiasaan orang itu dan seterusnya sampai kebiaasaan itu menjadi adat,
jadi adat adalah kebiasaan masyarakat yang harus dilaksanakan oleh
masyarakat yang bersangkutan.
Adat sering dipandang sebagai sebuah tradisi sehingga terkesan
sangat lokal, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan ajaran agama dan
lain-lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena “adat” adalah suatu aturan
tanpa adanya sanksi riil (hukuman) di masyarakat kecuali menyangkut
soal dosa adat yang erat berkaitan dengan soal-soal pantangan untuk
dilakukan (tabu dan kualat). Terlebih lagi muncul istilah-istilah adat
budaya, adat istiadat, dll.
Hukum Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas
nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan
lainnya berkaitan menjadi suatu sistem dan memiliki sanksi riil yang
sangat kuat, yang sebagian besar tidak tertulis, tetapi senantiasa ditaati
dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai sanksi atau akibat
tertentu.
B. Saran
Saya berharap kepada pembaca khususnya mahasiswa Fakultas
Hukum bahwa kita harus melihat Hukum Adat sebagai latar belakang
Historis dari kelahiran Hukum itu sendiri dari aspek psikologis Hukum
adat tidak bisa dihilangkan dan dipisahkan dengan hukum yang ada
sekarang ini. Dan diadakannya studi khususnya mahasiswa Hukum
untuk langsung turun ke lapangan Hukum Adat yang ada dalam
masyarakat agar pendatailan data dan esensi Hukum Adat sendiri lebih
nyata.
DAFTAR PUSTAKA