Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Lebih Dalam Film “ Sexy Killers “

Industri batu bara sudah lama dikenal punya dampak lingkungan. Namun tak banyak yang tahu,
dibalik industri ini ada beberapa permasalahan yang terjadi. Sebuah film dokumenter berjudul
“Sexy Killers” karya Watchdoc ini berusaha mengungkapnya.

Film berdurasi 1,5 jam ini menelusuri proses penambangan batu bara di Kalimantan hingga
dibakar di PLTU untuk menjadi listrik, yang menyebabkan dampak lingkungan dan kesehatan.
Dalam film ini diceritakan bagaimana industri batu bara berdampak pada warga, terutama nelayan
dan petani. Dokumenter karya Watchdoc ini merupakan hasil “Ekspedisi Indonesia Biru”
berkeliling Indonesia satu tahun.

Sexy Killers menceritakan bagaimana dampak besar pertambangan batu bara dan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap terhadap masyarakat dan lingkungan.

Sexy Killers menampilkan adanya keterlibatan para pejabat dan purnawirawan di sektor
pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit. Mereka terlibat secara aktif sebagai direksi,
komisaris, pemilik saham dan sebagainya. Keterlibatan para pejabat ini secara tidak langsung
menjadi alasan mengapa pemerintah seakan tidak menunjukkan komitmen yang kuat.

Sejumlah politisi top di Indonesia, termasuk para calon pemimpin seperti Joko Widodo, Prabowo
Subianto, dan Sandiaga Uno memiliki kepentingan politik dan ekonomi yang besar dalam bisnis
batu bara di Indonesia.

Film tersebut mengisahkan kesulitan sejumlah warga di Kalimantan Timur untuk mendapatkan air
bersih setelah ekspansi pertambangan batu bara. Seperti Nyoman, warga yang mengikuti program
transmigrasi ke Kutai Kertanegara yang mengaku kehadiran perusahaan batu bara sudah
memblokir aliran air ke pertanian.
Belum lagi dampak dari lubang bekas pertambangan yang berada di sekitar kawasan pemukiman
warga dan sepanjang 2014-2018 telah merengut 115 nyawa.

Fakta lainnya yang diangkat dalam film dokumenter tersebut adalah proyek pembangunan
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kabupaten Batang Jawa Tengah.

Warga Batang yang sebagian besarnya adalah nelayan dan petani telah berjuang selama lima tahun
untuk menentang proyek pembangunan PLTU Batang, yang disebut oleh aktivis sebagai "proyek
kotor".

Penentangan warga mendapat dukungan dari lembaga aktivis Greenpeace, Walhi dan Jatama yang
juga pernah menduduki alat berat yang beroperasi di perairan Roban Timur.

Ditemukan fakta PLTU Batang dibangun di kawasan konservasi perairan yang kaya akan ikan dan
terumbu karang.

Dalam film juga disebutkan bahwa ada sebuah rumah di Bali yang dihuni oleh keluarga yang
menggunakan energi matahari sebagai pembangkit listrik.

Mulai dari perlengkapan rumah tangga, bahkan alat transportasi. Mungkin pemerintah harus setuju
dengan saran solusi ini, yaitu mensubsidi harga PLTS untuk setiap kepala rumah tangga di
Indonesia.

Tapi kan tidak berani. Mengapa? Ya karena mereka punya usaha di bidang energi, yaitu Batubara
dan PLTU. Monopoli seperti itu adalah realita kita.

Ayah seorang karyawan pelasana kala itu. Tinggal pada jarak radius 1,5 Km dari bangunan
operasional pabrik Kelapa sawit. PKS VI Seibaruhur namanya.
Adapun power dari pabrik ini ialah boiler atau PLTU dengan kapasitas 24 jam kerja dapat
mengerjakan 30 ton tandan buah segar Kelapa Sawit. Asap membumbung tinggi dari cerobong
asap.

bukan saja PLTU yang berbahaya. Proses penambangan batubara dari perut bumi membuat petani,
nelayan, Ibu, kehilangan haknya. Fakta-fakta di film ini seharunya sudah lama ada. Namun, tak
banyak yang berani untuk melawannya.

Pemilihan calon presiden dan calon presiden 17 April 2019 adalah puncak kemarahan yang
dituangkan dalam film ini. Sebuah propaganda laiknya Hitler ketika jaman Nazi atau Amerika
ketika berperang melawan Vietnam yang mengubah pola pikir calon pemilih, mengetahui siapa
dibalik calon yang membiayai kampanye dan tim.

Perusahan-perusahan besar bersatu padu. Sebagian berkaca mata membela tim a dan sebagian
lainnya tim b. Padahal kalau dirunut orang-orangnya ya sama saja. Mungkin sebuah strategi
memang pantas kita sebut oligarki, jika a kalah, b menang, perusahaan masih tetap bisa jalan dan
aman. Inilah yang dinamakan ijon politik sejak dulu. Kepentingan pribadi menjadi utama
dibandingkan kepentingan nasional.

Hal hal ini menumbuhkan pro dan kontra , yakni

Pro : Para pemilik perusahaan tambang , yang mengklaim sebagian kebutuhan untuk menjalankan
kehidupan didapatkan dari sektor pertambangan , yang mana bila kegiatan pertambangan ditutup
, kecukupan untuk SDA akan terkendala

Kontra : Para aktivis lingkungan serta masyarakat setempat pertambangan , mereka menentang
pertambangan yang dinilai merusak alam , serta membuat warga kesusahan akibat dampak yang
ditimbulkan kegiatan pertambangan

Selain dari hal ini dampak penanyangan film ini menimbulkan rasa masyarakat ingin golput setelah
menonton film ini , tanpa mencerna dari isi dan pesan yang ada didalamnya
Saran untuk masalah ini adalah , pemerintah membuat kebijakan baru yang mengutamakan green
mining , yaitu tambang yang ramah lingkungan , serta diberikannya edukasi terhadap masyarakat
sekitar tambang akan manfaat dan resiko dari kegiatan pertambangan

Pesan untuk kajian film sexy killers ini adalah , sebagai manusia yang membutuhkan energi kuta
harus bijaksana dalam menghadapi permasalahan energi terkait kegiatan pertambangan , berpikir
dengan open minded serta berpikir kritis atas masalah ini sangat diperlukan dalam menganggapi
isu ini . Semoga dengan adanya film ini kita bisa disadarkan bukan hanya dari sisi buruknya , tetapi
sisi positifnya dari kegiatan pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai