Wawancaralah dengan keingin tahuan yang sepadan dengan keinginan pendengar. Topik bahasan talk show jangan mengingkari dominasi pilihan pendengar. Cara mudah untuk mencari hot issue adalah dengan memperhatikan berita di halaman pertama surat kabar.
Rumusannya :A+B=C
Perhatikan : Accurasy + Balance = Credibility Topik bernuansa konflik umumnya menarik perhatian pendengar.Benturkan Mintalah ijin kepada kedua belah pihak nara sumber sebelum membenturkan konflik ke dalam talk show
Ragam pertanyaan
Tujuan wawancara berhubungan erat dengan ragam pertanyaan yang harus sering diajukan. Pertanyaan sebaiknya pendek, sederhana, kata-katanya mudah dimengerti, dan mengundang jawaban. Pemandu talk show sebaiknya tidak menyatakan sesuatu berdasarkan apa yang dirasakannya sendiri saja .
Pertanyaan Nakal
Tangkaplah kira kira apa jawaban nara sumber, justru sebelum kita mengajukan pertanyaannya. Pertanyaan ang menggiring bisa mempertegas jawaban nara sumber, tetapi bisa membuat sewot nara sumber.Siap antisipasi berbagai reaksinya. Jangan ikut merasa panas jika nara sumber menjadi sewot
Mengakhiri Wawancara
Enam Cara untuk mengakhiri wawancara Perlukah kesimpulan untuk mengakhiri wawancara. Sebuah wawancara yang terencana tidak memerlukan kesimpulan, apalagi berusaha memaksakan kepada pendengar suatu pandangan atas apa yang dikatakan.
Spontan
Berpikir sepontan bisa dilatih Sepontanitas penting, tapi yang berbobot Talk show radio lebih mengedepankan spontanitas dibanding dengan talk show TV.
Daftar Pustaka
Abdullah, Aceng 2000, Press Relations: Kiat berhubungan dengan media Massa. Adam , Rainer et.2000, Politik dan radio. Buku Pegangan bagi jurnalis radio, Jakrta FriederichNaumann-Stiftung Michael C.Keith, 2000, Pemberitaan Stasiun Radio , Internews Indonesia. Imelda ,Reynolds, 2000, Pedoman Jurnalistik Radio, Jakarta, Internews Indonesia. Gough, Howard, 1999, Manual Pelatihan Media AIBD, Programa Radio, AIDB.