Anda di halaman 1dari 4

Batu Bara Dalam Menekel Hukum

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang


berlimpah, salah satunya di sektor pertambangan terimasuk batu bara. Tambang
batu bara memiliki peran yang sangat penting dalam sektor perekonomian, oleh
karena itu sulit untuk digantikan. Indonesia menjadi salah satu penghasil tambang
batu bara terbesar di dunia dan dikembangkan sebagai pembangkit listrik. Hal
tersebut dapat menjadi modal dan kekuatan tersendiri bagi Indonesia untuk
menjadi negara maju.

Batu bara adalah salah satu sumber energi dari fosil tanaman yang telah
terkubur berjuta tahun lamanya. Kemudian menjadi bahan bakar yang
dikonversikan ke dalam bentuk uap panas dan menjadi sumber tenaga pembangkit
listrik. Ketika tumbuhan tersebut masih hidup, mereka menyerap energi matahari
untuk berfotosintesis. Setelah tanaman tersebut mati, maka mereka akan terkubur
dan bercampur dengan beberapa unsur hara seperti sulfur, hidrogen, nitrogen dan
karbon.

Tidak dapat dipungkiri bahwa di era milenial saat ini kebutuhan


masyarakat semakin banyak dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan
energi. Dalam hal ini energi yang dimaksud adalah energi listrik. Salah satu faktor
utamanya adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan
peningkatan pertumbuhan industri dan perkembangan teknologi dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia, seperti penggunaan gadget, komputer, pendingin
ruangan, dan lain sebagainya yang membutuhkan energi listrik.

Selain faktor pertumbuhan ekonomi, faktor lain yang menyebabkan


bertambahnya konsumsi energi listrik di Indonesia adalah pertambahan jumlah
penduduk. Berdasarkan Proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) jumlah penduduk Indonesia hingga tahun 2018 mencapai 265 juta
jiwa. Maka dapat disimpulkan bahwa pertambahan jumlah penduduk
mempengaruhi peningkatan kebutuhan manusia akan sumber daya dan energi.
Sebuah film dokumenter berjudul “Sexy Killers” yang saat ini menjadi
tontonan hangat di masyarakat menunjukkan banyaknya permasalahan dalam
industri batu bara tersebut yang tidak diketahui oleh masyarakat umum seperti
keresahan mengenai kerugian yang dirasakan oleh masyarakat sekitar daerah
tambang salah satunya di Kalimantan Timur hingga keterlibatan elit-elit politik.

Perusahaan tambang batu bara masuk ke Kartabuana, Kalimantan Timur


pada tahun 90an dan sejak saat itu masyarakat setempat yang mayoritas petani
mulai terancam. Padahal di tahun yang sama tepatnya tahun 1991, Kalimantan
Timur ditetapkan sebagai lumbung padi terbesar dengan 2.600 ton gabah setiap
panen. Namun masuknya perusahaan-perusahaan tambang mengikis sedikit demi
sedikit lahan pertanian yang menjadi sumber penghasilan masyarakat setempat.

Perusahaan tambang batu bara menghancurkan jalur air untuk sawah-


sawah mereka, akibatnya kesuburan lahan menjadi terganggu. Seorang petani
bernama Nyoman melakukan protes dan menghadang aktivitas tersebut. Tetapi
Nyoman ditangkap dan dipenjara selama 3 bulan dengan tuduhan telah
mengganggu operasional perusahaan. Kejadian yang dialami oleh pak Nyoman
membuat petani lainnya bungkam dan tidak berani memprotes. Keterlibatan
pemerintah dalam memberi kebijakan rupanya tidak memihak kepada para petani
yang dalam hal ini adalah rakyat kecil.

Fakta selanjutnya, pengambilan lahan pertanian oleh perusahaan tambang


dilakukan secara paksa. Salah satu kasus yang terjadi, yaitu pada tahun 2014 Pak
Cahyadi dan Pak Caman sebagai pemilik lahan dipaksa untuk menjual lahannya
kepada pihak perusahaan tambang. Namun karena bersikeras untuk tidak
menjualnya, mereka malah dipenjarakan dengan tuduhan telah melakukan tindak
kekerasan. Maka dari kasus tersebut sudah jelas bahwa adanya pelanggaran atas
hak yang dimiliki seseorang. Padahal setiap individu mempunyai kebebasan untuk
mempertahankan haknya sebagaimana yang telah diatur dalam UUD 1945 Pasal
28H ayat 4 tentang Hak Asasi Manusia, dimana “setiap orang berhak mempunyai
hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa pun.” Tindakan perusahaan dan pemerintah sudah
sewenang-wenang dan jelas merugikan pemilik lahan.

Lubang hasil galian tambang hingga saat ini sudah ada sekitar 3.500
lubang yang membentuk kubangan air dan dibiarkan begitu saja. Padahal
seharusnya lubang-lubang tersebut direklamasi sesuai dengan UU No. 4 Tahun
2009 tentang Mineral dan Batubara. Penutupan lubang tersebut bertujuan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan serta ekosistem agar
dapat berfungsi kembali. Tapi nyatanya aturan tidak selalu berlaku di lapangan.
Janji untuk mendirikan tempat wisata di area hasil penggalian tambang tersebut
sampai saat ini belum terealisasikan. Seolah perusahaan dan pemerintah daerah
setempat tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu upaya pemprov seharusnya
adalah mempertegas aturan yang ada, selain itu pemprov Kaltim juga harus
menindaklanjuti dengan tegas pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan
memaksa pihak perusahaan untuk segera menutup lubang tersebut.

Masalah yang muncul selanjutnya adalah banyaknya korban akibat dari


lubang galian bekas tambang yang tidak ditimbun. Dan baik perusahaan maupun
pemerintah lagi lagi tidak bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Yang sangat
disayangkan, pemerintah provinsi Kalimantan Timur malah menganggap itu
hanya kemalangan nasib. Menurut penulis, bukan sepenuhnya kesalahan anak-
anak tersebut. Karena lubang tambang yang semakin banyak membatasi ruang
bermain mereka ditambah lubang tambang yang dibiarkan terbuka begitu saja
tanpa adanya rambu-rambu peringatan atau pagar pembatas dengan mudahnya
diakses oleh anak-anak. Tidak hanya anak-anak, masyarakat setempatpun
memanfaatkan air kubangan tersebut untuk mandi atau bahkan untuk pengairan
lahan mereka dikarenakan sulitnya mendapatkan air bersih. Maka tindakan yang
paling tepat adalah dengan menimbun atau melakukan reklamasi terhadap lubang
bekas galian tambang atau setidaknya memberikan rambu-rambu bahaya agar
masyarakat tidak menggunakan air tersebut yang sudah jelas tidak baik untuk
kesehatan mereka terlebih lagi agar anak-anak mempunyai tempat bermain yang
layak dan tidak lagi mengancam banyak nyawa.
Banyaknya kerusakan pemukiman dan fasilitas umum juga menjadi
keresahan masyarakat setempat. Yang menjadi faktor utama terjadinya adalah
karena lokasi penambangan dekat dengan lokasi pemukiman dan fasilitas umum,
bahkan hanya berjarak 200 meter. Padahal aturan Menteri Lingkungan Hidup,
jarak minimal dari pemukiman adalah 500 meter. Fakta yang terjadi justru sangat
memprihatinkan. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang memilih untuk
transmigrasi atau berpindah ke daerah lain untuk mencari tempat yang aman.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam industri tambang batu bara


tidak serta merta terlepas dari keterlibatan pemerintah. Hal yang perlu kita
lakukan saat ini sebagai masyarakat Indonesia adalah dengan menggunakan
sumber energi dengan bijak dan seperlunya tanpa harus menyalahkan pemerintah
terus menerus. Mungkin kita merasa bahwa aturan yang ada seolah hanya
memberikan keuntungan bagi penguasa dan menindas rakyat kecil. Padahal
sebenarnya dari hal tersebut kita harus lebih membuka mata dan mengembalikan
kepada diri kita sendiri bagaimana cara kita memandang setiap permasalahan
yang terjadi.

Adanya opini mengenai keterlibatan elit-elit politik dalam hal tersebut juga
menambah permasalahan. Sebab, opini-opini yang tercipta menimbulkan asumsi
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal apapun, selalu ada
unsur politik yang mengikut di dalamnya. Sebagai rakyat biasa, memang tidak
banyak hal yang bisa diperbuat. Protes dalam bentuk apapun tidak memberikan
efek. Maka dari itu perlunya membuka mata untuk melihat tidak hanya pada satu
sisi melainkan semua sisi. Penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar
area tambang tidak dirasakan oleh orang-orang yang berada di tengah kota.
Keadilan dan kesetaraan dalam hukum harus tetap ditegakkan dengan cara kita
bersatu untuk menjaga alam kita agar terhindar dari potensi kehancuran yang bisa
saja dilakukan oleh para penguasa.

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai