Batu bara adalah salah satu sumber energi dari fosil tanaman yang telah
terkubur berjuta tahun lamanya. Kemudian menjadi bahan bakar yang
dikonversikan ke dalam bentuk uap panas dan menjadi sumber tenaga pembangkit
listrik. Ketika tumbuhan tersebut masih hidup, mereka menyerap energi matahari
untuk berfotosintesis. Setelah tanaman tersebut mati, maka mereka akan terkubur
dan bercampur dengan beberapa unsur hara seperti sulfur, hidrogen, nitrogen dan
karbon.
Lubang hasil galian tambang hingga saat ini sudah ada sekitar 3.500
lubang yang membentuk kubangan air dan dibiarkan begitu saja. Padahal
seharusnya lubang-lubang tersebut direklamasi sesuai dengan UU No. 4 Tahun
2009 tentang Mineral dan Batubara. Penutupan lubang tersebut bertujuan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan serta ekosistem agar
dapat berfungsi kembali. Tapi nyatanya aturan tidak selalu berlaku di lapangan.
Janji untuk mendirikan tempat wisata di area hasil penggalian tambang tersebut
sampai saat ini belum terealisasikan. Seolah perusahaan dan pemerintah daerah
setempat tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu upaya pemprov seharusnya
adalah mempertegas aturan yang ada, selain itu pemprov Kaltim juga harus
menindaklanjuti dengan tegas pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan
memaksa pihak perusahaan untuk segera menutup lubang tersebut.
Adanya opini mengenai keterlibatan elit-elit politik dalam hal tersebut juga
menambah permasalahan. Sebab, opini-opini yang tercipta menimbulkan asumsi
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal apapun, selalu ada
unsur politik yang mengikut di dalamnya. Sebagai rakyat biasa, memang tidak
banyak hal yang bisa diperbuat. Protes dalam bentuk apapun tidak memberikan
efek. Maka dari itu perlunya membuka mata untuk melihat tidak hanya pada satu
sisi melainkan semua sisi. Penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar
area tambang tidak dirasakan oleh orang-orang yang berada di tengah kota.
Keadilan dan kesetaraan dalam hukum harus tetap ditegakkan dengan cara kita
bersatu untuk menjaga alam kita agar terhindar dari potensi kehancuran yang bisa
saja dilakukan oleh para penguasa.