Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia sudah banyak dikuasai atau diambil
negara asing tanpa dinikmati oleh rakyat Indonesia. Saat ini sudah banyak sumber daya alam
terkuras oleh negara asing, serta diambil oleh koorporat atau pengusaha negara asing. Ada
sesuatu yang masih belum dijalankan sesuai dengan diamanatkan Konsitusi. Pasal 34 dan 34
mengamanatkan kepada negara untuk menomorsatukan kepentingan masyarakat bukan
kepentingan konglomerat. Tapi sekarang ini malah kebalikannya, dimana lebih
mementingkan konglomerat, seperti Freeport, Cevron, Mendapatkan kesempatan untuk
mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, sementara negara Indonesia tidak mendapatkan
apa-apa. Selama kekayaan alam dikuasai negara asing, negara Indonesia akan terus
mengalami keterpurukan dalam pertumbuhan perekonomian. Masyarakat Indonesia tidak bisa
lagi berbuat apa-apa dalam mengolah sumber daya alam akibat dikuasai pengusaha negara
asing. Kesejahteraan masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan. Malahan, dari waktu ke
waktu kekuatan bangsa ini terus merosot. Bagaimana tidak, hasil mineral dan tambang,
banyak diekspor. Padahal, dalam negeri sangat membutuhkannya. Pemerintah harusnya dapat
mengolah sendiri kekayaan sumber daya alam yang ada untuk kemakmuran masyarakat,
bukannya dikelola pihak asing. Sumber daya alam yang ada harus dapat dinikmati oleh rakyat
secara berkeadilan dan dalam suasana kemakmuran serta kesejahteraan umum yang adil dan
merata.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pemerintah dalam mengelola sumber daya alam di Indonesia untuk
kemakmuran rakyat?
2. Apakah dampak dari yang pemerintah memberikan pengelolaan sumber daya alam ke
pihak asing?




BAB II
PEMBAHASAN
Peran Pemerintah Dalam Mengelola Sumber Daya Alam Di Indonesia
Berdasarkan bunyi pasal 33 ayat (3) UUD 1945 bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, secara
sederhana hal itu dapat dimaknai sebagai suatu usaha negara dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang sejahtera melalui pemanfaatan sumber daya alam, Indonesia dikenal sebagai
negara yang mempunyai banyak barang tambak, misalnya air, emas, tembaga, batubara,
nikel, uranium, gas dan minyak bumi, kekayaan alam itulah yang seharusnya menjadi modal
negara dalam mengangkat ekonomi, harkat dan martabat kehidupan rakyat Indonesia.
Melihat realitas sosial-ekonomi masyarakat, Khususnya yang tinggal didaerah kaya
akan barang tambang sungguh begitu miris, Misalnya banyak terjadi kasus busung lapar
dipapua padahal disana adalah daerah operasional PT. Freeport Indonesia sebagai perusahaan
pengeksploitasi tembaga terbesar didunia, hasil dari tembaga tersebut mencapai 3.534 Trilyun
per tahun namun pajak dan tanggungjawab CSR nya tidak pernah dapat mengenyangkan
perut-perut anak papua.
Beberapa waktu yang lalu muncul berita yang cukup menggemparkan masyarakat
Tuban, Jawa Timur, pasalnya lebih dari 3 orang bayi meninggal dunia karena kekurangan
gizi, padahal jika melihat Kabupaten Tuban sebagai salah satu daerah operasional Minyak
blok Cepu dan industri semen Nasional tentunya mempunyai Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang cukup untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, namun nyatanya kekayaan
alam yang dimiliki telah dikuasai asing (Exxon Mobile dan Petro China) sehingga rakyat
tercekik dalam rumah sendiri. Kita juga dapat melihat fenomena kemiskinan akut yang terjadi
di provinsi Banten, padahal salah satu produsen baja terbesar didunia ada disana
(PT.Krakatau Steel), di Kalimantan masyarakat harus menjadi penonton ketika hutan-hutan
mereka dijarah, tanah-tanah mereka digali dan dilubangi konglomerat untuk mengejar
batubara yang hal itu sangat merusak lingkungan.

Ketidakberdayaan pemerintah mengelola sumber daya alam dirasa sungguh sangat
mengecewakan hati rakyat, fenomena kekayaan alam yang berbanding terbalik dengan
kesejahteraan masyarakat tentunya telah menciderai bunyi suci pasal 33 ayat (3) Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai dasar perjuangan kemakmuran rakyat
Indonesia. Sejauh ini pemerintah Indonesia sendiri berusaha untuk menjalankan
kewajibannya sehubungan dengan isi ayat pasal tersebut.
Sehingga dibentuklah lembaga-lembaga yang ditugasi untuk mengurusi dan
mengelola elemen-elemen alam milik bumi Indonesia. Contohnya saja negara kita memiliki
beberapa BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mengurusi hal-hal tersebut seperti, PAM
(Perusahaan Air Minum), Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas), Pertamina, PLN (Perusahaan
Listrik Negara), dan lain sebagainya. Ini semua menunjukan negara sudah menjalankan
kewajibannya sesuai amanah ayat pasal di atas untuk tahap pertama.
Namun setelah terbentuknya lembaga-lembaga tadi tugas pemerintah belum
sepenuhnya selesai. Kenyataan yang ada sekarang ini adalah masih banyaknya rakyat yang
merasa dirugikan atau kurang diperlakukan dengan adil menyangkut kebutuhannya akan
elemen-elemen alam tersebut. Padahal seharusnya setiap rakyat memperoleh hak dalam hal
ini kebutuhan akan air bersih, bahan bakar, dan sumber daya alam lainnya. Seharusnya rakyat
tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh hal-hal tadi mengingat negara ini sangatlah
kaya akan unsur-unsur alam tersebut. Namun, mengapa untuk air bersih saja rakyat harus
mengalami kesulitan bahkan harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal.

Dampak Pemerintah Memberikan Pengelolaan Sumber Daya Alam Ke Pihak Asing
Tidak seharusnya memberi kesempatan besar kepada pihak asing untuk mengelola
dan menguasai sumber daya alam kita, meskipun hanya sebagian, tapi tidak bisa dijamin
kalau kita mampu mempertahankan sisa sumber daya alam tersebut, yang mana bisa
mendatangkan bencana bagi Indonesia, yaitu semua aset-aset tersebut akan dikuasai oleh
pihak asing. Pemerintah Indonesia seharusnya mengurangi keikutsertaan pihak asing ataupun
investor asing untuk mengambil bagian dalam menangani sumber daya alam kita. Indonesia
merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia, yaitu dengan luas 1.904.569 km
2
, Indonesia
juga memiliki 6% dari persediaan air di dunia dan Indonesia adalah eksportir batubara
terbesar ke-2 di dunia dan masih banyak lagi kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia
dibandingkan Negara yang lain. Sungguh suatu sumber daya alam yang sangat besar, bukan?
Tetapi sayangnya investor asing memiliki banyak saham di Negara kita, mulai dari
perkebunan, pertambangan maupun pembangunan dan pariwisata di Indonesia. Sungguh
disayangkan kalau sumber daya alam kita dikuasi oleh investor asing lebih dari 50 persen.
Pariwisata di Bali misalnya, hotel-hotel berbintang yang berdiri megah di Bali
kebanyakan milik orang asing, sedangkan yang menjadi pelayan atau karyawannya adalah
masyarakat pribumi Indonesia. Kita adalah tuan rumah, tapi dengan bahasa yang kasar kita
hanyalah sebagai pembantu, apa itu wajar? Kita perlu melirik ke Negara yang lebih maju,
bagaimana mereka menangani dan mengolah sumber daya alam mereka sendiri tanpa
mengharapkan dan membiarkan orang asing yang mengolahnya.
Pemerintah harus mengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah ini. Mulai dari
mengurangi impor ke Negara kita dan mengurangi hasil ekspor ke luar, yang paling penting
kebutuhan di negeri kita sendiri bisa terpenuhi dan rakyat bisa mendapatkan kemakmuran dan
kehidupan yang lebih layak dan terjamin.
Para pahlawan dulu berjuang mati-matian untuk mempertahankan dan merebut
kembali Indonesia, sampai merelakan harta bahkan nyawa mereka, tetapi kita tidak mampu
mempertahankan perjuangan mereka, alangkah sedihnya mereka jika melihat keadaan ini,
maka kita sebagai generasi penerus bangsa ini, mari kita belajar mempertahankan hak-hak
kita, jangan sampai peerjuangan para pahlawan dahulu sia-sia.
Kita tahu bahwa penduduk Indonesia memiliki sumber daya manusia yang tidak kalah
saing dengan sumber daya manusia Negara luar, sehingga kita sendiri pun mampu
mengawasi dan memajukan sumber daya alam kita, asalkan kita jangan egois dan mencari
keuntungan pribadi semata.
Generasi muda tentunya juga memiliki ide-ide kreatif untuk mengelola sumber daya
alam di negeri ini, Karena tidak ada yang bodoh di Negara ini, yang ada hanyalah
ketidakpedulian kita kepada nasib bangsa dan negara, sehingga Negara kita dikuasai dengan
bebas oleh orang asing.
Memang tidak bisa dipungkiri, kita butuh bantuan pihak asing untuk membantu
mengelola sumber daya alam, tetapi dalam hal bertukar pikiran dan meminta pendapat
bagaimana cara mengolah sumber daya alam dengan baik, bukan malah memberikan hak
veto atau kekuasaaan penuh kepada mereka untuk memiliki dan mengolahnya demi meraup
keuntungannya semata.
Jika pemerintah terus-menerus memberikan kesempatan kepada pihak asing untuk
mengelola sumber daya alam kita. Jika keadaan ini dibiarkan terus-menerus, Kita tidak akan
bisa menikmati sumber daya alam yang kita miliki saat ini, dan jangankan menikmati,
mungkin melihatnya saja pun tidak akan pernah. Jangan sampai kekayaan alam kita hanya
menjadi sejarah di 50 tahun mendatang.
Melihat fakta ini pun saya prihatin kepada bangsa ini, saya berpikir kenapa tidak ada
pemerintah yang memikirkan hal-hal di masa yang akan datang dan apa dampak negatif yang
akan terjadi jika seluruh sumber daya alam kita dikuasai oleh asing. Apa tidak ada program
jangka panjang yang dipikirkan untuk masa depan sebuah bangsa? Apa masa depan banga
menjadi tidak berarti demi segudang uang? Tentu yang terlintas di benak kita bahwa masa
depan sangatlah penting, terutama menyangkut keberlangsungan hidup rakyat di tengah
persoalan ekonomi yang semakin tidak terkendalikan.
Perjuangan hidup masih panjang, jadi kita sebagai manusia yang masih ingin melihat
masa depan bangsa yang bersinar, seharusnya lebih berhati-hati mengambil keputusan,
terlebih berhati-hati mengambil tindakan dalam mengelola sumber daya alam yang kita
miliki. Sumber daya alam yang kita miliki seharusnya dikembangkan dengan sistem
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan sistem berkelanjutan adalah sumber daya alam
dikelola atau dipergunakan seperlunya, sehingga tidak terjadi krisis dimasa yang akan datang.
Seperti yang kita tahu, aset sumber daya alam Indonesia dikuasasi lebih dari 50 persen oleh
pihak asing, maka mau tidak mau, sanggup tidak sanggup pemerintah harus berusaha merebut
itu kembali, atau minimal pemerintah bisa melindungi sisa aset sumber daya alam yang masih
kita miliki, jangan sampai semua atau 100 persen aset sumber daya alam yang Indonesia
miliki hanya sebatas kenangan.
Pemerintah juga perlu meminta saran atau masukan dari orang-orang Indonesia yang sudah
bekerja atau sukses di luar negeri, hendaknya pemerintah mampu menarik keinginan orang
Indonesia untuk kembali ke negaranya kembali, seperti yang kita tahu, orang-orang Indonesia
yang pintar banyak bekerja di luar negeri atau menetap disana, dikarenakan mereka kurang
puas dengan gaji yang diberikan pemerintah di Indonesia, sehingga mereka berkeinginan
mengabdi di Negara orang yang lebih menjanjikan hidup yang terjamin. Kita tahu,
pengetahuan yang mereka miliki bisa memberikan pengaruh yang besar dalam mengelola
sumber daya alam Indonesia.
Ya, seharusnya pemerintah jangan mau dibodohi oleh pihak asing, jangan demi uang kita
mau di beli, jangan anggap uang adalah segalanya, tetapi yang segalanya itu adalah apa yang
telah dilimpahkan dan dipercayakan Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Negara kita harus kita
pertahankan dan kembangkan. Saat ini seakan Negara Indonesia adalah Negara terbobrok di
dunia, Indonesia kaya akan sumber daya alam, tapi pemiliknya bukan Indonesia.
Jangan hanya korupsi yang dikembangkan dan dipertahankan oleh pemerintah, lihat ke
lapangan, apa yang terjadi akibat sumber daya alam yang dikuasasi oleh asing, pengangguran
dimana-mana, kemiskinan yang menimbulkan kriminalitas meningkat, dan masih banyak lagi
permasalahan yang terjadi. Menurut saya itu semua terjadi karena ketidakpedulian
pemerintah terhadap nasib rakyatnya, sehingga terbukti bahwa kalimat yang kaya semakin
kaya dan yang miskin semakin miskin tidak dapat dipungkiri, bahwa itu benar-benar terjadi
saat ini. Yang saya herankan, pemerintah masih sanggup bepergian dengan mobil mewah
sedangkan rakyatnya hampir mati kelaparan.
Saran kepada pemerintah, bahwa kami orang-orang yang muda sekalipun bisa menilai mana
yang benar-benar baik buat bangsa atau tidak, dan kami juga mampu memberikan masukan
yang berguna buat kemajuan Indonesia. Jangan sampai pemerintah berpikir bahwa orang-
orang muda tidak mampu bergelut di pemerintahan dan mengubah Indonesia menjadi lebih
maju, karena seperti ucapan Bung Karno berikan aku seribu orang tua, maka niscaya akan
ku cabut Semeru dari akarnya, berikan aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan
dunia, kata-kata ini jika direnungkan memiliki arti yang sangat dalam, yang berarti pemuda
Indonesia juga mampu mengguncangkan dunia. Kata mengguncangkan bukan berarti
membuat dunia gempa atau bergerak, tetapi yang dimaksud dengan mengguncangkan adalah
membuat dunia terpana atau kagum dengan sikap dan daya juang pemuda Indonesia yang
mampu bersaing dengan negara-negara maju.


















BAB III
Penutup
Kesimpulan
Kesejahteraan rakyat sepenuhnya adalah tanggungjawab negara sebagai wadah
perjuangan anak bangsa, usaha pensejahteraan itu salah satunya tertuang dalam UUD 1945,
meskipun realisasinya belum tercapai secara baik, masih banyak terjadi pertentangan Antara
yang seharusnya dengan realitas dilapangan.
Suatu negara akan maju jika mampu mandiri dan independen dalam segala bidang,
termasuk independen dari segi ekonomi khususnya pengelolaan sumberdaya alam yang
dimiliki, bangsa ini masih mengalami penjajahan sumberdaya alam dikarenakan tidak adanya
kemauan politik yang kuat untuk berani mengambil sikap tegas, kebijakan para elit
pemerintah telah tersandera oleh banyak perjanjian-perjanjian perdagangan bebas
internasional sebagai antek-antek paham kapitalisme global.
Peran negara sebagai pemilik hak penguasaan atas sumberdaya alam vital dan
pengelolaannya wajib menggunakan hasil dari semua itu untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat, jadi nasib rakyat digantungkan dari kebijakan pemerintah atau negara sebagai entitas
ujung tombak mengentaskan kemiskinan rakyat menuju gerbang kemakmuran dan keadilan.
Saran
Pemerintah dalam hal ini harus melakukan kebijakan-kebijakan yang tegas, khususnya dalam
penegakkan hukum dan transparanasi:
a. Pemerintah harus mampu meningkatkan rasio pajak menjadi minimal 14 persen dari
Produk Dimestik Bruto (PDB) agar tidak lagi melakukan eksploitasi sumberdaya alam
sebagai sumber utama penerimaan Negara bukan pajak
b. Penegak hukum, khususnya KPK, harus memberikan perhatian pada sektor SDA
khususnya pada proses alih fungsi lahan dan tender konsesi pertambangan. Maraknya
praktik korupsi dalam proses perizinan membuat target pemerintah untuk mengurangi
emisi pada tahun 2020 kelak terancam tidak tercapai. Penegakan hukum harus segera
dilakukan karena sudah banyak informasi tentang korupsi dalam alih fungsi lahan.
KPK harus menjadikan sektor SDA sebagai fokus pemberantasan korupsi baik dari
aspek pencegahan maupun penindakan
c. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk membuka akses
informasi kepada masyarakat agar tata kelola hutan dan lahan kualitasnya dapat
ditingkatkan
DAFTAR PUSTAKA
http://megaginting.wordpress.com/2014/01/11/tolak-pihak-asing-menguasai-sda-
indonesia/. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.
http://muhammadmualimin.blogspot.com/2013/12/penjajahan-sumber-daya-alam.html.
Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.

Anda mungkin juga menyukai