Anda di halaman 1dari 2

Samin vs. semen.

Film ini merupakan dokumentasi nyata dari aksi warga samin pada tahun 2014 hingga
2015. Menunjukkan bahwa PT. Semen Gresik Indonesia ingin meratakan tanah seluas 180 hektar yang
merupakan sawah milik 560 orang warga desa samin. Pada tahun 2014, PT. Semen Gresik meletakkan batu
pertama yang merupakan batu tanda kawasan. Warga mulai melakukan unjuk rasa kepada PT. Semen Gresik
dan PT. Indocement atas penolakan terhadap pembangunan pabrik semen di desa. Dibantu beberapa aparat
kepolisian, warga yang sebagian ibu-ibu tani menunjukkan penolakan dengan alasan kebutuhan sandang,
pangan dan papan terancam sementara pabrik akan dibuat di atas pegunungan Kendeng. Meskipun dengan
jumlah yang tidak banyak, para ibu tani terlihat sangat berani demi mempertahankan tanah yang merupakan
warisan turun temurun, yang pada kemudian hari ingin diberikan kepada anak cucunya. Selain dapat menjadi
tambang pencari nafkah, tanah tidak akan habis. Petani adalah mata pencaharian utama warga disana. Mereka
besar di atas tanah sawah yang di pupuknya sendiri. Sempat geram dengan perlakuan dari Semen, mereka
mengaku adanya tindakan tidak adil dan melebihi batas seperti diancam, diculik, diintimidasi, hingga dipaksa
menjual tanah mereka. Dengan alibi memberikan kesejahteraan dengan membangun pabrik di atas tanah Jawa,
warga samin bertanya-tanya, siapa sosok yang dimaksud dalam kesejahteraannya? Justru mereka sudah
merasa sejahtera dengan adanya lahan tani yang cukup untuk kehidupan sehari-hari. Sebanyak tujuh desa akan
terkena dampaknya bilamana pembangunan pabrik dilanjutkan. Seorang warga mengatakan bahwa pemikiran
orang berjabatan tinggi yang kapitalis seharusnya diubah. Pembangunan pabrik dapat di lakukan di pulau yang
tidak padat penduduk seperti Irian Jaya. Semen pernah bergerak ke Tuban, Jawa Timur. Desa Koro tak bisa
berbuat apa-apa saat PT. Semen Gresik dan PT. Indocement masuk ke wilayah mereka. Terdapat pemaksaan
yang dianggap tidak adil bagi warga kecil di desa. Tanah warga dihargai Rp.600 permeter dan tanpa rasa
bersalah, meremehkan keputusan yang dibuat dengan pemilik tanah. Warga kecil merasa takut karena mereka
diancam dan ditindas hanya karena tidak ingin menjual tanahnya. Tahun 2015, selagi menunggu putusan
PTUN mengenai penolakan pembangunan pabrik di Jawa, warga pelanjutkan aksi unjuk rasa. Mereka percaya
dengan adanya persatuan, disitulah tercapai kemenangan. Pesan yang dapat di ambil dari film ini : berbuatlah
sesuai dengan aturan yang ada. Lihatlah dari kedua sisi sebelum mengambil keputusan. Melihat dampat dari
sebuah proyek bukanlah hal yang sulit dilakukan. Hukum bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan meskipun
tidak ada seorangpun yang melihat. Melakukan tindakan illegal seperti penculikan, pengancaman, dan
pengintimidasian pada warga kecil dengan kedok ‘keterpaksaan’ merupakan tindak kriminal. Negara kita,
Indonesia merupakan negara yang berisikan orang-orang hebat, orang-orang hebat tersebut akan lebih hebat
lagi jika berlaku adil dan jujur terhadap sesama tanpa memandang pekerjaan. Seperti yang kita tahu bahwa
warga desa diperlakukan seenaknya merupakan tindakan yang melanggar HAM serta kesenjangan atas
masyarakat miskin dan kaya.

Sexy killer. Borneo, Kalimantan. Masyarakat harus hidup berdampingan dengan tambang batu bara dengan
berbagai macam konsekuensi. Salah satunya berdampak pada kesenjangan petani dan air bersih yang sulit
untuk dijumpai. Salah satu warga pernah melakukan unjuk rasa tetapi dinyatakan bersalah dengan alasan
mengganggu proses pekerjaan tambang. Di penjara selama 3 bulan, membuat warga sekitar jera. Aturan pasca
penambangan sempat bermasalah. Lubang bekas tambang yang seharusnya ditumbun juga tidak dilaksanakan.
Lokasi penambangan dekat dengan pemukiman warga. Meskipun ada aturan jarak 500 meter dari pemukiman,
tambang ini tetap dapat beroperasi. Lubang bekas tambang sendiri sudah menelan ratusan jiwa dan tidak ada
tindakan lebih lanjut serta tanggung jawab. Tambang ini merupakan tambang milik PT Toba Bara yang dengan
tidak tau malunya mengambil tanah milik warga secara paksa untuk pembangunan tambang. Setidaknya
mereka memiliki 14 ribu hektar tanah tambang yang dikelola. Karimunjawa. Tongkang harus bolak-balik dari
Kalimantan untuk mengantarkan batu bara ke PLTU Batang, Jawa Tengah. Hal ini merupakan salah satu
contoh trasnportasi illegal dari PT Adaro Power. Para nelayan bahkan susah mencari ikan. Tak hanya itu,
ekosistem terumbu karang mulai rusak akibat pelepasan jangkar besar ke bawah laut secara sembarang. PLTU
ini lagi-lagi berekatan dengan pemukiman. Warga sempat melakukan unjuk rasa dan presiden justru
melemparkan tugas ini kepada gubernur Jateng. PLTU ini merupakan yang terbesar se Asia Tenggara dengan
kata lain, ratusan ribu hektar tanah warga diambil alih oleh perusahaan tersebut. Dua warga yang menolak
tanahnya dijual, mendapatkan diskriminalitas. Persisir Utara Bali. PLTU milik China dan Indonesia ini
menuntut pengorbanan besar oleh warga seperti penyakit yang diderita akibat terpapar zat pembakaran di
udara berimbas pada tubuh dan lingkungan, tanah yang berkurang tingkat kesuburannya, air yang minim dan
debu yang berterbangan bersama dengan udara. Petani kelapa milik Ketut Mangku Wijaya, berhasil
dipertahankan walaupun hasil panennya kurang dari 50%. Hasil penelitian, menyatakan polusi udara berakibat
pada ekosistem lumba-lumba di Lovina dan Taman Nasional Bali Barat. Berbagai dampak ini menyebabkan
warga mulai beralih pada panel surya. Palu, Sulawesi Tengah. PLTU Panau yang hanya berjarak 100 meter
dari pemukiman warga menganggap polusi udara asap PLTU hal yang sepele. ‘fly ash’ tidak dibuang
sebagaimana mestinya. Bahkan janji dan kesepakatan dengan warga untuk menutupnya dengan geo-membran
tidak didengar sedikitpun. PLTU Panau pernah dinyatakan bersalah oleh MA. Tetapi keputusan ini tidak
berdampak apapun pada warga. PT Toba Sejahtera merupakan anak dari PT Toba Bara yang memegang
perusahaan batu bara ini. Selanjutnya ada penjelasan mengenai hubungan antara pemengang saham
perusahaan batu bara di Indonesia. Mat Juri mengabarkan bahwa aksi unjuk rasa nelayan bersama kapal
Rainbow Warrior, kehadiran tongkang batu bara berkurang di Taman Nasional Karimunjawa. Pemerintah
memberlakukan motatorium baru terkait izin penambangan. Namun, kasus penambangan illegal terus
dilaporkan. PLTU Panau pernah tersapu tsunami tetapi sekarang dalam proyek perbaikan. Pada 2050
mendatang, kebutuhan batu bara akan meningkat sebanyak lima kali lipat. Pesan yang dapat diambil dari film
ini : kasus korupsi di Indonesia tak selamanya soal uang. Bahkan dalam kasus kepemilikan tanah pun dapat
dinyatakan sebagai kasus kosupsi. Hukum tegas sama sekali tidak berlaku di Indonesia. Hukum di Indonesia
hanya berlaku pada orang yang memiliki jabatan tinggi. Kasus kemepilikan tanah yang direbut paksa juga
melanggar HAM. Sekali lagi, pemerintah hanya memegang janji tanpa menepati janji tersebut. Dari film ini
dapat dilihat bahwa kesenjangan masyarakat miskin dan kaya sangat mengkhawatirkan. Terlebih lagi
masyarakat merupakan orang yang berperan dalam terbentuknya negara maju. Dalam artian, menganggap
masyarakat miskin sebagai orang yang dapat diperlakukan seenaknya ialah tindakan paling buruk yang pernah
dilakukan oleh pejabat dan pemerintah negara. Tidak adanya pertegasan hukum dan pemberlakukan HAM
secara adil patut dipertanyakan di Indonesia. (5180911077_Afra Rizky Aulia)

Anda mungkin juga menyukai