Anda di halaman 1dari 1

JIHAN SAFIRA

1806139374
KELAS HUKUM DAN MASYARAKAT - C
FH - REGULER

TUGAS ANALISIS FILM DOKUMENTER ‘SAMIN VS SEMEN’ DILIHAT DARI PERSPEKTIF EKONOMI

Film dokumenter yang diproduksi oleh Ekspedisi Indonesia Biru pada tahun 2015 berjudul ‘SAMIN VS SEMEN’
merupakan film dokumenter yang menceritakan tentang pengikut ajaran Samin yang dahulu pernah menolak pajak yang
dipungut oleh kolonial Belanda (1890) yang masih ada sampai sekarang dan hidup di sepanjang pegunungan karst
Kendeng, Jawa Tengah. Pada tahun 2006, PT. Semen Gresik berencana membangun pabrik semen di Kecamatan
Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Warga Samin yang bertempat tinggal di daerah tersebut menolak dengan keras karena
pabrik semen dianggap akan mengancam pertanian sekitar dan mata air yang telah ada. Pada tahun 2009, warga Samin
memenangkan gugatan di PTUN maupun Mahkamah Agung terkait penolakan pabrik semen tersebut. Akhirnya PT
Semen Gresik mundur dan berpindah ke kecamatan Gunem, Rembang, Jawa Tengah dan berhasil membangun pabrik
pada tahun 2014. Di sisi lain, PT Indocement pada tahun 2010 hendak membangun pabrik juga dan berusaha masuk ke
kecamatan Kayen dan kecamatan Tambakrumo, yaitu desa desa tetangga dari warga Samin. Warga setempat dan warga
Samin ikut membantu dalam penolakan keras pembangunan pabrik semen di kecamatan kecamatan tersebut. Hingga
sampai sekarang ini pembangunan pabrik semen di Jawa Tengah masih menuai berbagai kontrovensi dan belum selesai.

Pertama yang akan dibahas dari sisi ekonomi adalah dari sisi masyarakat setempat. Mereka sudah cukup hidup
sejahtera dan damai dengan mata pencaharian utama mereka bertani di sawah. Masyarakat setempat sangat
mengutamakan bertani karena memang Jawa Tengah merupakan lumbung padi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat secara luas. Sehingga masyarakat setempat langsung menolak ketika pabrik semen dicanangkan
akan dibangun di tempat mereka tinggal dan mencari penghasilan. Pengairan sekitar yang gratis dan lancar juga sangat
membantu para masyarakat setempat dalam bertani. Apabila pabrik semen dibangun di Kendeng, Jawa Tengah yang
padat penduduk, maka akan ada banyak pengangguran yang tak dapat lagi bertani dikarenakan tanah atau sawah
mereka yang harus direlakan untuk lahan bangunan. Para petani di Kendeng memiliki prinsip hidup bahwa pekerjaan
yang paling terbaik hanyalah bertani, mereka sangat pantang dengan pekerjaan lainnya. Selain itu, pengairan sekitar
yang biasanya untuk mengairi sawah pastinya juga akan tercemar dengan limbah dari pabrik semen hasilkan.
Perusahaan semen memang melakukan rencana AMDAL dan berjanji akan memberikan pekerjaan bagi warga di pabrik
semen mereka. Namun pada kenyataannya di Tuban, Jawa Timur, warga yang telah terlanjur menerima pembangunan
pabrik semen di tempat mereka membuat mereka sengsara karena tak ada lagi lahan yang mereka garap yang artinya
penghasilan yang biasanya mencukupi kehidupan 1 mereka juga hilang begitu saja. Janji janji yang diberikan Perusahaan
Semen mengenai pekerjaan yang akan diberikan pun ternyata hanya bualan belaka. Beberapa dari mereka akhirnya
menganggur atau bagi yang masih beruntung tetap menggarap sisa lahan yang dimiliki walaupun lebih sulit dikarenakan
air yang tak lagi lancar dan pencemaran udara oleh asap yang pabrik semen keluarkan. Selanjutnya dari sisi PT Semen
yang hendak membangun pabrik-pabrik semen di Jawa Tengah. Mereka melakukan pendirian pabrik-pabrik dikarenakan
permintaan pasar akan semen yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal ini dibuktikan dengan data Asosiasi
Semen Indonesia (ASI), konsumsi semen dalam negeri sepanjang Januari hingga September 2018 tercatat sebesar
49,76 juta ton, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 47,43 juta ton. Hal tersebut
membuat pabrik semen mau tak mau menambah pabrik mereka dikarenakan permintaan pasar akan semen.

Banyak pertimbangan pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang tentang kasus pabrik semen di
Kendeng, Jawa Tengah terutama dari segi ekonomi. Semen dibutuhkan untuk bahan utama pembangunan Indonesia
yang sedang gencar-gencarnya seperti pembangunan tol, jalan, dan lainnya. Sementara masyarakat Kendeng yang
sudah terlanjur bertani sejak dahulu akan tak memiliki pekerjaan dan penghasilan lagi dikarenakan lahan pertanian
mereka yang digunakan untuk pabrik semen. Apabila terjadi pengangguran, maka kesejahteraan tak lagi ada dikarenakan
daya beli masyarakat akan menurun dikarenakan tak adanya penghasilan tersebut.

1
Konsumsi Semen Nasional per 30 September 2018 Naik 4,9% Secara Tahunan,
https://ekonomi.bisnis.com/read/20181015/257/849391/konsumsi-semen-nasional-per-30-september-2018-naik-49-secara-tahunan
,diakses pada tanggal 9 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai