Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pendirian Perusahaan
Cepiring adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kendal, Provinsi
Jawa Tengah, Indonesia. Kata "Cepiring" berasal dari singkatan kata "Ceplok
Piring", satu nama bunga seperti melati dengan ukuran yang sedikit lebih besar
yang dulu banyak dijumpai di daerah ini. namun ada juga yang menyebutkan
Cepiring, berasal dari kata "nanCEP PRING" menancap bambu
Sebagai salah satu kota kecil di jalur Pantura, tidak ada yang spesial di kecamatan
ini selain karena keberadaan Pabrik Gula-nya. Pabrik yang didirikan oleh Belanda
sejak tahun 1908 ini merupakan salah satu bukti kejayaan kota kecil ini sebagai
pusat industri dan kebudayaan. pabrik gula tersebut dikelola oleh PTPN. IX ,
namun seiring berkurangnya pasokan tebu, Pabrik gula tersebut tutup tahun 1998
akibatnya kegiatan wiwitan yang menjadi hiburan masyarakat cepiring sebagai
penanda dimulainya awal giling tebu menjadi tidak ada. pada tahun 2008 kegiatan
operasional pabrik gula dihidupkan kembali dengan dikelola oleh PT. Industri
Gula Nusantara yang sahamnya dimiliki oleh PT. Multi gendis manis serta PTPN .
IX
Tujuan dari pendirian pabrik gula tersebut diantaranya adalah untuk
memenuhi kebutuhan gula masyarakat. Selain itu, dapat meciptakan lapangan
pekerjaan terutama masyarakat sekitar lingkungan pabrik (kesejahteraan
masyarakat sekitar). Serta menambah pendapatan pemerintah daerah dan
pemerintah pusat.
IGN Cepiring dibangun dengan pemahaman yang kuat bahwa gula adalah
salah satu produk Indonesia yang kaya, dan fakta bahwa gula dianggap sebagai
komoditas dengan sosial, kebijakan dan dimnsi ekonomi. Yang menjadi faktor
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi untuk negara tersebut, dan gula
tumbuhan memeberikan banyak kesempatan kerja kepada orang-orang Indonesia.
2

IGN Cepirng bertujuan untuk merespon dan mendukung upaya pemerintah untuk
menjadi mandiri. Industri gula indonesia pada tahun 2009, membuka kesempatan
kerja 250 yang membantu pertumbuhan ekonomi lokal, dan memberikan
kontribusi keuangan untuk pemegam saham dan petani tebu.
Produksi gula didaerah jawa tengah tidak dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi gula daerah jawa tengah. Potensi lahan dan petani cukup untuk
menghasilkan produk gula sehingga bekerja sama dengan PT. IGN. Dan letak
geografis PT. IGN yang strategis.

2. Tujuan Kunjungan Industri
2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualias keilmuan bidang pangan bagi mahasiswa
Program Tekhnologi Hasil Pertanian Universitas Semarang sebagai
landasan untuk menghadapi dunia pendidikan dan dunia kerja di masa
yang akan datang.
2.2 Tujuan Khusus
a. Menggali berbagai informasi dan pengetahuan mengenai proses-proses
pembuatan produk melalui reaksi kimia.
b. Meningkatkan rasa percaya diri bagi setiap mahasiswa.
d. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi dan
berkomunikasi.
2.3. Sasaran Perusahaan
Kapasitas olah 500 ton gula putih per hari, dengan bahan baku tebu
kapasitas 2.500 ton per hari dan sisanya dengan bahan baku raw sugar.
Selama satu tahun direncanakan PG Cepiring akan beroperasi salama
11 bulan.
Kualitas gula putih konsumsi dengan icumsa 100-150 IU.
Meraih kembali lahan sebanyak 4000 hektar untuk ditanami tebu.
Memenuhi kebutuhan gula jawa (360 rb ton/th) yang selama ini
produksi Jawa Tengah 280.000 ton.
3

Meningkatkan kesejahteraan para stakeholder.
3. Manfaat
a.Bagi Peserta.
Memperluas wawasan, cakrawala, pengetahuan dan pengalaman
sebelum terjun kebidang yang sesungguhnya.
Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah
lingkungan kerja.
Memperdalam dan meningkatkan kualitas ketrampilan masalah di
lingkungan kerja.
b. Bagi perusahaan
Sarana menempatkan kerjasama antara perusahaan dengan fakultas
Tekhnologi Pertanian Universitas Semarang
c. Bagi Fakultas Tekhnologi Pertanian Universitas Semarang
Sebagai masukan untuk mengevaluasi kesesuaian kurikulum yang
ada dengan pengembangan yang terjadi di kimia industri.
Mencetak tenaga kerja yang terampil dalam melaksanakan tugas.

4. Waktu pelaksanaan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Fakultas Tekhnologi Pertanian
Universitas Semarang telah dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 9 Juni 2014
Waktu : 14.00 Selesai

5. Tempat Pelaksanaan
Kunjungan industri ini dilakukan di PT. Industri Gula
Nusantara Jl. Raya Soekarno-Hatta Barat KM 6 Cepiring Kendal.





4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2. Profil Perusahaan
2.1 Sejarah PT. Industri Gula Nusantara
Pabrik Gula ini didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun
1835 dengan nama Kendalsche Suiker Onderneming dan mulailah proses
produksi defikasi. Tahun 19041916 sempat berhenti berproduksi karena
Perang Dunia I. Rehabilitasi untuk penyempurnaan proses defikasi
dan giling dilanjutkan kembali pada tahun 1917-1925. Pada tahun 1926
sampai 1930 dilakukan rehabilitasi mengganti proses dari defikasi menjadi
karbonatasi rangkap dan berproduksi. Pada tahun 1930 hingga 1934
kembali berhenti karena krisis ekonomi (malaise). Produksi kembali
dilanjutkan pada tahun 1935 hingga 1941. Pada tahun 1942 masa
penguasaan Jepang, PG Cepiring dijadikan markas. Pada waktu inilah
terjadinya penghancuran tempat dan alat-alat pabrik. Tahun 1945 hingga
1953 kembali dikuasai oleh Belanda namun tidak beroperasi. Tahun 1954
dilakukan perbaikan dan berproduksi kembali dengan
mengorbankan PG lainnya yang ada di Jawa, Pabrik Gula di Jawa yang
tadinya 179 buah tinggal 57 buah. Tahun 1957 PG ini kemudian diambil
alih oleh Pemerintah RI, dikelola Bank Industri Negara (BIN). Tahun 1959
pengelolaan beralih ke Pusat Perkebunan Negara (PPN) Baru cabang Jawa
Tengah. Tahun 1961 dikelola oleh Badan Pimpinan Umum (BPU) PPN
Gula dan Karung. Tahun 1963 dikelola oleh BPU PPN Gula. Selanjutnya
pada tahun 1968 PPN diubah menjadi PNP (Perusahaan Negara
Perkebunan). PG Cepiring dibawah direksi PNP XV yang berkedudukan di
Semarang. Tahun 1973 PNP XV diubah statusnya menjadi PTP XV
(Persero). Tahun 1981 digabung dengan PNP XVI, sehingga menjadi PTP
XV-XVI (Persero).Tahun 1996 digabung dengan PTP XVIII (Persero)
sehingga menjadi PTP Nusantara IX (Persero dengan core bisnis gula,
karet, teh, kopi, dan kakao). Hingga akhirnya tahun 1998 PG Cepiring tidak
5

berproduksi karena kekurangan bahan baku tebu dan akibat krisis ekonomi
yang berkepanjangan.
Pada bulan Maret 2004 PT. Multifortuna Bina Usaha mendapat Surat
Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri dari Kepala BKPM untuk
melaksanakan proyek Bidang Usaha Perkebunan Tebu dan Industri
Gula.Juli 2004 penandatanganan Perjanjian Usaha Bersama antara PTPN
IX (Persero) dengan PT. Multi Manis Mandiri dengan komposisi saham :
Rp. 94,850 miljard (64%) PT. MMM dan Rp. 52,370 milyard (36%) PTPN
IX (Persero). September 2004 PTPN IX (Persero) mendapatkan Persetujuan
Pelaksanaan Kerjasama Usaha Mendirikan Perusahaan Patungan dengan
PT. Multi Manis Mandiri dari Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk
membentuk perusahaan patungan PT. Industri Gula Nusantara. Berdasarkan
ijin ijin yang diperoleh maka pada Oktober 2004 didirikanlah PT. Industri
Gula Nusantara . Maret 2005 penandatangan kontrak pertama yang
dilakukan antara PT. IGN dengan Sutech Engineering Co.Ltd mengenai
suplai mesin mesin dan peralatan untuk merevitalisasi pabrik gula
Cepiring. Akhir tahun 2005 PT. IGN mendapat dukungan dari APTRI DPD
Jateng dan para petani tebu terhadap rencana revitalisasi PG Cepiring yang
dituangkan dalam Surat Pernyataan Bersama antara PT. Multi Manis
Mandiri, PTPN IX (Persero) Dan Para Petani. Pada bulan Maret 2006 PT.
IGN melaksanakan Ground Breaking Proyek. Tahun 2006 terjadi
perubahan birokrasi perijinan impor mesin pabrik gula dan mulai semester
II tahun 2006 proyek reoperasi PG Cepiring dilanjutkan secara lebih
intensif. Febuari 2007 penandatanganan kontrak kedua antara PT.
IGN dengan Sutech Engineering Co.Ltd untuk rehabilitasi Pabrik gula
Cepiring kapasitas 2500 tcd. November 2008 penandatanganan Surat
pernyataan bersama mengenai dukungan APTRI dan petani tebu kepada
PT.IGN terhadap rencana re-operasi PG Cepiring untuk musim giling 2007.
Tahun 2007 dimulai pemasangan mesin-mesin baru dan diharapkan selesai
pada bulan Oktober 2007 dan trial runsampai dengan bulan Desember
2007. Juni 2007 PT IGN mendapat rekomendasi IP Raw Sugar dari
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
6

Maret 2008 Trial Melting pertama dengan mengolah raw sugar
menjadi gula kristal putih sampai April 2008. Pada tanggal 8 Agustus 2008
Peresmian PT IGN yang di hadiri oleh Menteri Pertanian Anton Apriantono
dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris. September 2008 penandatangan
MOU antara PT IGN dengan para petani mengenai kemitraan pengelolaan
tebu untuk musim giling 2009 dan pada Oktober 2008 kegiatan giling tebu
dilaksanakan sampai dengan November 2008 sebesar 3523.17 ton tebu.
Untuk selanjutnya bahan baku mixed antara tebu dan raw sugar
menghasilkan gula Kristal putih 500 ton per hari.
2.2 Lokasi Perusahaan
PT Industri Gula Nusantara Cepiring terletak dijalan raya Soekarno-Hatta
Barat KM 6 Cepiring Kendal. Cepiring adalah nama sebuah kecamatan di
Kabupten Kendal, provinsi Jawa Tengah. Lokasinya tidak terlalu jauh dari
Kota Semarang. Butuh kurang lebih 1 jam perjalanan darat dengan kecepatan
sedang dan lancar menuju kesana. Lokasinya strategis dan berada di wilayah
Jawa Tengah dengan jumlah Pabrik Gula yang cukup banyak. Pabrik Gula
inilah yang membuat Cepiring menjadi sangat istimewa. Sayangnya lokasi
strategis ini memiliki kendala besar bagi Pabrik Gula yang menjadikan tebu
sebagai bahan bakunya. Lahan di Pulau Jawa tidak lagi mengenal sistem
ekstensifikasi, semua lahan sudah terpakai, tidak ada lagi lahan menganggur.
Selain lahan yang sempit, harga lahan pun melambung. PT IGN harus
mengeluarkan 12 juta rupiah per hektar per tahun untuk menyewa lahan.
Target lahan seluas 4000ha hingga kini hanya bisa dipenuhi sebanyak 300ha
saja. Ini menjadi kendala karena Pabrik Gula di luar Pulau Jawa bisa
menikmati luas dan murahnya lahan, bahkan bisa sekaligus memiliki lahan
tersebut. Di Pulau Jawa tidak bisa lagi. Persoalan lahan saja sebenarnya bisa
mengendurkan semangat Pabrik Gula ini untuk kembali aktif berproduksi.
Namun hingga kini PT IGN tetap menghasilkan Gula Kristal Putih (GKP)
hasil mixed antara tebu dan raw sugar sebanyak 500 ton per hari. Pasokan
bahan baku tebu 2.500 ton per hari selain dari lahan yang disewa oleh IGN,
juga pasokan dari petani. Selebihnya kebutuhan bahan baku dipenuhi oleh
bahan setengah jadi raw sugar.
7

2.3 Struktur Organisasi
PT. Industri Gula Nusantara merupakan perusahaan patungan antara
PT.Multi Mas Mandiri (PT.MMM) dengan PTP Nusantara IX (Persero).
Struktur organisasi dari PT. Industri Gula Nusantara adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama dijabat oleh Ir. H. Iman Nugroho. Sedangkan yang
menjabat sebagai komisaris adalah Ir. H. Soehardjo Ahmad Widjaya. Dan
yang berkedudukan sebagai direktur utama adalah bapak Bambang Setiyono.
Direktur utama adalah sebagai puncak pimpinan dari tiga direktur, yaitu
direktur komersial, direktur operasional yang dipimpin oleh bapak Herry
Krismanoe Irianto, B.Sc yang juga menjabat sebagai direktur keuangan.
















8

BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
3.1 Stasiun Pengemasan (packing)
Gula hasil putaran pada stasiun pemutaran diturunkan kedalam
conveyor dan di lewatkan alat pengering berputar (rotary dryer) yang
dialiri udara panas sehingga keistal gula menjadi kering. Suhu yang
digunakan pada udara panas adalah 80-85C. Setelah mengalami proses
pengeringan, kristal gula dilewatkan saringan bergetar yang berfungsi
untuk memisahkan butir kristal. Agar kristal gula yabg dihasilkan
memiliki ukuran butiran kristal yang seragam (0,8-1,2mm). Kristal gula
dikirin ke stasiun pengemasan untuk dikemas dengan karung plastik
(polipropylene), dengan berat 50 kg netto. Sedangkan untuk kristal gula
yang tidak lolos pada saringan bergetar akan kembali dilebur dalam
melter.



Gambar 17. Stasiun Pengemasan Gambar 18. Dryer Cooler




Gambar 19. Vibrating sscreen
9

3.2. Spesifikasi mesin stasiun pengemasan (penyelasaian)
3.2.1.Pengemasan
Gula di kemas mnggunakan karung. Sebelum memulai
pengoperasian packing hal yang harus diperhatikan adalah jumlah
karung yang tersisa yang belum terjahit dan jumlah karung yang
rusak di area packing dan mengecek kondisi peralatan.
Sebelum produk di pasar kan kekonsumen, gula disimpan di
penggudangan. Gula yang telah di kemas di bawa ke gudang dengan
menggunakan conveyor. Gudang penyimpanan harus
memperhatikan kondisi ruangan agar kualitas gula bisa dipertahan
kanselama penyimpanan. Diding lantai di usahakan kering, suhu
berkisar 30C, dengan kelembapan 65%.
3.2.2 Penyimpanan
Produk gula pasir yang diproduksi PT. IGN Cepiring
adalah jenis kristal gula putih yang dikemas dalam kemasan karung
50 kg. IGN Cepiring baru ini memiliki kapasitas untuk produksi
650 ton gula putih per hari, dengan kapasitas penggilingan tebu
1.800ton per hari dicampur dengan gula mentah (raw sugar). Pada
saat ini PT. IGN memiliki 800 hektar lahan untuk perkebunan gula
rencananya akan diperluas menjadi 4000 hektar di seluruh jawa
tengah. PT. IGN memiliki target menghasilkan 150.000 ton gula
putih sehingga dapat memasok 500.000 ton gula putih per tahun di
masa depan.
Gula dalam karung ditimbang dengan bobot 50 kg netto.
Setelah itu dijahit dan diangkut ke gudang penyimpanan dengan
menggunakan conveyor.
Gula produk yang disimpan dalam gudang ditumpuk secara
berselang seling dengan sistem stafelan 5x3 dan menggunakan alat
pallet standar. Jika pada sap 1 melintang maka pada sap 2
membujur. Tinggi penimbunan maksimal 30 karung. Keuntungan
10

cara penumpukan tersebut adalah akan mempermudah perhitungan
jumlah susunan karung gula.
Gudang dilengkapi dengan 2 pintu masuk yang terletak
berlawanan. Sistem tesebut dikenal dengan sistem FIFO, yaitu First
In First Out, dimana produk yang masuk lebih dahulu akan keluar
lebih dahulu.


























11

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari analisa yang didapatkan dari hasil kunjungan industry di PT.IGN dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Bahan baku pabrik gula di antaranya yaitu tebu dan raw sugar
2) Tahap proses pembuatan gula dipabrik gula adalah tahan pemerahan nira,
tahap pemurnian nira, tahap penguapan, tahap pengkristalan, dan dan
tahap pemisahan Kristal/ penyelesaian.
3) Limbah dipabrik gula berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah udara.
4) Penanganan limbah pabrik gula digunakan sebagai bahan baker di St.
Ketel, Loko dan kelebihannya diproses ball untuk disimpan sebagai
cadangan bahan bakar.
4.2. Saran
1) Untuk kegiatan semacam ini, hendaknya terus dilakukan khususnya untuk
mahasiswa-mahasiswa sehingga dapat mengkaji serta menerapkan ilmu
yang didapat dikampus guna memadai perkembangan nilai-nilai
pengetahuan.
2) Dalam kegiatan semacam ini, maka mahasiswa-mahasiswi lebih
memahami tentang perusahan tersebut.
3) Dengan adanya kegiatan ini mahasiswa-mahasiswi dapat mengetahui
berbagai wawasan yang tidak hanya terdapat didalam kampus. Tetapi
diluar kampuspun kami dapat belajar dan mengembangkannya.

Anda mungkin juga menyukai