id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai peranan penting perekonomian nasional. Hal ini bisa ditunjukan dari
Salah satu sektor pertanian yang berkembang adalah perkebunan tebu. Dalam
pengusahaan tebu dikenal dua macam lahan penanaman yaitu lahan irigasi
(sawah) dan lahan kering (tegalan). Penggunaan lahan kering bercirikan tanpa
alam dan optimal seperti air dalam tanah, air hujan, kondisi fisik alam dan
ketepatan waktu.1 Untuk tanaman tebu pada lahan sawah memperoleh pengairan
lebih baik daripada lahan kering. Tebu lahan sawah ini hanya terdapat di Pulau
Jawa, sedangkan tebu lahan kering terdapat di Jawa dan diluar Jawa.
dikembangkan tidak lama setelah sistem tanam paksa berjalan.2 Secara historis,
perkebunan tebu telah dikembangkan oleh masyarakat Jawa sejak jaman VOC.
1
Soesilo Widhijanto, Bercocok tanam tebu di Lahan Kering dan masalah-
masalahnya di PG Tasikmadu, (Surakarta : PTP.XV-XVII (Persero), 1994),
hlm.1.
2
Jan Breman, Penguasaan commit to user
Tanah dan Tenaga Kerja: Jawa di masa
Kolonial, (Jakarta : LP3ES,1986), hlm. 21.
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Pabrik gula dengan cara menyewa lahan milik petani. Pabrik gula bertanggung
jawab terhadap semua tanaman dan penggilingan tebu, sedangkan untuk petani
Masalah areal tanah untuk penanaman tebu bagi pabrik gula di Jawa bukan
masalah yang baru. Masalah ini timbul bersamaan dengan berdirinya pabrik gula
swasta yang mulai banyak didirikan. Pada waktu itu pulau Jawa telah padat
tebu telah diusahakan seluruhnya, baik untuk tanaman yang sangat penting bagi
hidup mereka yaitu padi, maupun tanaman perdagangan lainnya yang dipaksakan
oleh pemerintah kolonial pada saat itu. Karena pentingnya industri gula bagi
Masalah lain juga muncul berkaitan dengan stigma negatif petani kepada
pabrik gula. Diantaranya adalah mengenai besarnya sewa tanah antara petani
dengan pabrik gula. Walaupun dengan menggunakan sistem sewa tanah ini
dengan maksimal hasil dari peningkatan hasil panen. Adapun hal ini disebabkan
dengan kecilnya sewa tanah yang diberikan oleh pemerintah kepada petani
Tebu memiliki arti penting sebagai penghasi bahan baku pada industri
bahan baku pada industri gula dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
petani tebu dengan cara partisipasi aktif petani tebu tersebut. Selain itu, industri
tebu dapat menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat dan merupakan salah
satu sumber pendapatan bagi petani tebu. Industri gula tebu diharapkan dapat
peninggalan Mangkunegoro ke IV. Pabrik ini didirikan mulai tahun 1871 dan
selesai tahun 1874. Areal tanah perkebunan di daerah ini pada masa awalnya 140
perkebunan tebu pada walnya memang penuh resiko. Kondisi keuangan dan alam
tebu Triagan. Pada tahun 1912, di tempat itu menghasilkan 28.695 pikul atau 17,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
89% dari produksi gula Tasikmadu 3. Hal ini semakin meningkat dari tahun ke
diimbangi oleh kemajuan para petaninya. Petani yang ketika itu menyewakan
lahannya pendapatanya tidak kurung membaik dan bahkan merugi. Melihat hal
Pada tahun 1975 terjadi perubahan dalam hal sistem penguasaan tebu.
1975 yang kemudian melahirkan sistem tebu rakyat intensifikasi (TRI). Pada
sistem tebu rakyat intensifikasi ini menempatkan petani sebagai produsen utama
tebu, sedangkan pabrik gula yang semula menyewa tanah dari petani menjadi
pembimbing sekaligus mitra bagi petani. Dalam sistem TRI, petani tidak dapat
lebih tinggi. Partisipasi petani ini memberikan dukungan yang cukup besar
Sasaran sistem TRI ini adalah untuk memantapkan produksi gula nasional,
pemerataan pendapatan petani tebu. Oleh karena itu, sistem tebu rakyat
intensifikasi ini diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi petani. Tak
3
Abdul Karim, commit to user
Pringgodigdo, Sejarah Perusahaan-Perusahaan
Kerajaan Mangkunegaran, (Solo: Reksopustoko, 1987), hlm 21.
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
tebu rakyat intensifikasi tersebut. Awalnya sistem sewa tanah masih dilaksanakan
tersebut akhirnya sistem sewa tanah tersebut tergantikan. Petani yang awalnya
menyediakan lahanya untuk digunakan untuk Pabrik gula akhirnya bisa terjun
kembali sebagai aktor terpenting dalam proses penanaman. Peran dari Pabrik Gula
Tasikmadu disamping mengolah tetes tebu menjadi gula Kristal dengan cara bagi
Karanganyar.
dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Namun dalam
perkembanganya petani yang menjadi sentral dari penanaman tebu tidak sesuai
dengan program awal. Kredit yang diterapkan oleh PG Tasikmadu kepada para
petani sering mengalami berbagai masalah. Selain itu, masalah lain juga timbul
pada saat giliran tebang maupun pengangkutan tebu. Sejauh ini, satu-satunya
tujuan yang telah tercapai dalam sistem TRI yakni petani menanam tebu di
tanahnya sendiri. Itu pun tidak seluruhnya berhasil, sebab banyak petani yang
4
commit to user
Sri Sumarsih, Upacara Cembengan : Tradisi di Pabrik Gula Tasikmadu
Karanganyar, (Jogjakarta : Penerbit Eja Publisher, 2007), hlm. 3.
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Karanganyar mulai dari pelaksaan sampai dengan pemasaran tebu tersebut. Selain
Berdasarkan alasan diatas dijadikan penulis untuk meneliti lebih lanjut lagi
B. RUMUSAN MASALAH
di Karanganyar?
C. TUJUAN PENELITIAN
di Karanganyar.
D. MANFAAT PENELITIAN
maupun praktis.
Indonesia.
E. KAJIAN PUSTAKA
distribusi sawah dan penduduknya yang sudah tidak merata tersebut menyebabkan
jumlah itu kecuali dengan mengusahakan sawah mereka dengan lebih giat dan
bahkan seluruh sumber daya pertanian dengan menggarapnya lebih seksama. Oleh
kareanya buku ini bisa menjadikan inspirasi penulisan dalam kaitanya dengan
tebu yang harus digiling dipabrik dengan mutu tebu yang semakin menurun.
samping hal itu apakah produktifitas tentang menurunya produksi tebu disebabkan
oleh menurunya mutu tebu bukan karena faktor pabrik yang mengurangi efisiensi
kerjanya. Mutu tebu yang rendah pun perlu dikaji lebih ulang, apakah karena
mampu meningatkan mutu dari tebu tersebut. Teknis untuk meningkatkan mutu
Referensi ini bisa membantu dalam penulisan skripsi tentang bagaimana upaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
tulisanya kepada tanaman tebu lahan kering. Sesuai dengan wilayah perkebunan
tebu dibawah PG Tasikmadu yang dikembangkan dengan lahan kering, buku ini
Karanganyar masih luas dan memberikan peluang penggunaan tanah untuk usaha
tani tebu. Kemudian jga lahan kering merupakan tempat bahan baku tebu untuk
mempertimbangkan faktor sosial ekonomi masyarakat sekitar. Buku ini juga bisa
Referensi selanjutnya dapat dilihat dari buku Hary Susanto, (1996) yang berjudul
dan juga ketentuan mengenai tebang, angkut dan bagi hasil petani. Oleh
karenanya hal ini sesuai dan menjadi sumber bagi penulisan skripsi ini.
meningkatkan produksinya.
sejak jaman VOC. Seiring berjalanya waktu, akhirnya pihak VOC menyerahkan
perkembanganya, sistem sewa menjadi cara yang ditempuh oleh pihak pabrik
Gula untuk mendapatkan areal untuk menanam tebu melalui kontrak dengan
petani untuk menanam tebu di lahanya sendiri dengan sistem kredit dari
pemerintah. Melalui buku ini sesuai dengan tulisan ini dan menjadi sumber yang
relevan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Referensi lain yang mendukung dengan penulisan ini adalah karya Wanti
dalam skripsi “Buruh Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Tahun 1980 – 1997
dalam Pabrik Gula Tasikmadu terhadap hubungan perburuhan pabrik tahun 1980
buruh berkaitan perubahan kepemilikan status pabrik tersebut. Dalam skripsi ini
Referensi yang ada hubunganya dengan penulisan ini adalah dari Sarjono
Jumantono. Dengan adanya sistem tersebut yang semula penanaman tebu dibawah
setelah diterapkanya sistem TRB (Tebu rakyat bebas), dana yang masuk ke
aparatur desa Blorong menjadi berkurang. Dengan adanya sistem TRB ini
dan banyak petani tebu yang ekonominya merosot. Skripsi ini bisa menjadi
referensi dan membantu penulian dalam pelaksanaan TRI. Karena memang desa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
F. METODE PENELITIAN
berguna untuk memperoleh data yang akan dikaji. Metode pengumpulan data
suatu tujuan. Metode sejarah memerlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan
juga erat kaitannya dengan prosedur, proses atau teknik yang sistematis untuk
melakukan penelitian disiplin tertentu. Hal itu bertujuan agar mendapat objek
penelitian.5
data itulah fakta dapat ditemukan setelah melalui proses intepretasi, sedangkan
5
Suhartono W. Pranoto., Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha
ilmu, 2010), hlm. 11.
6
commit
Louis Gottshalk, Mengerti to user
Sejarah, (Jakarta: Universitas Indonesia Press
1986), hlm. 32.
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
sejarah.7
1. Heuristik
sumber atau data-data yang diperlukan. Penelitian dan penulisan skripsi ini
studi pustaka. Sumber yang tentunya berkaitan dengann penulisan skripsi ini
Karanganyar.
a. Studi Arsip
Tujuan dan fokus dari skripsi ini adalah peristiwa yang sudah lampau, maka
salah satu sumber yang digunakan adalah sumber arsip. Studi ini menggunakan
arsip karena dalam metodologi disiplin sejarah, posisi arsip sebagai sumber
bisa dikatakan sebagai sumber primer (Primary sources). Dalam tahap ini, arsip-
arsip yang diperoleh antara lain monografi Desa Ngijo, Arsip Urusan Umum
Pabrik Gula Tasikmadu, Arsip pembentukan kelompok TRI dan daftar Anggota,
7
commit to user
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu-ilmu sosial dalam Metodologi
Sejarah, (Jakarta: Gramedia,1992), hlm. 90.
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
rakyat.
b. Wawancara
informasi yang kurang jelas dari suatu dokumen dan sekaligus sebagai penguji
sumber pokok yang harus dilakukan. Oleh karenanya penelitian tentang TRI ini
melakukan wawancara dengan Sunaryo sebagai staff bagian Tanaman PG, Hari
Purnomo selaku Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Taufan selaku
Kemudian juga dengan Samto dan Sunardi sebagai ketua kelompok TRI Tebu
daerah Ngijo. Petani TRI juga diwawancarai antara lain Sudarmi, Marni,
Sumijati, dan Parjianto. Selain hal itu untuk melengkapi evaluasi pelaksanaan
TRI, juga melakukan wawancara dengan Tugiman dan Samiyun dari Unit
c. Studi Pustaka
literature dan referensi sebagai bahan informasi untuk mendapatkan teori dan
8
commit to user
Koentjaraningrat., Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT
Gramedia, 1981), hlm. 127.
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
data sekunder yang baru sebagai pelengkap data yang tidak dapat diperoleh
melalui studi dokumen pada sumber data penelitian. Sumber studi pustaka
berupa buku, majalah dan situs yang berkaitan dengan masalah penelitian,
Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret,
2. Kritik Sumber
data yang diperoleh melalui kritik intern maupun ekstern.9 Hal tersebut
penulisan skripsi
a. Kritik Intern
tersebut untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Pengujian terhadap aspek isi
dari UPP TRI serta membandingkan dalam bentuk tabel. Penulis juga
memahami situasi, politik, dan kultur (keadaan budaya) pada saat dibuatnya
fakta yang diperoleh dengan cara membandingkan sumber satu dengan sumber
yang lain.
b. Kritik Ekstern
Kritik eksternal ini dimaksudkan sebagai kritik atas asal-usul dari sumber dan
suatu pemeriksaan keaslian atas sumber sejarah apakah sumber itu telah diubah
atau tidak.10 Dalam melakukan kritik ekstern penulis melakukan beberapa hal
otentik, asli, turunan, atau bahkan sumber yang dipalsukan, melacak latar
belakang sumber yang digunakan apabila sumber itu turunan dan kemudian
10
Sjamsuddin, H. Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm.
134. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
3. Interpretasi
melalui data dan sumber sejarah, kemudian fakta tersebut disusun bersama
teori kedalam interpretasi yang integral atau menyeluruh. Dalam tahap ini,
mempertajam analisis.
4. Historiografi
yaitu suatu proses penulisan data penyajian sejarah sebagai kisah.11 Tahapan
historiografi ini serangkaian tahapan, mulai dari tahap heuristik, kritik sumber,
melalui pemikiran kritis dan analisis dari fakta-fakta yang telah disusun melalui
kemudian disajikan menjadi sebuah tulisan sejarah berupa skripsi. Tahapan ini
11
Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Kontemporer, (Jakarta:
Balai Pustaka 1978), hlm 36 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar memudahkan dalam penulisan dan lebih sistematis maka dibagi dalam
letak geografis, luas wilayah, maupun kependudukan. Pada bab ini juga
dan perkembanganya tahun 1975 sampai 1997. Kemudian tentang sistem tebu
perkembangan dan respon petani dengan kebijakan TRI tahun 1975 sampai 1997.
ekonomi petani TRI di Wilayah kerja Pabrik Gula Tasikmadu. Dampak sosial
mengenai hubungan antar kelompok petani TRI serta pengaruh penerapan TRI
bagi kehidupanya. Dari segi ekonomi berkaitan dengan naik turunya penghasilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Bab V adalah bab penutup dari skripsi ini nantinya. Pada bab ini berisikan
Kemudian pada bab ini memberikan gambaran tentang berbagai pengaruh adanya
commit to user