Anda di halaman 1dari 11

BAB II.

SEJARAH
PERKEMBANGAN USAHA
TANI DI INDONESIA
Sejarah Perkembangan Usahatani di
Indonesia

Pertanian di Indonesia diawali dengan sistem ladang


berpindah-pindah, dimana masyarakat menanam apa
saja, hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Kemudian sistem bersawah di temukan, orang mulai


bermukim ditempat yang tetap, tanaman padi yang
berasal dari daerah padang rumput dan kemudian juga
diusahakan di daerah-daerah hutan dengan cara
berladang yang berpindah diatas tanah kering
Dengan timbulnya persawahan, orang mulai tinggal
tetap disuatu lokasi yang dikenal dengan nama
“kampong” walaupun usaha tani persawahan sudah
dimulai, namun usaha tani secara “berladang yang
berpindah-pindah” belum ditinggalkan
1. Jaman Penjajahan
Di Jawa, sejak VOC menguasai di Batavia kebijakan pertanian bukan untuk tujuan
memajukan pertanian di Indonesia, melainkan hanya untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya bagi VOC.

Kegiatan Usahatani dibuat dalam kondisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidup petani. Kenapa ?

Berdampak Pada Pihak Belanda Dalam Perolehan Tenaga Kerja Yang MURAH

 Tahun 1830, Van Den Bosch sebagai gubernur Jendral Hindia Belanda
mendapatkan tugas rahasia untuk meningkatkan ekspor dan muncullah yang
disebut tanam paksa. Sebenarnya Undang-undang Pokok Agraria mengenai
pembagian tanah telah muncul sejak 1870, namun kenyataanya tanam paksa
baru berakhir tahun 1921.

 Melakukan POLITIK AGRARIA

 Diberlakukannya UU Agraria Pasal 1 Th 1870 :


Semua Tanah Yang Ada Di Wilayah Hindia
Belanda adalah milik Gubernur Hindia Belanda
2. Setelah Penjajahan
Setelah Indonesia merdeka maka kebijakan pemerintah
terhadap pertanian tidak banyak mengalami perubahan,
pemerintah tetap memberi perhatian khusus pada
produksi padi. Namun masih banyak tanah yang dikuasai
oleh penguasa dan pemilik modal besar sehingga petani
tidak dengan mudah menentukan tanaman yang akan
ditanam

- Kegiatan Usahatani sebagian besar ditentukan oleh


petani itu sendiri
- Petani dilihat sebagai Pengelola /Pengusaha
- Munculnya Tuan Tanah di Pedesaan
2. Setelah Penjajahan
Pada permulaan tahun 1970 an Pemerintah meluncurkan
suatu program Revolusi Hijau yang lebih dikenal
masyarakat dengan program BIMAS (Tujuan utama
program adalah meningkatkan produktivitas sektor
pertanian).P rogram Bimas pada prinsipnya berintikan 3
(tiga) komponen pokok yaitu :

a) Penerapan Panca Usaha terdiri dari :


1.Penyediaan bibit Unggul
2.Pemupukan
3.Pengairan
4.Pemberantasan hama dan penyakit
5.Metode bercocok tanam yang lebih baik

b) Penerapan kebijakan harga sarana dan hasil produksi

c) Adanya dukungan kredit dan infrastruktur


2. Setelah Penjajahan
Dampak Buruk Revolusi Hijau:
1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah
2. Kesuburan tanah merosot / tandus
3. Tanah mengandung residu (endapan pestisida)
4. Hasil pertanian mengandung residu pestisida
5. Keseimbangan ekosistem rusak
6. Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama

3. Era Reformasi
Pada era reformasi :
- Petani sebagai subyek
- Peran pemerintah sebagai stimulator dan fasilisator
Visi pertanian pada abad 21 adalah :
Pertanian modern, tangguh dan efisien.
Misi pembangunan pertanian adalah memberdayakan
petani menuju suatu masyarakat tani yang mandiri,
maju,
sejahtera dan berkeadilan.
3. Era Reformasi
Strategi pembangunan pertanian :
1. Optimasi pemanfaatan sumber daya domestik
2. Perluasan spektrum pembangunan pertanian melalui
diversifikasi teknologi,sumber
daya,produksi&konsumsi
3. Penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi
secara dinamis
4. Peningkatan efisiensi sistem agribisnis
5. IPTEK dan berdaya saing tinggi

Salah satu langkah operasional strategis berupa Gerakan


Mandiri (Gema). Mulai tahun 1998/1999 telah
diluncurkan
berbagai Gema Mandiri termasuk Gema Hortina untuk
meningkatkan produksi Hortikultura
4. Era Globalisasi
Era Globalisasi adalah era perdagangan bebas dimana
tidak boleh ada lagi hambatan perdagangan berupa
tarif maupun non tariff.

-Pengenaan tarif berkisar 0 – 5 % bagi produk produk


pertanian.

-Produk harus memiliki Daya Saing Yang Tinggi


(Memiliki Keunggulan Kompetitif dan Komparatif).
SEJARAH PERKEMBANGAN USAHATANI
BEBERAPA PROPINSI DI INDONESIA
Aceh Darussalam
Sektor pertanian di wilayah Aceh Darussalam mulai berkembang
sejak tahun 1607-1636 melalui kegiatan perdgngan hasil bumi sektor
pertanian seperti cengkeh, kopra, dan pala kepada pedagang asing.
 Tahun 1960 selama masa penjajahan Belanda, sektor pertanian
menjadi mata pencaharian utama masyarakat Aceh.
 Meskipun sektor pertanian mulai menyusut peranannya sejak tahun
1980-an, namun masih sangat penting kedudukannya bagi rakyat
Aceh karena kesanggupannya menyediakan lapangan kerja bagi
sebagian penduduk dan merupakan pendapatan utama bagi mereka.
 Meskipun sektor pertanian mulai menyusut peranannya sejak tahun
1980-an, namun masih sangat penting kedudukannya bagi rakyat
Aceh karena kesanggupannya menyediakan lapangan kerja bagi
sebagian penduduk dan merupakan pendapatan utama bagi mereka.
 Pada masa mendatang, Propinsi Aceh masih tetap mempertahankan
surplus produksi pangannya karena terbuka peluang perluasan areal
baru namun pengelolaan usaha taninya secara umum belum berjalan
berjalan optimal
9
Bengkulu

 Sektor pertanian di daerah Bengkulu telah hadir sebelum abad ke-15,


dan produksinya hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan setempat.
Sementara pada jaman penjajahan Belanda, kegiatan pertanian rakyat
lebih ditekankn dengan diadkannya sistem tanam paksa kopi.
 Dalam perkembangannya penggunan lahan produkstif pada masa pelita
I sampai III, ternyata belum optimal yang hanya mencapai 6,6 5 %
dati total luas daerah. Pertanian tersebut dikembangkan dengan
tradisional berupa pertanian ladang, sawah, kebun campuran dan
pekarangan.
 Sampai saat ini banyak kendala yang masih dihadapi sektor pertanian
Bengkulu diantara:
a. terbatasnya lahan yang mendapat pengairan teknis sempurna
dan masih banyaknya lahan yang mempunyai sifat derajat
keasaman tinggi.
b. intensifikasi umum lebih besar daripada intensifikasi khusus
sehingga produktifitas per satuan luas masih rendah.
c. lambatnya pelaksanaan percetakan sawah baru dan lokasi
pencetakan sawah yang sudah dilaksanakan terpencar-pencar.
d. lahan usaha tani umumnya bergelombang
e. Tingkat pengetahuan petani rata-rata masih rendah terutama
dalam pengelolaan usaha tani antara lain karena kurangnya
informasi pasar dan pengetahuan petani dalam pemasaran hasil
10
pertanian
Lampung

 Perkembangan sektor pertanian di wilayah Lampung diawali didaerh


Tulang Bawang sebagi penghasil komoditas lada hitam. Sejak Jaman
Kerajan Sriwijaya, Kota Menggala dan alur Sungai Tulang Bawang tumbuh
menjadi pusat perdagangan beragam komoditas, khususnya lada hitam.
 Seiring dengan merosotnya pamor lada hitam, sektor pertaniannya
digantikan oleh komoditas karet. Perkebunan karet selain dimiliki
perkebunan swasta, mayoritasnya adalah milik rakyat. Hasil olahan karet
tersebut didistribusikan ke daerah Palembang.
 Sementara ubi kayu merupakan komoditas utama tanaman pangan.
Sebagai salah satu sentra produksi ubi kayu di Lampung. Namun harga
yang semakin turun dan eksport yang berkurang karena sedikitnya
permintaan membuat tanaman singkong tidak lagi diminati. Pamor ubi
kayu pun kini tenggelam beriringan dengan turunnya minat Negara
pengimpor.
 Perkebunan besar tebu dan pabrik gula, perkebunan sawit dan singkong,
serta industri pengolahan hasilnya juga dimiliki lebih banyak oleh daerah
ini dibandingkan daerah lain di Lampung.
 Puluhan ribu petani yang ikut serta dalam pola kemitraan benar-benar
menyandarkan hidupnya pada perkebunan besar dan pabrik pengolahan
hasil-hasil perkebunan.
11

Anda mungkin juga menyukai