Anda di halaman 1dari 180

II.

PENGERTIAN DAN SEJARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN

2. 1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti mata kuliah, diharapkan mahasiswa mampu

menjelaskan tentang:

1. Pengertian Pertanian

2. Sejarah Pertanian

3. Pembagian Pertanian

4. Kelebihan dan Kekurangan Pertanian

5. Paket Teknologi Pertanian

6. Pertanian Tangguh

2.2. Pengertian Pertanian

Pertanian adalah segala jenis kegiatan yang berdasarkan dari

pertumbuhan tumbuhan dan hewan yang dimanfaatkan manusia untuk

menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi. Kegiatan

pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian dapat meliputi

budidaya tanaman (bercocok tanam) ataupun pembesaran hewan ternak seperti

pemanfaatan mikroorganisme. Pertanian juga merupakan mata pencaharian

sebagian besar penduduk dunia.

Dalam arti sempit, pertanian yaitu kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk

membudidayakan jenis tanaman tertentu dengan kata lain hanya mempelajari


pengolahan tanaman. Sedangkan dalam arti luas, yaitu kegiatan yang melibatkan

pemanfaatan makhluk hidup seperti pengolahan tanaman ataupun ternak agar

memberikan suatu produk yang nantinya digunakan untuk kepentingan manusia.

2.3. Sejarah Pertanian

2.3.1. Perkembangan Pertanian

Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu menjaga ketersediaan

kebutuhan pangan bagi mereka sendiri. Pertanian menganjurkan suatu kelompok

orang untuk menetap sehingga terjadilah kemunculan peradaban. Seiring dengan

perkembangan zaman, terjadilah perubahan dalam sistem kepercayaan, teknologi

pertanian. Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa

perubahan besar dalam kehidupan manusia. Bahkan pertanian dikatakan sebagai

revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.

Ketika berakhirnya zaman es sekitar 11.000 SM, menjadikan bumi lebih hangat

dan mengalami musim kering yang lebih panjang. Hal tersebut dapat

menguntungkan perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif

singkat memberikan produk alam yang dapat disimpan. Ketersediaan produk-

produk alam tersebut, untuk pertama kalinya memunculkan perkampungan, sebab

kegiatan pemburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat.

Pada zaman romawi pertanian berkembang disertai budaya seni,

diantaranya tanaman bergantung di Babylonia, pada zaman tersebut orang-orang

romawi juga mengkompilasi dan mengembangkan tulisan- tulisan tentang

pertanian dari bahasa yunani ke dalam bahasa latin. Orang-orang tersebut


diantaranya Cato (234-149 SM), Varro (116-27 SM), Columella (abad pertama

M), Peter crescentius(1240), Palissy (1563), francis home (1750-1800).

Berdasarkan bukti-butkti peninggalan artefak, para ahli sejarah

menyatakan bahwa praktik pertanian berawal di daerah “bulan sabit yang subur”

di Mesopotamia sekitar 8000 SM sebab saat itu daerah tersebut masih lebih hijau

daripada keadaan pada masa sekarang. Menurut Valvilov, daerah ini juga

merupakan satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya. Tanaman-tanaman

yang dibudidayakan pertama kali yaitu gandum, buncis, kacang arab, flax (Linum

usitatissimum), dan jelai (barley). Di lokasi lain, dikembangkan jenis tanaman lain

yang sesuai dengan keadaan topografi dan iklim. Di daerah Tiongkok, padi

(Oryza sativa) mulai dibudidayakan sejak 7500 SM kemudian diikuti dengan

kedelai, kacang hiaju, dan kacang azuki. Di daerah Sahel, Afrika, padi (Oryza

glaberrima) mulai dikembangkan pada 5000 SM. Tiga daerah di Amerika yaitu,

Amerika Tengah, Peru-Bolivia, dan hulu Amazon mulai membudidayakan

jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.

Perkembangan kegiatan pertanian secara anthropologi diantaranya sebagai

berikut :

 Kegiatan bercocok tanam (Dilembah mesopotamia sekitar 12.000 tahun SM )

 Pengolahan tanah ( Di Palestina pada 2500-3000 tahun SM )

o Pengairan / Irigasi (4000 tahun SM di mesir dan cina, lembah

mesopotamia, cina)

o Pada kondisi tropik di daerah Afrika dan Asia termasuk Nusantara,

lebih cenderung dengan mempertahankan perburuan dan peramuan


karena relatif mudah untuk memperoleh makanan. Teknologi budidaya

padi serta perladangan mulai dikenal pada saat migrasi masyarakat

Austronesia ke wilayah Nusantara.

2.3.2. Perkembangan Usaha Tani

Perkembangan pertanian dan usaha tani di Indonesia pada zaman

penjajahan hingga sekarang telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Pertanian di Indonesia diawali dengan sistem ladang berpindah-pindah, dimana

masyarakat menanam apa saja, namun hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Ladang berpindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara

berpindah-pindah tempat. Ladang di buat dengan cara membuka hutan atau semak

belukar pohon atau semak belukar yang sudah di tebang / di babat setelah kering

kemudian di bakar. Setelah hujan tiba ladang kemudian ditanami dan di tunggu

hingga panen tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian di tinggalkan

karena sudah tidak subur lagi. Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah

jangka waktu 10 – 20 tahun, para petani ladang kembali ke ladang yang pertama

kalimereka buka.

Selanjutnya, setelah beberapa tahun kemudian sistem bersawah pun di

mulai ditemukan oleh penduduk Indonesia. Dalam periode ini orang mulai

bermukim di tempat yang tetap. Selain itu, tanaman padi yang berasal dari daerah

padang rumput kemudian diusahakan di daerah-daerah hutan dengan cara

berladang yang berpindah di atas tanah kering. Dengan timbulnya persawahan,

orang mulai tetap disuatu lokasi yang di kenal dengan nama “ kampong “

walaupun usaha tani persawahan sudah dimula , namun usaha tani secara “
berladang yang berpindah-pindah “ belum di tinggalkan.

Pada zaman Hindia-Belanda sekitar tahun 1620, sejak VOC menguasai di

Batavia kebijakan pertanian bukan untuk tujuan memajukan pertanian di

Indonesia, melainkan hanya utuk -memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi

VOC. Sedangkan, pada tahun 1830, Van Den Bosch sebagai gubernur jendral

Hindia Belanda mendapatkan tugas rahasia untuk meningkatkan ekspor dan

munculah yang disebut tanam paksa. Sebenernya undang-undang Pokok Agraria

mengenai pembagian tanah telah muncul sejak 1870, namun kenyataannya

tanam paksa baru berakhir tahun 1921. Dalam sistem tanam paksa ( culturstelsel )

ini, , Van den Bosch mewajibkan setiap desa harus menyisihkan sebagian

sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor

khusunyakopi,tebu,niladantembakau.

Setelah Indonesia merdeka, maka kebijakan pemerintah terhadap pertanian

tidak banyak mengalami perubahan. Pemerintah tetap mencurahkan perhatian

khusus pada produksi padi dengan berbagai peraturan seperti wajib jual padi

kepada pemerintah. Namun masih banyak tanah yang dikuasai oleh penguasa dan

pemilik modal besar, sehingga petani penggarap atau petani bagi hasil tidak

dengan mudah menentukan tanaman yang akan ditanam dan budidaya terhadap

tanamannya puntak berkembang.

Pada permulaan tahun 1970-an pemerintah Indonesia meluncurkan suatu

program pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program

Revolusi Hijau yang di masyarakat petani dikenal dengan program BIMAS

(Bimbingan Massal). Tujuan utama dari program tersebut adalah meningkatkan


produktivitas sektor pertanian.

Pada tahun 1979 pemerintah meluncurkan program INSUS (Intensifikasi

Khusus), yang meningkatkan efektifitas penerapan teknologi Pasca Usaha Tani

melalui kelompok-kelompok tani dengan luas areal per kelompok rata-rata 50

hektar,setiap kelompok diberi bantuan kredit modal dalam menjalankan usaha

pertaniannya (Lokollo, 2002). Kemudian pada tahun 1980-an pemerintah

meluncurkan program SUPRAINSUS (SI). Program ini merupakan

pengembangan dari Panca Usaha Tani untuk mewujudkan peningkatan

produktivitas tanaman padi.

Pada tahun 1998 usaha tani di Indonesia mengalami keterpurukan karena

adanya krisis multi dimensi. Pada waktu itu telah terjadi perubahan yang

mendadak bahkan kacau balau dalam pertanian kita. Kredit pertanian dicabut,

suku bunga kredit membumbung tinggi sehingga tidak ada kredit yang tersedia ke

pertanian. Keterpurukan pertanian Indonesia akibat krisis moneter membuat

pemerintah dalam hal ini departemen pertanian sebagai stake holder

pembangunan pertanian mengambil suatu keputusan untuk melindungi sektor

agribisnis yaitu “pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing,

berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi.”

Untuk sistem pertanian dan usahatani yang ada sekarang ini masih belum

efektif dan efisien dari mulai proses awal sampai pada saat panen dan pasca panen

sehingga masih perlu diintensifkan sehingga dapat memberikan hasil yang

optimum. Untuk itu, pemerin mensosialisasikan sistem agrobisnis, diferensiasi

pertanian, diversifikasi pertanian dengan membuka lahan peranian baru, sistem


pertanian organik, berbagai kebijakan harga dan subsidi tah berusaha untuk

mendongkrak kontribusi sektor pertanian Indonesia terhadap perekonomian

dengan membuka lahan peranian baru, sistem pertanian organik, berbagai

kebijakan harga dan subsidi organik khususnya, telah dicanangkan pemerintah

sejak akhir tahun 1990-an dan mengusung Indonesia go organik pada tahun 2010,

sistem ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

produk pertanian mengingat rusaknya kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk

kimia yang berlebihan dan dalam waktu lama serta pencemaran lingkungan oleh

penggunaan pestisida kimia. Semua upaya pemerintah tersebut bertujuan untuk

meningkatkan distribusi pendapatan petani sehingga dengan ini diharapkan dapat

meningkatkan kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian.

2.4.1 Pembagian Pertanian

2.4.2 Pertanian Berburu

Pada zaman dahulu manusia bertahan hidup dengan berburu dan

mengumpulkan makanan dari alam. Alam menjadi sumberdaya tunggal pada masa

ini. Setelah itu, mereka mulai melakukan kegiatan pertanian berpindah,

menggunakan alat pertanian dari batu dan bercocok tanam dngan beberapa jenis

tanaman saja dan kemudian mereka melakukan pertanian menetap, pada jaman ini

manusia mulai menjinakan hewan serta di ternakan, eksentifikasi pertanian, dan

tenaga kerja berharga.


2.4.2 Pertanian pengumpul

Manusia pengumpul makanan dan pemburu di asia tenggara dalam hal ini

berarti mereka tidak menetap lama pada suatu tempat. Tempat hidup mereka

umumnya di gua atau lubang-lubang di kaki tebing batu. Biasanya mereka makan

dedaunan, bunga, biji, buah, kulit, umbi, dan akar tanaman. Pengetahuan untuk

menghilangkan racun dari bahan makanan serta secara mengawetkan juga banyak

dimiliki oleh para pengembara tersebut

2.4.3 Ladang Berpindah

Ladang berpindah merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara

berpindah-pindah tempat dengan cara membuka hutan atau semak belukar untuk

membuat lahan. Biasanya setelah pohon-pohon ditebang atau dibabat dibiarkan

kering lalu dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian ditanami dan tunggu

sampai panen tiba. Barulah kemudian, ladang ditinggalkan karena sudah tidak

subur lagi setelah ditanami 3-4 kali. Hal tersebut berlangsung terus-menerus

setelah jangka waktu 10-20 tahun. Namun kemudian, mereka kembali lagi ke

ladang yang telah mereka buka sebelumnya.

Sistem ini memiliki dampak negatif, diantaranya sebagai berikut.

 Mengurangi luas lahan

 Terjadinya kerusakan hutan

 Tanah menjadi tandus sehingga menyebabkan lahan kritis

 Tanah menjadi mudah erosi

 Terjadinya kebakaran hutan

 Pencemaran udara
 Banjir

2.4.4 Pertanian Primitif

Dalam arti yang sempit pertanianadalah suatu kegiatan bercocok tanam.Dalam

arti yang luas pertanian adalah segalakegiatan manusia yang meliputi

kegiatanbercocok tanam, perikanan, peternakan dankehutanan. Kata primitif dapat

berarti kuno,belum maju, atau sangat sederhana. Maka,pertanian primitf adalah

pertanian yangsifatnya masih sangat sederhana.Kesederhanaan ini nampak dalam

tujuan,peralatan, cara, dan hasil pertanian.Tujuan pertanian primitif

dikatakansangat sederhana karena para petanibercocok tanam hanya untuk

memenuhikebutuhan mempertahankan hidup (pangan),berorientasi memenuhi

kebutuhan sesaat,atau tidak berfikir untuk kebutuhan jangkapanjang.Cara bertani

pertanian primitif dilaksa-nakan dengan membakar lahan liaruntuk dibuat ladang.

Lahan tersebutkemudian diolah dengan cangkul danditanami bibit tanaman seperti

ubi kayu,talas, jagung, dan lain-lain. Pengolahan tanahdikerjakan dengan langsu

ng membuatlubang-lubang tanam atau denganmembalikkan tanah dan

barumembuatlubang-lubang tanam. Setelah musim panen,lahan ini akan

ditinggalkan begitu saja danmencari tempat atau lahan baru. Para petaniprimitif

membuat tempat tinggal di dekatladang baik yang berupa rumah ladangmaupun

rumah tinggal.Alat pertanian primitif berupa pacul,tajak, parang, sabit, dan

tombak. EduardHahn (dalam Pelzer, K.J., 1948) menamaipertanian primitif

sebagai Hackbau (hoeculture ataulow tillage = pertanian pacul atautajak).Hasil

ladang atau sawah pada lahanyang baru saja dibuka hasilnya rendah.Karena

sebenar-nya diperlukan sekitar 10-15tahun untuk menjadikan lahan tersebut


2.4.5 Pertanian Tradisional

Pertanian tradisional yaitu kegiatan pengolahan tanaman dan lingkungan

dengan menggunakan alat-alat sederhana. Pola bertani secara tradisional

sesungguhnya sangatlah bersahabat dengan alam, dan dapat mendukung

ekosistem, sebab dengan tanaman yang berbagai jenis, petani akan memelihara

berbagai macam hewan agar tetap hidup karena rantai makanan untuk flora dan

fauna yang hidup didalamnya tetap terjaga. Sebenarnya, pertanian tradisional

dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya asalkan terdapat komitmen antara

pemerintah pusat dan daerah.

Pada sistem ini, petani lebih menerima keadaan tanah, curah hujan, dan

varietas tanaman sebagaiamana adanya yang diberikan oleh alam. Bantuan

terhadap pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya, seperti pengairan, penyiangan,

serta melindungi tanaman dari gangguan binatang liar berdasarkan cara yang

diturunkan oleh nenek moyang. Dalam pertanian tradisional, produksi dan

produktivitas rendah karena hanya menggunakan alat yang sangat sederhana

(teknologi yang dipakai rendah).

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Pertanian Tradisional

2.5.1 Kelebihan

Kelebihan pertanian tradisional yaitu :

 Lebih ramah lingkungan

 Dapat melestarikan budaya asli pedesaan yang umumnya sering berkaitan

dengan ritual dalam pertanian


2.5.2 Kelemahan

Kelemahan pertanian tradisional yaitu :

 Membutuhkan tenaga kerja yang banyak

 Sangat tergantung pada iklim.

 Selalu berpindah-pindah tempat budidaya tanaman

2.6 Pertanian Modern

Pertanian modern yaitu dimana kegiatan-kegiatan mengolah hasil alam

dibantu dengan  alat-alat teknologi masa kini, seperti petani membajak sawah

dengan mesin traktor, tidak lagi menggunakan bantuan kerbau seperti dulu dan

sebagainya. Pertanian modern meliputi pertanian organik, hidroponik,

holtikultura, dll.

Pada pertanian modern ini, manusia menggunakan otaknya untuk

meningkatkan penguasaan untuk mempengaruhi pertumbahan tanaman ataupun

hewan. Masalah-masalah pertanian dihadapi dengan melakukan penelitian-

penelitian, fasilitas-fasilitas irigasi dibangun guna mendapatkan hasil yang

maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul

yang berproduksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, serta masak lebih

cepat. Kemudian, cara pengawetan hasil pertanian dikembangkan untuk

menghindari kerusakan.

2.6 Paket Teknologi Pertanian


2.6.1 Paket Teknologi

Terdapat dua jenis paket teknologi pertanian yang biasa di gunakan yaitu

1. Intensifikasi khusus ( insus ) yaitu kegiatan intensifikasi berdasarkan kelompok

tani dalam satu hampar usaha tani yang luasnya 15-50 ha.

2. Suprainsus adalah insus yang disertai kerjasama antara kelompok tani

pelaksanaan insus dalam hamparan usaha tani yang lebih luas yaitu minimum

dalam satu unit petak persier yang didukung dengan kerja sama antara kelompok

tani WKPP dan WKBPP antara 1500s/d30.000 ha.

Supra insus merupakan rekayasa teknik produksi, sosial dan ekonomi.

a. Rekayasa teknik produksi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas

yang lebih tinggi yaitu dengan menerapkan unsur teknologi padi yang di

sebut dengan teknologi produksi suprainsus

b. Rekayasa sosial bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kerja sama

antar kelompok tani dalam proses pengambilan keputusan dan

kerjasamanya.

c. Rekayasa ekonomi bertujuan untuk memninggkatkan efisiensi manajemen

usaha tani,pemasaran, dan pemupukan dan pengembangan modal usaha

tani.

2.6.2 Tujuan Supra Insus

Tujuan Supra insus adalah sebagai berikut :

1.Melestarikan suasembada pangan khususnya beras dengan meninggkatkan

produktifitas persatuan luas lahan menjadi lebih tinggi.


2. Meninggkatkan pendapatan petani beserta keluargnya.

3. Meningkatkan kerja sama antar kelompok tani.

Sepuluh (10) jurus kemampuan yang dimiliki setiap kelompok tani. Terdapat

sepuluh jenis kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap kelompok tani, :

a.Mencari,menyampaikan,merencanakan,dan memanfaatkan informasi.

b.Merencakan kegiatan untuk mencapai suatau tujuan.

c.Melaksankan rencana kerja.

d.Mengadakan dan mengembangkan fasilitas dan sarana.

e.Memupuk modal.

f.Mentaati perjanjian.

g.Mengatasi keadaan darurat.

h.Mengembangkan dan membina kader

i.Membina hubungan melembaga dengan KUD.

j.Mencapai produktivitas yang tinggi

2.6.3 Panca usaha tani

Komponen usaha tani adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan mencapain benih unggul yang berkualitas

2. Perbaikan cara bercocok tanam

3. Pemupukan

4. Perairan

5. Pengendalian jasad pengganggu ( hama,penyakit, dan gulma )

6. Panen dan pasca tani


7. Pemasaran

2.6.4 Tabel Paket

No Komiditas Nama Paket


1 Padi Teknologi pengolahan beras berodium
2 Kentang Pengendalian hama pengorok daun pada

kentang
3 Bawang merah Budidaya bawang merah dengan biji
4 Kubis Pengendalian hama terpadu pada

tanaman pada sayuran


5 Jeruk Bibit jeruk bebas penyakit

6 Jeruk Indeksing penyakit sistemik jeruk

7 Jeruk Okucang : pembibitan jeruk di lahan

pasang surut

8 Jeruk Pegendalian penyakit blendok dengan

bubur califonia

9 Jeruk Penguningan kulit buah jeruk

10 Mawar Stenting pada pembibitan bunga mawar

11 Krisan Budidaya bunga krisan hemat energy

12 Apokat Penyeragaman Veriatas apokat

13 Bunga-bungaan Ekstraksi minyak atsiri bunga melati


14 Bunga-bungaan Formula untuk memperpanjang

keseragaman Bunga potong

15 Bunga-bungaan Pembuatan bunga kering

16 Bunga-bungaan Penawaran bunga sedap malam

17 kelapa Pabrik kelapa sawit supermini

18 Sagu Teknologi Perbanyakan In Vitro

Tanaman Sagu

2.7. Pertanian Tangguh

Pertanian Tangguh adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak,

serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya

tumbuhan dan hewan secara alami dan mandiri. Pemanfaatan sumber alam

terutama berarti budi daya secara organik dan berkesinambungan serta mandiri

dan tangguh. Usaha pertanian tangguh memiliki ciri-ciri penting:

1. Pertanian Tangguh-berani dan optimis terhadap kegiatan pertanian yang sedang

dilakukan

2. Pertanian Tangguh-mau belajar tentang cara-cara pertanian yang efektif

3. Pertanian Tangguh-slengean dan cuek terhadap apa kata orang

4. Pertanian Tangguh-menjalin kerjasama dengan berbagai orang (yang positif

tentunya)
5. Pertanian Tangguh-punya komunitas untuk bertani bersama-sama dalam

mewujudkan pertanian

terpadu

6. Pertanian Tangguh-berkomunikasi secara baik dan santun

7. Pertanian Tangguh-bekerja sangat keras dan cerdas

Terkait dengan pertanian tangguh, usaha pertanian tangguh adalah sekumpulan

kegiatan pertanian yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan).

Petani tanguh adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani

secara tangguh. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai

peternak tangguh. Ilmuwan tangguh serta pihak-pihak lain yang tangguh yang

terlibat dalam perbaikan metode pertanian tangguh dan aplikasinya juga dianggap

terlibat dalam pertanian tanguh.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di

lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.

Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan

dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang

sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan

sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata

pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan,

sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita.

Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan


lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang

sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman

(termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan,

dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan

berdasarkan objek budidayanya:

* budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang

diolah secara intensif,

* kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada

lahan yang setengah liar,

* peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata

kecuali ikan dan amfibia),

* perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-

vertebrata).

Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini,

meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek

ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan.

Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi

sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.

Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-

dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:

* pengelolaan tempat usaha,


* pemilihan bibit,

* metode budidaya,

* pengumpulan hasil,

* distribusi,

* pengolahan dan pengemasan,

* pemasaran.

Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem

yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan

tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas, galur, dan sebagainya) biasa

diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan,

dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil

merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan

bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.

Bentuk - Bentuk Pertanian di Indonesia

1. Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan

memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan

maupun sawah pasang surut.

2. Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada

pengairan air hujan,ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari

lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat

pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau

lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian.
3. PekaranganPekarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam

rumah (biasanyadipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk

ditanami tanaman pertanian.

Upaya meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara:

* Ekstensifikasi

* Intensifikasi

* Diversifikasi

* Rehabilitasi

2.8 Bahan Bacaan


 http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Farming-on-Indonesia.jpg
 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian
 http://putra-albert.bogspot.com/2011/06/definisi-dan-sejarah-
pertanian.html
 http://marutosuka.blogspot.com/2011/05/modernisasi-pertanian.html
 http://culensatu.blogspot.com/2009/09/suatu-pola-pertanian-tradisional-
di.html
 http://ayy1507.blogspot.com/2009/11/sejarah%20pertanian

2.9 Latihan

1. Perbedaan diferensiasi dan diversifikasi

2. Apa yang dimaksud dengan ladang berpindah?

3. Apa yang dimaksud dengan perjinakan tumbuhan?

4. Sebutkan beberapa macam pembagian pertanian!

5. Menurut pendapatmu apa yang dimaksud dengan pertanian?

III. UNSUR-UNSUR PERTANIAN

3.1 Kompetensi Dasar


Setelah mengikuti mata kuliah,diharapkan mahasiswa akan mampu menjelaskan

tentang :

1. Proses Produksi

2. Petani

3 Usahatani

4. Perusahaan Pertania

3.2 Produksi Pertanian

Tumbuh-tumbuhan merupakan pabrik pertanian primer.Tumbuh-

tumbuhanmengambil CO2 dari udara melalui daun dan mengambil air dan unsur

hara daritanah melalui akar.Dari sini tumbuhan menggunakan energi sinar

matahari yang kemudian dihasilkan biji, buah, serat, minyak, kayu dan

sebagainya.Secara singkat dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan tanaman

ditentukan oleh faktor genetik (Q)dan faktor lingkungan (X). Faktor-faktor

lingkungan yang menentukan tanaman terutama adalah air, energi, radiasi

matahari, susunan atmosfir, kandungan udara dalam tanah, reaksi tanah, faktor

bibit dan kandungan unsur hara tanaman yangsecara umum dapat dinyatakan

sebagai berikut :

(X1, X2, X3, X4, X5, ........Xn)Q =

Keterangan :

Q = pertumbuhan tanaman
X = faktor lingkungan

Ternak dan ikan merupakan pabrik pertanian yang kedua.Tergantung

jenisnya mereka makan berbagai jenis tumbuhan dan bagian tumbuhan-tumbuhan.

Pabrik kedua merubah tumbuh-tumbuhan menjadi produk lain yang berguna

bagikehidupan manusia misal : daging, susu, telur, kulit dan wool. Pertanian

mulai terjadi ketika manusia mulai mengambil peranan dalam

pertumbuhantanaman atau hewan serta mengatur bagi pemenuhan kebutuhan

manusia.Besarperanan manusia dalam hal ini menentukan tingkat kemajuan

pertanian.Dalam pertanian primitip dan tradisional manusia menerima keadaan

tanah, air danvarietas tanaman seperti apa adanya. Hewan tertentu dijinakan dan

dipeliharakemudian diambil hasilnya.Dalam pertanian modern manusia

menggunakan otakuntuk lebih menguasai faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Meskipun banyak faktor-faktor dalam proses produksi

biologi yang tidak dapatdikusai oleh manusia, tetapi melalui pengembangan ilmu

dan teknologi telah banyaksekali kemajuan yang dicapai manusia dalam usahanya

memanfaatkan faktor-faktoryang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Sifat-sifat proses produksi biologi dalam pertanian mempunyai banyak

implikasi bagipengembangan pertanian itu sendiri, antara lain :

a. Pertanian memerlukan tempat yang tersebar luas

Sumber energi bagi pertumbuhan setiap individu tumbuh-tumbuhan adalah

mataharimaka pertanian tidak dapat dikonsentrasikan seperti pabrik yang


sumber energinyadapat disediakan dalam bentuk listrik atau bahan-bahan

lainnya.Pertanian memerlukan areal yang luas di atas permukaan bumi ini.

Implikasinya adalah :

-Produksi per satuan luas tanah harus diusahakan sebesar-besarnya.

-Diperlukan transport yang juga tersebar untuk mengakut hasilnya dan

menyediakan sarana produksi.

- Lingkungan hidup petani tidak dapat dikonsentrasikan dalam satu tempat

seperti

kota, tetapi tersebar juga dalam satuan- satuan kecil.

b. Jenis usahatani dan potensi produksi pertanian berbeda dari satu tempat kelain.

Tempat(sawah, kebun, hutan, peternakan dan sebagainya) serta

potensiproduksi pertanian ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat

kitakelompokan kedalam iklim, sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Faktor

iklim belumdapat dikuasai oleh manusia, kecuali dalam bentuk pembuatan

fasilitas irigasi untuk memberikan air sebagai suplai air hujan.Oleh karena itu

maka jenis usahatani (jenistanaman dan jenis pengusahaannya) bervariasi

disesuaikan dengan keadaan danirama perubahan iklim.

Sifat-sifat fisik tanah (dalam arti luas) termasuk keadaan topografi,

drainase kedalamtanah, permeabilitas, tekstur dan struktur tanah sampai batas-

batas tertentu sudah dapat dikuasai oleh manusia.

Sifat kimia dan biologi tanah (derajad keasaman, kandungan unusur hara

dansebagainya) relatif lebih mudah dapat dikuasai oleh manusia dari pada sifat-
sifat fisik.Kekurangan unsur hara dapat dengan mudah diatasi dengan

pemupukan. Tetapi sifat kimia bervariasi dari tempat ketempat lain, mungkin

dari jarak yang dekat,sehingga memerlukan pengetahuan yang agak detail

mengenai keadaannya.

Faktor-faktor iklim dan sifat-sifat tanah secara keseluruhan menentukan

potensi produksi suatu tanaman. Perbedaan faktor-faktor tersebut di Indonesia

dari suatu tempat ke tempat lain cukup banyak.

Implikasi dari pengaruh faktor-faktor tersebut bagi pengembangan

pertanian adalah :

(1) pengembangan usaha pertanian haruslah didasarkan atas faktor-faktor tersebut;

(2) kegiatan-kegiatan produksi dan jumlah serta jenis input yang diperlukan

disesuaikan dengan keadaan tempat faktor-faktor tesebut.

c. Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman

Proses produksi di pabrik (industri) dilakukan dalam keadaan yang diatur

sehingga setiap operasi dapat dilakukan setiap waktu yang dikehendaki. Proses

produksi pertanian sifatnya lain, yaitu dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor-

faktor biotik lainnya seperti musim, serangan hama penyakit, yang berbeda dari

waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lainnya. Pelaksanaan pekerjaan

(operasi) tertentu misalnya membajak dan menanam hanya dapat dilakukan

jika keadaan iklim dan tanah memungkinkan.Tanaman pertanian mempunyai

pola pertumbuhan musiman, mulai dari saat menanam sampai panen. Hanya

pada waktu-waktu tertentu saja dalam masa ini tenaga manusia diperlukan di
luar saat itu tidak ada lain kecuali menunggu. Keadaan ini mengharuskan

petani dan buruh tani perlu mempunyai ketrampilan yang luas untuk dapat

melakukan diversifikasi usaha.

d. Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan juga dalamhal

lain

Penambahan pupuk diperlukan untuk meningkatkan produksi.Tetapi hal ini dapat

terjadi jika varietas tanaman yang diperlukan dirubah dengan varietas yang

berespon terhadap pemupukan.

e. Pertanian modern selalu berubah

Pertanian modern adalah pertanian yang berubah sesuai dengan kebutuhan

manusia.Perubahan tersebut baik dalam volume produksi maupun dalam jenis

produksi. Penggunakan ilmu dan teknologi yang berkembang dalam pertanian

modern memungkinkan tercapainya volume produk dan jenis produk yang

disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan.

3.3 Petani

Perbedaan utama antara tumbuh-tumbuhan dan binatang liar dengan

pertanian adalah adanya manusia.Tidak pernah ada manusia apabila sinar

matahari tidak menerpa permukaan bumi ini.Manusia yang berusaha mengatur

atau mengusahakan tumbuh-tumbuhan dan hewan dan menggunakan hasilnya,


merubah tempat tumbuhan dan hewan serta lingkungannya agar dapat memenuhi

kebutuhan manusia, manusia ini disebut petani atau pengusaha pertanian. Dalam

kegiatan usahatani, petani mempunyai beberapa peranan, yaitu:

a. Petani sebagai penggarap

Peranan pertama petani adalah memelihara tanaman dan hewannya agar

mendapatkan hasil yang diperlukan. Dalam hal tanaman termasuk penyiapan

tempat pembibitan,pengolahan tanah,penanaman,pemupukan,penyiangan

tumbuhan pengganggu, pengaturan air, pemberantasan hama dan penyakit serta

panen.Dalam hal hewan termasuk mengembala atau memberikan makanan

sampai dengan perkembangbiakan.Beberapa pekerjaan tersebut juga dilakukan

oleh pertanian primitif, sedangkan tambahannya pengetahuan didapat dalam

perkembangannya.

b. Petani sebagai manajer

Peranan lain seorang petani dalam usahatani adalah sebagai manajer. Di

mana ketrampilan sebagai penggarap umumnya adalah ketrampilan tangan,

otot dan mata,maka ketrampilan sebagai manajer dalam menjalankan usahanya

menyangkut kegiatan otak yang didorong oleh keinginan yang tercakup di

dalam perencanaan sebagai manajer adalah pengambilan keputusan atau

pemilihan alternatif tanaman atau ternak.Keputusan-keputusan yang harus

diambil oleh petani mencakup jenis tanaman atau varietas yang akan diterima,

menggunakan pupuk atau tidak, memilih jenis ternak yang akan dipelihara,

penentuan pembagian kerja yang tersedia untuk berbagai kegiatan terutama


pada saat dimana berbagai kegiatan harus dilakukan pada saat yang

sama.Dengan makin majunya pertanian, maka petani dalam melaksanakan

kegiatan pertanian harus lebih memusatkan pada aspek pembelian dan

penjualan.Ia harus memutuskan:

(1) Apakah membeli benih unggul, pupuk, insektisida atau alat-alatbaru;

(2)Harus memutuskan apakah akan mempergunakan tenaga tambahan

untuk mengerjakan sawahnya;

(3) Berapa banyak hasil pertaniannya dijual, kapan menjual dan kepada

siapa menjualnya?

Tugas petani sebagai manajer menjadi lebih sulit dengan adanya perbedaan-

perbedaan yang cukup besar dalam keadaan tanah di antara berbagai tempat

seperti dikemukakan di depan. Perbedaan-perbedaan ini yang menyebabkan

berbedanya respon tanaman dan yang diperlukan termasuk harga input dan

hasil pertanian, disebabkan tidak mungkin dibuat satu macam input bagi

pengusahaan usahatani itu sendiri.Oleh karena itu adalah penting bagi

perkembangan pertanian untuk mengembangkan petani sebagai manajer

sehingga dapat memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, yang

memungkinkan mereka membuat usahataninya lebih produktif dan

meningkatkan manfaat antara biaya dan penerimaan dari usahataninya.

c. Petani sebagi manusia

Seorang petani adalah tidak lebih hanya sebagai penggarap dan

manajer.Ia adalah seorang manusia dan anggota dari dua kelompok manusia
yang penting baginya,yaitu keluarga dan masyarakat atau tetangga. Keadaan

petani sebagai perorangan banyak ditentukan oleh keanggotaannya didalam

kedua kelompok tadi.Banyak hal-hal yang dapat dilakukan olehnya ditentukan

oleh kedua kelompok tadi.

Selain itu ada sifat-sifat yang dimiliki oleh petani, yakni:

a. Sebagai perorangan petani berbeda satu sama lain

Kebanyakan dari mereka bekerja keras.Mereka belajar dari tahun ketahun,

dan jarang mengembangkan metode baru.Pada umumnya mereka

menggunakan cara-cara yang biasa dipakai oleh orang tua mereka dan

sekali-sekali meniru sesuatu yang baru dari tetangganya.Mereka

mengharapkan sedikit perubahan dalam kehidupan atau sekedar terhindar

dari kelaparan, sakit dan kematian anak-anak.Mereka dapat

mempertahankan tanah yang dimiliki atau memperluas.Sementara itu

terdapat beberapa petani (biasanya dalam jumlah kecil) yang secara aktif

mencari metode-metode baru mengenai penanaman agar supaya hasil yang

diperoleh meningkat. Disamping itu terdapat juga petani-petani yang

nampaknya tidak dapat bertahan.Mereka membiarkan rumput-rumputan

tumbuh merajalela dan ternak berkeliaran.Mereka terjerumus semakin

dalam ke jurang hutang. Mereka kehilangan harapan mungkin tanahanyapun

akan hilang.

b. Petani hidup dibawah kemampuan


Sebenarnya petani dapat belajar dan menambah pengetahuan lebih banyak

jika mereka ada kesempatan dan dorongan.Mereka dapat mencoba lebih

banyak cara-cara dari yang mereka pergunakan.Umumnya petani hidup

menurut kebiasaan.Mereka mengenal suatu cara dan belajar terus menerus

tidak terlihat pada cara itu.Ada tiga macam kebiasaan mental petani yang

penting bagi perkembangan pembangunan pertanian yaitu :

1. Kebiasaan mengukur, yaitu berpikir dalam mengukur penggunaan

sarana produksi yang akan dipergunakan termasuk juga jumlah benda-

benda. Dengan kebiasaan ini janganlah puas dengan menyatakan panen

baik atau hasil cukup tetapi seharusnya dalam jumlah ton atau kilogram

per hektar.

2. Kebiasaan bertanya, biasanya dilakukan dengan pertanyaan, mengapa

tanaman ini lebih baik dari tanaman itu ? Kenapa hasil disini lebih

buruk dari hasil yang disana ?

3. Kebiasaan melihat atau mencari alternatif. Melihat dan mencari

alternatif dari cara yang sudah dikenal dan dilakukan terhadap cara baru

yang lebih baik.Banyak kebiasaan yang menjadi pengganggu dan

penghambat dalam penerapan metode-metode baru. Kebiasaan tersebut

dapat menyebabkan kesukaran dalam mempelajari cara-cara baru dari

suatu pekerjaan, dan menghambat penerapan metode-metode baru yang

lebih baik. Orang menganggap kebiasaannya sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari kehidupan dan merasa sebagai menghianati dirinya

sendiri jika merubah kebiasaan itu dengan cara baru yang disarankan
orang lain.Kebiasaan tersebut seperti rendahnya kemampuan dalam

fisik. Apakah akan merupakan hal yang berguna atau suatu yang

merugikan tergantung dari masalah yang dihadapi. Dalam pertanian

kebiasaan, merupakan hal berguna dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang telah dipelajari tetapi dapat juga merupakan penghambat

dalam mempelajari teknologi baru.

Oleh karena itu petani sebagai manusia, sesungguhnya hidup jauh di bawah

kemampuan, maka tujuan dari pembangunan pertanian adalah membantu

mereka dalam mempermudah terbentuknya petani-petani sedemikian rupa

sehingga secara teratur menggunakan kemampuan mereka lebih besar.

c. Petani merupakan sekelompok konklusi

1. Tidaklah benar bahwa petani mengusahakan usahatani untuk

mendapatkan bagiannya sendiri dan keluarganya, barang-barang atau

kepuasan pribadi ?Sangat sedikit petani yang mempunyai dorongan

sentimentil bahwa menggaraptanah hanya untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri (menggarap saja).Beberapa petani mencintai tanahnya tetapi mereka

mengharapkan lebih dari pada hanya kesenangan untuk melakukan

hobinya.Apa yang mereka inginkan adalah makanan, dan uang untuk

memenuhi kebutuhan petani dan keluarganya. Selanjutnya mereka ingin

merasa bangga dan puas bahwa telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik
dan bahkan lebih berhasil dari tetangga-tetangganya. Mereka akan lebih

puas apabila hasil pekerjaannya diketahui oleh anggota-anggota lain dan

masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

2. Tidaklah benar bahwa petani demikian sadarnya akan ketidaktentuan

cuaca dan harga sehingga mereka mencoba dengan metode baru kecuali jika

mereka yakin metode tersebut akan berhasil ?Banyak dari kekolotan petani-

petani itu adalah sebenarnya kecerdikan. Mereka terlalu cerdik untuk

mengambil risiko, terutama jika mereka hanya memiliki sejumlah uang

simpanan yang sedikit, memiliki tanah yang sempit dan hidup dekat pada

batas minimum.Untuk mengatasi kekolotan ini maka metode atau teknologi

yang diajarkan/dipakai haruslah memberikan harapan kenaikan penerimaan

yang cukup besar.

3. Tidaklah benar bahwa petani pada umumnya memberikan nilai yang

tinggi terhadap kemauan baik dalam persetujuan keluarganya dan

tetangganya. Uang bukanlah segala-galanya. Persahabatan dan persetujuan

masyarakat adalah penting bagi kita pada umumnya.Kita tidak ingin

dicemooh orang dan tidak ingin diasingkan dari pergaulan, petani-petani

memiliki perasaan ini.Sebagian dari tugas pengembangan pertanian adalah

mengusahakan agar merubah pandangan social dari menghormati orang-

orang yang menunjukan produktivitas tinggi dengan merubah cara-cara


usahataninya meskipun banyak menghadapi percobaan yang mengandung

risiko.

4. Tidaklah benar bahwa petani-petani yang paling maju adalah petani yang

paling yakin akan peniliannya sendiri dan yang merasa kurang kurang

memerlukan persetujuan dari orang-orang lain ?Petani-petani demikian

tidak begitu kuatir akan cemoohan orang karena merekayakin, meskipun

mereka membuat kesalahan, kesalahan tersebut dapat diperbaikidan berhasil

pada suatu waktu nanti. Orang demikian ini adalah pionir, merupakan

inovator dalam masyarakat. Meskipun mereka kurang menghargai

persetujuan atau permufakatan dari kerabatnya, tetapi mereka tidaklah tidak

menyadari hal itu. Mereka bersikap demikian disebabkan karena keyakinan

mereka bahwa pada akhirnya mereka akan berhasil mendapatkan

persetujuan itu.

5. Tidaklah benar bahwa para petani tidak suka didesak-desak dan

diintruksikan untuk melakukan sesuatu semua petani kita tidak suka

diperlakukan secara tidak manusiawi. Petani lebih menghargai diperlakukan

sebagai manusia, sebagai orang yang cerdas dan bertanggung jawab, mereka

akan menerima suatu pertolongan atau nasehat dari orang lain jika hal itu

tidak melanggar harga diri dan integritas sebagai manusia.

d. Pengaruh Keluarga
Telah dikemukakan di atas bahwa petani sebagai penggarap dan manajer

yang mengambil keputusan tentang apa yang akan ditanam dan sebagainya.

Mungkin lebih tepat jika dikatakan bahwa keputusan dibuat oleh keluarga

petani, oleh karena berbagai macam kegiatan berusahatani dilakukan oleh

keluarga sehingga berbagi pekerjaan dibagi antara keluarga, dimana

berbeda-beda menurut adat kebiasaan suatu tempat. Di dalam suatu daerah

pria menanam tanaman, sedangkan di daerah lain pekerjaan ini adalah tugas

istri. Kadang-kadang pria yang membawa barang kepasar, sedangkan di

tempat lain hal ini dilakukan oleh wanita. Pada banyak masyarakat desa pria

yang melakukan pekerjaan di sawah, sedangkan istri yang mengatur

anggaran belanja. Dalam keadaan demikian ini maka wanita memegang

peranan yang cukup penting dalam menentukan berapa besarnya biaya yang

akan dikeluarkan untuk pupuk, obat-obatan dan alat-alat kerja.

Anak laki-laki mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

bapaknya. Orang muda lebih cenderung tertarik pada ide baru atau cara

baru. Sementara itu kasih yang para suami/bapak terhadap keluarganya

menyebabkan mereka berhasrat agar keluarga mereka dapat mengeyam

kehidupan yang lebih baik, yang mulai mereka sadari.Sekarang berjuta-juta

orang tua di pedesaan menginginkan pendidikan yang lebih baik bagi anak-

anak mereka dan bersedia bekerja keras serta menerapkan teknologi baru

untuk menginginkan hal tersebut.Mereka juga menginginkan fasilitas

kesehatan yang baik dapat dipergunakan oleh keluarganya.Demikian juga

dengan perusahaan dan produk-produk baru seperti sepeda, sepedamotor,


mobil bahkan alat-alat kosmetik telah merupakan perangsang bagi keluarga

petani untuk meningkatkan produksi agar dapat meningkatkan kemampuan

(daya)beli mereka.

Kebanyakan keputusan-keputusan tentang pertanian masih dibuat petani

sebagai perorangan. Tetapi ia membuat keputusan-keputusan tersebut

adalah dalam rangka memenuhi hasrat untuk memberikan sesuatu yang

lebih bagi keluarganya dan dipengaruhi oleh anggota-anggota keluarganya.

Oleh karena itu mereka tergantung pada hasil yang didapat dari usahatani,

maka anggota-anggota keluarganya mungkin memberikan tekanan kepada

petani dalam mengambil keputusan ini atau itu. Dipihak lain hasrat petani

untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya adalah

merupakan dorongan yang efektif dalam banyak hal untuk meningkatkan

produktivitas usahatani.

e. Pengaruh Masyarakat

Keputusan-keputusan yang diambil oleh petani juga dapat dipengaruhi

oleh sikap dan perilaku serta hubungan-hubungan dalam masyarakat

setempat dimana mereka hidup.Bagi petani, masyarakat disekitarnya

mempunyai arti yang penting.Masyarakat tersebut adalah sumber

keamanan.Ia mengharapkan bantuan dalam keadaan mendesak dari teman-

teman dan tetangganya atau membantu keluarganya jika terjadi sesuatu

terhadap dirinya.Anggota masyarakat pedesaan selalu hidup bergotong

royong dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sulit atau yang tak


mungkin dilakukan oleh seorang saja,seperti memperbaiki saluran,

mengolah tanah dan sebagainya. Oleh karena saling berkepentingan ini

maka petani pada umumnya enggan berbuat sesuatu yang dapat

mengganggu atau merusak struktur masyarakat atau melanggar tradisi

gotong royong. Terhadap masyarakat di mana ia hidup, terutama petani

memerlukan persetujuan masyarakat. Tradisi masyarakat menentukan

bagaimana tingkah laku yang wajar bagi seseorang. Ada hal yang dapat

dilakukan sebagai tindakan seseorang, apa yang memerlukan persetujuan

masyarakat.Kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai dan tradisi

diketahui dan dihormati.Tetapi nilai-nilai dan tradisi itu sendiri tidaklah

boleh dianggap suatu pengahambat pembangunan.

f. Tradisi Besar dan Agama

Selain dari kebiasaan dan nilai-nilai setempat yang mempengaruhi petani,

maka adahal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pembanguan pertanian

yaitu tradisi besar dan agama.

2.3 Usahatani (farm)

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya

dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa


mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk

memperoleh hasil selanjutnya (Adiwilaga, 1992).

Menurut Mubyarto (1986) dan Soekartawi (1987), biaya usahatani

dibedakan menjadi: Biaya tetap (fixed cost): biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak

atau sedikit. Yang termasuk biaya tetap adalah sewa tanah, pajak, alat

pertanian, dan iuran irigas; Biaya tidak tetap (variable cost): biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya saprodi

(tenaga kerja, pupuk, pestisida,dan bibit).

Pendapatan kotor usahatani atau penerimaan usahatani sebagai nilai

produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun

yang tidak dijual. Untuk menaksir komoditi atau produk yang tidak

dijual,digunakan nilai berdasarkan harga pasar yaitu dengan cara mengalikan

produksi dengan harga pasar (Soekartawi,dkk,1986).

Soeharjo dan Patong (1973) dan Hernanto (1989) menyatakan penerimaan

usahatani dapat berupa: (1) hasil penjualan tanaman, ternak, ikan, atau produk

yang akan dijual; (2) produk yang dikonsumsi pengusaha dan keluarganya

selama melakukan kegiatan; dan 3)kenaikan nilai investasi. Soeharjo dan

Patong (1973) dan Mubyarto (1986) mengatakan bahwa berusahatani sebagai

suatu kegiatan untuk memperoleh produksi di lapangan akan dinilai dari

penerimaan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Selisih antara


penerimaan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan merupakan pendapatan

usahatani.

Dinas Pertanian menyatakan perkebunan rakyat merupakan usaha tanaman

perkebunan yang dimiliki dan diselenggarakan atau dikelola oleh perorangan

atau tidak berbadan hukum.Luasan maksimal adalah 25 hektar, atau pengelola

tanaman perkebunan yang mempunyai jumlah pohon yang dipelihara lebih dari

batas minimum asaha (BMU).Berdasarkan besar kecilnya, usaha perkebunan

rakyat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengelola tanaman perkebunan

dan pemelihara tanaman perkebunan.Pengelola Tanaman Perkebunan adalah

perkebunan rakyat yang diselenggarakan secara komersial dan mempunyai

jumlah pohon yang dipelihara lebih besar dari BMU. Sedangkan,pemelihara

tanaman perkebunan adalah perkebunan rakyat yang diselenggarakan atas

dasar hobi atau belum diusahakan secara komersial dan mempunyai jumlah

pohon lebih kecil dari BMU.

Petani Pekebun adalah petani yang membudidayakan/mengusahakan

tanaman perkebunan dengan tujuan sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual atau

memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri, dan mempunyai

jumlah 13pohon lebih besar dari BMU. Jumlah Petani Pekebun adalah

banyaknya rumah tangga petani pekebun di desa tersebut yang

membudidayakan/mengusahakan tanaman perkebunan

2.4 Perusahaan Usahatani (Farm Business)


Setiap petani, di atas usahataninya melakukan kegiatan perusahan

usahatani.Kegiatan itu adalah perusahaan oleh karena tujuan setiap petani

bersifat ekonomi (mempertimbangkan perbandingan antara input yan diberikan

dengan bsarnya output yang diterima / diperoleh), menghasilkan produk-

produk yang laku di pasaran maupun sebagian digunakan untuk memenuhi

kebutuhan keluarganya. Dalam kegiatan perusahaan pertanian “bertani

bukanlah cara hidup, melainkan merupakan suatu perusahaan” (farming is

business, it is not a way of life). Hal-hal penting dalam Perusahaan Usahatani

diantaranya:

a) Input dan Output

Input adalah semua yang dimasukkan kedalam proses produksi misalnya

tanah yang dipergunakan, tenaga kerja, kegiatan perencanaan manajemen

yang dilakukanan lain-lain. Sedangkan output adalah hasil dari tanaman

dan atau ternak/ikan yang dihasilkan dari kegiatan usahataninya.

b) Biaya dan Penerimaan

Input dan output menyangkut biaya (cost) dan penerimaan (returns).

Dalam pertanian primitive, biaya utama adalah kegiatan petani dan

keluarganya, sedangkan penerimaan utama adalah nilai dari asil-hasil yang

digunakan untuk kehidupan keluarga petani itu sendiri.Dengan bertambah

majunya pertanian maka lebih banyak penerimaan berbentuk uang

daripada yang berbentuk natural.

Setiap petani memperhitungkan biaya dan penerimaan.Pertimbangan

mengenai biaya selalu mencakup jerih payah yang harus dikeluarkan,


biaya untuk tenaga kerja, biaya panen, dan pasca panen, dan biaya

pemasaran produknya. Penerimaan yang diperkirakan meliputi bahan

makanan dan hasil lain yang digunakan keluarganya, uang yang diterima

dari penjualan hasil, dan nilai-nilai barang dan jasa yang mungkin diterima

melalui pertukaran dari tetanga, serta hasil yang diperoleh dari pertukaran

dengan petani lain atau pihak lain.

2.5 Bahan Bacaan

 http://muhammad-alqamari.blogspot.com/2011/12/unsur-unsur-

pertanian.html (diakses 15 desember 2014)

 https://sayangpetani.wordpress.com/tag/proses-produksi-pertanian/

(diakses 15 desember 2014)

 http://justkie.wordpress.com/2012/05/04/unsur-unsur-pokok-usaha-tani/

(diakses 15 desember 2014)

Latihan

1. Jelaskan bagaiamana terjadinya proses produksi pada tumbuhan!

2. Apa peranan petani atau pengusaha dalam pertanian?

3. Apa tujuan usahatani?

4. Jelaskan yang dimaksud input,output,biaya dan penerimaan dalam

perusaahan usahatani!

IV.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK PANEN DAN

PASCA PANEN
4.2 KOMPETENSI DASAR

Setelah mengikuti mata kuliah diharapkan mahasiswa akan mampu

menjelaskan tentang :

1.Faktor-faktor Pra-Panen

2.Faktor-faktor Pasca Panen

3.Faktor Sosial Ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan, hasil, dan

pendapatan pertanian.

4.3 FAKTOR PRA-PANEN

Kelompok faktor bahan tumbuhan/ bahan tanaman. Bahan tanaman yang

berasal dari benih dipengaruhi oleh :

a. Sifat keturunan (hereditas). Sifat ini diturunkan atau diwariskan pada

keturunannya.

b. Kemurnian benih, yaitu benih tidak tercampur dengan benih yang berasal

dari kultivar lain.

c. Daya kecambah benih menunjukkan kemampuan benih untuk berkembah

dan tumbuh untuk itu diperlukan keahlian untuk mencari, menentukan dan

menggunakan benih yang baik yaitu benih unggul yang berkualitas atau

bermutu.

Pemilihan benih juga tidak lepas dari penglihatan juga terhadap varietas

suatu tanaman. Benih yang bagus dapat diperoleh dari varietas unggul
tanaman. Suatu varietas unggul dapat diciptakan dengan hibridisasi

(perkawinan silang), mutasi, poliploidisasi, heterosis dan kultur jaringan.

a. Hibridisasi

Hibridisasi atau perkawinan silang adalah cara paling lama tetapi

merupakan cara paling banyak digunakan, karena hibrida yang terbentuk

dapat diramalkan sifatnya, atau hibrida yang diinginkan dapat didekati

dengan cara tersebut.

b. Mutasi

Peristiwa perubahan sifat yang menurunkan akibat pengaruh faktorial.

Produk dari mutasi dinamakan mutan. Mutasi alami diduga sebagai akibat

guncangan faktor cuaca, sehingga suatu mutan mengalami mutasi kembali.

Sebagai contoh “jambu sukun”, mutasi buatan dapat dilakukan dengan

pertolongan suhu, aliran listrik, bahan kimia, atau sinar radioaktif

c. Poliploidisasi

Poliploidisasi adalah peristiwa penggandaan kromosom. Jenis-jenis

tanaman yang pasangan kromosomnya lebih dari dua biasa disebut dengan

jenis polipoid.

d. Heterosis

Heterosis adalah hibridisasi dua individu tanaman yang masing-masing

mengalami degenerasi “inteelt” atau degenerasi akibat kawin sendiri atau

kawin dalam keluarga terus menerus. Contoh tanaman yang dibuat

heterosis adalah jagung.


e. Kultur jaringan

Dengan kultur jaringan satu sel dapat diperbanyak menjadi ribuan sel,

kemudian dengan zat pengatur tumbuhan yang tepat semua sel tersebut

dapat berubah menjadi tunas, baru lengkap dengan calon akar, batang, dan

daun. Akibat mutasi yang terjadi selama pelaksanaan kultur jaringan

tunas-tunas baru sifatnya beragam, sehingga cara ini dapat dimasukan

sebagai cara pemasukan varietas unggul baru.

Lambat atau cepat tingkat keunggulan varietas baru akan menurun dari

generasi ke generasi selanjutnya. Hal ini disebabkan oleh segregasi, hibridisasi

atau mutasi. Kecepatan turunannya tingkat kemurnian bergantung pada jenis

tanaman, cara memperbanyaknya, dan perhatian terhadap bahan tanaman yang

digunakan dalam budidaya. Berdasarkan kecepatan turunannya kemurnian sifat

secara alami, semua tanaman dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok

tanaman penyerbuk saling dan perbanyakan secara generatif, kelompok tanaman

penyerbuk sendiri dan perbanyakan secara generatif, kelompok tanaman yang

perbanyakannya secara vegetatif.

A. Kelompok Faktor Esensial


Kebutuhan pokok tanaman untuk hidup dan berkembang secara

normal yang berasal dari luar tubuhnya ialah cahaya tubuhnya, unsur hara,

dan air. Ketiga faktor itu dinamakan faktor essensial untuk kehidupam

tanaman. Apabila salah satunya kurang jumlahnya, meskipun yang lainnya

dalam jumlah banyak tidak akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara

baik.

a. Cahaya matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama yang akan diubah

menjadi energi-energi lain yang diperlukan bagi kehidupan di dunia.

Cahara yang dipancarkan matahari terdiri dari gelombang sangat pendek

sampai panjang. Gelombang cahaya matahari yang sampai pada

permukaan bumi dan berupa sumber energi mempunyai gelombang

berkisar antara 300 sampai 1800 milimikron. Sebagian dari energi

matahari diubah menjadi energi kimia oleh tumbuhan atau tanaman berupa

bahan kering tubuhnya melalui fotosintesis.

Bagian energi matahari yang dapt diubah menjadi energi kimia melalui

fotosintess ialah yang mempunyai panjang gelombang antara 400 – 700

milimikron dan berupa cahaya yang daoat diihat manusia. Apabila seluruh

energi dari cahaya ini dapat diubh menjadi energi kimia oleh tanaman dan

sebagian dari energi kimia tersebut digunakan kembali untuk respirasi

(33%). Tiap meter persegi lahan akan terkumpul energi sementara dengan

71 gram bahan tanaman.


b. Air dan Irigasi

Air merupakan faktor fital yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman,

terutama pada masa prapanen. Hampir seluruh jenis tanaman

membutuhkan air, baik dalam jumlah yang sedikit maupun banyak.

Tanaman tidak dapat tumbuh jika tidak ada air. Kebutuhan tanaman akan

air telah diatur oleh Allah Swt. Sebagai firman-Nya dalam penggalan ayat

99 AL-QUR’AN surat Al-A’nam yang berbunyi :

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan

dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan,.....”

Air memiliki banyak fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut

unsur hara, sebagai senyawa yang diperlukan dalam fotosintesis, sebagai

penetral suhu dari tubuh tanaman dan penyubur tanaman. Sebagaimana

firman Allah Swt. Dalam AL-Qur’an surat An-Nahl ayat 10


“Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,

sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan)

tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu

menggembalakan ternakmu.”

Irigasi adalah usaha untuk memberikan kebutuhan air pada tanaman. Air

yang ideal untuk irigasi adalah air yang bersifat :

 Subur atau mengandung banyak macam unsur hara esensial dalam

jumlah cukup dan seimbang

 Tidak mengandung zat racun bagi tanaman

 Tidak mengandung bahan padas

 Mempunyai derajat keasaman yang baik, tidak terlalu masam atau

alkalis.

c. Unsur hara, pupuk dan pemupukan

Unsur harayang diperlukan untuk pertumbuhan disebut unsur hara

esensial, sedangkan yang tidak diperlukan disebut non esensial. Unsur

hara esensial dikelompokkan menjadi esensial makro yang diperlukan

dalam jumlah yang cukup banyak, terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P,

K,Ca, Mg. Adapun unsur esensial mikro yang diperlukan dalam jumlah

relatif sedikit, terdiri dari unsur Fe, B, Zn, Cu, Mo, Cl, Na, Si, Co, Al.

Unsur karbon , oksigen, dan hidrogen tersedia banyak bagi tanaman dari

udara berupa karbondioksida dan air dari tanah. Unsur hara mineral dapat
dikelompokkan menjadi unsur hara utama terdiri dari N, P, K, unsur hara

sekunder terdiri dari Ca, Mg, S, Cl dan unsur hara mikro.

Fungsi dari unsur hara mineral secara umum dapat dikatakan sebagai

pembentuk protoplasma dan dinding sel, mempengaruhi tekanan osmotik

sel tanaman, mempengaruhi kemasaman cairan sel dan bekerja sebagai

buffer, mempengaruhi permaebilitas membran sitoplasma. Pada keadaan

tertentu unsur hara dapat mempunyai pengaruh meracuni, antagonistik,

dan katalistik. Keracunan terjadi apabila kadar larutan unsur tersebut

didalam medium melebihi batas kdar sufsien, tetapi kalu kadarnya dalam

larutan lebih rendah dari pada batas bawah kadar sufisien tanaman akan

mengalami definisi atau kelaparan unsur tersebut. Pada pH yang lebih

rendah dari pada kisaran tersebut daya larut beberapa unsur hara makro

cenderung menurun, tetapi untuk bebrapa unsur hara mikro cenderung

naik. Karena itu pada derajat kemasaman demikian sering timbul gejala

kelaparan unsur hara makro dan keracunan unur hara mikro tertentu.

B. Kelompok Faktor Iklim

Iklim sangat berpengaruh terhadap tanaman. Tidak semua tanaman

dapat tumbuh disemua tempat. Hal ini karena setiap tempat memiliki iklim

yang berbeda,misalnya tanaman-tanaman tropis tidak akan tumbuh di

daerah kutub. Faktor iklim merupakan unsur-unsur iklim yang berperan

dalam bidang pertanian diantaranya :

1. Perubahan kedudukan matahari yang berhubungan dengan

pergantian musim
2. Intensitas hujan

3. Kelembapan udara dan transpirasi

4. Suhu udara dan aktifitas kehiduan tanaman

Faktor iklim dan keadaan suatu tempat yang berbeda dapat

digambarkan sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Araf

ayat 57 yang berbunyi

“da

n Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum

kedatangan rahmat-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa

awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lau Kami

turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab-sebab

hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami bangkitkan

orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil

pelajaran.”

C. Kelompok Faktor Gangguan

Penggangu tanaman dapat dikelompokkan berdasarkan jenis jasad

pengganggunya diantaranya :

a) Hama : binatang atau hewan yang menimbulkan kerusakan pada

tanaman, seperti walang sangit, ulat tanah dan lain-lain


b) Penyakit tanaman : seperti mozaik, tangro, dan lain-lain

4.3 FAKTOR PASCA-PANEN

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam penciptaan nilai tambah dari

produk pertanian adalah pelaksanaan kegiatan pasca panen seperti

pemanenan, penentuan waktu panen, cara panen dan alat panen yang

digunakan dengan baik dan tepat yang bertujuan untuk melindungi hasil

panen yang sifatnya mudah rusak dengan memperkecil kehilangan dan

kerusakan. Selain itu agar hasil panen tetap segar dan baik mutunya karena

sifat-sifat hasil panen akan dilihat lebih menarik jika warna, rasa, dan

aromanya memenuhi standar perdagangan baik konsumen individu atau

industri ,mutu selalu terjamin untuk bahan baku industri, dapat diawetkan

dengan mutu yang tetap dapat digambarkan sesuai firman Allah dalam Al-

Qur’an surat An-Nahl ayat 11 berbunyi

)١١( َ‫َواأل ْعنَابَ َو ِم ْنكُاِّل لثَّ َم َراتِإِنَّفِي َذلِ َكآليَةًلِقَوْ ٍميَتَفَ َّكرُون‬

‫يُ ْنبِتُلَ ُك ْمبِ ِهال َّزرْ ع ََوال َّز ْيتُونَ َوالنَّ ِخي َل‬

“dengan air hujan itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman ; zaitun,

kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar ada tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang

berpikir.”
Penanganan pasca panen diawali dengan kegiatan panen yang tepat baik

waktu maupun caranya.karena waktu panen ditentukan berdasarkan beberapa

pertimbangan, yaitu : tingkat kemasakan (fisiologis maupun komersial), jarak

antara produsen dan konsumen, sifat-sifat buah dan bentuk buah tersebut

dikonsumsi.

Jenis kegiatan pasca panen dilakukan tergantung dari tujuan produk

tersebut digunakan. Upaya seleksi produk melalui grading, kegiatan packing,

dan pengolahannya menjadi produk setengah jadi atau produk jadi yang

dilakukan dengan tujuan untuk mendapat nilai tambah pada produk yang

sebesar-besarnya dengan berlandaskan profit market oriented.

4.4 FAKTOR SOSIAL EKONOMI

Keadaan sosial ekonomi masyarakat cukup mempengaruhi pertumbuhan,

hasil, dan pendapatan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil atau

pendapatan suatu produk pertanin sejenis di daerah-daerah di Indonesia.

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan, hasil, dan

pendapatan pertanian diantaranya sebagai berikut :

1. Pendidikan (pengetahuan)

Pendidikan atau pengetahuan tentang pengelolaan pertanian sangat

mempengaruhi hasil pertanian. Perbedaan tingkat pengetahuan akan

membedakan pula tingkat hasil suatu pertanian. Secara umum, petani

yang merupakan lulusan Sarjana Pertanian akan berbeda dngan petani


lulusan SMK Pertanian. Hail ini tentu karena adanya perbedaan materi

atau pengetahuan pertanian diantara keduanya (lulusan Sarjana

Pertanian memliliki pengetahuan lebih tinggi dari lulusan SMK

Pertanian). Ataupun petani yang telah atau sering mengikuti program

pembinaan pertanian akan memiliki pengetahuan lebih banyak

dibandingkan dengan yang tidak mengikuti program (autodidak).

Mislnya, pada umumnya para petani tradisional selalu menggunakan

kerbau untuk membajak sawah. Hal ini kurang efektif karena

memerlukan waktu yang lama dan cukup menguras tenaga. Bagi

petani modern tentu mereka mengutamakan keefisienan penggunaan

waktu. Mereka menggunakan traktor untuk membajak sawah.

Sehingga masa panen pun lebih cepat.

Jadi, semakin tinggi tingkat pengetahuan petani terhadap suatu

masalah pertanian akan semakin memuaskan hasil suatu pertanian

yang sedang dijalankan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

pengetahuan petani maka hasilsuatu pertanian kurang memuaskan,

tidak mengalami kenaikan produktifitas, atau bahkan selalu menurun

hasil dan pendapatan pertanian yang sedang dijalankan.

Pendidikan, ilmu atau pengetahuan untuk melakukan sesuatu adalah

keberadaan mutlak. Termasuk dalam hal kegiatan bertani, maka

manusia harus memiliki ilmu kepertanian. Islam menganjurkan

manusia untuk mencari ilmu sesuai dengan bidang yang ditekuni

manusia.
Anjuran mencari ilmu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut,

Hadist riwayat Abu Musa RA. : dari Nabi SAW. Bahwa beliau

bersbda : perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung

dalam mengutusku untuk menympaikan petunjuk dan ilmu adalah

seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian bumi tersebut ada yang

subur dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat

menyerap air lalu Allah menberikan manfaatnya kepada manusia

sehingga mereka dapat minum darinya, memberi minum dan

menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah

datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan

rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama

Allah dan memanfaatkannya sesuai dengan ajaran yang Allah utus

kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga

perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima

petunjuk Allah karenanya aku diutus. (shahih muslim No.4232).

2. Tingkat Ekonomi

a. Tingkat Ekonomi Petani

Banyak petani di Indonesia yang tingkat ekonominya rendah. Hal

ini akan berpengaruh tehadap daya pemodalan awal dalam bertani.

Seperti pembelian pupuk, pengupahan buruh tani dan sebagainya.


Tentu bagi para petani yang tingkat ekonominya tinggi akan

memudahkan biaya operasional. Para petani memang diharapkan

mampu megelola keuangan untuk biaya operasional.

b. Tingkat Ekonomi Penduduk

Daya beli suatu penduduk akan mempengaruhi pendapatan petani.

Pendapatan petani dipengaruhi oleh daya beli atau tingkat

kesejahteraan suatu masyarakat pengguna produk pertanian.

Pendapatan akan melimpah jikabanyak masyarakat yang mampu

membeli produk suatu hasil pertanian maka pendapatan pun sedikit

bila sedikit masyarakat yang membeli produk pertanian.

c. Kosmopolitas/lokalitas

Kosmopolitas adalah hubungan petani dengan sumber-sumber

diluar sistem, misalnya jika seorang anggota sistem mengadakan

perjalanan/pergi keluar daerah untuk menjumpai sumber informasi

(Abdillah 1968)

d. Aksebilitas

Lokasi tempat produk yang dihasilkan menentukan pendapatan.

Jika lokasinya strategis atau mudah dijangkau oleh

masyarakatpengguna produk maka pendapatan akan berbeda

dengan lokasi yang tidak strategis

e. Lembaga Pembinaan
Keberadaan lembaga pembinaan pertanian sangat dibutuhkan oleh

para petani khususnya petani yang belum memiliki bnyak

pengetahuan tentang pengeolaan pertanian.

f. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah mempengaruhi pendapatan. Hal ini berkaitan

dengan kebijakan lokasi pertanian dan pajak.

Kebijakan pemerintah juga berkaitan erat dengan sikap adil yang

harus dimiliki oleh pemimpin, dalam hal ini pemerintah. Hal ini

sesuai dengan firman Allah Swt. Dalam potongan ayat 25 Al-

Qur’an surat Al-Hadid yang berbunyi :

“sesungguhnya Kami telah mengutus Rosul-rosul Kami dengan

membawa bukti-butki yang nyata dan telah kami turunkan bersama

mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat

melaksanakan keadilan...”

4.5 BAHAN BACAAN


http://id.wikipedia.org/wiki/Pasca_panen (Diaksespada 13

Desember 2013)

http://blogkuaabsinaga.blogspot.com/2013/06/modul-memanen-

hasil-pertanian.html

(Diaksespada 13 Desember 2013)

http://wiyonodrs.blogspot.com/2013/01/mempercepat-

pertumbuhan-tanaman.html (Diaksespada 13 Desember 2013)

http://hilary2009.wordpress.com/2009/06/30/fisiologi-lepas-panen/

(Diaksespada 13 Desember 2013)

ModulPengantarIlmuPertanianAgroteknologiUIN

SunanGunungDjati Bandung

4.6 LATIHAN

1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor pra-panen

2.Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor pasca panen

3.Sebutkan dan jelaskan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi

pertumbuhan, hasil, dan pendapatan pertanian.

V.MASALAH PENDUDUK DAN BAHAN MAKANAN

5.1 Kompetensi Dasar


Setelah mengikuti mata kuliah,diharapkan mahasiswa akan mampu

menjelaskan tentang:

1. Masalah Penduduk

2. Populasi

3. Pertumbuhan penduduk menurut malthus

4. Kebijaksanaan kependudukan

5.2 Masalah Penduduk

Ledakan pertumbuhan penduduk akan berdampak pada penyediaan bahan

pangan dunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berpengaruh pada

penyediaan pangan dunia. Tingkat pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan

bahan pangan dunia sangat erat hubungannya.

Meningkatnya jumlah penduduk harus disertai dengan jumlah bahan pangan.

Banyaknya penduduk akan mengurangi lahan yang akan digunakan untuk

pertanian, perternakan, dan lahan-lahan untuk produksi pangan. Dengan

berkurangnya dunia yang tersedia lahan hijau di dunia karena banyaknya jumlah

penduduk, maka kualitas alam dalam penyediaan kebutuhan manusia khususnya

pangan semakin menurun sebagai akibat pertumbuhan penduduk. Sikap

pemerintah dan masyarakat yang peduli terhadap keseimbangan antara

pertumbuhan jumlah penduduk dan ketersediaan bahan pangan sangatlah penting.

Sehubungan dengan itu, Indonesia sebagai Negara berkembang di wilayah Asia

pun tidak terlepas dari permasalahan ketersedian bahan pangan.


Laju pertumbuhan penduduk sekarang yang laju kelahirannya tinggi dan

maju kematiannya rendah berkisar anatara 3 – 4 % pertahun dengan pertumbuhan

penduduk demikian,maka untuk hanya menahan tingkat konsumsi dan

kesejahteraan tidak merosot diperlukan laju investasinya yang tinggi pula dalam

pengembangan pertanian,penduidikan,fasilitas kesejahteraan,jasa dll.

Terpusatnya penduduk pada suatu daerah atau wilayah tertentu disebabkan

oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya

sbb:

1. Tingkat kelahiran

2. Keadaan tanah subur

3. Relief yang baik

4. Keadaan air yan baik

5. Pusat pemerintahan

6. Pusat pendidikan

7. Pusat kegiatan ekonomi

8. Pusat kesehatan

5.3 Populasi

5.3.1 angka kelahiran

atau biasa dikenal fertilitas merupakan jumlah kelahiran yang terjadi

pada suatu penduduk dalam suatu negara. Jumlah kelahiran ini biasanya

dibagi dengan jumlah seluruh penduduk dinegara tersebut lalu dikali

100% sehingga satuannya persen.


5.3.2 Angka Kematian

Angka yang menentukan jumlah kematian peduduk dalam suatu

daerah atau negara . mortalitas merupakan salah atu komponen

demografi yang pentig. Sebab selain dapat mempengaruhi perubahan

besarnya penduduk,juga dijadikan ukuran tingkat kualitas penduduk

berdasarkan angka kesehatan.

5.3.3 Dinamika Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Penduduk Indonesia pada saat ini masih digolongkan sebagai penduduk

muda. Itu berarti jika tidak ada kondisi yang sangat ekstrim, seperti misalnya

peperangan (dalam peperangan akan banyak orang muda yang mati), maka

penurunan pertumbuhan penduduk tidak secara otomatis menurunkan

pertumbuhan angkatan kerja. Dalam kondisi normal, pertumbuhan penduduk akan

menurunkan jumlah penduduk pada struktur yang muda (0 -15 tahun).

Nilai pertumbuhanpenduduk

Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah

nilai kecil dimanajumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya

merujuk pada perubahanpopulasi pada periode waktu unit, sering diartikan

sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode.

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah

rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai
persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:    Lapangan

kerja datang dari adanya pertumbuhan ekonomi. Namun pertumbuhan yang tinggi

tidak selalu memberikan lapangan kerja yang besar. Ini berkaitan dengan strategi

pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan dunia usaha. Sebagai

contoh pada kurun waktu 1971-1980, pertumbuhan ekonomi adalah 7,9 persen per

tahun, namun daya serapnya angkatan kerja relatif kecil, yaitu hanya bertambah

tiga persen setahun.Payaman (1996), melakukan proyeksi mengenai pertambahan

angkatan kerja dan kesempatan kerja dalam PJP II. Proyeksi ini dilakukan

sebelum krisis ekonomi terjadi. Jika mengikuti proyeksi tersebut, maka Indonesia

mengalami masalah kesenjangan antara angkatan kerja dan kesempatan kerja

sampai dengan akhir Repelita VIII. Baru setelah Repelita VIII, kesempatan kerja

diperkirakan akan berada di atas angkatan kerja .

Namun sekali lagi bahwa proyeksi ini dibuat sebelum adanya krisis

ekonomi. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam menganalisa hubungan

antara angkatan kerja dan kesempatan kerja adalah bahwa jika kesempatan kerja

berada di atas angkatan kerja bukan berarti masalah ketenagakerjaan, atau lebih

khususnya pengangguran, teratasi. Adanya kesempatan kerja baru merupakan

³potensi´ dan ³potensi´ tersebut mungkin saja tidak dapat dimanfaatkan bila

angkatan kerja yang tersedia tidak memiliki kualitas yang memadai.

Jumlah Penduduk  dan Pembangunan


Salah satu tanda negara berkembang umumnya terletak pada jumlah

penduduk yang begitu banyak, sedangkan jumlah yang banyak itu sebagian besar

tidak produktif, karena kualitasnya yang sangat rendah. Banyaknya jumlah

penduduk di negara-negara berkembang disebabkan tidak seimbangnya jumlah

kelahiran dan kematian. Walaupun sudah sejak lama diadakan pengendalian

melalui keluarga berencana. Masalah jumlah penduduk yang begitu banyak baik

di negara-negara yang terbelakang maupun negara-negara berkembang

sebenarnya sudah sejak lama dikhawatirkan oleh hipotesis Malthus yang

mengatakan bahwa konsumsi keseimbangan jangka panjang tidak terletak lebih

tinggi dari pada tingkat subsistence. Bahkan secara umum para mahasiswa lebih

kenal dengan teori Malthus yang menekankan bahwa jumlah produksi makanan

menurut deret hitung, sedangkan jumlah pertumbuhan penduduk menurut deret

ukur. Walau teori Malthus akhirnya juga ditolak oleh para ahli yang menyatakan

bahwa :

1.      Teori Malthus tidak memperhitungkan peranan serta pengaruh

adanya kemajuanteknologi.

2.      Teori itu hanya didasarkan pada satu hipotesis, yang berkaitan

dengan hubunganmakro antara jumlah pertumbuhan penduduk dan pendapatan

perkapita, yang ternyatatidak tahan uji secara empiris.

3.      Teori Malthus hanya menitik beratkan pada variabel yang ternyata

dianggap keliru,dimana pendapatan perkapita sebagai determinan utana dalam

pertumbuhan pendudul.Tapi seharusnya berdasarkanp pada mikro ekonomi yang

menitik beratkan pada taraf hidup individu, dimana determinan utamanya bagi


keluarga adalah keputusanmengenai jumlah anak, dan bukannya pada taraf hidup

masyarakat secarakeseluruhan.

Penduduk dan Pendapatan Per-Kapita

Pengaruh pertumbuhan penduduk pada pendapatan per-kapita biasanya

tidak menguntungkan. Pertumbuhan penduduk cenderung memperlambat

pendapatan per kapita dalam 3 cara :

1.      Memperberat beban penduduk pada lahan.

2.      Menaikan biaya barang konsumsi karena kekurangan faktor pendukung

untuk meningkatkan penawaran mereka.

3.      Memerosotkan akomodasi modal, karena dengan tambah anggota keluarga ,

biaya meningkat.

Penduduk dan standar kehidupan

Karena salah satu faktor penting standar kehidupan adalah pendapatan per

kapita, maka faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan per kapita dalam

hubungannya dengan pertumbuhan penduduk sama-sama mempengaruhi standar

kehidupan.

Penduduk pembangunan pertanian

Di negara terbelakang, kebanyakan rakyat tinggal di wilayah pedesaan.

Pertanian merupakan mata pencarian utama oleh karena itu pertambahan

penduduk akan mempengaruhi rasio lahan manusia. Produktivitas per kapita yang
rendah mengurangi kecenderungan untuk menabung dan menginvestasi.

Akibatnya, pemakaian teknik yang lebih baik  dan perbaikan lainnya pada lahan

menjadi tidak mungkin

5.4. Pertumbuhan penduduk menurut malthus

Di dalam populasi yang laju pertambahaan nya dilakukan hanya oleh faktor

biologi alami,maka pertumbuhan penduduknya ditentukan oleh.

 Kemampuan wanita menghasilkan anak (fecundity).

 Lama hidup pada kondisi optimum (longevity).

 Keadaan lingkungan alami yang mempengaruhi persediaan bahan

makanan dan kesehatan dan mengurangi jumlah kelahiran nyata (fertility)

menjadi di bawah maksimum biologi dan mengurangi umur rata-rata

(mortality) menjadi di bawah optimum alami.

5.4.1 Garis produksi bahan makanan

Transpormasi demografi yang merupakan suatu perubahan ke arah laju

perkembangan penduduk yang relatif rendah yang diakibatkan laju kelahiran dan

kematian yang rendah pula,meskipun dinegara –negara dengan laju pertumbuhan

ekonominya yang tinggi,lebih banyak merupakan pencerminan keadaan sosial dan

kultural serta intitusi,agama,hukum,pengaruh teknologi kebudayaan.

Keterlambatan menurunnya laju kelahiran dan kematiaan telah menyebabkan

meningkatnya pertambahan penduduk secara luar biasa yang terjadi pada masa

transisi dan transformasi demografi. Transisi dari:


 Suatu keadaan yang ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang lambat

yang disebabkan oleh laju kelahiran dan kematian yang keduanya tinggi.

 Keadaan yang ditandai pertumbuhan penduduk yang tinggi yang di

sebabkan oleh laju kelahiran yang tinggi dan laju kematiaan yang rendah.

 Keadaan dimana pertumbuhan penduduk rendah disebabkan oleh laju

kematiaan yang ke duanya rendah.

5.5.2 Penduduk dan bahan makanan

Menurut teori perekonomian malthus hubungan antara pertumbuhan penduduk

dan bahan makanan adalah sederhana laju pertambahan makanan membatasi laju

pertambahan penduduk.tetapi pada akhirnya pertambahan penduduk akan dibatasi

oleh kesulitan penambahaan bahan makanan akibat semakin sempitnya areal

pertaniaan produktivitas lahan persatuan lahan semakin menurun,dan biaya tenaga

kerja semakin mahal .Malthus menganggap bahwa jumlah penduduk senantiasa

bertambah banyak sementara pertumbuhan produksi tidaklah banyak sehingga

salah satu solusi terbaik adalah adanya pengendalian jumlah penduduk. Apabila

tidak diadakan pembatasaan terhadap pertumbuhan penduduk, maka akan terjadi

kekurangan bahan makanan sehingga banyak terjadi kemelarataan dan

kemiskinan, manusia akan tetap hidup miskin atau melarat selama terjadi ketidak

seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan, khusus nya

ketidak seimbangan jumlah penduduk dengan persediaan bahan makanan. Jumlah

penduduk yang terus bertambah mencerminkan pula makin padat jumlah


penduduknya, dapat mempercepat ekploitasi sumber daya alam dan mempersepit

persediaan lahan hunian dan lahan pakai. Dengan kata lain jumlah penduduk yang

terus bertambah dan makin padat sangat mengaggu daya dukung dan daya

tampung lingkungan. Jumlah penduduk harus seimbang dengan ambang batas

lingkungan agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengaggu daya dukung dan

daya tampung lingkungan dengan menampakkan bencana alam berupa banjir,

kekeringan, gagal panen, wabah penyakit dan kematiaan. sewaktu waktu negara

mengalami perubahan dari laju kematiaan tinggi dan alaju kelahiran dan

kematiaan rendah, terjadi penurunan bagian sumber nasional atau pendapataan

perorangan yang digunakan untuk bahan makanan.

5.5 Kebijaksanaan kependudukan

Tidak ada masalah pertumbuhan yang dapat diatasi oleh peningkataan produksi

pertaniaan industri.oleh karena itu masalah-masalah fundamental yang harus di

atasi dan cara mengatasinya untuk meningkatkan produksi pertaniaan secara

mantap.

Untuk mengatasi masalah diatas maka diperlukan cara pendekatan ganda (dual

approach),yaitu:

 Memenuhi pengembangan teknologi.

 Terjadi penurunan dan pengurangan laju kelahiran.

Terdapat keyakinan yang besar bahwa kelajuan kelahiran dan kematiaan pada

negra-negara yang sedang berkembang dapat ditekan dengan cepat dari pada yang
terjadi pada negara maju pada tahap permulaan nya.dan pada saat ini pun telah di

terapkan beberapa teknologi untuk mengendalikan kelahiran diantaranya melalui

program keluarga berencana (KB).

5.5.1 Upaya mengatasi permasalahan di atas dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

 Meningkatkan pendapataan nasional dengan mengembangkan sektor

migas dan non migas.

 Peningkataan dan perluasaan tenaga kerja di berbagai sektor usaha.

 Mendorong pengembangan usaha kecil di bidang inforal.

Upaya meningkatkan kualitas penduduk dapat dilakukan dalam berbagai

bidang yaitu:

Bidang kesehatan

 Mengadakan penyuluhan tentang kesehataan dan gizi.

 Pencegahaan penyakit menular.

 Persediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.

 Membangun sarana kesehataan.mengadakan program pengawasaan obat

dan makanan.
Bidang kesejahteraan

 Meningkatkan pendapataan nasional dengan meningkatkan barang dan

jasa.

 Menekan laju pertumbuhan penduduk.

 Merangsang kesempataan kerja.

 Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga atau industri.

Cara-cara yang dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk

yaitu:

1. Penambahaan dan penciptaan lapangan kerja dengan meningkatkan taraf

hidup masyarakat.

2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan dengan sadar

akan dampak dan efektip dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol.

3. Mengurangi kepadataan penduduk dengan program transmigrasi.

4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.

5.5.2Kebijakan untuk Menjamin Ketahanan Pangan

Terdapat tiga komponen kebijakan ketahanan pangan :

1. Ketersediaan Pangan: Indonesia secara umum tidak memiliki masalah terhadap

ketersediaan pangan. Indonesia memproduksi sekitar 31 juta ton beras setiap


tahunnya dan mengkonsumsi sedikit diatas tingkat produksi tersebut; dimana

impor umumnya kurang dari 7% konsumsi. Lebih jauh jaringan distribusi swasta

yang berjalan secara effisien turut memperkuat ketahanan pangan di seluruh

Indonesia. Beberapa kebijakan kunci yang memiliki pengaruh terhadap

ketersediaan pangan meliputi:

· Larangan impor beras

· Upaya Kementerian Pertanian untuk mendorong produksi pangan

· Pengaturan BULOG mengenai ketersediaan stok beras

2. Keterjangkauan Pangan.  Elemen terpenting dari kebijakan ketahanan pangan

ialah adanya jaminan bagi kaum miskin untuk menjangkau sumber makanan yang

mencukupi. Cara terbaik yang harus diambil untuk mencapai tujuan ini ialah

dengan memperluas strategi pertumbuhan ekonomi, khususnya pertumbuhan yang

memberikan manfaat bagi kaum miskin. Kebijakan ini dapat didukung melalui

program bantuan langsung kepada masyarakat miskin, yang diberikan secara

seksama dengan target yang sesuai. Sejumlah kebijakan penting yang

mempengaruhi keterjangkauan pangan meliputi:

· Program Raskin yang selama ini telah memberikan subsidi beras bagi hampir 9

juta   rumah tangga

·  Upaya BULOG untuk mempertahankan harga pagu beras

· Hambatan perdagangan yang mengakibatkan harga pangan domestic lebih tinggi

dibandingkan harga dunia.


3.   Kualitas Makanan dan Nutrisi: Hal yang juga penting untuk

diperhatikan, sebagai bagian dari kebijakan untuk menjamin ketersediaan pangan

yang mencukupi bagi penduduk, ialah kualitas pangan itu sendiri. Artinya

penduduk dapat mengkonsumsi nutrisi-nutrisi mikro (gizi dan vitamin) yang

mencukupi untuk dapat hidup sehat. Konsumsi pangan pada setiap kelompok

pengeluaran rumah tangga telah meningkat pada jenis-jenis pangan yang

berkualitas lebih baik. Namun, seperti catatan diatas, keadaan nutrisi makanan

belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan sejak akhir krisis. Sejumlah kebijakan

penting yang berpengaruh terhadap kualitas pangan dan nutrisi meliputi:

· Upaya untuk melindungi sejumlah komoditas pangan penting

· Memperkenalkan program pangan tambahan setelah krisis

· Penyebarluasan dan pemasaran informasi mengenai nutrisi

5.5.3 Sepuluh Langkah untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

I.    MENGUPAYAKAN PERAN BULOG

BULOG masih merupakan salah satu institusi terpenting dalam menjamin

ketahanan pangan di Indonesia. Perubahan status hukum BULOG pada tahun

2003 dari Badan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memperluas

lingkup BULOG untuk melakukan aktivitas komersil sebagai bagian dari peran

pentingnya dalam pelayanan jasa publik.  Tugas BULOG termasuk menjaga stok

ketahanan pangan nasional, pendukung publik dalam menjaga harga-harga

komoditas pertanian, menyediakan pangan dalam keadaan darurat, dan


melaksanakan program subsidi beras RASKIN bagi masyarakat miskin.

Pengawasan pemerintah pusat terhadap sejumlah

pelayanan BULOG, yang selama ini dilakukan oleh BULOG sendiri, telah

dialihkan ke dalam tugas Kementrian Keuangan dan Kementrian BUMN, dimana

keduanya memiliki keterbatasan kapasitas dan pengalaman dalam hal manajemen

dan kebijakan ketahanan pangan. Namun demikian BULOG masih tetap

melakukan fungsi tersebut selama lebih dari setahun terakhir, meski tanpa adanya

persetujuan mengenai rencana usaha maupun dalam penyusunan anggaran,

walaupun sebenarnya kedua hal tersebut dibutuhkan sebagai payung hukum.

Pemerintahan yang baru harus memperkuat pengawasan terhadap peran BULOG

melalui Kementrian Keuangan dan Kementrian BUMN dengan cara:

1.   Membangun prosedur pengesahan laporan keuangan, rencana usaha dan

anggaran tahunan BULOG.

2.   Mulai membangun mekanisme penyediaan dan kontrak alternative dengan

pihak penyelenggara lain, untuk mendapatkan perbandingan atas pelayanan publik

yang selama ini dilakukan BULOG, termasuk biaya yang timbul dalam pelayanan

tersebut.

3.   Membentuk komisi independen yang bertugas memantau  stok aman

kebutuhan beras nasional.

4.   Menghitung secara akurat biaya penyediaan program RASKIN dan mengkaji

ulang kontrak antara pemerintah dengan BULOG.


II.   MENGKAJI KEMUNGKINAN DIPISAHKANNYA BADAN

KETAHANAN PANGAN NASIONAL DARI KEMENTRIAN PERTANIAN

Kebijakan ketahanan pangan nasional membutuhkan keseimbangan

yang tepat antara keinginan konsumen dan produsen. Dewan Ketahanan Pangan

Nasional, yang diketuai oleh Presiden, didukung penuh oleh Badan Ketahanan

Pangan Nasional dibawah Menteri Pertanian. Meski sejauh ini dewan tersebut

menunjukkan kinerja yang cukup baik, susunan struktur seperti ini dapat

menghadapi sejumlah kesulitan dimana Kementrian Pertanian pada dasarnya akan

cenderung lebih menanggapi kemauan petani ketimbang keinginan konsumen

pangan. MPR telah mempertimbangkan kemungkinan tersebut dan, melalui

Keputusan MPR No 8/2003, menginstruksikan presiden untuk mengkaji

kemungkinan BKP dijadikan sebagai lembaga yang terpisah dari Kementrian

Pertanian. Permintaan MPR tersebut membutuhkan tanggapan yang yang cukup

serius. Jika pemindahan itu memang harus dilakukan, hal tersebut harus

direncanakan secara matang, mengingat telah terjadi sejumlah perubahan susunan

institusi ketahanan pangan dan koordinasi antar lembaga di tahun-tahun

belakangan ini. Yang terpenting dalam hal ini ialah perubahan tersebut tidak

menghilangkan kapasitas institusi yang telah ada sebagai akibat perencanaan yang

tidak matang.

III. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DEWAN KETAHANAN PANGAN DI

TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Peraturan Pemerintah tahun 2000 mengenai ketahanan pangan

memberikan suatu kerangka dimana pemerintah daerah dapat berkontribusi dalam

mencapai tujuan ketahanan pangan nasional. PP ini mengatur bahwa pemerintah

sub-nasional turut bertanggung jawab terhadap ketahanan pangan dalam wilayah

mereka masing-masing. Beberapa kabupaten/kota telah membentuk Dewan

Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota. PP tersebut juga mendefinisikan kebutuhan

pangan pokok secara luas, hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan

bagi perbedaan pola makanan yang tercermin dalam ukuran-ukuran ketahanan

pangan pada tingkat daerah. Dengan demikian beras tidak harus diberi penekanan

khusus di daerah dimana terdapat makanan pokok lainnya. Ini merupakan

gambaran yang baik dari sistem yang sedang terbentuk, namun demikian

kurangnya kapasitas kemampuan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota

membuat mereka hanya cenderung sekedar mengikuti agenda-agenda tertentu dan

terlibat dalam pengadaan serta penyimpanan kebutuhan pokok yang tidak efektif.

Ini menjadi catatan penting bagi pemerintah pusat untuk memberikan petunjuk

dan pengembangan kapasitas kemampuan agar Dewan Ketahanan Pangan

Kabupaten/Kota berfungsi secara efektif.

IV. MENGHILANGKAN LARANGAN IMPOR BERAS

Pada Januari 2004 Kementrian Industri dan Perdagangan

mengumumkan larangan atas impor beras mulai dari dua bulan sebelum hingga
satu bulan sesudah periode panen. Larangan ini secara berulang diperluas dan

masih terus digunakan. Tujuan utama dari larangan tersebut dimaksudkan untuk

mendukung para petani dan meningkatkan ketahanan pangan. Namun demikian

kenyataan yang terjadi justru sebaliknya-harga eceran terus naik namun harga di

tingkat petani tidak berubah, yang menunjukkan bahwa petani tidak memperoleh

manfaat sesuai dengan harapan. Artinya, ketahanan pangan bagi kebanyakan

orang menjadi lebih buruk. Sekitar 80 % penduduk mengkonsumsi beras lebih

banyak dari yang diproduksinya, dan terbebani harga beras yang tinggi.

Sementara di lain pihak, 20 % penduduk lainnya yang memperoleh keuntungan

dari kebijakan ini, ternyata bukanlah masyarakat miskin. Studi terakhir

menunjukkan bahwa larangan impor secara permanen dapat meningkatkan jumlah

penduduk dibawah garis kemiskinan sebanyak 1,5 juta orang. Pemerintahan yang

baru sebaiknya menghapus larangan impor dan membiarkan impor beras oleh para

importir seperti sebelumnya. Memproteksi beras justru memperburuk ketahanan

pangan. Namun jika proteksi dianggap penting secara politis hal itu dapat

ditempuh melalui bentuk yang lebih transparan dan efisien seperti dengan

menerapkan bea masuk yang rendah ketimbang memberlakukan larangan impor.

V. MENGUBAH FOKUS DEPARTEMEN PERTANIAN DARI MENDORONG

PENINGKATAN PRODUKSI KE PERLUASAN TEKNOLOGI DAN

PENCIPTAAN DIVERSIFIKASI
Kebijakan harga beras yang tinggi juga memiliki keterbatasan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan: Bagi produsen beras yang

produksinya lebih tinggi dari konsumsi, dukungan melalui sejumlah kebijakan

proteksi akan memberikan  peningkatan pendapatan dalam waktu seketika; namun

tidak mendorong pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, ketika

produktivitas pertanian beras domestik telah mencapai titik yang cukup tinggi.

Akan lebih baik bagi Departemen Pertanian untuk memusatkan perhatian pada

peningkatan produktivitas di sejumlah produk-produk pertanian secara lebih luas.

Sebagaimana kita ketahui, konsumsi pangan disetiap kelompok pengeluaran

rumah tangga telah bergerak menuju pangan dengan kualitas yang lebih baik.

Dengan pertumbuhan seperti sekarang ini, konsumsi rumah tangga pada buah-

buahan dan sayur-sayuran kecenderungannya akan melebihi nilai konsumsi beras

dalam dekade ini. Kebijakan pertanian saat ini terlalu berkonsentrasi pada

pemenuhan beras, dimana nilainya cenderung rendah dan termasuk komoditas

yang murah di pasaran internasional. Hal ini telah memaksa petani untuk

menanam komoditas yang bernilai rendah serta menghambat upaya mereka untuk

berpindah pada produksi buah-buahan, hortikultura dan perternakan yang bernilai

tinggi. Di saat bersamaan pertumbuhan permintaan domestic terhadap produk-

produk ini semakin meningkat. Kebijakan pertanian harus bergerak secara agresif

menuju suatu penelitian dan agenda pengembangan yang menaruh perhatian pada

komoditas bernilai tinggi dan produk-produk yang permintaannya tumbuh tinggi.

Kebijakan tersebut juga dapat diusahakan untuk membantu produsen kecil dalam

memenuhi standar kualitas pada pasar-pasar yang sedang terbentuk, serta untuk
memperoleh akses pada rantai pasokan pangan yang saat ini banyak dilayani oleh

jaringan supermarket.

VI. MENURUNKAN BIAYA RASKIN (DOWNSCALE RASKIN)

Program RASKIN dimaksudkan sebagai salah satu program penting

pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan dengan memasok sekitar 20 kg

beras per bulan kepada 9 juta keluarga miskin. Fakta yang ada menunjukkan

bahwa program tersebut teramat mahal, menghabiskan sekitar Rp. 4,8 trilliun

pada tahun 2004, dan relatif buruknya sasaran yang harus dicapai, menyebabkan

manfaat yang diperoleh masyarakat miskin sangat kecil. Secara rata-rata, rumah

tangga menerima sekitar 6 sampai 10 kg beras dan bukan 20 kg, disebabkan

karena beras tersebut didistribusikan secara merata baik pada rumah tangga yang

tidak miskin maupun rumah tangga miskin. Akibatnya, rata-rata nilai subsidi yang

diberikan kepada masyarakat miskin melalui program ini hanya sekitar 2,1 % dari

pengeluaran perkapita; jauh lebih kecil pada masyarakat yang tidak miskin.

Kemudian juga kebanyakan subsidi tersebut tidak pernah sampai pada rumah

tangga yang tepat, karena kebanyakan dana itu menjadi biaya operasional

BULOG. Pada tahun 2004 pemerintah mengeluarkan sekitar Rp 3.343 untuk

setiap kilogram beras yang diberikan melalui BULOG, meski pada kenyataannya

penyediaan beras oleh pihak swasta dapat diperoleh pada tingkat harga Rp. 2.800.

Dari keseluruhan dana anggaran BULOG untuk pogram RASKIN hanya sekitar

18% yang tepat sasaran kepada masyarakat miskin. Meski terdapat sejumlah
permasalahan pada program Raskin- program ini merupakan salah satu dari

sedikit program dengan lingkup nasional dan memiliki infrastruktur organisatoris

yang berperan penting pada waktu terjadinya gangguan pangan. Penghapusan

program RASKIN, bukanlah suatu cara yang tepat. Meski demikian juga penting

untuk memikirkan reformasi yang radikal berkaitan dengan program ini, antara

lain:

1.   Mensosialisasikan dan melaksanakan target dari program RASKIN kepada

masyarakat, dengan demikian masyarakat perdesaan dapat memahami bahwa

distribusi program ini hanya diperuntukan bagi penduduk yang benar-benar

miskin. Sekali lagi hal ini akan lebih mudah bila program ini memang tepat

sasaran.

2.   Menciptakan dasar biaya penyelenggaraan program RASKIN dan merevisi

anggaran untuk program ini.

3.   Memperluas penggunaan metode sasaran mandiri (self-targeting) oleh

masyarakat miskin itu sendiri, misalnya melalui paket RASKIN yang lebih kecil

jumlahnya dan frekwensi pemberian yang lebih sering. Sasaran program RASKIN

semestinya berjumlah lebih kecil dan biayanya jauh lebih murah. Melalui

perbaikan sasaran, program tersebut masih tetap memiliki dampak yang lebih baik

bagi masyarakat miskin.

VII. MEMIKIRKAN KEMBALI KEBIJAKAN STABILISASI HARGA BERAS


Langkah tradisional pemerintah dalam meningkatkan keterjangkauan

pangan umumnya ditempuh dengan cara menstabilisasikan harga beras. Hal ini

dilakukan melalui kebijakan harga pagu dan membeli beras di pasar dengan

maksud mempertahankan tingkat harga tersebut. Meski demikian

ketidakmampuan BULOG dalam mempertahankan harga pagu tersebut telah

menjadi hal yang umum dan keterlibatan pemerintah didalam pasar, telah

menghambat pengembangan mekanisme penyesuaian harga oleh pihak swasta

(seperti melalui mekanisme penyimpanan). Upaya pemerintah menstabilisasikan

harga mungkin cukup tepat di masa yang lampau, akan tetapi sekarang ini rantai

pemasaran swasta telah cukup berkembang dan sejumlah keterlibatam pemerintah

pada dasarnya tidak diperlukan. INPRES No 9 tahun 2001 mengubah kebijakan

sebelumnya dari menerapkan harga pagu menjadi penerapan harga pembelian oleh

pemerintah. Pemerintahan yang baru harus memusatkan perhatian pada

implementasi dari isi INPRES ini dengan mengkaji ulang apakah mungkin dan

jika memang demikian, bagaimanakah caranya untuk menstabilisasikan harga

beras tanpa menghambat aktivitas sektor swasta.

VIII. MENDUKUNG DAN MENERAPKAN PENINGKATAN GIZI PADA

BAHAN MAKANAN POKOK

Peningkatan gizi makanan, seperti melalui aturan penambahan yodium

pada produksi garam atau dengan mengharuskan produsen untuk menambah

sejumlah nutrisi mikro ke dalam produk makanan mereka, merupakan cara yang
cukup efektif dalam meningkatkan standar gizi. Pemerintah telah melakukan hal

ini dengan mendukung penggunaan garam beryodium dan peningkatan gizi

tepung terigu. Akan tetapi kondisi gizi yang buruk masih merupakan persoalan

utama. Sebagai contoh sekitar 63 % wanita hamil dan sekitar 65-68 % anak

dibawah 2 tahun menderita anemia disebakan karena kekurangan zat besi.

Sementara itu lebih dari seperempat rumah tangga belum mengkonsumsi garam

beryodium yang cukup.

Pemerintahan baru dapat meningkatkan kondisi gizi masyarakat

dengan mendorong dan menerapkan standar pemenuhan produksi pangan yang

bergizi. Sebagai contoh, di beberapa daerah produksi garam oleh sejumlah

produsen kecil lokal didukung oleh pemerintah setempat, sekalipun hasil

produksinya masih belum memenuhi standar yodium nasional. Pemerintah pusat

harus bekerjasama dengan pemerintah daerah produsen serta konsumen, untuk

mendapatkan cara yang efektif dalam menjamin pemenuhan gizi (meningkatkan

kadar yodium) tanpa harus merusak pendapatan produsen lokal. Hasil yang

dicapai oleh Proyek Penanggulangan Defisiensi Yodium (Intensified Iodine

Deficiency Contro Project) menunjukkan bahwa cara ini dapat ditempuh dan telah

berhasil mengurangi lebih dari 50% angka penderita gondongan pada periode

1996 dan 2003 diantara anak-anak sekolah yang berada di provinsi-provinsi

dengan endemi gondongan yang parah maupun moderat.

IX. FOKUSKAN KEMBALI PERHATIAN PADA PROGRAM MAKANAN

TAMBAHAN
Program makanan tambahan yang tepat sasaran amat berperan penting

dalam peningkatan gizi. Program makanan tambahan diperkenalkan setelah krisis

sebagai bagian dari jaringan pengamanan sosial ( JPS). Nilai anggaran untuk

program ini pada tahun 2004 meningkat hingga Rp 120 milliar untuk memasok

dan mendistribusikan MP-ASI yang diproduksi secara lokal, yaitu sejenis

makanan tambahan utama dalam program tersebut. Meski demikian bukti yang

diperoleh menunjukkan bahwa cakupan program tersebut amat rendah dan tidak

tepat sasaran. Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 14% penduduk seperlima

terkaya dan 17% penduduk seperlima termiskin yang sama-sama menerima

program makanan tambahan. Pemerintah harus merevisi dan memfokuskan

sasaran program untuk ditujukan pada masyarakat yang mengalami kemiskinan

yang kronis dan berada pada situasi yang amat buruk.

X.   MENINGKATKAN INFORMASI MENGENAI GIZI

Survei menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan gizi yang lebih

baik menyiapkan lebih banyak gizi dan vitamin pada setiap makanan dalam rumah

tangga. Pengetahuan ibu akan gizi tidaklah terkait erat dengan tingkat pendidikan

formal mereka maupun tingkat pendapatan. Ini menunjukkan bahwa kampanye

mengenai informasi tentang gizi dapat meningkatkan kualitas menu makanan.

Apalagi ketersediaan bahan makanan yang bergizi pada pasar lokal, telah cukup

meningkat. Di masa lalu jaringan posyandu merupakan salah satu jaringan yang
paling efektif untuk memberikan informasi tentang gizi kepada kaum ibu, namun

cakupan geografis dan kualitas penyampaian informasi gizi melalui posyandu kini

mengalami penurunan. Sementara program revitalisasi posyandu perlu mendapat

perhatian, terpantau adanya sejumlah kendala pada anggaran dan sumber daya

manusia, terutama berkaitan dengan masalah desentralisasi. Selain itu,

penyelenggara jasa informasi alternatif juga mampu memberikan pelayanan yang

lebih baik. Sehingga tujuan untuk membangun kembali jaringan secara nasional

yang pernah ada, seperti posyandu, mungkin bukan suatu hal yang tepat. Akan

lebih baik jika penyampaian informasi sosial mengenai gizi menempuh jalur

altenatif yang tersedia, khususnya melalui saluran televisi dan radio.

4.5 Bahan Bacaan

 http://agusbudipendidikanips.blogspot.com/2013/11/v-

behaviorurldefaultvmlo.html

 http://birokrasi.kompasiana.com/2012/10/24/pertumbuhan-penduduk-dan-

ketahanan-pangan-503892.html

 http://www.academia.edu/5425776/Kaitan_Pangan_dan_Gizi_dan_Kepen

dudukan

 https://cancer55.wordpress.com/2013/12/04/kebijakan-kependudukan/

LATIHAN

1. Dampak apa yang akan muncul jika ledakan penduduk terjadi?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terpusatnya suatu penduduk pada

suatu daerah atau wilayah?

3. Mengapa teori malthus di tolak oleh para ahli


VI.PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

6.1 kompetensi dasar

Setelah mengikuti mata kuliah, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan

tentang

1. pertanian sehat

2. pertanian ramah lingkungan

3. pertanian berwawasan agribisnis

6.2 pertanian sehat

Pertanian sehat adalah proses budidaya  tanaman yang memprioritaskan pada

penggunaan bahan-bahan alami yang ramah  lingkungan, mudah dan murah untuk

mendapatkannya dengan tetap menjaga  produktifitas dan kualitas hasil

pertanian.salah satu kunci terciptanya pertanian sehat adalah tersedianya tanah

yang sehat ,tanah yang sehat adalah tanah yang subur dan produktif ,yaitu yang

mampu menyangga bagi pertumbuhan tanaman dan bebas dari pencemaran. Salah

satu upaya dalam memelihara kesuburan tanah yaitu dengan menggunakan pupuk

organic

Pertanian sehat memiliki tujuan yaitu menghilangkan ketergantungan petani

terhadap penggunaan sarana pertanian kimia sintetik dengan tetap menjaga tingkat

produktifitas pertanian mereka, mengembalikan kesuburan dan kesehatan lahan


pertanian karena dari tidak memakai sarana pertanian kimia sintetik tersebut,

melestarikan keanekaragaman hayati pada ekosistem pertanian, juga

mengembangkan kreatifitas dan kemampuan petani dalam mengelola usaha

taninya.

Pertanian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memberikan keuntungan ekonomis kepada petani secara langsung dengan

mengurangi biaya  usaha tani dan tingkat produktifitas yang tinggi.

2. Mengembalikan kesehatan dan  kesuburan tanah.

3. Melestarikan keseimbangan  ekosistem pertanian.

4. Menyehatkan petani dan  konsumen.

5. Menghasilkan produk  pertanian yang bernilai tinggi.

Lalu prinsip pertanian sehat adalah sebagai berikut:

1. Memproduksi bahan makanan yang bekualitas tinggi (bebas dari senyawa/

polutan anorganik racun) dalam jumlah yang cukup

2. Memperbaiki dan mendukung siklus biologis dalam usaha tani dengan

memanfaatkan mikrobia, flora, dan fauna tanah serta tumbuhan dan

tanaman

3. Mengelola dan meningkatkan kelestarian kesuburan tanah

4. Meminimalkan segala bentuk kerusakan dan polusi dalam tanah


5. Memanfaatkan dan menghasilkan produk pertanian organik yang mudah

dirombak dari sumber yang dapat di daur ulang

6.3 pertanian ramah lingkungan

Pertanian ramah lingkungan secara umum diartikan sebagai usaha pertanian yang

bertujuan untuk memperoleh produksi optimal tanpa merusak lingkungan, baik

secara fisik, kimia, biologi, maupun ekologi. Aspek keberlanjutan sistem produksi

merupakan salah satu ciri pertanian ramah lingkungan.

Pertanian ramah lingkungan mempunyai kriteria, diantaranya:

1. terpeliharanya keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologis biota

pada permukaan dan lapisan olah tanah,

2. terpeliharanya kualitas sumber daya pertanian dari segi fisik, hidrologis,

kimiawi, dan biologi mikrobial,

3. bebas cemaran residu kimia, limbah organik, dan anorganik yang

berbahaya atau mengganggu proses hidup tanaman,

4. terlestarikannya keanekaragaman genetik tanaman budi daya,

5. tidak terjadi akumulasi senyawa beracun dan logam berat yang

membahayakan atau melebihi batas ambang aman,

6. terdapat keseimbangan ekologis antara hama penyakit dengan musuh-

musuh alami,
7. produktivitas lahan stabil dan berkelanjutan

8. produksi hasil panen bermutu tinggi dan aman sebagai pangan atau pakan.

Atas dasar kriteria tersebut, pertanian ramah lingkungan dapat didefinisikan

sebagai: Pertanian yang menerapkan teknologi serasi dengan kelestarian

lingkungan, ditujukan untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian,

guna memperoleh hasil panen optimal yang aman dan berkelanjutan.

Mikroba berguna (effective microorganism) sebagai komponen habitat alam

mempunyai peran dan fungsi penting dalam mendukung terlaksananya pertanian

ramah lingkungan melalui berbagai proses, seperti dekomposisi bahan organik,

mineralisasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan

denitrifikasi. Dalam aliran pertanian input organik, mikroba diposisikan sebagai

produsen hara, tanah dianggap sebagai media biosintesis, dan hasil kerja mikroba

dianggap sebagai pensuplai utama kebutuhan hara bagi tanaman.

Di Amerika Serikat, mikroba tanah dipandang sangat penting, sehingga menjadi

salah satu indikator dalam menentukan indeks kualitas tanah.

Semakin tinggi populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam

tanah dan semakin tinggi indeks kualitas tanah. Populasi mikroba tanah yang tidak

bersifat patogenik juga dianggap sebagai salah satu indikator teknologi pertanian

ramah lingkungan.

a. Pertanian organic

1. Pengertian pertanian organic


Dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan – bahan

kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan

pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pascapanen

tidak sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami

Dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang

mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi

penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida,

herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk

menyediakan produk – produk pertanian (terutama bahan pangan) yang

aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga

keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya

Konsep awal pertanian organik yang ideal adalah menggunakan seluruh

input yang berasal dari dalam pertanian organik itu sendiri, dan dijaga

hanya minimal sekali input dari luar atau sangat dibatasi

2. Prinsip-prinsip pertanian organic

Prinsip-prinsip pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan

dan perkembangan pertanian organik. Prinsip – prinsip ini berisi tentang

sumbangan yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan

merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian

secara global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar

bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai – nilai

sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian.


Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas,

termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan

hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan

dan produk lainnya. Prinsip – prinsip tersebut menyangkut bagaimana

manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama

lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang

Pertanian organik didasarkan pada:

Prinsip Kesehatan

Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,

tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak

terpisahkan.

Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas

tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan

menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan

dan manusia.

Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem

kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga

dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi.

Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal

mendasar untuk menuju sehat.

Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan

konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan

ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di alam tanah
hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk

menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung

pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.

Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk,

pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat

berefek merugikan kesehatan.

Prinsip Ekologi

Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi

kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus

ekologi kehidupan.

Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi

kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada

proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh

melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh,

tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan

ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan

lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan

produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan

ekologi di alam. Siklus – siklus ini bersifat universal tetapi

pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus

disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan –

bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur

ulang dan dengan pengelolaan bahan – bahan dan energi secara efisien
guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya

alam.

Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola

sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman

genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses,

memasarkan atau mengkonsumsi produk – produk organik harus

melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum,

termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan

air

Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin

keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.

Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan

dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam

hubungannya dengan makhluk hidup yang lain. Prinsip ini menekankan

bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun

hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi

semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses,

penyalur, pedagang dan konsumen.

Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi

setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan

pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk


menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan ataupun produk

lainnya dengan kualitas yang baik.

Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam

kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan

terjamin kesejahteraannya.

Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan

konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan

ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan

memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka,

adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang

sebenarnya.

Prinsip Perlindungan

Pertanian organik harus dikelola secara hati – hati dan bertanggung

jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang

dan mendatang serta lingkungan hidup.

Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang

menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal.

Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan

produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan

kesejahteraannya.

Karenanya, teknologi baru dan metode – metode yang sudah ada perlu

dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman

ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.


Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung awab

merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan

pemilihan teknologi di pertanian organik. lmu pengetahuan diperlukan

untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman

dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup.

Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan

dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus

mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan

teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan

akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). segala

keputusan harus mempertimbangkan nilai – nilai dan kebutuhan dari

semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses –

proses yang transparan dan artisipatif.

3. Pengembangan pertanian organic

Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada prinsip –

prinsip organik (prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan

prinsip perlindungan) agar mendapatkan hasil pangan yang bermutu

serta aman dikonsumsi.

Berdasarkan pertimbangan pelaksanaan pembangunan pertanian di

Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan

dalam mengembangkan pertanian alternatif:


1. Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

2. Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem

pertanian di lahan basah dan lahan kering.

3. Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan

basah dan lahan kering.

4. Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber

nutrisi tanaman.

5. Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep

pertanian organik.

6. Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan

kering harus dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan

minimum dan pengolahan residu pertanaman.

7. Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian

untuk memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik.

8. Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam,

itik, kambing, dan kelinci sebagai sumber pakan ikan.

Sesuai dengan prinsip – prinsip pertanian organik, ada sebuah metode

pengembangan pertanian yang dikenal sebagai metode bertani ‘tanpa

bekerja’ dikembangkan di Jepang oleh seorang petani Jepang yang

berlatar belakang ahli mikrobiologi (mantan seorang ilmuwan

laboraturium). Ada empat azas bertani alami yang dipraktikan, yaitu :

1. Tanpa pengolahan, yaitu tanpa membajak atau membalik tanah.


Tanah sebenarnya mampu mengolah dirinya melalui penetrasi akar –

akar tumbuhan, aktivitas mikroorganisme, binatang – binatang kecil

dan cacing – cacing tanah.

2. Tanpa pupuk kimia atau kompos yang dipersiapkan.

Kebutuhan pupuk untuk tanaman bisa dipenuhi dengan tanaman

penutup tanah semisal leguminose, kacang – kacangan dan

mengembalikan jerami ladang dengan ditambah sedikit kotoran

unggas. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah akan

mampu menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur

teratur dari tumbuhan dan binatang.

Jika tanah dibiarkan secara alami, maka kesuburannya alaminya akan

naik. Sisa – sisa bahan organik dari tumbuhan dan binatang

membusuk, oleh air hujan zat – zat hara masuk ke dalam tanah,

diserap tanaman dan menjadi makanan mikroorganisme.

3. Tanpa menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah atau

herbisida.

Pada dasarnya gulma mempunyai peranan dalam menyeimbangkan

komunitas biologi dalam membangun kesuburan tanah. Gulma –

gulma itu cukup dikendalikan ukan dihilangkan. Mulsa jerami,

tanaman penutup tanah, penggenangan air sementara merupakan cara

pengendalian gulma yang efektif.

4. Tidak tergantung dari bahan – bahan kimia.


Ketika praktik – praktik bertani yang tidak alami dengan

pemupukan, pengolahan tanah, pemberantasan gulma maka

ketidakseimbangan penyakit dan hama menjadi masalah serius.

Hama dan penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi

kerugian tetapi masih dalam batas – batas yang tidak memerlukan

penggunaan zat – zat kimia (pestisida). Pendekatan yang arif adalah

dengan menanam tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan

penyakit pada sebuah lingkungan yang sehat. Penggunaan bahan

kimia hanya efektif untuk sementara waktu, pada saatnya akan

menyebabkan terjadinya ledakan hama yang lain karena

keseimabangan bioligis terganggu karena penggunaan bahan kimia

tersebut

4. Kelemahan dalan system pertanian organic

Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam mengembangkan pertanian

organik, yaitu :

1. Ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak

2. Transportasi mahal karena bahan bersifat ruah

3. Menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh

sisa pertanaman dan limbah organik

4. Hasil pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan

pertanian non organik yang menggunakan bahan kimia terutama

pada awal menerapkan pertanian organik.


5. Pengendalian jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif

jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia.

6. Terbatasnya informasi tentang pertanian organik

5. Kelebihan dalam system pertanian organic

1. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi

tanaman.

Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah

dan perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan

dan penyerapan unsur hara. Juga banyak organisme lain yang

bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman.

Misalnya pertumbuhan cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora

sp) dapat ditekan dan dihalangi oleh organisme Trichoderma sp.

2. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi.

Cita rasa hasil tanaman organikmenjadi lebih menarik, misalnya padi

organik akan menghasilkan beras yang pulen, umbi – umbian terasa

lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu

pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji

laboraturium terhadap beras organik mempunyai kandungan protein,

dan lemak lebih tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi

yang berasal dari beras organik bisa bertahan (tidak mudah basi) dua

kali lebih lama ketimbang nasi dan beras organik. Kalau biasanya
nasi akan menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari beras organik

bisa bertahan 24 jam.

3. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu.

Karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur –

unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman

lebih kuat dan sehat untuk menahan serangan beberapa organisme

pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit.

4. Memperpanjang unsur simpan dan memperbaiki struktur.

Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan.

Buah cabai misalnya akan nampak lebih kilap dengan pertanian

organik, hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk

organik , secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai

unsur hara secara lengkap sehingga bagian – bagian sel tanama

termasuk sel – sel yang menyusun buah sempurna.

5. Membantu mengurangi erosi.

Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik mejadikan tanah

leih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah

menjadi lebih kompak dengan adanya penambahan bahan – bahan

organik dan lebih tahan menyimpan air dibanding dengan tanah yang

tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah yang miskin bahan organik,

air mudah mengalir dengan membawa tanah


b. Pupuk hayati

Fungsi pupuk hayati

Terdapat dua peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni

sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator) dan menyuburkan

tanah kemudian tanah memberi makan tanaman (Feeding the soil that feed

the plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:

 Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa

mikroorganisme berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan

mikroorganisme tanaman tidak bisa menyerap nitrogen dari udara.

Beberapa berperan sebagai pelarut fosfat dan penambat kalium

 Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik

secara fisik, kimia maupun biologi.

 Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.

 Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti

beberapa jenis hormon tumbuh.

 Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan

mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan organisme patogen,

sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya organisme patogen

semakin kecil.

Kualitas pupuk hayati


Beradasarkan penelitian Simanungkalit, dkk dalam Pupuk hayati dan

pembenah tanah yang diterbitkan Balitbang Pertanian tahun 2006, kualitas

pupuk hayati bisa dilihat dari parameter berikut:

 Jumlah populasi mikroorganisme, jumlah mikroorganisme hidup yang

terdapat dalam pupuk harus terukur. Bila jumlahnya kurang maka

aktivitas mikroorganisme tersebut tidak akan memberikan pengaruh

pada pertumbuhan tanaman.

 Efektifitas mikroorganisme, tidak semua mikroorganisme memberikan

pengaruh positif pada tanaman. Bahkan beberapa diantaranya bisa

menjadi parasit. Hanya mikroorganisme tertentu yang bisa dijadikan

sebagai pupuk hayati. Sebagai contoh, jenis Rhizobium yang bisa

menambat nitrogen, atau Aspergillus niger sebagai pelarut fosfat.

 Bahan pembawa, fungsinya sebagai media tempat mikroorganisme

tersebut hidup. Bahan pembawa harus memungkinkan organisme tetap

hidup dan tumbuh selama proses produksi, penyimpanan, distribusi,

hingga pupuk siap digunakan.

 Masa kadaluarsa, sebagai mana mahluk hidup lainnya mikroorganisme

tersebut memiliki siklus hidup. Apabila mikroorganisme dalam pupuk

hayati telah mati, pupuk tersebut tidak bisa dikatakan sebagai pupuk

hayati. Untuk memperpanjang siklus hidup tersebut, produsen pupuk

biasanya mengemas mikroorganisme tersebut dalam keadaan dorman.

Sehingga perlu aktivasi kembali sebelum pupuk diaplikasikan pada


tanaman. Pupuk hayati yang benar seharusnya mencantumkan tanggal

kadaluarsa dalam kemasannya.

Jenis-jenis pupuk hayati

Dewasa ini dikenal dua jenis pupuk hayati dari kandungan

mikroorganismenya, yakni tunggal danmajemuk. Pupuk hayati tunggal

hanya mengandung satu jenis mikroba yang memiliki satu fungsi, semisal

mikroba dari jenis Rhizobium sebagai penambat nitrogen. Sedangkan pupuk

majemuk biasanya memiliki lebih dari tiga jenis mikroba.

Jenis pupuk hayati majemuk dikembangkan belakangan ini. Di Indonesia

pupuk hayati yang beredar dipasaran kecenderungannya dari jenis majemuk.

Sedangkan di negara-negara maju lebih banyak jenis tunggal.

Bentuk pupuk hayati yang beredar di pasaran biasanya berbentuk cair dan

padat (tepung). Merek-merek yang terkenal diantaranya EM4, Sumber

Subur dan M-Bio. Sedangkan yang berbentuk padat antara lain Evagrow dan

Solagri.

Penggunaan pupuk hayati

Di pasaran, biasanya pupuk hayati dijual lebih tinggi dari pupuk organik

biasa. Bahkan jenis pupuk hayati yang berupa biang atau disebut juga agen

hayati dijual dengan harga yang sangat mahal. Karena pupuk tersebut

diperuntukkan sebagai biang, sehingga petani bisa memperbanyak sendiri.


Pupuk hayati dapat diaplikasikan pada tanah, daun, akar, batang, bunga atau

benih. Pupuk ini biasanya efektif diaplikasikan pada tanah yang memiliki

kandungan organik tinggi. Mikroorganisme yang terdapat didalamnya

membutuhkan kondisi yang baik untuk tumbuh dan berkembang.

Pada tanah yang miskin kandungan organik, mikroorganisme yang terdapat

dalam pupuk hayati bisa saja mati dan tidak berkembang. Penggunaan

pupuk hayati pada tanah yang miskin kandungan organik sebaiknya

dikombinasikan dengan penggunaan pupuk kompos, pupuk hijau, pupuk

kandang atau pupuk organik lainnya.

c. Pengendalian hama terpadu

Pengendalian Hama Terpadu - PHT ( Pengendalian Hama Terpadu)

merupakan sebuah konsep pengendalain hama yang terkendali yang aman

dan tidak membahayakan tanaman serta makhluk hidup lainnya.

Menurut Endah & Abidin, 2002 : Pengendalian Hama Terpadu adalah

konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman yang aman bagi

lingkungan dan makhluk hidup.

Menurut Juanda & Cahyono, 2005 : Pengendalian hama terpadu adalah

pengendalian hama yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan unsur-

unsur alami yang mampu mengendalikan hama agar tetap berada pada

jumlah dibawah ambang batas yang merugikan.


Komponen PHT

Menurut beberapa ahli yang saya dapatkan di Internet diantaranya

Komponen PHT adalah perpaduan dari cara pengendalian pengendalian

kultur teknik, hayati, varietas yang tahan, fisik dan mekanik, peraturan-

peraturan, serta kimiawi (pestisida)

Namun jika menurut saya komponen dari PHT adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan Varietas Unggul yang tahan hama dan

penyakitPemilihan verietas yang tahan terhadap hama dan menyakit

merupakan sebuah usaha dari pengendalian hama terpadu yang dilakukan

pra tanam, ini sangat penting, bagaimanapun kelangsungan baik dan

buruknya tanaman ditentukan juga dari pemilihan varietas yang unggul dan

tahan.

2. Pengendalian Hama

Merupakan sebuah cara bagaimana petani melakukan pengendalian terhadap

hama dan penyakit, bukan memberantas ataupun memusnahkan apalagi

dengan cara penggunaan pestisida yang brutal, akan tetapi dilakukan

pengontrolan teratur dan rutin sehingga bisa melakukan tindakan yang

sesuai dengan kondisi hama penyakit yang ada.

3. Keseimbangan Ekosistem 

Pertimbangan keseimbangan ekosistem merupakan unsur hayati yang harus

dilakukan dalam PHT, petani seharusnya mengkoordinir dan mengenali

ekosistem sekitar dan mencukupi segala kebutuhannya untuk terus menjaga

keseimbangan ekosistem.
Misalnya, jika tanah kurang subur karena kurangnya mikroorganisme dalam

tanah maka petani harus memperhatikan kelangsungan hidup

mikroorganisme dalam tanah tersebut.

4. Pemanfaatan bahan dan musuh alami.

Pemanfaatan Predator merupakan sebuah cara untuk mengurangi bahan-

bahan kimia, selain itu, menurut saya, seharusnya petani melaksanakan

konsep back to nature, termasuk dalam pengendalian hama dengan cara

menggunakan pestisida nabati dan pupuk organik.

d. Pestisida organic

Pestisida organik adalah pestisida yang bahan utamanya berasal dari

makhluk hidup. Jika yang digunakan untuk membuat pestisida terbuat dari

tanaman bisa disebut pestisida nabati.  Bahan aktif pestisida yang berasal

dari tanaman berupa kelompok metabolit sekunder yang mengandung

beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat –

zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif tersebut dapat mempengaruhi

serangga, seperti penolak (repellent), penarik (attractant), penghambat

makan (anti feedant), penghambat perkembangan serangga (insect growth

regulator), menurunkan kepiridian, mencegah peletakan telur (oviposition 

deterrent) dan berpengaruh langsung sebagai racun. 

Penggunaan pestisida kimia yang tidak bijaksana menyebabkan resistensi

terhadap hama, membunuh musuh alami dan menimbulkan pencemaran

lingkungan.  Selain itu, harga pestisida kimia sangat mahal sehingga

pestisida organik mulai dilirik petani.


Pestisida Organik Memiliki Keunggulan antara lain :

 Mudah dibuat dan murah

 Lebih aman terhadap lingkungan

 Tidak menimbulkan residu yang bertahan lama pada tanaman

 Tidak mudah menimbulkan resistensi hama

 Menghasilkan produk pertanian yang sehat

Disamping Keunggulan yang dimiliki, Pestisida Organik juga mempunyai

kelemahan, yaitu :

 Reaksinya agak lambat

 Tidak tahan sinar matahari

 Kurang  praktis dan tidak tahan disimpan lama

 Perlu  penyemprotan  yang  berulang-ulang

e. Pestisida nabati

Pestisida nabati adalah ramuan alami pembasmi hama yang bahan-bahan

aktifnya berasal dari alam seperti ekstrak tanaman tertentu yang sudah

diketahui efek positifnya dalam membasmi hama tertentu. Pestisida nabati

mulai diminati oleh petani, mengingat semakin tingginya harga pestisida

kimiawi. Selain itu, gerakan go-organic yang terus digaungkan menarik

minat petani, praktisi dan akademisi pertanian untuk menemukan berbagai

ramuan alami yang efektif mengusir hama.

Pestisida nabati adalah solusi terbaik untuk membasmi hama secara mudah

dan murah. Selain karena harganya murah, pestisida alami juga aman bagi
keselamatan lingkungan (ekosistem). Ramuan pestisida nabati bisa dibuat

sendiri oleh petani dengan teknologi yang sangat sederhana. Sangat

memungkinkan untuk dikerjakan secara perorangan, kelompok ataupun

dalam skala usaha tertentu. Beberapa teknik yang umum digunakan untuk

mengolah pestisida nabati diantaranya dengan teknik merendam,

mengekstrak dan ataupun merebus bagian tertentu dari tanaman yang

memiliki efek mengusir hama.

Kelebihan Pestisida Nabati

Pestisida nabati semakin diminati karena memiliki beberapa kelebihan jika

dibandingkan dengan pestisida sintetis atau kimiawi. Beberapa keunggulan

pestisida nabati diantaranya yaitu:

 Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, sehingga

memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.

 Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan

maupun terhadap makhluk hidup, sehingga, relatif aman untuk

digunakan.

 Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman, sehingga,

tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati jauh lebih sehat dan aman

dari pencemaran zat kimia berbahaya.

 Tidak menimbulkan resistensi (kekebalan) pada hama. Dalam artian

pestisida nabati aman bagi keseimbangan ekosistem.


 Hasil petanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari residu

pestisida kimiawi.

Kelemahan Pestisida Nabati

Di samping itu, pestisida nabati juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

 Daya kerja pestisida nabati lebih lambat, tidak bisa terlihat dalam jangka

waktu yang cepat.

 Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan tetapi

hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi tidak berminat

mendekati tanaman budidaya.

 Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.

 Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida nabati harus segera

digunakan setelah proses produksi. Hal ini menjadi hambatan tersendiri

bagi petani untuk mendapatkan pestisida nabati instan ataupun untuk

memproduksi pestisida nabati untuk tujuan komersil.

 Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang-ulang. Hal ini dari sisi

ekonomi tentu saja tidak efektif dan efisien.

Prinsip Kerja Pestisida Nabati

Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati

menjalankan prinsip kerja yang unik dan spesifik. Prinsip kerja pestisida

nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan
tampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari

gangguan hama dan penyakit.

Cara kerja pengendaliannya bisa melalui perpaduan beberapa cara ataupun

cara tunggal. Berikut adalah beberapa mekanisme kerja pestisida nabati

dalam melindungi tanaman dari organisme pengganggu:

 Menghambat proses reproduksi serangga hama, khususnya serangga

betina.

 Mengurangi nafsu makan.

 Menolak makan

 Merusak perkembangan telur, larva dan pupa, sehingga

perkembangbiakan serangga hama dapat dihambat.

 Menghambat pergantian kulit

5.4 pertanian berwawasan agribisnis

Pembangunan yang berwawasan agribisnis diletakan sebagai bagian

pembangunan ekonomi dengan suatu grand strategi membangun sistem dan usaha

pertanian yang berdaya asing, berkerakyatan , kelanjutan dan terdesentralisasi.

Ciri pembangunan ini tidak dapat dipisahkan dari keragaman wilayah tersebut

memberikan ciri kemampuan wilayah spesifik berbeda satu dengan yang lain.

Sumber daya lahan pertanian terdiri dari berbagai ekosistem yang memiliki ciri
spesifik, yang tercipta dari berbagai kompnen alamiyah dan buatan manusia

termasuk didalamnya sistem budaya

agribisnis sebagai suatu sistem

agribisnis dari suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkap unsur yang

secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk lokalitas adapun ke 5 mata

rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Subsistem penyediaan sarana produksi

2. Subsistem usaha tani atau proses produksi

3. Subsistem agro industri atau pengolahan hasil

4. Subsistem pemasaran

5. Subsistem penunjang

strategi pengolahan bisnis

1. pembangunan agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertaniansert

jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan harmonis.

2. membangun agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing diatas

keunggulan komparatif yaitu melalui transformasi pembangunan kepada

pembangunan yang digerakkan oleh modal dan selanjutnya digerakkan oleh

inovasi.
3. menggerakkan kelima subsistem agribisnis secara simultan, serentak dan

harmonis.

4. menjadikan agro industri sebagai a leading sector. Agroindustri adalah industri

yang memiliki keterkaitan ekonomi yang kuat dengan komoditas pertanian.

5. membangun sistem agribisnis dalam melalui pengembangan industri

pembenihan. Industri pembenihan merupakan mata rantai terpenting dalam

pembentukkan atribut produk agribisnis secara keseluruhan.

6. ukungan industri agro-otomotifdalam pengembangan sistem agribisnis .dalam

rangka modern agribisnis daerah perlu mengembangkan banyak jenis dan ragam

produk industry agro-otomotif untuk kepentingan setiap sub sistem agribisnis

Factor-faktor penting

Hal khusus yang perlu diperhatikan dalam peningkatan pembangunan ekonomi

pada sektor pertanian :

1. Akses pada Pasar

2. Akses pada Teknologi Maju

3. Stabilitas Politik dan Ekonomi

4. Intervensi Pemerintah
5.4 bahan bacaan

 Bramsembiring.wordpress.com/2013/01/24/ praktikum-pertanian-ramah

lingkungan

 www.sumberpelajaran.com/03/2013/pertanian-ramah-lingkungan.

 Dezikaru,rizal , makalah pertanian yang berwawasan agribisnis ,2011 jakarta

penerbit : ipb press

 Anas d.susila, roedhy poerwanto,seri hortikultura dan agribisnis,jauari

2014,kampus ipb tamn kencana bogor,penerbit,ipb press.

5.5 latihan

1. apa hubungan agribisnis dengan pemerintah dan politik?

2. apa yang harus dilakukan untuk membangun pertanian ramah lingkungan?

3. apa yang dimaksud dengan pertanian sehat?

4. coba jelaskan strategi pengolahan bisnis!


VII.PEMBANGUNAN PERTANIAN

7.1 KOMPETENSI DASAR

Setelah mengikuti mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian, diharapkan mahasiswa

dapat atau mampu menjelaskan tentang :

1. Produksi Bahan Makanan

2. Pasar Hasil Pertanian

3. Pasar Input yang Dibeli

4. Pasar Tenaga Kerja dan Perluasan Tenaga Kerja

5. Menggerakkan dan Membangun Pertanian

7.2 PRODUKSI BAHAN MAKANAN

Sektor pertanian merupakan sektor terbesar dalam ekonomi Indonesia.

Dalam tahun 1967 kurang lebih 54 persen produksi nasional berasal dari sektor

pertanian, sedangkan sekitar 75 persen penduduk Indonesia memperoleh

penghidupan disektor pertanian. Selain itu, pada tahun tersebut lebih dari 50

persen ekspor Indonesia berasal dari sektor pertanian. Sedangkan pada tahun 1993

terjadi penurunan mencapai 17.88 persen dan pada tahun 1995 hanya mencapai

17.10 persen.

Terdapat empat cara sektor pertanian yang maju memberikan sumbangan

bagi pembangunan ekonomi nasional. Yang pertama dan paling essensial, adalah

menyediakanbahan makanan , serat dan papan yang diperlukan oleh penduduk

yang bertambah yang juga bertambah besar pendapatanyadan tingkat kekayaanya.


Kedua, membebaskan tenaga kerja yang diperlukan untuk produksi barang-barang

industry dan jasa, sehingga merupakan perangsang kesempatan kerjadan produksi

sektor non pertanian, dan keempat merupakan sumber capital yang dapat

diinvestigasikan dalam sektor perekonomian diluar pertanian.

Adapun perintah untuk membangun pertanian ada didalam hadist shohih

muslim, yaitu:

Didalam kitab shohih muslim dibawakan hadist yang diriwayatkan dari sahabat

Anas rodhiyallohu ‘anhu dia berkata : bahwasannya ketika sampai di Madinah

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam melewati suatu kaum (dari kalangan sahabat

anshor) yang sedang mengawinkan pohon kurma, maka beliau berkata :

”sekiranya kalian melakukannya niscaya itu lebih baik” Anasmelanjutkan :

“kemudian (mereka tidak melakukannya) sehingga hasilnya jelek (gagal). Tatkala

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam kembali melewati mereka, beliau bertanya

kepada mereka : “bagaimana dengan pohon-pohon kurma kalian?” Mereka

berkata : “bukankah anda yang mengatakan begini dan begitu (mereka mengikuti

perkataan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam tersebut meskipun hasilnya jelek).

Maka Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “kalian lebih tahu dengan

urusan dunia kalian”. (Hadist Riwayat Imam Muslim No.2363)

Tujuan peningkatan produksi bahan makanan adalah agar indonesia dalam

waktu yang akan datang tidak lagi mengimpor beras, selain itu juga untuk

memperbaiki gizi masyarakat melalui peningkatan produksi tanaman dan hewan

yang mengandung zat gizi yang tinggi. Adapun pendukung peningkatan produksi

antara lain :
1. APBN Kementrian Indonesia

Berupa bantuan-bantuan dari pemerintah contohnya subsidi pupuk pada tahun

2009 senilai 18.74 trilyun, subsidi benih pada tahun 2009 senilai 1.32 trilyun dan

dana alokasi khusus (DAK) 1.5 trilyun.

2. Pembangunan infrastruktur pertanian

Seperti perbaikan jalan, Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), Jaringan

Irigasi Desa (JIDES), Tata Air Mikro (TAM), Jalan Usaha Tani (JUT), Jalan

Produksi, konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS), embung, sawah, sumur, parit,

dan konservasi lahan.

3. Pembangunan kelembagaan dan penguatan modal petani

Upaya untuk mengatasi keterbatasan modal dan kapasitas yang dimiliki petani.

Melalui kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha Agribisnis

Pedesaan (BLM-PUAP).

4. Pengolahan produk pertanian dan pengembangan pasar

Seperti pembangunan pasar tani, sub terminal agribisnis (STA), pengembangan

pengolahan hasil holtikultura, pengolahan hasil perkebunan, pengolahan pakan

ternak, pengolahan susu, inseminasi buatan (IB).

5. Subsidi bunga untuk kredit petani

Selain faktor pendukung peningkatan produksi makanan, adapula faktor

penghambat pertanian, antara lain yaitu:

1. Perubahan iklim yang tidakmenentu

2. Terbatasnya infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air pertanian


3. Lemahnya status dankecilnya luas penguasaan lahan serta tekanan degradasi

dan alih fungsi lahan

4. Sistem pembenihan dan pembibitan nasional belum berjalan optimal

5. Terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan

6. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh

7. Minat pemuda terhadap pertanian semakin menurun.

7.3 PASAR HASIL PERTANIAN

Pasar bagi produk yang dijual petani, merupakan penyambung utama

antara sektor pertanian dikegiatan perekonomian. Dengan adanya pasar

pendapatan dalam sektor non pertanian disalurkan kedalam sektor pertanian.

Perdagangan pertanian dan kabijakan komoditi telah direncanakan sedemikian

rupa, sehingga mengalokasikan harga komoditi pertanian, terutama hasil tanaman

dari perdagangan normal dan fluktuasi pasar.

Upaya meningkatkan daya saing produk pertanian

• Dukungan sarana modal dan transportasi memadai

• Bantuan teknis dan pemasaran

• Peningkatan SDM pertanian dan pembinaan secara terus menerus


• Adanya sistem pengawasan dan mutu keamanan pangan produk pertanian

7.4 PASAR INPUT YANG DI BELI

pasar bagi alat-alat capital yang dihasilkan pabrik dan input sektor non pertanian

kedalam sektor pertanian. Banyak macam teknologi pertanian baru, terikat dengan

bentuk-bentuk alat kapital baru diantara pupuk, insektisida dan input-input yang

lainya yang dihasil oleh pabrik. Penggunaan input yang harus dibeli berhubungan

erat dengan perkembangan dalam pasar tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja,

diakibatkan oleh pembanguna industri-industri yang cepat, memperkuat

mengganti tenaga kerja dengan alat-alat kapital dalam bidang pertanian misalnya

penggunaan traktor sebagai alat menggantikan tenaga kerja yang dahulunya

menggunakan sapi atau kerbau.

Multi-fungsi pertanian meliputi peran sebagai:

• Penghasil pangan dan bahan baku industri

• Pembangunan daerah dan perdesaan

• Penyangga dalam masa krisis

• Penghubung sosial ekonomi antar masyarakat dari berbagai pulau dan

daerah sebagai perekat persatuan bangsa

• Kelestarian sumberdaya lingkungan

• Sosial budaya masyarakat Usaha pertanian berkaitan erat dengan sosial-

budaya dan adat istiadat masyarakat


7.5 PASAR TENAGA KERJA dan PERLUASAN TENAGA KERJA

Pasar tenaga kerja telah menjadi saluran yang makin penting dalam interaksi

antara sector usaha tani dan sector non pertanian.Perkembangan teknologi dan

ekonomi telah menyebabkan penggantian tenaga kerja pertainan dengan input

yang dibeli dari industry, menjadi semakin menggantung.

Pertumbuhan permintaan domestic akan hasil pertanian yang lambat penutupan

pasar domestic terhadap perubahan permintaan di Negara lain, melalui

- Kesempatan Kerjadan Tenaga Kerja

Pernahkah anda mendengar istilah tenaga kerja illegal? Mereka

adalah tenaga kerja yang masuk dari suatu Negara kepada Negara lainnya

untuk bekerja, tetapi tidak memiliki perizinan yang lengkap untuk

bekerja.Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja

serta siap bekerja jika terdapat kesempatan kerja.

Batas usia kerja yang ditetapkan setiap Negara berbeda, karena situasi

tenaga kerja dan nilai-nilai budaya di masing-masing Negara juga berbeda.

Tujuan dari pemilihan batas usia kerja tersebut adalah supaya definisi yang

diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya.

Untuk di Indonesia, UU No 25 tahun 1997 mendefinisikan tenaga kerja

sebagai penduduk yang sudah memasuki usia 15 tahun ataulebih. Namun,

UU terbaru tentang ketenagakerjaanya itu UU No 13 tahun 2003 tidak

memberikan batasan usia yang jelas dalam definisi tenagakerja.


Ada pun kesempatan kerja adalah suatu keadaan dimana peluang kerja

tersedia bagi para pencari kerja. Kesempatan kerja dapat diartikan juga

sebagai jumlah lapangan kerja yang tersedia bagimasyarakat, baik yang

sudah ditempati maupunjumlahlapangankerja yang

masihkosong(permintaan tenaga kerja).

- Angkatan kerja dan bukan angkatan kerja

a. Angkatan Kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik

yang sudah mempunyai kerja maupun yang belum mempunyai pekerjaan.

Menurut pemerintah indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja

adalah mereka yang sudah memasuki umur 15 tahun sampai 65 tahun.

Tetapi tidak semua penduduk yang sudah memasuki usia kerja termasuk

pada angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan

ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angakatan kerja seperti, ibu

rumah tangga, mahasiswa, siswa, dsb.

Pekerja adalah orang yang mempunyai pekerjaan, mencangkup orang yang

mempunyai pekerjaan ( saat disensus atau disurvei ) .

Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, atau orang yang

tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan, pembahasan tentang

pengangguran akan diuraikan dalam bagian selanjutnya.


b. Bukan Angkatan Kerja adalah tenaga kerja yang tidak bekerja, tidak

mempunyai pekerjaan tapi tidak melakukan usaha mencari pekerjaan.

Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja yaitu mereka yang memasuki usia

kerja tapi mereka sedang kuliah atau bersekolah dan mereka yag tidak

melakukan suatu kegiatan ekonomi tapi memperoleh pendapatan seperti

tunjangan pensiun, bunga atas simpanan, sewa milik, serta mereka yang

hidup tergantung sama orang lain, misalnya lanjut usia, cacad, dipenjara

atau sakit kronis.

- Upaya Peningkatan Kualitas Kerja

1. Pendidikan dan Pelatihan

Hal

inidilakukandalamrangkamengembangkanpengetahuandanketerampilanten

agakerja.

2. Magang

Biasanyaditujukandalamrangkapengembangankompetensiteknisdan

transfer aplikasiteknologi.

3. Pengolahan Prestasi Tenaga Kerja

Contohnyadenganmeningkatanprofesionalismekerjatenagakerjaberprestasi

danpemberianpenghargaankepadatenagakerjaberprestasi.

4. Pengolahan Produktivitas Tenaga Kerja

Contohnyamelaluipeningkatangizi, kesehatan, dankualitas mental dan

spiritual.
7.6 Konsep Penting Tentang Ketenaga Kerjaan

1) Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berpotensi untuk bekerja.

2) Angkatan kerja adalah penjumalahan dari penduduk usia kerja dan yang

bekerja , dan yang sedang mencari kerja

3) Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan

yang tidak mencari kerja

4) Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah rasio antara angkatan kerja

terhadap penduduk usia kerja

5) Tingkat panganguran merupakan rasio pengangruran terhadap angkatan

kerja

- Beberapa program yang dilaksanakan Kementrian Pertanian periode 2010-

2014

• Peningkatan produksi,produktivitas,dan mutu tanaman pangan untuk

mencapai swasembada dan swasemabada berkelanjutan

• Peningkatan produksi,produktivitas,dan mutu produk tanaman hortikultura

berkelanjutan

• Peningkatan produksi,produktivitas,dan mutu tanaman perkebunan

berkelanjutan
• Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani

• Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementrian Pertanian

7.7 Syarat Pelancar Pembangunan Pertanian

Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian adalah :

1.Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.

2. Teknologi yang senantiasa berkembang.

3. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.

4. Adanya perangsang produksi bagi petani

5. Tersedianya sarana transportasi yang lancar dan kontinyu.

Untuk lebih jelasnya, syarat-syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan

pertanian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

Pasar untuk hasil usaha tani

Tidak ada yang lebih menggembirakan petani produsen daripada

diperolehnya harga yang tinggi pada waktu ia menjual produksinya. Harga baik

atau buruk (tinggi atau rendah) pada umumnya dilihat petani dalam hubungan

dengan harga-harga saat panen sebelumnya.

Pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk

hasil-hasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar

kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu
memproduksikannya. Diperlukan tiga hal dalam pasaran untuk hasil usaha tani

yaitu :

a) Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan

(demand) terhadap hasil usaha tani ini.

b) Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem

tataniaga.

c) Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu.Kebanyakan petani

harus menjual hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat. 

Karena itu, perangsang bagi mereka untuk memproduksi barang-barang jualan,

bukan sekedar untuk dimakan keluarganya sendiri, lebih banyak tergantung pada

harga setempat. Harga ini untuk sebagian tergantung pada efisiensi sistem

tataniaga yang menghubungkan pasar setempat dengan pasar di kota-kota.

Teknologi dalam pembangunan pertanian yang senantiasa berkembang 

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari

kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin

dan cara-cara baru dalam bidang pertanian.

Menganggap teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak

adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi

maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya,

bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan

yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.

Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan

di bidang industri. Tetapi A.T Mosher mengartikan teknologi pertanian sebagai


cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara

bagaimana petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut hasil

serta memelihara ternak. Termasuk pula didalamnya benih, pupuk, pestisida, obat-

obatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat dan sumber

tenaga. Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga

petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin.

Yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada

produktivitas pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian

selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas

tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif daripada

cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk kandang,

menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur.

Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru, di mana petani

setiap waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam menganalisa

peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain

yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik

(technical change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto istilah perubahan

teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi

maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah

perbaikan dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil

mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena ia

menggunakan sistem pengairan yang lebih teratur. Caranya hanya dengan

menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu menyebarkan pupuk dan
sesudah itu mengeringkannya untuk memberikan kesempatan kepada tanaman

untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang

berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu

bersifat baru. Sebagai contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam

penanaman baru adalah inovasi.

Ketersediaan bahan-bahan dan alat produksi secara lokal

Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia

tidak boleh dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan

kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk

tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit

unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar

tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya.

Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian,

memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani.

Diantaranya termasuk bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta

perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau

dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup banyak untuk

memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam

usaha taninya. 

Perangsang Produksi bagi Pertanian

Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau

dan tersedianya sarana dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani
untuk menaikkan produksi. Begitu pula dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang produksi bagi petani.

Pemerintah menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat

merangsang pembangunan pertanian. Misalnya kebijaksanaan harga beras

minimum, subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang

intensif, perlombaan-perlombaan dengan hadiah menarik pada petani-petani

teladan dan lain-lain. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik

mengenai teknik-teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-

keterampilan lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan

usaha pembangunan.

Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas

harga-harga hasil pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan

rangsangan pada petani untuk bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti

dalam usaha untuk meningkatkan produksi.

Jadi perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani untuk menaikkan

produksinya adalah terutama bersifat ekonomis yaitu :

a) Perbandingan harga yang menguntungkan.

b) Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani

untuk keluarganya.

Sarana transportasi/perangkutan yang memadai dan kontinyu

(berkelanjutan).

Dalam pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan. Tanpa perangkutan

yang efisien dan murah maka pembangunan pertanian tidak dapat diadakan secara
efektif. Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar

meluas, sehingga diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk

membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha

tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota kecil.

Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani,

harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke

usaha taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga

di pasar pusat dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha

tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu

mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian

tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka

uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya perangkutan antara lain :

a) Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu

b)Jarak pengangkutan barang-barang itu

c)Banyaknya barang yang diangkut

d) Jenis alat perangkutan

Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama harus

membentuk sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis.

Tidak hanya jalan raya yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan

raya, sungai dan jalan kereta api semuanya ikut memperlancar perangkutan.

Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha setempat, termasuk
pemerintah setempat. Beberapa lagi perlu dibangun dan dipelihara oleh

pemerintah propinsi dan pusat.

Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang

lainnya, sehingga hasil pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke

pasar-pasar pusat. Demikian pula sarana dan alat produksi serta berbagai jasa

tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa, melainkan juga sampai ke usaha

tani itu sendiri.

Di samping syarat-syarat mutlak di atas, terdapat lima syarat lagi yang

adanya tidak mutlak tetapi kalau ada benar-benar akan memperlancar

pembangunan pertanian. Yang termasuk dalam syarat-syarat pelancar adalah :

1.Pendidikan pembangunan

2.Kredit produksi

3.Kegiatan gotong-royong petani

4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanianPerencanaan Nasional pembangunan

pertanian.

7.8 MENGGERAKKAN DAN MEMBANGUN PERTANIAN

Untuk menggerakkan dan membangunpertanian yang sejalan dengan

konsep klasik Mosher tersebut perlu disesuaikan dengan memperhatikan empat

faktor di bawah ini, yaitu:

• Pemanfaatan sumberdaya dengan tanpa harus merusak lingkungannya (resource


endowment).

• Pemanfaatan teknologi yang senantiasa berubah (technological endowment). 

• Pemanfaatan institusi atau kelembagaan yang saling menguntungkan

pembangunan pertanian (institutional endowment). 

• Pemanfaatan budaya untuk keberhasilan pembangunan pertanian (cultural

endowment)

- Pembangunan pertanianberkelanjutan

Dinamika pertanian global sedang digerakan lewat paradigma baru yang

pembangunan pertanian berkelanjutan. Paradigma ini telah disepakati

sebagai kerangka kerja pembangunan pertanian global. Kesepakatan

dicapai dalam pertemuan puncak bumi pertama di Rio Janerio di tahun

1992. agenda 21 merupakan acun progman sert rencana reaksi nyata

sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut (Sitraz,Daniel,1994).

Adapun profil paradigma pembangunan pertanian ini dapat digambarkan

melalui :

1. Lebih berorientasi kepada berkelanjutan

komunitas-komunitas warga setempat dari pada

komoditas yang mau diunggulkan.

2. Lebih mengandalkan pada pendekatan multidisiplin

dan multilateral dari pada pendekatan serta bilateral

multidisiplin mampu mengabungkan masukan-

masukan dari berbagai bidang ilmu terkait.


3. Dalam strategi pertimbangan-pertimbangan

ekonomi dilengkapi dengan pertimbangan-

pertimbangan dari sistem ekologi, sistem sosial-

budaya , serta sistem pengetahuan ekologis yang

dimiliki masyarakat setempat.

4. Terbentuknya “platform” kemitraan pada tingkat

pelaksanaan dilapangan yang menjamin

berkelanjutan dalam hal penggunaan sumber daya

tersedia, penambahan fasilitas-fasilitas baru yang

diperlukan, pembentukan lembaga-lembaga

pendukung setempat, pemilihan teknologi yang

tepat, penciptaan proses blajar bersama, dan

penyelesaian konflik-konflik.

Dalam visi pembangunan pertanian , keamanan pangan bukan lagi

dipahami sebagai kemampuan suatu bangsa untuk mencukupi kebutuhan

pangannya dengan mengandalkan lahan-lahan petanian yng dimilki. Keamanan

pangan perlu dipahami sebagai kemampuan bangsa-bangsa di dunia untuk

mencukupi kebutuhan pangan seluruh warganya dalam ikatan kerja satu sama

lain.

Dalam rangka kecukupan dunia, citra Indonesia sebagai negara tropis

mengandung penilaian khusus. Wilayah tropis dikenal sebagai potensi sumber

daya ala tak terhingga bagi masa depan manusia. Diantaranya: Emas hijau,

rempah-rempah, obat-obatan dll.


Prospek kedepan sebagai pembangunan pertania indonesia kini berada

sepenuhnya ditangan pemda. Yang diatur dalam UU Nomor 22 tahun 1999

tentang otonomi daerah dan PP Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan

provinsi sebagai daerah otonom. Undang-undang ini menyebutkan empat bidang

kebijakan pengembangan pertanian strategi yang dipercayakan secara penuh

kepada pemda. Empat bidang tersebut adalah:

1. Promosi ekspor komunitas unggulan daerah

2. Penyediaan kerja sama antara kabupaten atau kota dalam bidang

pertanian

3. Penetapan pertanian terpadu berdasarkan dengan kabupaten atau kota

4. Pengaturan penggunaan air irigasi dan penyidaan dukungan

pengembangan perekayasaan tekonologi perikanan serta sumber daya

air yang lainnya

Dalam prospek pembangunan pertanian berkelanjutan, masyrakat-

masyarakat mendukung dan bukan komuditas perlu mendapatkan perhatian

utama. Diperlukan juga suatu rekayasa ekologi ditingkat penerapan konsep

pertanian berkelanjutan dilapangan, khususnya dalam kontek sosial pedesaan yang

tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi seperti Pulau jawa. Secara singkat

penjelasan tentang rekayasa sosial ekologis tingkat desa bisa disintesiskan seperti

dirumuskan dalam alenia berikutnya.


Pertama asumsi dasar yang perlu diterima terlebih dahulu adalah bahwa didalam

tiap nsatuan sosial ekologis masyarakat selalu bisa ditentukan dinamika sosial

interaktif para warganya melalui mana proses belajarnya terarah kesuatu

perubahan bisa direkayasa. Dalam sasumsi ini ditunjukan sekaligus kunci solusi

masalah yakin proses belajar bersama.

Kedua, kondisi-kondisi yang menunjang proses pengembangan pertania

berkelanjutan diciptakan dalam bentuk terciptanya “sistem pengetahuan

ekologis”(ecological knowledge system) masyarakat melalui perubahan kebijakan,

kelembagaan dan perilaku. Dengan demikian pengertian atau perumusan defisnisi

tentang pengembangan pertanian berkelanjutan perlu dipercayakan sepenuhnya

kepada hasil proses belajar masyarakat.

Ada lima dimensi analisis dalam sisitem pengetahuan ekologis yang perlu selalu

dilihat yakni :

1. Sisitem komplek usaha pertanian yang handal secara ekologis

2. Terciptanya proses belajar bersama

3. Penciptaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan

4. Pembentukan lembaga-lembaga serta jaringan pendukung

5. Konteks kebijakan yang kondusif

7.8 Bahan Bacaa

 Soedarsono Hadisapoetro (1975). Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:

UGM. hlm. 4

 Soedarsono Hadisapoetro (1975). Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:


UGM. hlm. 13.
 Soedarsono Hadisapoetro (1975). Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:
UGM. hlm. 20.
 Soedarsono Hadisapoetro (1975). Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:
UGM. hlm. 23.
 Soedarsono Hadisapoetro (1975). Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:
UGM. hlm. 25.
 Soedarsono Hadisapoetro (1975). Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:
UGM. hlm. 26.
 Soedarsono Hadisapoetro (1975). Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:
UGM. hlm. 27

7.9 Latihan

1) Apa tujuan dari peningkatan produksi bahan makanan?

2) Apakah manfaat dari pembangunan pasar hasil pertanian?

3) Apa dampak positif dari pasar input?

4) Upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pasar tenaga

kerja dan meningkatkan perluasan tenaga kerja?

5) Apa yang sebaiknya kita lakukan agar dapat menggerakan dan dapat

membangun pertanian kita ini jauh lebih baik lagi?


VIII. PENYULUHAN PERTANIAN

8.1 Standar Kompetensi

Setelah mengikuti matakuliah, diharapkan mahasiswa akan mampu menjelaskan

tentang :

1. Menjelaskan pengertian Penyuluhan Pertanian

2. Menjelaskan sejarah penyuluhan Pertanian

3. Menjelaskan falsafah penyuluhan pertanian

4. Menjelaskan Prinsip Penyuluhan Pertanian

5. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan Pertanian

6. Menjelaskan Ruang Lingkup Penyuluhan Pertanian

7. Menjelaska sasaran Penyuluhan Pertanian

8. Menjelaskan Penggolongan Adopter

8.2 Pengertian Penyuluhan

Istilah Penyuluhan pertanian pertama kali diperkenalkan oleh james stuart dan

trinity college (cambrige) tahun 1867 -1969. Dengan memeberikan ceramah pada

perkumpulan wanita dan perkumpulan pekerja pria di inggris. Stuart dikenal juga

sebagai bapak penyuluhan dunia dan pada abad 20 istilah penyuluhan mula

digunakan di amerika serikat.


Istilah penyuluhan sigunakan dibeberapa Negara yaitu di belanda dkenal

dengan voorlichting yang berarti member penerangan . berating (inggris dan

jerman ) yang berarti memeberi petunjuk kepada seseorang. Erziehung (amerika

serikat) yang berarti dapat memecahkan sendiri masalah. Forderung (Austria)

yang berarti menggiring seseorang kearah yang diinginkan. Capacitation

(spanyol) yang berarti keinginan untuk meningkatkan kemampuan manusia.

Penyuluhan berasal dari kata suluh berarti terang di tengah kegelapannya.

Penyuluh pertanian adalah proses untuk memberikan penerangan kepada

masyarakat tetang segala sesuatu yang belum diketahui untuk

dilaksanakan/diterapkan. Penyuluh yang artinya perluasan atau penyebarluasan.

Penyuluhan pertanian adalah proses penyebarluasan informasi yang berkaitan

dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya

produktivitas dan pendapatan petani. Peyuluh pertanian sebagai system

pendidikan yaitu suatu system pendidikan bagi masyarakat (petani) untuk

membuat tahu, mau, dan mampu berswadaya.

8.3 Sejarah Penyuluhan Pertanian

 Awalnya kebun raya bogor didirikan pada tanggal 18 mei 1817

 awal mula dalam penyelenggaraan penyuluhan berupa penanaman pohon

atau tanaman.

 Tahun 1871 di kebun raya bogor sebagai tempat untuk menunjukan

bagaimana untuk mngkomersilkan sebagian tanaman.


 Tahun 1905, penyuluhan pertanian ada di departemen kegiatan

penyuluhan pertanian, notdirectly kepada petani tapi melalui praja praja

(perintah ekstensi untuk petani belum dalam arti sebenarnya.

 1910, di beberapa daerah tingkat layanan penyuluhan didirikan. Metode

olie vlek (tetesan minyak) mulai digunakan pada saat itu.

 1921-1942, perpanjangan dimulai pada memperluas ketentuan tersebut.

Ditemukan pada masalah kekurangan sebenarnya budget, personil dan

peralatan. Mulai mendirikan sebuah sekolah pertanian.

 1942-1945, pada saat masa penjajahan jepang. Sebenernya, tidak ada

kegiatan penyuluhan, seperti halnya kegiatan pertanian dalam keharusan

untuk memenuhi kebutuhan makanan. Metode peningkatan produksi

mulai diperkenalkan dalam sebuah paket.

 1947, kegiatan konseling mulai lagi dengan pembentukan BPMD

(Masyarakat Desa Education center)

 1959-1961 intensifikasi bisnis dengan mendirikan beras center. Setiap

daerah pusat dari 1000ha. Petani di lingkungan itu dan mendapatkan

konseling kredit. Pinjaman dikembalikan dalam bentuk beras.

 1962, IPB Memiliki program yang dikenal dengan Massal Demonstransi

atau Bimbingan Massal(BIMAS). Prinsipnya adalah sama dengan pusat

beras, hanya luah 50ha dan organisasinya bukan hanya satu lembaga,

tetapi dilakukan oleh berbagai intansi. Kegiatan sosialisasi oleh

departemen pertanian.
 1965-1966, Program BIMAS inmas (intensifikasi massal) yang bertujuan

untuk meningkatkan pendapatan. Pelaksanaannya oleh berbagai intansi,

untuk tingkat desa, yang dikenal segabai koperta (koperasi produksi

pertanian)

 1968-1969, kekurangan uang pemerintah, mengandalkan kemitraan

dengan pihak asing dikenal dengan bantuan BIMAS Reksa

 1970-1971, pada program BIMAS diciptakan yang telah melibatkan

satuan luas unit desa(WILUD) dalam pelaksanaannya.

 1974, didirikan BLPP (Pusat pelatihan pendidikan pertanian dan

perpanjangan) dengan maksud untuk memperbaiki kondisi dan

penyuluhan pertanian

 1976-1977, dengan bantuan bank dunia melalui program ekstensi

tanaman pangan nasional diikuti oleh program penyuluhan pertanian

nasional yang memperkenalkan perilaku system (pelatihan dan

kunjungan). Hal ini dilakukan melalui konseling kelompok dengan PPL

Pelatihan petani dan kunjungan oleh kelompok PPL. Sebagai basedcamp

PPL Membentuk BPP (Pusat Penyuluhan Pertanian)

 1986, keputusan bersama mentri pertanian dan mentri dalam negeri

dengan efek BPP sebagai homebase yang PPL miliki. Wilayah kerja balai

penyuluhan pertanian memegang 16 WKPP, 1 WKPP terdiri satu Desa

 1991, Keputusan bersama Menteri pertanian dan menteri dalam negeri

yang tidak lagi sebagai home base PPL. BPP-BPP Kabupaten hanya

sebagai kantor coordinator PPL Saja.


 1996, keputusan bersama menteri pertanian dan menteri dalam negeri

menegaskan bahwa lebih subsektir ekstensi dan pelaksanaan kepala

daerah yan bertanggung jawab atas pelaksanaan ekstensi.

 1999, dengn daerah otonomi dan kegiatan perluasan lembaga tergantung

pada kepala masing-masing local mereka.

8.4 Faslafah Penyuluhan Pertanian

falsafah berasal dari bahasa yunani yaitu filosofi, phillar = cinta shopia =

kebijakan

Kata filsafat berarti :

1. Suatu pandangan hidup (Butt,1961)

2. Landasan pemikiran yang bersumber kepada kebijakan moral (daha dan

bathnagor 1980)

3. Bekerja bersama masyarakat untuk membantunya agar mereka dapat

meningkatkan harkatnya sebagai manusia.

Menurut A.T.Mosher 1997

Di Amerika Serikat falsafah penyuluhan pertanian didasarkan pada 3T yaitu :

truth (kebenaran), trush (keyakinan), Teach (pendidikan) yang artinya

penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan untuk menyampaikan kebenaran

–kebenaran yang telah diyakini.

Menurut H. Dussemberry
Falsafah penyuluhan pertanian bahwa petani mempunyai bahasan yang tegas :

- Petani adalah intelejen (cerdas)

- Petani adalah capable (memiliki kecakapan)

- Petani mempunyai keinginan untuk memperoleh informasi dan

memanfaatkannya

Secara Umum falafah pendidikan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut

- Usaha-usaha yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan tentang

dasar-dasar penyuluhan

- Filsafat pendidikan secara garis besar terdapat 3 Aliran besar yaitu

1. Aliran idealistis

2. Aliran fragmatis

3. Aliran realistis

1. Aliran idealis, menurut aliran ini “kenyataan itu ada dalam pikiran.

Manusia itu adalah mahluk spiritual yang erat kaitannya dengan Allah

SWT. Kebenaran adalah abadi dan mutlak dengan menemukan jalan

pemikiran yang tepat dank arena ilham. Pengaruh aliran inibagi

pendidikan adalah realita / kenyataan ada dalam pikiran sehingga

tujuan pendidikan untuk melatih pikiran. Maka, kedudukan guru

penting dan bertanggung jawab untuk latihan itu. Ia harus berwenang

dan bermutu serta berdedikasi terhadap pekerjaannya.


2. Aliran fragmatisme, menurut aliran in” kenyataan dalam pengalaman

berbeda untuk setiap orang karena latar belakang dan penalarannya.

Karena kenyataan itu, maka apa yang kita lakukan merupakan hasil

lingkungan. Serta, apa yang kita percaya hanya hasil praktis saja.

Manusia adalah mahluk biologis dan sosiologis yang memberikan

tanggapan terhadap rangsangan biologis dan sosisologis dari

lingkngannya.

3. Realisme , seorang realism percaya bahwa kenyataan dari orangnya

tetapi ada dalam alam. Hokum alam adalah hokum kenyataan. Maka

untuk kenyataan itu, kita harus menyesuaikan diri kepada alam-alam

lingkungannya.

8.5 Prinsip Penyuluhan Pertanian

prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang

dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan

kegiatan secara konsisten.

Prinsip Penyuluhan Pertanian :

- mengerjakan : penyuluh harus banyak mungkin melibatkan masyarakat

untuk mengerjakan sesuatu.

- Akibat : Kegiatan Penyuluhan harus memberikan akibat atau pengaruh

yang baik atau bermanfaat.

- Asosiasi : setiap kegiatan penyuluhan harus dikaitkan dengan kegiatan

lainnya.
prinsip prinsip penyuluhan pertanian :

PP= Kegiatan pendidikan

PP= berdasarkan kegunaan

PP= berorientasi kepada kepentingan, kebutuhan da minat sasaran

PP= dilaksanakan menurut kondisi yang nyata

PP= berorientasi kepada pengetahuan terapan

PP= berdasarkan kepada learning by doing

PP= proses berkelanjutan

PP= proses demokratik

8.6 Tujuan Penyuluhan Pertanian

 Tercapainya Kesejahteraan masyarakat petani secara keseluruhan

secara umum.

 Secara Umum, Tujuan Penyuluhan Pertanian adalah Perubahan

sikap keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan produksi

dan pendapatan petani.

 Tujuan Operasional adalah tujuan yang merupakan pedoman arah

kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan petani sendiri

dan lembaga lembaga pelayanan yang berkaitan dengan usaha tani.

Penyuluhan Pertanian mempunyai dua tujuan yang akan di capai

yaitu :

1. Tujuan Jangka Pendek


menumbuhkan perubahan perubahan yang lebih terarah

pada usahatani yang meliputi perubahan pengetahuan

kecakapan sikap dan tindakan petani keluarganya melalui

peningkatan pengetahuan dan sikap. dengan berubahnya

perilaku petani dan keluarganya diharapkan dapat

mengelola usaha taninya dengan produktif, efektif dan

efisisen.

2. Tujuan Jangka Panjang

meningkatkan tarap hidup dan meningkatkan kesejahteraan

petani yang diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis

bertani (better farming), perbaikan usaha tani (better

bussines), dan perbaikan petani dan masyarakatnya (better

living)

Macam-macam Tujuan PP :

1. Tujuan dasar adalah tujuan akhir yang dianggap seharusnya ada

dalam masyarakat yang sifatnya umum dan masih abstrak.

contoh : keadilan dan kemakmuran mencapai sejahtera.

2. Tujuan Umum adalah sifatnya sudah jelas tetapi masih untuk

golongan yang besar (petani)contoh : menigkatkan taraf hidup

petani, meningkatkan pendapatan.


3. Tujuan Operasional/Tujuan kerja adalah sifatnya jelas dan

menjadi arah kegiatan usaha dalam penyuluhan ada macam-

macam yaitu untuk PP dan untuk Petani.

*untuk PP contohnya : Mempengaruhi para petani dikecamatan

pamulihan untuk melakukan pemupukan tanaman padi.

Untuk Petani contohnya : Meningkatkan Produksi padi dengan

mengurangi ongkos Usaha.

4. Tujuan jangka panjang adalah bersifat tercapai dalam jangka

waktu lama 25-30 tahun

5. Tujuan jangka menengah adalah Tujuan akan tercapai 5-10

Tahun namun kadang disebut sebagai tujuan jangka pendek

6. target jangka pendek adalah pencapaian tujuan dalam 1 Tahun.

Perbaikan yang disebutkan diatas masih memerlukan perbaikan

perhatikan yang menyangkup (Deptan 2002)

- Perbaikan Kelmbagaan Pertanian (Better Organization)

demi terjalinnya kerja sama dan kemitraan

- Perbaikan Kehidupan Masyarakat (Better Community ) yang

tercermin dalam perbaikan pendapatan stabilitas keamanan dan

politik yang sangat diperlukan bagi terlaksananya

pembangunan pertanian yang merupakan subsistem

pembangunan masyarakat.

8.7 Ruang Lingkup Penyuluha Pertanian


Penyuluhan petanian sebagai kegiatan agribisnis yaitu keseluruhan

kegiatan yang menyangkut aspek penyediaan input, Proses Produksi,

Pasca Panen, Pengolahan dan pemasaran. pencapaian agribisnis meliputi :

 bertani yang lebih baik (better farming)

 beruasaha tani lebih mneguntungkan (Better Bussines)

 Hidup Lebih sejahtera (Better living)

 membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera (better

community)

8.8 Sasaran Penyuluhan :

1. Pihak yang paling berhak memperoleh penyuluhan meliputi sasaran

utama dan sasaran antara.

2. sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha

sasaran antara penyuluhan adalah pemangku kepentingan lainnya yang

meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan

kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat

8.9 Penggolongan Adofter

Adopter merupakan orang yang menerima informasi.sedangkan

difusi Adalah

Proses penyebaran suatu teknologi yang dapat diterapkan oleh pengadopsi

- Ciri-ciri Adopter

A. Inovator/Pelopor
Jumlahnya sedikit dalam suatu daerah, Maju, Pandai, Pengetahuan

tinggi dan luas, usahanya maju, penghasilan tinggi, kaya dan

pengalaman luas, lahan usahatani luas, selalu ingin tahu hal-hal

yang baru, dan mecari informasi keman-mana, penyuluh selalu

ingin dibuat kewalahan tapi kurang memperdulikan orang

sekitarnya, umumnya kurang aktif menyebarkan informasi.

B. Pengetrap Dini

Ciri-ciri :

Umurnya antara 25-40 Tahun, Pendidikannya lebih tinggi

dari kebanyakan, aktif dimasyarakat, sebagai teladan masyarakat,

memiliki pengetahuan faktor-faktor Produksi, Prakarsanya Besar,

keinginan dan terbuka untuk hal yang baru dan bergerak dalam

bidang pembangunan pertanian.

C. Pengetrap Awal

Ciri-Ciri

Lebih Aktif disbanding Golongan Pelopor dan Pengetrap

Dini, hal-hal baru mereka menjadi tokoh masyarakat. Pendidikan,

pengalamannya dan tingkat social ekonomimnya biasa. Biasanya

Usia +40 tahun keatas. Lambat Menggunakan hal baru, tidak ingin

cepat, golongan ini diikuti oleh pengetrap akhir dan laggard.

D. Pengetrap Akhir
Ciri-Ciri

Umur lebih dari 40 Tahun, kurang mampu dan pendapatan rendah.

kurang giat, tetapi ketika yakin iya akan ikut ke pengetrap awal.

selalu melaksanakan anjuran.

E. Penolak atau Lagard

Ciri-ciri

Umur lebih dari 50 Tahun. Pendidikan Kurang. Sosial Ekonomi Kurang.

Kurang Menyukai perubahan dari yang mereka lakukan. Jumlahnya Sedikit

4 elemen Pokok Dalam Proses Difusi dan Inovasi.

- Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang.

- Saluran Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi

dari sumber kepada penerima.

- Jangka Waktu adalah Proses Keputusan Inovasi

- Sistem Sosial yaitu Kumpulan Unit yang berbeda secara fungsional dan

terikat dalam kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut

mencangkup :

1. Atribut inovasi (perceived attribute of innovation)

2. Jenis Keputusan Inovasi (Type of Inovation decision)

3. Saluran Komunikasi ( Communication channels)

4. kondisi sistem sosial (nature of social system)


5. peran agen perubah (changes agent)

Tahapan Proses pengambilan keputusan inovasi mencangkup

1. Tahapan munculnya pengetahuan (Knowledge)

2. Tahapan persuasi (Persuasion)

3. Tahapan keputusan (Implementation)

4. Tahapan Komfirmasi (confirmation)

Kategori Adopter

Kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat

keinovatifannya (percepatan dalam menerima informasi) adalah

pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah di uji oleh Rogers

(1961). Pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut :

- innovator : sekitar 2,5% individu yang pertama mengadopsi inovasi.

cirinya : petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan

ekonomi tinggi

- early adopter (perintis/pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam

penerimaan inovasi

cirinya : Para Teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses

didalamnya tinggi.

- Early Majority ( pengikut dini) : 34% yang menjadi para pengikut awal

cirinya : penuh pertimbangan, interaksi internalnya tinggi

- Late Majority (pengikut akhir) : 34% yang menjadi pengikut akhir dalam

penerimaan inovasi
cirinya : skeptic, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan

sosial, terlalu hati-hati.

- Laggards(kelompok kolot/tradisional): 16%terakhir adalah kaum

kolot/tradisional cirinya : tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan

opinion, sumber daya terbatas.

8.9 Bahan Bacaan

8.10. Latihan Soal

1. sebutkan Ruang Lingkup Penyuluha Pertanian !

2. Jumlahnya sedikit dalam suatu daerah, Maju, Pandai, Pengetahuan tinggi

dan luas, usahanya maju, penghasilan tinggi, kaya dan pengalaman luas,

lahan usahatani luas, selalu ingin tahu hal-hal yang baru, dan mecari

informasi keman-mana, penyuluh selalu ingin dibuat kewalahan tapi

kurang memperdulikan orang sekitarnya, umumnya kurang aktif

menyebarkan informasi.

ciri-ciri yang disebutkan diatas merupakan ciri dari

3. sebutkan Tahapan Proses pengambilan keputusan inovasi!

4. dari cirri cirri sebagai berikut merupakan cirri cirri

13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi

cirinya : Para Teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses

didalamnya tinggi.

5. sebutkan kategori adopter


IX SUB SEKTOR PERTANIAN

9.1 Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti mata kuliah, diharapkan mahasiswa akan mampu

menjelaskan tentang:

1. Perikanan

2. Peternakan

3. Kehutanan

4. Perkebunan

9.2 Perikanan

Perikanan adalah usaha atau proses penangkapain ikan atau

organisme-organisme lain dari suatu perairan. Pengertian lain perikanan

adalah:

 suatu bidang usaha dimana kegiatan-kegiatan ditujukan pada

pengumpulan/penangkapan hasil-hasil sumber perairan dapat pulih

(renewable resources) baik yang bersifat nabati maupun hewani.

 Suatu bidang usaha dimana kegiatan-kegiatan ditujukan pada

merubah zat-zat organik dalam suatu perairan menjadi zat-zat

organik dalam suatu perairan dengan bantuan tumbuh-tumbuhan


atau hewani disertai dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat

reproduktif seperti pembenihan, pembibitan, dsb.

Dari kedua definisi di atas, terdapat dua jenis perikanan yang amat

berbeda sifatnya satu dengan yang lainnya yaitu:

a. Perikanan tangkap (capture fisheries) adalah perikanan yang berdasarkan

pengumpulan dan penangkapan.

b. Perikanan kultur/akuakultur (culture fisheries) adalah perikanan yang

berdasarkan kultur/budidaya.

Penggolongan perikanan berdasarkan daerah operasi:

a. Perikanan laut, dimana daerah operasinya di dalam perairan laut.

b. Perikanan darat, dimana daerah operasinya adalah perairan darat

(danau-danau, rawa-rawa, sungai dan sebagainya).

c. Perikanan pantai.

d. Perikanan lepas pantai.

e. Perikanan samudera

Penggolongan berdasarkan jenis ikan atau organisme lain (hewani

atau, nabati yang di tangkap atau di kultur): perikanan tongkol, udang,

penyu, rumput laut dan lain-lain.

Penggolongan berdasarkan alat yang digunakan untuk menangkap

atau mengkultur: perikanan trawl, pancing, tambak, keramba dan lain-lain.


Penggolongan berdasarkan intensitas penerapan tekonologi:

a. Industrial fisheries, dimana modal dan teknologi yang diterapkan

modern atau tinggi.

b. Artisanal fisheries, dimana teknologi yang digunakan sederhana dan

investasinya relatif rendah.

Perikanan tangkap

Perikanan tangkap, berbeda dengan perikanan budidaya, adalah usaha

penangkapan ikan dan organisme air lainnya di alam liar (laut, sungai, danau,

dan badan air lainnya).

Ciri-ciri mendasar dari perikanan tangkap:

• Ikan yang ditangkap adalah persedian-persedianikan liar (wild fish

stock) yang secara bebas hidup disuatu perairan umum dan secara

kuantitatif terbatas sifatnya.

• Persediaan ikan atau organisme lain yang terdapat dalam suatu

perairan adalah milik umum (common property).

• Ikan pada umumnya secara bebas dapat bergerak kesana kemari.

• Persedian ikan atau organisme lainnya terdiri dari berbagai species

dengan ukuran yang beragam baik dalam suatu species maupun

antar species.
Pengelolaan ikan tangkap dapat memberikan hasil positif apabila

diadakan pengawasan terhadap kegiatan penangkapan oleh manusia dan

mempertahankan tingkat reproduktif ikan atau organisme lain sehingga

besarnya penangkapan seimbang dengan timbul dan munculnya organisme

yang baru. Keadaan ini dapat terjadi apabila:

a. Ikan diberi kesempatan untuk bereproduksi sebelum ditangkap.

b. Proses penetesan telur menjadi larva, kemudian tumbuh menjadi ikan

dewasa dapat terjadi tanpa gangguan.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya dalam

pengelolaan ikan tangkap antara lain:

a. Stok ikan atau organisme lain yang ada adalah milik umum (perikanan

samudera, danau, dll).

b. Beraneka ragamnya species yang menjadi persediaan serta

beragamnya pula alat penangkapan yang digunakan.

Perikanan kultur

Perikanan kultur/akuakultur adalah usaha pemeliharaan peternakan

organisme air. Dalam arti luar adalah setiap bidang usaha dimana terhadap

suatu persediaan ikan dilakukan manipulasi oleh manusia terhadap suatu

persediaan organisme air sebelum persediaan tersebut di panen.

Kategori-kategori perikanan kultur/akuakultur adalah:


a. Transpalantasi yaitu pemindahan suatu species organisme air dari

suatu habitat alami atau dari habitat yang kurang baik ke habitat lain

yang dianggap lebih baik dan terkendali.

b. Penebaran ikan-ikan muda hasil penetasan di kolam-kolam perairan

terbuka. (penanaman ikan tertentu pada perairan-perairan umum

misalnya pada sungai, bendungan, dll)

c. Kultur di perairan terbuka dalam tempat-tempat yang

tertutup/terkendali dengan atau tanpa pemberian makan tambahan.

(misalnya dalam keramba terapung, keramba di sungai atau di saluran

irigasi dengan benih ikan dapat berasal dari hasil penangkapan di

perairan umum ataupun air pemijahan).

d. Kultur dalam perairan tertutup tanpa pemberian makanan tambahan.

(misalnya tambak bandeng yang benihnya dapat merupakan hasil

penangkapan di perairan umum ataupun merupakan hasil pembenihan

tanpa adanya upya penggemukan melalui pemberian makanan

tambahan.

e. Kultur dalam perairan tertutup dengan pemberian makanan tambahan

(sederhana dan secara intensif). (misalnya tambak bandeng, udang,

kolam air tenag, keramba terapung, kolam air deras, dsb; yang

merupakan hasil pembenihan makanan tambahan.

Ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang perikanan yaitu Q.S. An-


Nahl ayat 14 yang berbunyi:

“Dan Dia yang menundukan lautan agar kamu dapat memakan

darinya daging yang segar (ikan) dan kamu mengeluarkan darinya

perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya,

dan agar kamu (bersungguh-sungguh) mencari keuntungan dari

karuniaNya dan supaya kalian bersyukur”.

9.3 Peternakan

Ternak merupakan salah satu sumber protein hewani yang mutlak

diperlukan bagi kehidupan manusia. Protein hewani adalah zat yang utama

yang diperlukan tubuh karena memiliki nilai hayati yang tinggi, karena

susunan asam amino esensialnya hampir lengkap diantaranya lysine,

tryptophan, histidine, tyrosine, spartic acid, proline, dll.

Peternakan adalah kegiatan mengembiakan dan membudidayakan hewan

ternak untuk mendapatkan hasil dari kegiatan tersebut.

Arti dan manfaat ternak adalah sebagi berikut:

a. Sebagai sumber bahan pangan berprotein tinggi; susu, daging, telur,

dll.

b. Sebagai sumber bahan sandang; pakai, sepatu, sabuk, jaket, dll.

c. Sebagai sumber tenaga kerja.

d. Sebagai pupuk organik.


e. Sumber makanan ternak lain; tepung darah, tepung tulang, dll.

f. Hewan kesayangan/kesenangan dan keindahan atau hobby.

g. Meningkatkan status sosial.

h. Sebagai tabungan.

i. Sebagai bahan baku industri baik skala rumah tangga maupun indutri

besar.

j. Sebagai sumber obat-obatan atau penghasil serum.

k. Sebagai perlengkapan upacara adat/kebudayaan; alat peminang/mas

kawin).

Beberapa pengertian yang digunakan dalam bidang peternakan, yaitu:

 hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang

dipelihara maupun yang hidup secara liar. Dengan demikian dapat

dibedakan atas:

-Usaha peternakan adalah segala usaha manusia (di bidang

organisasi dan operasional unit produksi ternak) untuk

mempertinggi nilai guna dari ternak-ternak yang diusahakan

dengan cara yang efisien untuk memperoleh keuntungan yang

maksimal.

-Ilmu peternakan adalah seluruh pengetahuan berdasarkan atas

pengalaman dan hasil penelitian mengenaii produksi ternak

(pemeliharaan dan tata laksana, pemberian makan dan minuman,


penjagaan kesehatan), perkawinan pengolahan dan pemasaran hasil

ternak itu.

Manfaat dan hasil ternak diantaranya:

 Diambil hasil dagingnya

 Hasil kulitnya

 Kotorannya dimanfaatkan untuk pupuk

 Hasil tulangnya

 Hasil susunya

 Hasil bulunya

Ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang manfaat hewan, yaitu Q.S.

Al-Hajj ayat 34 yang berbunyi:

“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan

(kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak

yang telah di rizkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan
Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepadaNya. Dan berilah

kabar gembira kepda orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”.

9.4 Kehutanan

Hutan merupakan suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang

secara keseluruhan merupakan hidup alami hayati beserta alam

lingkungannya (suatu ekosistem sumber daya alam) dan yang ditetapkan

oleh pemerintah sebagi hutan.

Menurut UU Republik Indonesia No. 41 tahun 1999, adalah sistem

pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil

hutan yang diselenggarakan secara terpadu.

Tipe hutan di Indonesia diantaranya:

a. Hutan pantai, hutan ini tumbuh di tepi pantai yang berpasir dan

berair tawar, tetapi masih tahan terhadap air laut.

b. Hutan payau/mangrove, hutan ini tumbuh di daerah berlumpur

dengan jangkauan pasang surut, habitat terbatas pada pantai-pantai

dan sungai-sungai pasang berlumpur, komposisinya miskin akan

jenis (sekitar 30 jenis), struktur tanpa lapisan tajuk, dan

physionomi hampir seragam dengan bentukan akar yng khas

seperti tersebut diatas.

c. Hutan rawa daratan rendah, tumbuh dibelakang mangrove dengan

genangan air tawar dan dikuasai oleh aliran sungai yang rendah,

miskin akan jenis, merupakan vegetasi campuran dengan epiphyt


dan jenis-jenis yang merambat. Hutan rawa tidak bergantung pada

iklim, tetapi selalu pada tempat-tempat yang selalu basah.

d. Hutan gambut, mempunyai ciri khas seperti hutan rawa. Dengan

perbedaan tebalnya bahan organis kurang lebih 1 meter, sedangkan

pada hutan rawa bahan organis kurang dari 0,5 meter. Hutan

gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan pada tanah yang

tidak terendam air.

Teori Kehutanan

Menurut Simon (1998), perkembangan teori pengolahan hutan

dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:

a. Kehutanan konvensional

Adalah penambangan kayu atau timber extraction (TE) dan

perkebunan kayu atau timber managment (TM).

b. Kehutanan modern (kehutanan sosial)

Adalah pengelolaan hutan sebagai sumber daya atau forest

resource management (FRM) dan pengelolaan hutan sebagai ekosistem

atau forest ecosystem management (FEM). Keduanya disebut juga

dengan istilah lain Sustainable Forestry Management (SFM). Kedua

kategori tersebut secara evolutif berkembang, sejak dari mulai

penambangan kayu (TE) hingga sampai pada pengelolaan ekosistem

hutan (FEM).
Fungsi Hutan

Berdasarkan UU poko dan kehutanan No. 5 Tahun 1967, pasal 3,

maka pemerintah utan Negara sebagai:

a) Hutan lindung, adalah kawasan hutan yang karena sifat alamnya

siperuntukkan guna pengatur tata air, pencegah air, dan erosi serta

pemeliharaan kesuburan tanah.

b) Hutan produksi, adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna

produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada

umumnya dan khususnya untuk pembangunan, industri dan ekspor.

c) Hutan suaka alam, adalah kawasan hutan yang karena sifatnya khas

(alam hewani dan nabati) diperuntukkan secara khusus untuk

perlindungan hayati dan manfaat lainnya.

d) Hutan wisata, adalah kawasan hutan yang diperuntukkan secara

khusus untuk dibina dan dipelihara guna kepentingan pariwisata dan

untuk wisata baru.

Hasil Hutan

 Hasil hutan langsung: kayu dan hasil ikutan diantaranya tanaman,

damar, kemenyan, dll.

 Hasil hutan tidak langsung: air, perkembangan industri, dll.

Beberapa pengertian tentang hutan:


• Hasil hutan adalah benda-benda hayati yang dihasilkan dari hutan,

tergolong hasil hutan yang langsung maupun tidak langsung.

• Kehutanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan hutan dan

pengelolaannya.

• Kawasan hutan adalah wilayah-wilayah tertentu yang ditetapkan

sebagai hutan.

Ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang kehutanan, yaitu Q.S. Al-

Baqarah ayat 61 yang berbunyi:

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak

bisa sabar (Tuhan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu,

mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan


bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya,

ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang

merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil yang rendah

sebagi pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti

kamu memperoleh apa yang kamu minta”. Lalu ditimpahkanlah

kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan

dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-

ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan.

Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan

melampaui batas”.

9.5 Perkebunan

Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman

tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang

sesuai, mengelola, memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut.,

dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemodalan serta

manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha

perkebunan dan masyarakat.

Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas,

biasanya terletak di daerah tropis dan subtropis, yang digunakan untuk

menghasilkan komoditas perdagangan pertanian) dalam skala besar dan

dipasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk komsumsi lokal.


Sifat dari perkebunan:

 Perkebunan dapat ditanami oleh tanaman industri seperti kakao,

kelapa, dan teh.

 Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung ukuran

volume komoditas yang dipasarkan.

 Suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk

menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya.

 Perkebunan selalu menerapkan cara monokultur (salah satu

budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman

pada satu areal).

 Terdapat instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap komoditi

yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum produknya dikirim

ke pembeli.

Komoditas pertanian sub sektor perkebunan

Di daerah tropika dan subtropika perkebunan mencakup komoditas

semusim maupun tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman yang hanya

mampu tumbuh selama semusim pada tahun tersebut, atau tanaman

tahunan yang biasa di panen cepat sebelum musim berakhir. Tanaman

tahunan adalah tanaman yang mampu tumbuh lebih dua tahun. Tanaman

industri tahunan umumnya merujuk pada tanaman berkayu keras untuk

membedakannya dengan semak dan rerumputan yang sebenarnya juga bisa


dikatakan tanaman tahunan. Tanaman industri tahunan mampu dipanen

beberapa kali sebelum akhirnya mengalami penurunan hasil dan tidak lagi

produktif secara ekomomi, yang kemudian ditebang.

Berikut adalah daftar komoditas (tidak lengkap) perkebunan,

menurut produknya.

• Henep (goni)

• Kakao

• Kapas

• Karet

• Kelapa

• Kelapa sawit

• kina

• Kopi

• Sisal

• Tarum

• Tebu

• Teh

• Tembakau
9.6 Bahan Bacaan

 A.G Kartasapoetra (1987). Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bina


Aksara. hlm. 3, 4, 8, 9, 10, 13, 17, 18 , 45, 49, 56, 64, 68, dan 77.
ISBN 979-526-041-3.
 Sukandar Wiraatmaja,dkk. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 140.

 Sukandar Wiraatmaja,dkk. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 142.

 Sukandar Wiraatmaja,dkk. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 143.

9.7 LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan perikanan kultur?

2. Apa perbedaan yang mendasar dari tanaman semusim dan tanaman

tahunan?

3. Apa faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya dalam pengelolaan

perikanan?

4. Sebutkan teori yang termasuk kehutanan konvensional?


X. Peranan Teknologi dalam Pertanian

10.1 Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti mata kuliah di harapkan mahasiswa akan mampu

manjelaskan tentang

1. Pengertian Teknologi Pertanian

2. Peranan Teknologi dalam Pertanian

3. Contoh Teknologi dalam Bidang Pertanian

4. Teknologi Pertanian yang sudah Terealisasikan di Indonesia

5. Teknologi Pertanian yang belum Terealisasikan di Indonesia

6. Dampak Positif dan Negatif Menggunakan alat Pertanian Modern

10.2 Pengertian Teknologi Pertanian

Teknologi Pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan

dalam mengolah/memproses input pertanian sehingga menghasilkan

otuput/hasil pertanian sehingga berdayaguna dan berhasilguna baik berupa

produk bahan mentah, setengah jadi maupun siap pakai.


10.3 Peranan Teknologi dalam Pertanian

Teknologi membantu mempercepat proses tanam menanam dan

pemanenan tanaman pertanian. Juga mempercepat pertukaran informasi

antara pelaku bidang pertanian sehingga info yang menyangkut hal vital

dapat tersebar merata di kalangan pelaku pertanian.

Realisasi di bidang pertanian yaitu proses untuk mewujudkan suatu

teknologi yang dikombinasikan dalam dunia pertanian. Realisasi teknoogi

tersebut juga bermacam-macam, Teknologi pengelolaan pasca panen,

misalnya peralatan dan mesin pemanen padi, hingga  mesin pengering padi

(dryer) harus diterapkan sebagai satu kesatuan teknologi pengelolaan padi.

10.4 Contoh Teknologi dalam Bidang Pertanian

Beberapa contoh alat pertanian adalah sprayer tipe gendong dan alat

penanam benih padi (transplanter). Sedangkan contoh mesin adalah

traktor roda dua, mesin penggiling, dan mesin pemanen padi.

Alat dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha

pertanian, antara lain:

 Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja

 Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun

 Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam meningkat

 Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan hasil dapat diandalkan

serta mutu terjamin


 Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah

produktivitas kerja

 Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia

10.5 Teknologi Pertanian yang sudah Terealisasikan di Indonesia

Traktor roda dua

Traktor roda-2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini. Hal ini

mengingat ternak kerja sudah sangat berkurang. Sekarang memelihara ternak

kerbau/sapi untuk digemukkan ataupun diperah susunya. Traktor roda-2 ini

digunakan untuk mengolah tanah sehingga siap untuk ditanami.

Mesin Penggiling padi

 Mesin ini berfungsi untuk mengupas kulit gabah, Mesin ini menggantikan

lesung sebagai alat penggiling gabah.

 Konstruksinya kokoh dan tahan terhadap beban yang berubah-ubah

(Fluktuatif)

 Bentuknya sederhana, sehingga pengoperasian & perawatannya mudah.

Bodi mesin ini dilengkapi blower yang berfungsi untuk memisahkan

sekam ataupun

kotoran yang sejenis, sehingga menjamin kebersihan beras.

Sangat cocok dipakai untuk penggilingan padi yang berskala kecil, menengah

maupun besar
10.6 Teknologi Pertanian yang belum Terealisasikan di Indonesia

Mesin pemanen padi

Mesin panen padi ini berfungsi untuk memanen padi di sawah,

otomatis memotong, mengikat menjadi rumpun padi dan melepaskan ke

samping sehingga tidak mengganggu kerja operator. Akan tetapi, mesin ini

tidak terealisasi dengan baik karena para petani di indonesia tidak

memiliki lahan yang cukup luas untuk menggunakannya dan terkendala

oleh biaya untuk membeli alat yang begitu mahal.

Mesin Perontok Padi

Mesin perontok padi ini berfungsi untuk merontokkan butir-butir padi

dari tangkainya. Alat ini sebenarnya sangat efisien karena rontokan bitur-

butir padi terkumpul pada suatu wadah sehingga butir-butir padi yang

terbawa angin lebih sedikit. Selain itu tenaga untuk merontokkan padi

relatif lebih sedikit hal ini bertolak belakang dengan budaya lokal yang

masih memikirkan nasib orang-orang dilingkungan sekitarnya yang masih

membutuhkan penghidupan dari hasil menjadi buruh perontok padi.

10.7 Dampak Positif dan Negatif Menggunakan Alat Pertanian

Modern

Dampak Positif

 Tidak perlu menggunakan tenaga yang banyak

 Hanya memerlukan waktu yang singkat


 Hasil yang diperoleh semakin melimpah

Dampak Negatif

o Biaya yang di perlukan relatif tinggi

o Dapat merusak ekosistem yang ada di dalam tanah

o Dapat bersifat racun bagi manusia

10.8 Bahan Bacaan

10.9 Latihan

1. Jelaskan pengertian teknoologi pertanian !

2. Apa saja peranan teknologi dalam pertanian ?

3. Sebutkan contoh teknologi dalam pertanian !

4. Teknologi pertanian apa saja yang sudah terealisasikan di

Indonesia ?

5. Teknologi pertanian apa saja yang belum terealisasikan di Indonesia

6. Sebutkan dampak positif dan negatif penggunaan teknologi

pertanian !
XI. Peranan Penelitian Pertanian dalam Menunjang Perkembangan

Agribisnis

11.1 Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti mata kuliah, diharapkan mahasiswa akan mampu

menjelaskan tentang

a. Agribisnis

b. Ruang lingkup Agribisnis

c. System Agribisnis dan Manajemen Agribisnis

d. Peran penelitian pertanian dalam menunjang perkembangan agribisnis

11.2

A . PENGERTIAN AGRIBISNIS

Agribisnis pada hakikatnya semua mengnyangkut suatu aktivitas dalam

bidang pertanian.

Menurut Ikhsan Semaoen (1996).

Agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sector agribisnis

mencakup perusahaan yang pemasok input agribisnis dan jasa pengangkutan,jasa


keuangan .

Agribisnis adalah sifat dari usaha yang yang berkaitan dengan agro-based

industries yang berorientasi pada bisnis ,yaitu yang bertujuan memperoleh

keuntungan. Menurut Subiakto Tjakrawerdaya (1996)

Agribisnis secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi

yang terkait dengan usaha untuk menghasilkan uasaha tani,untuk pengolahan dan

pemasaran.

Dari pengertin diatas dapat disimpulkan bahwa agribisnis meliputi seluruh sector

bahan masukan usaha tani yang terlibat dalam bidang produksi dan pada akhirnya

menangani proses penyebaran,penjualan baik secara borongan maupun penjualan

eceran produk kepada konsumen akhir.

B . RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

1. Pertanian 

Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak,

serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya

tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya

(cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit

adalah proses menghasilkan bahan makanan. 


Pertanian dibagi menjai dua badian :

-    Pertanian Lahan Basah atau Sawah 

Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat

membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi

padi,jagung dan kacang-kacang. 

-   Perairan Lahan Kering atau Ladang 

Adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan.Komoditas lading biasanya

berupa palawija,umbi-umbian dan holtikultura. 

2. Perkebunan 

Merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri

yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain.

3. Peternakan 

Merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak. Usaha

ternak dibedakan atas: 

 Peternakan unggas (ayam dan itik) 

 Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain) 

 Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda) 

4.  Perikanan 

Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari


praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan

dalam suatu sistem bisnis perikanan. 

 Perikanan tangkap,  dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai

dan danau) dan perikanan air laut. 

 Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan

rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.

4.  kehutanan 

Kehutanan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau

memamfaatkan hasil hutan,baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun

yang telah dibudidayakan Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan agribisnis

merupakan (a) kegiatan yang berbasis pada keunggulan sumberdaya alam (on-

farm agribusiness) yang terkait erat dengan penerapan teknologi dan keunggulan

sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah yang lebih besar (off-farm

agribusiness); serta (b) kegiatan yang memiliki ragam kegiatan dengan spektrum

yang sangat luas, dari skala usaha kecil dan rumahtangga hingga skala usaha

raksasa, dari yang berteknologi sederhana hangga yang paling canggih, yang

kesemuanya itu saling terkait dan saling mempengaruhi. 

Dalam usaha mempercepat laju pertumbuhan sektor agribisnis terutama

dihadapkan dengan kondisi petani kita yang serba lemah (modal, skill,

pengetahuan dan penguasaan lahan) dapat ditempuh melalui penerapan sistem

pengembangan (system of development) agribisnis. Dalam konteks bahasan ini,

yang dimaksud “sistem pengembangan agribisnis” adalah suatu bentuk atau model
atau sistem atau pola pengembangan agribisnis yang mampu memberikan

keuntungan layak bagi pelaku-pelaku agribisnis (petani/peternak/pekebun/

nelayan/pengusaha kecil dan menengah/koperasi), berupa peningkatan

pendapatan, peningkatan nilai tambah dan perluasan kesempatan kerja. 

Di Indonesia sejak dilaksanakan pembangunan pertanian, telah diterapkan

beberapa sistem pengembangan pertanian berskala usaha baik untuk komoditi

pangan maupun non pangan. Jika dikaji lebih jauh tujuan dan sasaran “sistem

pengembangan” yang pernah diterapkan di sektor pertanian, pada hakekatnya

adalah pengembangan sektor pertanian (dalam arti luas) secara menyeluruh dan

terpadu, yakni tidak hanya peningkatan produksi, tetapi juga pengadaan sarana

produksi, pengolahan produk, pengadaan modal usaha dan pemasaran produk

secara bersama atau bekerjasama dengan pengusaha. Sistem pengembangan sektor

pertanian semacam ini, jika menggunakan istilah sekarang, tidak lain adalah

pengembangan pertanian berdasarkan agribisnis, atau dengan kata lain

pengembangan agribisnis. 

Di antara sistem-sistem tersebut ada yang diterapkan oleh pemerintah berupa

kebijakan nasional dan ada pula yang telah berhasil diterapkan oleh kelompok

masyarakat atau kelompok peneliti, akan tetapi masih bersifat per kasus. Adapun

sistem-sistem tersebut antara lain: Unit Pelaksana Proyek (UPP), Insus dan Supra

Insus, Sistem Inkubator, Sistem Modal Ventura, Sistem Kemitraan (Contract

Farming) dalam berbagai bentuknya seperti Pola PIR, Pola Pengelola, Sistem

‘Farm Cooperative’, dll. Jadi dalam rangka pengembangan agribisnis hortikultura,


pelaku-pelaku agribisnis dapat menerapkan satu atau lebih sistem tersebut sesuai

dengan kondisi lokalita

C . SISTEM AGRIBISNIS DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

1.SISTEM AGRIBISNIS

Secara konspsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari

pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-

produk yang dihasilakan oleh usaha tani dan agroindustriyang saling terkait satu

sama lain.

Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian

sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu

konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan.

Sistem Agribisnis merupakan suatu system yang terdiri dari beberapa subsistem,

diantaranya :

a. Subsistem Hulu

Adalah industri yang menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan

pertanian.

Contoh:

Industri pembibitan tumbuhan dan hewan

Industri agrokimia (pupuk,pestisida,obatobatan)

Industri agro otomotif (mesin dan peralatan pertanian) seta industri

pendukungnya.
b. Subsistem Usaha Tani

Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam

untuk menghasilkan komoditas pertanian primer.

Contoh :

Usaha tanaman pangan dan holtikultura

Perkebunan

Tanaman Obat

Peternakan

Perikanan

Kehutanan

c. Subsistem Pengolahan

Adalah industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk

olahan berupa produk antara dan produk akhir.

Contoh:

Produk makanan dan minuman

Industri serat alam

Industri biofarmaka

Industri agro-wisata dan estetika

d. Subsistem Pemasaran

Adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar


maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke luar negeri.

Contoh :

Distribusi

Konsumsi

Promosi

Informasi pasar

e. Subsistem Jasa Pendukung

Adalah menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu,subsistem usaha tani,dan

subsistem agribisnis hilir.

Contoh :

Penelitian

Perkreditan

Transportasi

Penyuluhan

2 . MANAJEMEN AGRIBISNIS

1. Pengertian Manajemen Agribisnis

Agribisnis adalah semua aktivitas dalam bidang pertanian.Mulai dari industri

hulu,usaha tani,indutri hilir hingga distribusinya.

Sedangkan, manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-hasil yang

diinginkan dengnan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan

menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan,fungsi


pengorganisasian,fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi

pengawasan dan pengendalain.

Dengan demikian Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang

pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi

perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan pengendalian dan

fungsi pengawasan dan pengendalain dengan menggunakan sumber daya yang

tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal.

2. Menejer Agribisnis

Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen,individu yang

bertanggung jawab secara langsung untuk memastikan kegiatan dalam sebuah

organisasi dijalankan bersama peran anggota dari organisasi.

Menejer Agribisnis adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam kegiatan

sector pertanian mulai dari subsistem hulu,subsistem usaha tani,subsistem

pengolahan,subsistem pemasaran dan subsistem penyedian jasa.

3. Kekhususan Manajemen Agribisnis

Adapun kekhususan manajemen agribisnis adalah :

Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sector agribisnis yaitu dari

para produsen dasar sampai para pengirim,perantara,pedagang

borongan,pemproses,pengepak,pembuat barang,usaha pergudangan,

pengangkutan,lembaga keuangan,pengecer,kongsi bahan pangan,restoran sampai

daftar ini tidak ada akhirnya. Besarnya jumlah agribisnis, secara kasar berjuta-
juta bisnis yang berbeda telah lazim menangani rute dari produsen sampai ke

pemasar encer. Cara pembentukan agribisnis dasar di sekeliling pengusaha tani.

Para pengusaha tani ini menghasilkan beratus-ratus macam bahan pangan dan

sandang (serat).

Keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis, dari

perusahaan raksasa sampai pada organisasi yang di kelola oleh satu orang .

Agribisnis yang berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relative bebas

dengan penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit.

Falsafah hidup tradisional yang dianut oleh para pekerja agribisnis cendrung

membuat agribisnis lebih kolot disbanding bisnis lainnya.

Kenyataan badan usaha agribisnis cendrung berorientasi pada masyarakat.

Kenyataan bahwa agribisnis cendrung berorientasi pada masyarakat, banyak di

antaranya terdapat dikota kecil dan pedesaan, dimana hubungan antar perorangan

penting dan ikatan bersifat jangka panjang.

Kenyataan bahwa agribisnis bahwa yang sudah menjadi industri raksasa sekali

pun sangat bersifat musiman.

Agribisnis bertalian dengan gejala alam.

Dampak dari program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada

agribisnis.Misalnya harga gabah sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah.

4. Peranan Agribisnis dalam Pembangunan

Agribisnis sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

pembangunan.Sebagaimana yang kita ketahui agribisnis bergerak pada sector


pertanian. Dalam perekonomian Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang

sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis. Hal ini disebabkan :

Karena mayoritas rumah tangga penduduk Indonesia yang mengusahakan

agribisnis dan mayoritas angkatan kerja bekerja di bidang agribisnis,

Agribisnis menyubang pendapatan nasional terbesar,

Kandungan impor dalam usaha agribisnis rendah,

Agribisnis sebagai salah satu sumber devisa, karena sebagian besar devisa dari

non migas berasal dari agribisnis,

Kegiatan agribisnis lebih bersifat ramah terhadap lingkungan,

Agribisnis off farm merupakan indunstri yang lebih mudah diakses oleh petani

dalam rangka trasformasi structural,

Agribisnis merupakan kegiatan usaha penghasil makanan pokok dan kebutuhan

lainnya.

Agribisnis bersifat labor intensive

Mempunyai efek multiplier yang tinggi. Disamping itu, agribisnis merupakan

tumpuan utama dalam pemulihan ekonomi dari krisis ekonomi.

E . PERANAN PENELITIAN PERTANIAN DALAM MENUNJANG

PERKEMBANGAN AGRIBISNIS

1. Memberikan referensi kepada petani tentang bagaimana mengolah

lahan yang lebih berkualitas

2. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang pertanian

yang lebih maju dan modern


3. Menghasilkan formula untuk menciptakan sebuah produk yang

unggul dan berkualitas

4. Dengan banyaknya penelitian maka akan berdampak pada

kemajuan agribisnis itu sendiri

5. Penelitian sebagai bagian dari subsitem jasa pendukung yang

berguna untuk menunjang keberhasilan subsitem yang lainnya.

6. Dengan hasil penelitian yang telah di dapatkan, maka dengan hasil

penelitian tersebut kita dapat menerapkannya untuk mendapatkan

produk yang berkualitas sehingga kita bisa mendapatkan

keuntungan yang lebih maksimal

7. Menghasilkan produk unggul yang mampu bersaing dengan

produk yang lainnya

Contoh penelitian terhadap komoditi kacang hijau

.       Kacang Hijau

Luas lahan untuk penanaman kacang hijau yang berupa ladang adalah

1.730 . Sebelum melakukan penanaman kacang hijau terlebih dahulu

ladangnya dibersihkan dari rumput liar dan semak belukar yang disebut

“BRANTAS” dengan menyewa orang sebanyak 4 orang. Selain itu biasanya

untuk membunuh gulma yang membandel Pak Hasanuddin menggunakan


herbisida. Penanaman berlangsung jika musim hujan dating agar air untuk

pertumbuhan kecambah dapat berlangsung dengan baik.

Setelah penanaman selesai dan kecambah tumbuh dengan baik maka

langkah selanjutnya adalah memupuk tanaman kacang hijau apabila perlu dengan

pupuk cair handifloor dan ditambah pula dengan pertisida lainnya untuk

merangsang pembentukan buah, daun dan batang agar lebih produktif. Musim

panen tiba apabila batang dan daun kacang hijau terlihat menua disertai dengan

buah yang sudah berisi keras. Memanen kacang hijau dalam bahasa sumbawanya

disebut “NGEMAR”. Saat ngemar Pak Hasanuddin menggunakan buruh tani

sebanyak 6 orang agar ngemar yang dilakuakan menghemat waktu dan tenaga.

Setelah ngemar selesai langkah selanjutnya yaitu mengeringkan dengan cara

dijemur agar saat proses perontokan biji yang disebut “NINTING” biji kacang

hijaumudah dirontokkan oleh mesin. Ini artinya proses perontokkan biji sudah

dilakukan secara modern.

Setelah perontokkan selesai dan sudah dimasukkan ke dalam karung,

langkah terakhir adalah memasarkan hasil panen tersebut kepada pengusaha yang

membelinya. Namun tidak semua hasil dijual karena sebagian lagi dijadikan bibit

untuk melakukan penanaman pada musim berikutnya. Hasil dari panen kacang

hijau merupakan salah satu penghasilan terbesar bagi Pak Hasanuddin.

11.3 Sejarah

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang

mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir"

mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor
pangan (food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara

pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,

agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola

aspekbudidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga

tahap pemasaran.

Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang

merupakan portmanteau dariagriculture (pertanian) dan business (bisnis).

Dalam bahasa Indonesia dikenal pula variananglisismenya, agrobisnis.

Dalam arti luas agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja.

Seiring perkembangan teknologi, pemanfaatan produk pertanian berkaitan erat

dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-

produk agroindustridengan cara memanfaatkan sumber

daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi

daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian,

pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat

berarti ekstraksi semata, seperti penangkapanikan atau

eksploitasi hutan (bukan agroforestri).

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting:

(1) selalu melibatkan barang dalam volume besar

(2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.

Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan

makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk
kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk

pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat

mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap

demikian.

Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan

kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun

hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,

sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya

hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain

yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap

terlibat dalam pertanian.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-

bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4%

dari PDB dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia

menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya

menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya

tanaman  (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan),

kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan

ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:

·         budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang

diolah secara intensif,


·         kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada

lahan yang setengah liar,

·         peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya

semua vertebrata kecuali ikan danamfibia),

·         perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-

vertebrata).

Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian

ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai

objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan.

Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi

sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.

Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-

dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:

pengelolaan tempat usaha,

   a.pemilihan bibit,

b.metode budidaya,

c.pengumpulan hasil,

   d.distribusi,

e. pengolahan dan pengemasan

f. pemasaran.

Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem

yang dinamakanagribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan

tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas,galur, dan sebagainya) biasa


diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan,

dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil

merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan

bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.

11.4 Bahan Bacaan

 http://agribisniskutim.blogspot.com/2013/03/sejarah-agribisnis.html

 http://id.wikipedia.org/wiki/Agribisnis

 http://pengertiandefinisi-arti.blogspot.com/2012/03/pengertian-definisi-

agribisnis.html

 http://riezwanhanafi.blogspot.com/2012/02/ruang-lingkup-dan-sistem-

agribisnis.html

 http://andhy-brenjenk.blogspot.com/2011/04/sistem-manajemen-

agribisnis.html

11.5 Latihan

1. Apa itu agribisnis?

2. Sebutkan ruang lingkup agribisnis?

3. Apa yang di maksud dengan pertanian lahan basah dan lahan kering?

4. Apa yang dimaskud dengan sitem agribisnis dan menejemen agribisnis?


5. Sebutkan peranan penelitian pertanian dalam menunjang perkembangan

agribisnis?

Anda mungkin juga menyukai