ABSTRAK
pertanian yang menjadi bagian dari peradaban manusia. Pertanian dikenal sejak
Indonesia masih menggunakan cara yang manual untuk mengolah lahannya. Di Era
Revolusi 4.0 seperti saat ini terjadi perubahan peradaban, pengembangan alat-alat
lebih modern.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemanfaatan suber daya hayati untuk menghasilkan baik bahan pangan, industry,
Pembangunan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur dalam menunjukkan adanya
pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat
Ketika teknologi pertanian masih sederhana, biji tanaman yang dibuang secara
tidak sengaja dapat menghasilkan tanaman baru. Hal itu yang menyebabkan
muncul keinginan seseorang untuk menanam. Menurut kepustakaan kuno yang
terdapat pada cerita, Kaisar Cina Shen Nung merupakan penemu kegiatan
menanam buah-buahan pertama di dalam sejarah. Saat itu petani belum mengetahui
bahwa pohon kurma memiliki bunga jantan, mereka mengira pohon kurma
secara bersamaan, namun pada waktu yang jauh terpisah dan pada tempat yang
membebaskan orang yang tidak terlalu trampil pada bidang tetsebut dapat bebas
tersebut dilakukan melalui dua cara yaitu penjinakan dan seleksi. Saat penjinakan,
manusia primitive umumnya menunjukkan kecerdikan yang luar biasa pada proses
suatu tipe baru. Dan tanaman tersebut kebanyakan sangat berbeda dengan nenek
Ketika manusia mengambil peran dalam kegiatan tanaman dan hewan untuk
jelas. Namun pertanian di Indonesia dimulai pada Era Orde Baru (1967-1997).
Kegiatan bisnis menjadi hal utama dalam pertanian, dan mereka menjual hasil
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
oleh adanya sistem pertanian padi dengan pengairan. Untuk membentuk pertanian
Indonesia, saat ini sudah dapat ditemukan berbagai sistem pertanian yang berbeda,
yaitu sistem ladang, sistem tegal pekarangan, sistem sawah dan sistem perkebunan.
Tanaman yang ditanam pada sistem ladang adalah tanaman pangan, seperti padi
dan jagung. Sistem tegal pekarangan dikembangkan di tanah kering dan jauh dari
sumber air. Tanaman yang tahan kering dan pohon-pohonan menjadi tanaman yang
sangat diusahakan pada sistem ini. Sistem pertanian sawah sangat berpotensi besar
dalam produksi pangan. Dengan pengolahan tanah dan pengairan yang baik, maka
kesuburan tanah akan tetap terjaga. Tanaman yang diusahakan adalah tebu,
penerimaan negara berasal dari pembayaran innatura dan jasa tenaga kerja
sepenuhnya berasal dari kebijakan Belanda. Pada zaman feodalisme abad ke 16 dan
17, sudah mulai terbentuk sifat kelambanan dan apatisme petani Indonesia. Hal
tersebut terlihat jelas saat zaman revolusi kemerdekaan, pertain dituntut untuk
tanah,
penjajah. Sistem tersebut lebih netral dibandingkan dengan kebijakan sewa tanah
Raffles pada 1811-1816. Dimana rakyat dilepaskan dari ikatan-ikatan adatnya dan
tidak wajib menyerahkan hasil panennya kepada Bupati. Namun, peredaran uang
menyebabkan perluasan areal tanam agar menghasilkan hasil produksi yang lebih
tinggi. Dan hasil pertanian, terutama beras masuk kedalam sistem kontrak.
Jawa yang terlalu miskin. Ia membuka kesempatan bagi pengusaha Eropa untuk
luas tanah, yang menyebabkan rakyat semakin miskin. Karena itu, Du Buis
Sistem sewa tanah berlangsung hampir dua puluh tahun, dan semenjak
dan Van den Bosch menerapkan sistem tanam paksa. Dan teori “tanah adalah milik
seperlima luas tanah pertanian ditanami tanaman ekspor yang telah ditentukan yang
pabrik gula, juga merupakan dilakukannya kerja paksa. Rakyat dipaksa untuk
tanah tanpa dituntut pihak lain dalam jangka waktu yang Panjang. Sistem hak tanah
ini mementingkan hak erfpacht, yaitu penguasaan tanah selama 75 tahun dan dapat
diperpanjang. Sistem ini sangat menguntungkan bagi pengusaha teh, coklat, dan
kina. Di Sumatera Timur banyak didatangi kuli kontak dari Cina dan Jawa
menjadi semacam budak yang terikat kontrak yang disebut pure proletariat.
penyuluhan varietas baru padi dan tanaman lainnya. Saat penjajahan Jepang,
fluktasi dan tingkat produksi pangan tercatat rapi, terutama di pulau Jawa.
wanita juga ikut berperan. Para wanita bertugas sebelum dan sesudah produksi,
memiliki tingkat produksi paling sedikit adalah Jakarta Raya. Jakarta pada saat itu
menjadi pusat pemerintahan baik pada masa kolonial maupun pasca kemerdekaan.
Jawa barat merupakan daerah penghasil panen terbesar yang produksi padi sawah
dan padi gogo mencapai 2.990.400.000 kg, sedangkan pagi ladang mencapai
305.300.000 kg.
Pada tahun 1965 hasil produksi jagung mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, jika pada tahun 1964 produksi jagung mencapai 3.768.000 ton tahun
1965 produksi jagung hanya 2.364.500 ton. Dan produksi bahan utama lain juga
mengalami penurunan.
Indonesia.
dapat diterapkan secara optimal. Hal itu karena kondisi alam, kurangnya tenaga
diterapkan di Indonesia dan perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian yang
terus meluas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi sekitar 40.000
hektar alih fungsi lahan pertahun. Pulau Jawa dan Sumatera merupakan wilayah
penemuan mesin dan cara baru dalam bidang pertanian. Jika tidak terjadi
bidang pertanian terdapat inovasi baru, yaitu teknologi sensor dan teknologi
otomasi.
Teknologi sensor dapat memberikan data yang nyata kepada petani. Teknologi
sensor seperti drone dapat bermanfaat untuk mendapatkan data dari pertumbuhan
dikembangkan sistem otomasi yang lebih rumit di Belanda. Teknologi deteksi dan
University, Belanda. Melalui alat yang disematkan pada buah yang mati dapat
mendeteksi level pigmen klorofil dan athocyanin. Alat ini dilengkapi dengan
warna dan ukuran buah. Ketika data menunjukkan buah sudah matang, alat
tersebut akan memanen buah hanya dalam waktu dua detik. Selain itu alat tersebut
BAB III
KESIMPULAN
ditentukan oleh adanya sistem pertanian padi dengan pengairan. Untuk membentuk
berbeda, yaitu sistem ladang, sistem tegal pekarangan, sistem sawah, dan sistem
namun dengan tujuan yang sama. Pasca kemerdekaan Indonesia tingkat produksi
pangan dan fluktasi tercatat rapi. Produksi pertanian tertinggi di Jawa Barat dengan
produksi padi sawah dan padi gogo mencapai 2.990.400.000. Teknologi pertanian
namun belum semua daerah dapat menerapkan teknologi pertanian secara optimal
DAFTAR PUSTAKA
https://agricsoc.faperta.ugm.ac.id/2018/09/16/pentingnya-teknologi-di-bidangpertanian-untuk-
peningkatan-produktivitas-pertanian/
http://repository.ut.ac.id/4425/1/LUHT4219-M1.pdf
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih/article/download/18986/898