Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kedelai (Glycine max) merupakan tanaman kecambah yang mempunyai banyak manfaat
bagi tubuh, tanaman ini mempunyai kadar protein dan lechitin yang sangat tinggi. Protein sendiri
berguna untuk pembentukan sel otot sedangakan lechitin bisa membangun kecerdasan dan daya
ingat sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang seorang anak. Selain untuk kesehatan tanaman
kedelai juga bisa dijadikan salah satu ladang usaha yang menguntungkan.

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Tanaman
memerlukan cahaya matahari untuk tumbuh dan berfotosintensis. Fotosintensis adalah proses dasar
pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.

Seperti yang kita ketahui bahwa cahaya sangatlah berpengaruh bagi pertumbuhan makhluk hidup.
Dengan penelitian ini kami ingin mengetahui apa pengaruh cahaya terhadap kecepatan
pertumbuhan tanaman kedelai(Glycine max). Kerena banyak petani sekarang yang kurang
memperhatikan kebutuhan sinar matahari terhadap tanaman mereka. Akibatnya tanaman mereka
tidak bisa mencapai hasil yang maksimal. Terkadang petani menumpang sarikan tanaman mereka
misalnya, tanaman tahunan dengan tanaman semusim, dimana daun tanaman tahunan dapat
menutupi masuknya sinar matahari tanaman yang berada di bawahnya.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas kami akan mencoba memaparkan apakah cahaya berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan tanaman kedelai(Glycine max)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kecepatan
pertumbuhan tanaman kedelai(Glycine max).

D. Manfaat Penelitian

1. siswa dapat menambah wawasannya tentang pengaruh cahaya terhadap kecepatan


pertumbuhan kedelai(Glycine max).
2. Bagi para petani, supaya menambah wawasannya dan kemudian dapat melakukan penanaman
kedelai dengan baik(Glycine max). Karena masih banyak petani yang kurang memperahatikan
pentingnya cahaya bagi pertumbuhan tumbuhan mereka.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kedelai telah lama diusahakan di Indonesia sejak tahun 1970. Sebagai bahan
makanan kedelai banyak mengandung protein, lemak, dan vitamin, sehingga tidak mengherankan
bila kedelai mendapat julukan : gold from the soil (emas yang muncul dari tanah) ataupun cow from
China artinya sapi dari Cina (Ditjen Pertanian Tanaman Pangan, 1991).

Berdasar warna kulitnya, kedelai dapat dibedakan atas kedelai putih, kedelai hitam, kedelai
coklat dan kedelai hijau. Kedelai yang ditanam di Indonesia adalah kedelai kuning atau putih, hitam
dan hijau. Perbedaan warna tersebut akan berpengaruh dalam penggunaan kedelai sebagai bahan
pangan, misalnya untuk kecap digunakan kedelai hitam, putih atau kuning sedangkan susu kedelai
dibuat dari kedelai kuning atau putih. (Suliantari dan Winniati, 1990)

Varietas kedelai banyak ragamnya, antara lain varietas Lokon, Willis, Galunggung, Guntur,
Muria, Orba dan lain-lain. Jenis yang paling banyak beredar di pasaran adalah jenis Lokon dan Willis.
Lokon biasanya berukuran agak besar sedangkan Willis lebih kecil (Soeprapto, 1989).

1. Komposisi zat gizi kedelai

Kacang kacangan merupakan sumber protein dan lemak nabati penting. Selain itu dikenal
sebagai bahan pangan yang kaya akan zat gizi, telah diketahui bahwa kacang-kacangan (kedelai,
kecipir dan lain-lain) juga mengandung komponen yang dapat merugikan kesehatan. Komponen
tersebut dikenal dengan istilah zat anti gizi antara lain adalah tripsin inhibitor, hemaglutinin, asam
fitat dan lainnya. (Marliyati, 1992)

Kedelai termasuk salah satu sumber protein yang harganya relatif murah jika dibandingkan
dengan sumber protein hewani. Dari segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35 – 38 % bahkan
dalam varietas unggul kandungan protein dapat mencapai 40 – 44 % (Koswara, 1995).

Komposisi zat gizi kedelai kering dan basah berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel :

KOMPOSISI ZAT GIZI KEDELAI TIAP 100 GR

Zat Gizi Kedelai Basah Kedelai Kering


Energi (kkal) 286,0 331,0

Protein (g) 30,2 34,9

Lemak (g) 15,6 18,9

Karbohidrat (g) 30,1 34,8

Kalium (g) 196,0 227,0

Fosfor (g) 506,0 585,0

Besi (mg) 6,9 8,0

Vit. A (SI) 95,0 110,0

Vit. B (mmg) 0,93 1,07

Air (g) 20,0 7,5

Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )

Bila dilihat dari komposisi kacang kacangan secara umum, maka sekitar 25% dari kalori
(energi) yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah protein. Kacang-kacangan biasanya
kekurangan metionin, yaitu salah satu asam amino esensial yang diperlukan untuk membuat suatu
protein lengkap (Winarno, 1993).

Nilai protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik dari
jenis kacang-kacangan lain. Disamping itu, protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa yang
mengandung semua asam amino esensial (yang jumlahnya 8 buah atau 10 buah bila dimasukkan
sistein dan tirosin) yang sangat diperlukan oleh tubuh. Asam amino tersebut tidak dapat disintesis
oleh tubuh, jadi harus dikonsumsi dari luar. Namun, perlu juga diakui bahwa kedelai memang
memiliki sedikit kekurangan, yaitu mengandung sedikit asam amino metionin (Winarno, 1993).

Protein kedelai sebagian besar 85-95 % terdiri dari globulin. Dibandingkan dengan kacang-
kacang lain, susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang.

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia.
Cahaya matahari adalah untuk membantu tanaman untuk tumbuh dan berfotosintesis. Fotosintesis
adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Selain itu
cahaya matahari juga bisa menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan
yang terkena sinar matahari akan lebih pendek dibandingkan yang tidak terkena sinar matahari.
Peristiwa ini disebut etiolasi, yaitu pertumbuhan sel tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap.

Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun


kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekuranagan cahaya pada saat pertumbuhan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, pucat.
Pertumbuhan adalah sebuah perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel
dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa di ukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau
secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar.

Perkembangan adalah salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya
tidak bisa di ukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif (Damson, 2012).

Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak
makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi,
tanaman ini telah di budidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.

Kedelai merupakan sumber utama protein. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika
Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910
(Wikipedia).

Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah
kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian
batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga.
Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih.
Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).

Ø Perakaran

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh
menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan
berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping
dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat
bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga
merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri
pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai.
Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari
setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2
yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).

Ø Batang

Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi
bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe
pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas
(indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas
berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung
batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun
batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan
tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari
bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.

Ø Bunga

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat
betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin
silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak
semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar
60% bunga rontok sebelum membentuk polong.

Ø Buah

Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong.
Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan
buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.

Ø Daun

Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal.
Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai
daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-
masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma)
pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua,
daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang (Cahyano,
2012).

Hipotesis

Cahaya berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max).

BAB III

METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill) merupakan salah satu tanaman yang
memerlukan cahaya penuh (McNellis dan Deng, 1995), tetapi dalam praktek budidaya di
Indonesia, kedelai sering ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Dalam tumpangsari dengan
jagung, intensitas cahaya yang diterima kedelai berkurang sekitar 33% (Asadi et al., 1997).
Cahaya penting bagi pertumbuhan tanaman, tetapi naungan sering menjadi faktor pembatas
dalam budidaya tanaman, baik pada tanaman perkebunan,pertanian maupun kehutanan.
Tanaman yang menerima intensitas cahaya lebih rendah (ternaungi) sampai pada batas
tingkat naungan tertentu, tanaman tidak akan mampu berproduksi , misalnya pada sistem pola
tumpangsari antara tanaman semusim (tanaman pangan) dengan tanaman tahunan (tanaman
perkebunan), dimana kanopi daun tanaman tahunan dapat menutupi masuknya sinar
matahariyang diperlukan oleh tanamandibawahnya.
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk
internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk
proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor
yang lain ikut mempengaruhi. Dalam kondisi demikian, genotipe toleran diharapkan lebih
berperan untuk memanfaatkan lingkungan tercekam intensitas cahaya rendah, selain itu juga
untuk meningkatkan intensifikasi lahan, khususnya di lahan dengan intensitas cahaya rendah
akibat ternaungi oleh tanaman. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman
merupakan sumberdaya umum yang dipersaingkan (Blum 1982; Badrun 1986) walaupun
ketersediaannya melimpah, tetapi persaingan tersebut dapat terjadi antar individu daun
maupun antar tanaman.

B.        Rumusan Masalah
Dalam karya tulis ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai masalah yang
berhubungan dengan pengaruh cahaya terhadap perkecambahan kacang kedelai (Glycine
max). Hal yang akan dijadikan sebagai permasalahan, yakni:
Bagaimana peran intensitas cahaya yang berbeda-beda terhadap proses pertumbuhan
tanaman kacang kedelai ?

C.       Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya
dengan pemberian berbagai jenis warna berbeda terhadap perkecambahan kacang kedelai
(Glycine max).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.       Pengertian Intensitas Cahaya Matahari
Intensitas cahaya matahari adalah kualitas cahaya matahari untuk membantu tanaman
untuk tumbuh dan berfotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya
matahari adalah penerang dunia ini. Tanaman memerlukan cahaya matahari tumbuh hijau.
Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan
terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah.
Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan
proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan,
namun efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel
tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang diterpa cahaya matahari
akan lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap.
Peristiwa ini disebut dengan etiolasi, yaitu pertumbuhan sel tumbuhan
yang sangat cepat di tempat gelap.
Merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan energi.
Kekurangan cahaya akan mengga nggu proses fotosintesis & pertumbuhan, meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekuranagan cahaya pada saat
pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana dimana batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah & daunnya berukuran lebih kecil, tipis,
pucat.
Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat penyinaran) saja,
namun ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang
gelombangnya.

B.        Deskripsi Tanaman Kedelai


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyt
a
Kelas: Magnoliopsid
a
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili Faboideae
:
Genus: Glycine
(L.) Merr.
Spesies
Glycine max
Glycine soja

Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu


tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia
Timurseperti kecap, tahu, dan tempe. Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan
kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan,
setelah panenpadi. Pengerjaan tanah biasanya minimal. Kedelai
merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar
tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan
setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih
dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13
jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13
jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini
berbunga.
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang
tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah
turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Kedelai
berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak
antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe
pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas
(indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas
berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Pada buku (nodus) pertama
tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua
buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal
memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing
daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma)
pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah
tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.

BAB III
METODOLOGI

I.         Lokasi Praktikum
Praktikum ketiga yaitu Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kedelai ini dilakukan di kebun Biologi IKIP PGRI MADIUN Jl. Setia Budi N0.43
Madiun. Dalam pelaksanaan praktikum ini ladang kebun biologi sebagai media penanaman.
II.      Populasi dan Sampel
a.         Populasi
Di lokasi kebun Biologi terdapat satu Green House sebagai tempat penyimpanan alat
praktikum di kebun dan sebagai tempat tanaman untuk intensitas cahaya rendah untuk
praktikum kedua. Dan terdapat pula kebun yang digunakan sebagai media tanam praktikum
termasuk praktikum pertama yaitu pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap
pertumbuhan tanaman kedelai. Untuk perlakuan praktikum pertama ini di lakukan di ladang
kebun biologi. Di dalam lokasi kebun biologi terdapat beberapa tanaman seperti pisang,
cabai, tanaman obat, kedelai, dll. Sarana dalam kebun meliputi tersedianya pasokan air
bersih, alat penyemprot, ember dan gunting pemotong tanaman.
b.         Sampel
Dalam praktikum Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman
kedelai, menggunakan sampel tanaman kedelai tanpa penyemaian terlebih dahulu sebelum
penanaman. Tanaman kedelai mampu hidup di lahan sawah maupun kebun. Tanaman kedelai
ditanam di ladang kebun dengan mencampur tanah dengan pupuk kandang terlebih dahulu
sebelum penanaman.

III.   Alat, Bahan dan Prosedur


Praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai.
Memerlukan alat dan bahan sebagai berikut:
Alat:
Bahan:
Prosedur Kerja:

IV.   Sumber Data
Hasil sementara praktikum pertama yaitu pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap
pertumbuhan tanaman kedelai diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Naungan Terhadap Tinggi  Tanaman
Kedelai
Tingkat Pemberian Naungan ( % ) Tinggi Tanaman ( Cm )
100 40,5  (a)
75 65,1
50 45 (a)
25 48,2
Keterangan : Angka-angka yang di ikuti huruf yang sama dalam kurung
menyatakan data yang signifikan pada taraf 5 %

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Naungan Terhadap Jumlah


Daun  Tanaman Kedelai
Tingkat Pemberian Naungan ( % ) Jumlah Daun ( tangkai )
100 14
75 9
50 11 (a)
25 17
Keterangan : Angka yang di ikuti huruf  dalam kurung
menyatakan data yang signifikan pada taraf 5 %
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Naungan Terhadap Berat  Tanaman Kedelai Per Bulan
(Gram)

1 Bulan 2 Bulan
No Pengamatan
100% 75% 50% 25% 100% 75% 50% 25%
1 Berat akar 2,9 0,5 0,9 1,5 20,5 1,7 4,7 8,0
Berat
22,9 1,9 7,5 16,1 97,5 17,7 43,2 35,4
2 tanaman
3 Berat batang 26,9 6,1 10,8 9,9

3 Bulan
N Pengamata
o n 100 75 50 25
% % % %
1 Berat akar 21,3 0,7 9,2 4,8
Berat
74,1 3,3 32 35,7
2 tanaman
Berat
22,4 3,0 13,7 11,8
3 batang

Anda mungkin juga menyukai