Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si
Oleh:
Sekar Ayu Cahyaningrum
NPM 20110030
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat,
rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Integrasi Pertanian Pada Komplementasi Tanaman-Ternak Guna
Kestabilan Agroekosistem”.
Maksud penyusunan dan penulisan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas dari
Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si pada mata kuliah Ekologi Pertanian
dikampus Stiper Dharma Wacana Metro. Dengan selesainya penyusunan dan
penulisan makalah ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapaan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memungkinkan terwujudnya makalah ini. Semoga
perjuangan dan amal baiknya akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
YME.
Kami menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, maka saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Integrasi Tanaman dengan Ternak......................................................................3
2.2 Integrasi Pertanian Pada Perkotaan....................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
3.1 Simpulan............................................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ekosistem pertanian adalah berbagai unit dasar aktivitas pertanian yang terkait
secara ruang dan fungsi, yang mencakup komponen biotik dan abiotik dan
interaksinya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana integrasi kompleks yang diterapkan di daerah masing-masing untuk
mengembangkan bidang pertanian?
2. Bagaimana integrasi kompleks yang ada diperkotaan?
3. Bagaimana menerapkan integrasi pertanian agar mewujudkan agroekosistem
yang stabil?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Integrasi Tanaman Padi dengan Ternak
4
Dengan demikian untuk satu ekor sapi dapat menghasilkan sekitar 7,3-11 ton
pupuk organik per tahun, sementara penggunaan pupuk organik pada lahan
persawahan adalah 2 ton/ha untuk setiap kali tanam sehingga potensi pupuk
organik yang ada dapat menunjang kebutuhan pupuk organik untuk 1,8-2,7
hektar dengan dua kali tanam dalam setahun.
Integrasi padi dan sapi di lahan sawah dapat dipergunakan sebagai satu
alternatif untuk mempercepat peningkatan produksi padi dan sapi melalui :
5
yang positif. Budidaya ternak akan semakin efisien, karena ketersediaan
pakan secara kontinyu, problem social yang sering terjadi akibat limbah
yang menimbulkan polusi (kotoran ternak, sisa pemen, limbah
perkebunan/pertanian) dapat diatasi dan membawa pengaruh yang baik,
sedangkan secara ekonomis petani dapat melakukan efisiensi usahatani
sehingga tingkat pendapatan semakin meningkat. Akhirnya kemandirian
petani dalam berusaha dapat diwujudkan dan ketergantungan sarana
produksi dari luar dapat ditekan.
e. Pola pemeliharaan ternak system kelompok akan memberi peluang untuk
mengembangkan system dan usaha agribisnis berdaya saing. Walaupun
kepemilikan masing-masing petani masih sangat kecil, pola ini akan
memudahkan dalam penyuluhan dan pengamanan ternak dari pencurian,
mengurangi dampak perusakan lingkungan dan meningkatkan kebersihan
lingkungan serta memudahkan dalam mengembangkan system
kelembagaan, terutama dalam hal permodalan dan pemasaran produk.
BERAS MANUSIA
JERAMI SAPI
PADI TANAH
6
Gambar 1. Diagram Ekositem Tanaman Ternak
Penciptaan berbagai sarana produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan,
pengembangan produk dan desain kemasan, rekayasa tampilan, pengelolaan
keunikan alam pertanian sampai pemanfaatan hasil samping atau limbah
pertanian.
Sasaran yang ingin dicapai adalah tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi
kreatif berbasis pertanian sesuai potensi dan kearifan lokal di masing-masing
lokasi subak dan atau banjar.
7
Agroekowisata dan konsep green City sebagai kota ekologis merupakan salah
satu jawaban untuk melestarikan alam dan budaya agraris dengan tetap
mengangkat kearifan lokal dan sentuhan inovasi teknologi, sehingga terciptakan
keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian
lingkungan. Hal ini untuk menciptakan kondisi kota yang aman, nyaman, bersih
dan sehat untuk dihuni penduduknya.
Bagian utara: RTHK yang terdapat dibagian hulu Kota Denpasar: (Jln . Gatoot
Subroto – perbatasan Denpasar-Badung dan Denpasar- Gianyar). Konsep
lingkungan merupakan tangkapan air hujan dan pengendala banjir: subak yang
berada di wilayah ini ditetapkan sebagai subak lestari: dengan pola pergiliran
tanaman 2 x padi, satu kali tanaman palawija dan atau hortikultura di utamakan
bunga-bungaan .Bagian Tengah: berada di sekitar pusat kota: antara jalan Gator
Subroto - jalan Hangtua- Puputan -Teukuumar-Malboro. Lahan persawahan di
wilayah ini diutamakan untuk usahatani hortikultura, selain persawahan sebagai
implentasi sistem subak penyangga. Tanaman buah-buahan dan bunga-bungaan
tahunan ditaman di lahan pekarangan.
Bagian hilir: berada di Kota Denpasar bagian selatan: Selatan jalan Hangtua-
Puputan -Teukuumar-Malboro. Akibat keterdesakan ruang, Lahan sempit
persawahan di wilayah hilir dapat digunakan untuk usahatani komoditas sayuan
umur pendek seperti kangkung, sawihijau dan bayam dan pertanian organik yang
menggunakan pupuk kandang dan kompos dari sampah kota. Sebagai daerah
hilir secara konsep Tri mandala merupakan zone nista. Artinya dari segi pertanian
dapat digunkan untuk usahatani yang dipadukan dengan peternakan dan
perikanan, serta berbagai olahan makanan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari kedua contoh integrasi pertanian yang diambil dari pembahasan,
kita dapat membandingkan bahwa daerah perkotaan lebih membutuhkan
lahan untuk pemanfaatan dibidang pertanian karna minimnya lahan
diperkotaan yang lebih banyak digunakan sebagai tempat pemukiman
sehingga pada integrasi pertanian di daerah Denpasar menerapkan sistem
integrasi pertanian dan pariwisata dengan melestarikan alam dan budaya
agraris dengan tetap mengangkat kearifan lokal dan sentuhan inovasi
teknologi, sehingga terciptakan keseimbangan antara pembangunan dan
perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Sedangkan pada
pedesaan menerpakan sistem integrasi tanaman-ternak yang memang
sudah lumrah di lakukan masyarakat pedesaan.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/panduan-
petunjuk-teknis-brosur/117-integrasi-padi-dan-ternak
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_pertanian#:~:text=Ekosistem
%20pertanian%20adalah%20berbagai%20unit,sebagai%20bagian%20dari
%20ekosistem%20kovensional.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekologi_pertanian
10
11