A. Latar Belakang
Sebagai negara agraris, pertanian menjadi sektor unggulan di
Indonesia. Sektor ini dapat memberikan pendapatan yang cukup
besar bagi perekonomian nasional dan dapat menyerap banyak
tenaga kerja. Jika dibandingkan dengan sektor lain, pertanian
memilki Angkatan kerja terbanyak sekitar 44%. Dan sekitar 85-
100% kebutuhan beras dalam negeri berasal dari lahan sawah
maupun lahan kering. Jika tingkat kecukupan luar negeri menurun,
maka akan terjadi pengurasan devisa negara untuk pembelian beras
impor dan peningkatan harga beras di pasar Internasional karena
proporsi impor Indonesia dapat mencapai 30% dari kuota bersa yang
diperdagangkan (Husein Sawit; Komunikasi pribadi) Karena itu,
untuk memelihara penyediaan pangan diperlukan kebijakan yang
dapat memelihara industri pertanian seperti pengendalian lahan
pertanian.
Pertanian tidak hanya sebagai penyedia lapangan pekerjaan
dan sumber pangan, tetapi pertanian juga dapat berfungsi sebagai
stabilisasi kuaitas lingkungan (pencegahan banjir, memelihara
pasokan air tanah, mencegah erosi tanah, penyejuk udara,
memelihara nilai sosial budaya dan daya Tarik pedesaan, mejaga
kestabilan ekonomi, maupun sebagai penanggulangan kemiskinan.
Konsep multifungsi pertanian penting artinya dalam lam
rangka pengembalian peran sektor pertanian kepada posisi yang
semestinya, artinya memperhitungkan nilai jasa pertanian dan
biayanya untuk menghasilkan jasa yang masih di luar perhitungan
ekonomi. Jika multifungsi pertanian tidak diperhitungkan, dapat
menyebabkan sektor lain (seperti sektor industri dan permukiman)
dapat dengan mudah mengalahkan sektor pertanian.
Alih fungsi lahan di Indonesia masih sulit dikendalikan
dikarenakan semakin banyaknya jumlah penduduk dan
pembangunan yang terus meningkat. Alih fungsi lahan yang tidak
terkendali dapat mempengaruhi dan mengancam ketahanan pangan.
Sehingga pemerintah menetapkan UU RI No. 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(PLPPB).
Peningkatan erosi dan semakin meluasnya banjir merupakan
salah satu dampak dari alih funsi lahan pertanian menjadi non
pertanian, terutama ke area pemukiman dan industri. Maka agar
pertanian dapat diperlakukan dengan baik, diperlukan pemahaman
masyrakat terhadap fungsi pertanian. Perubahan alih fungsi lahan
pertanian banyak didorong oleh orientasi ekonomi yang lebih
mementingkan keuntungan jangka pendek dalam pengelolaan
sumberdaya alam, tanpa memikirkan kerugian yang akan terjadi.
Pendekatan multifungsi pertanian tidak hanya melihat manfaat
dalam jagka pendek saja, melainkan juga harus melihat manfaat
jangka panjangnya. Karena itu diperlukan penelitian yang lebih
lanjut untuk mendukung kebijakan pengelolaan SDA.
B. Rumusan Masalah :
- Apa itu multifungsi pertanian?
- Bagaimana pengaruh konvensi lahan terhadap ketahanan pangan?
- Bagaimana strategi mempertahankan multifungsi pertanian di
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN