Anda di halaman 1dari 28

Sejarah dan

Perkembangan Pertanian

TIM PENGANTAR ILMU PERTANIAN


Pokok Bahasan
• Tahap-tahap Perkembangan Pertanian
• Revolusi Hijau vs Revolusi Hayati
SEJARAH PERTANIAN
• PERKEMBANGAN PERTANIAN DI
DUNIA BERKAITAN ERAT DENGAN
PERKEMBANGAN PERADABAN
MANUSIA
• Ada tiga fase zaman yang dilalui
yaitu :
a. Pre Agriculture times (3 millions
years)
b. Agriculture times (10000 years)
c. Agro-industrial times (19 th
century)
Pre agriculture times
• Pada masa ini kehidupan manusia sangat tergantung berburu
dan mengumpulkan bahan makanan (99% of mankind’s
exixtence of earth has been as a hunter and gatherer).
• Pembagian zaman kehidupan manusia secara umum adalah :
I. Golden age (prehistory)
Age of the hunter- gatherer
Eden-like pre-agriculturer
II. Silver Age (8000 BC)
Concept of Work born
Symbolized by the “Yoke of Oxen”
III. Bronze Age (3500 BC)
Trade developed
IV. Iron Age (1500-600 BC)
Perkembangan ilmu pertanian
Sejarah pertanian diawali pada
era neolitik di daerah Timur
Tengah di lembah sungai Nil
(Tigris-Euphtares) sekitar
10.000-12.000 tahun yang lalu
dan kemudian menyebar ke
Eropa (6000 tahun SM)
Di daerah Timur Tengah, sistem
irigasi dikenal di delta sungai Keterangan : Daerah "bulan sabit
Tigris sekitar tahun 4500 SM yang subur" di Timur Tengah. Di
dan sejak tahun 3500 SM, alat tempat ini ditemukan bukti-bukti
bajak sudah dikenal di Mesir awal pertanian, seperti biji-bijian
dan alat-alat pengolahnya.
dan Irak.
Lanjutan..
• Kebudayaan Mesir, yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat
sekarang, adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang
dimungkinkan terjadi akibat banjir Sungai Nil yang dapat menyuburkan
tanah kembali.
• Orang Mesir adalah ahli dalam mengembangkan teknik drainase dan
irigasi. Drainase yaitu pembuangan kelebihan air, merupakan tuntutan di
daerah seperti lembah Nil
• Dilakukan pengembangan lereng-lereng lahan dan pembuatan sistem
pengangkutan serta saluran air yang efisien. Irigasi yaitu pemberian air
pada tanaman secara buatan, menyangkut penadahan, pengantaran dan
pemberian air. Masalah drainase dan irigasi saling menjalin;
pemecahannya oleh orang Mesir dengan membangun serentetan parit
untuk menyimpan air dan saluran yang melayani kedua tujuan tersebut.
• Orang Mesir mengembangkan teknik menaikkan air, yang masih dipakai
sekarang. Penemuan yang utama adalah shaduf, yang memungkinkan
menaikkan 2.250 liter air setinggi 1.8 m setiap hari
Kebudayaan agraris
• Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan
manusia.
• Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk
menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri
• Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan
dengan demikian mendorong kemunculan peradaban.
• Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan
alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat
diadopsinya teknologi pertanian.
• Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian
diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.
Revolusi Pertanian
• Sebagai bagian dari
kebudayaan manusia,
pertanian telah membawa
revolusi yang besar dalam
kehidupan manusia sebelum
revolusi industri.
• Bahkan dapat dikatakan,
revolusi pertanian adalah
revolusi kebudayaan pertama
Keterangan : mulai dirakit alat
yang dialami manusia. bantu untuk pengolahan tanah
Sejarah pertanian berdasarkan
pemahaman mengenai :
a. Ketergantungan manusia dari sumber hayati melalui proses
produksi biologis (fotosintesis)
b. Sistem pertanian diawali dari shifting cultivation yang
berdampak negatif terhadap pertanian berkelanjutan
c. Domestikasi, aklimatisasi, adaptasi dan kearifan lokal
Pemanfaatan alam dalam sejarah
kegiatan pertanian di Indonesia
Beberapa tahapan perkembangan kegiatan pertanian yang
terjadi di Indonesia terdiri dari beberapa fase yaitu :
a. Pengumpul makanan
- Karakter pengumpul makanan
- Alam masih mendukung populasi manusia artinya taraf
kerusakan lebih rendah dari pemulihan
- Keluarga kecil karena ada pengendalian populasi melalui
pembunuhan bayi, aborsi dan kontrasepsi primitif (Nurmala,
2012)
Lanjutan..
b. Pertanian berpindah :
1. Masa transisi
2. Era mesolitik
Karakter pertanian berpindah (masa transisi/era mesolitik) :
transisi antarmasa pengumpul makanan ke pertanian menetap,
yaitu :
- Menggunakan alat pertanian dari batu dan bercocok tanam
beberapa jenis tanaman
- Berkembangnya masyarakat pra-pertanian (menetap,
bercocoktanam dan beternak)
- Jumlah anggota masyarakat kecil
- Tidak ada akumulasi pangan
- Kesehatan masyarakat cukup baik
Lanjutan..
c. Pertanian menetap-subsisten
- Karakter pertanian menetap-subsisten
- Tidak ada kenaikan produksi (1 ton sereal/Ha) sehingga hanya
cukup untuk menyambung hidup keluarga saja
- Penggunaan lahan lebih intensif (2 kali rotasi tanaman)
- Daya dukung lahan menjadi rendah
- Pupuk bersumber dari bahan organik (secara traditional dan
hanya 25 kg per ha atau setara dengan N + P2O5 dan K2O
dalam satu tahun)
Lanjutan..
d. Livestock farming
Karakteristik livestock farming
- Pemicu revolusi pertanian  perubahan cara hidup dari
berburu makanan menjadi bercocok tanam secara menetap
- Ekstensifikasi pertanian
- Hewan dijinakkan dan diternakkan
- Tenaga kerja berharga

e. Pertanian Industri
- Pertanian mulai dijadikan sebagai bagian dari suatu industri
atau usaha (agribisnis)  konsep pertanian hulu hingga hilir
Cara orang Indonesia
memanfaatkan alam
Menurut Terra dalam Kaslan Tohir (1983), ada empat cara orang
Indonesia memanfaatkan alam, yaitu :
1. Orang hanya mengumpulkan hasil dari hutan, padang rumput
dan perairan umum, belum mengenal pertanian secara
sesungguhnya. Tingkat kehidupan tersebut dinamakan
”sammelwirtschaft” atau tahap mengumpulkan. Di Indonesia
masih dapat dijumpai di daerah Sumatera Selatan (Suku Kubu)
dan Papua
2. Penduduk yang sudah menanam tanaman secara sederhana.
Jenis tanaman yang diusahakan adalah umbi-umbian. Mereka
ada yang menganut cara “pattriarchal” (urutan bapak) dan ada
juga yang bersifat “mattriarchal” (urutan mamak atau ibu),
contohnya suku bangsa Nias.
Lanjutan..
3. Penduduk yang hanya melakukan perladangan berpindah-
pindah (shifting cultivation) seperti yang dilakukan oleh
suku Dayak di kalimantan Selatan, mereka menganut sistem
parental (urutan orang tua) atau cara mattriarchal, tetapi
keduanya sudah lemah pengaruhnya.
4. Golongan penduduk yang sudah mulai membentuk
perumahan. Cara mereka bertani adalah dengan berladang
atau membuka hutan baik untuk keperluan bercocok tanam
maupun untuk pengangonan sehingga akhirnya membentuk
pertanian yang menetap (domestikasi, aklimatisasi, dan
adaptasi)
Revolusi Hijau
versus
Revolusi Hayati
Revolusi Hijau
• Pengertian revolusi hijau adalah usaha pengembangan
teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan.
Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan
teknologi tradisional menjadi pertanian yang menggunakan
teknologi lebih maju atau modern.
• Seiring berjalannya waktu pertumbuhan penduduk dunia terus
meningkat, terutama di negara-negara berkembang. Keadaan
tersebut harus diiringi atau didukung oleh peningkatan
pangan. Hal ini berdasarkan pernyataan Thomas Robert
Malthus, bahwa kemampuan sumber daya alam sebagai
penghasil pangan adalah terbatas. Upaya eksploitasi sumber
daya alam nantinya akan ditujukan bagi pengembangan
produksi pangan.
Sejarah revolusi hijau
 Revolusi hijau diawali oleh
Ford dan Rockefeller
Foundation, yang
mengembangkan gandum
di Meksiko (1950) dan padi
di Filipina (1960).
 Revolusi hijau menekankan
pada SEREALIA: padi,
jagung, dan gandum
(serealia adalah tanaman
biji-bijian)
Empat pilar penting dalam
revolusi hijau
• Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting
yaitu
1. penyediaan air melalui sistem irigasi,
2. pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3. penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan
organisme pengganggu, dan
4. penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam
berkualitas.
 Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah
peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan
memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi
pada tempat-tempat tertentu.
Revolusi hijau di Indonesia

• Di Indonesia revolusi industri pertanian diterapkan dengan


ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi
menekankan pada perluasan areal. Namun terbatasnya areal,
menyebabkan pengembangan lebih banyak pada intensifikasi.
Intensifikasi dilakukan melalui Panca Usaha Tani (lima usaha
tani) yaitu :
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul
Lanjutan..
• Pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia dimulai sejak tahun 1960-
an. Revolusi Hijau mengacu pada program intensifikasi pertanian
tanaman pangan.
• Di Indonesia, program intensifikasi sudah mulai dicoba sebelum
Indonesia merdeka pada tahun 1937. Tujuan program ini adalah
untuk meningkatkan produksi tanaman padi yang untungnya juga
peningkatan tersebut dapat diusahakan tanpa mengubah struktur
sosial pedesaan. Alasan dasarnya adalah produksi padi harus
naik, sedangkan soal pembagian hasil pada gilirannya akan diatur
oleh kekuatan atau mekanisme pasar sendiri.
• Hasil Revolusi Hijau, ditunjang oleh aneka program-program
seperti perkreditan rakyat, koperasi, rehabilitasi pengairan, dan
sebagainya.
• Revolusi hijau adalah suatu program intensifikasi tanaman pangan
yang membawa ide modernisasi. Melalui program ini diintrodusir
beberapa teknologi baru dalam pertanian.
Dampak positip dan negatif
dari revolusi hijau
Dampak positif revolusi hijau
• Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan
(karbohidrat) meningkat.
• Salah satu contohnya bagi bangsa indonesia sendiri adalah Indonesia
yang tadinya pengimpor beras menjadi mampu swasembada beras.
Dampak Negatif Revolusi Hijau
1. Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia
(sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan
sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
2. Penurunan keanekaragaman hayati.
3. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan
tanaman pada pupuk.
4. Penggunaan pestisida menyebabkan munculnya hama strain baru
yang resisten.
Implikasi negatif revolusi hijau
• Pada kenyataannya, revolusi hijau telah menimbulkan berbagai
implikasi negatif , diantaranya :
Pemakaian pupuk kimia dan bahan-bahan kimia sintetis secara
berlebihan menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan,
mulai dari tanah, air, udara dan makhluk hidup. Terjadi kerusakan
struktur tanah dan musnahnya predator alami sehingga
meningkatnya populasi hama dan gulma karena lebih resisten
terhadap pestisida.
Para petani sangat tergantung kepada pupuk kimia seperti pupuk
urea atau NPK dan bahan-bahan kimia sintetis lainnya.
Ketergantungan para petani terhadap bahan-bahan kimia
menimbulkan dominasi dan monopoli pihak-pihak yang
berkantung tebal dalam penyediaan dan distribusi sehingga pihak
tersebut lebih diuntungkan dibandingkan para petaninya sendiri.
Revolusi Hayati
• Filosofi yang melandasi revolusi hayati adalah
mengembangkan prinsip-prinsip memberi makanan pada
tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk
tanaman atau dikenal dengan feeding the soil that feeds the
plants.
• Von Uexkull (1984) memberi istilah ‘membangun kesuburan
tanah’ dengan strateginya adalah memindahkan hara
secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang
menjadi biomassa tanah yang nantinya setelah mengalami
mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah.
• Unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan
bentuk senyawa organik sebelum akhirnya diabsorbsi oleh
tanaman. Hal ini dikenal dengan istilah pupuk organik
Ciri-ciri pertanian dengan
konsep revolusi hayati
Menurut beberapa ahli pertanian, beberapa ciri dari pertanian organik adalah
1. Melindungi kesuburan tanah dengan mempertahankan kadar bahan organik, dan
tidak menggunakan alat-alat mekanisasi secara sembarangan.
2. Menyediakan sendiri unsur Nitrogen melalui pengikatan Nitrogen secara biologis.
3. Melakukan daur ulang secara efektif bahan organik dari sisa tanaman maupun
limbah ternak.
4. Membantu perkembangan aktivitas biologi tanah
5. Mengendalikan gulma dan hama penyakit dengan rotasi tanaman, pemanfaatan
predator dan penggunaan varietas yang lebih tahan.
6. Memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi secara berkesinambungan
7. Dalam seluruh kegiatannya, aspek alamiah dan kondisi lingkungan sekitar
merupakan sumber penunjang produksi pertanian yang utama.
8. Mengurangi bahkan meniadakan penggunaan bahan penunjang dari luar, seperti
pupuk kimia.
9. Mendaur ulang nutrisi atau unsur hara dalam tanah
Pertanian Berkelanjutan
(sustainable agriculture)
• Sistem Pertanian Berkelanjutan adalah suatu sistem pertanian yang tidak
merusak, tidak mengubah, serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungan
atau sistem pertanian yang patuh dan tunduk terhadap aturan-aturan alamiah.
• Sistem ini mengingatkan kembali pada pola back to nature, yang sudah pernah
dilakukan oleh leluhur kita.
• Upaya manusia yang mengingkari kaidah-kaidah hubungan suatu ekosistem
dalam jangka pendek mungkin mampu memacu produktivitas lahan dan hasil.
Namun dalam jangka panjang biasanya hanya akan berakhir dengan rusak dan
hancurnya lingkungan.
• Konsep dari Pertanian Berkelanjutan terus berkembang, diperkaya dan
dipertajam dengan kajian pemikiran, model, metode, dan teori-teori dari
berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi suatu kajian ilmu terapan yang
ditujukan bagi kemaslahatan umat manusia sekarang dan pada masa yang akan
datang. Konsep ini juga bersifat holistik, menyeluruh, dengan mempertemukan
berbagai aspek dan disiplin keilmuan lain yang sudah mapan seperti, ekologi,
sosial, ekonomi dan kelembagaan.
Tugas
1. Bagaimana kiprah dan kontribusi Anda dalam memajukan
bidang pertanian di Indonesia jika suatu hari nanti Anda
akan menjadi pengambil kebijakan di negara ini. Berikan
ulasan.
2. Pertanian merupakan aspek penopang kehidupan.
a. Apa yang Anda harapkan dalam pengembangan pertanian
(dari aspek tanaman pangan, tanaman industri, tanaman
obat, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan) pada
masa yang akan datang
b. Uraikan apa yang dimaksud dengan ketergantungan
kehidupan pada sumber daya hayati
Terima kasih
atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai