Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERTANIAN DI INDONESIA

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S.
Di susun oleh :
Henry Setiawan H0223060

PRODI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
lmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan dan pengembangan
tumbuhan serta lingkungannya untuk kepentingan umat manusia. Penerapan kegiatan pertanian
memerlukan ilmu pertanian. Selanjutnya sebagai ilmu pertanian selalu mengikuti perkembangan
zaman sejak dahulu kala.
Pertanian merupakan suatu kegiatan masyarakat yang bergerak dalam bidang produksi
dan pengolahan sumber daya tanaman. Hasil pertanian membantu mencukupi kebutuhan kerbau,
dan traktor kini juga tersedia.
Salah satu pelaku utama dalam bidang pertanian adalah para petani yang diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha tersebut sehingga tidak hanya
mampu mengatasi permasalahan pertanian, tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga
mengatasi inovasi dan penipisan tanah akibat penggunaan yang berlebihan. kesuburan bahan
kimia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kemampuan petani secara terus
menerus, serta peningkatan kualitas pertanian mulai dari budidaya bibit hingga pemasaran.
Manusia mempunyai kebutuhan dari waktu ke waktu. Perkembangan kegiatan pertanian,
seperti halnya sektor industri, selalu mempunyai terobosan-terobosan. Kegiatannya telah berubah
dari metode budidaya menjadi teknik pengembangan yang semakin maju.

Visi pembangunan pertanian adalah membangun negara, mengikuti perkembangan


zaman, dan meningkatkan perekonomian petani. Visi ini akan didukung oleh program-program
seperti pengembangan sumber daya manusia pertanian dan kebutuhan progresif. Dengan adanya
perkembangan tersebut, diharapkan para petani mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang
mampu mengikuti perkembangan zaman. Teknologi pertanian seperti traktor sangat mudah
beradaptasi dengan perkembangan, mulai dari kerbau yang membajak sawah, hingga perubahan
penggunaan traktor di zaman sekarang.

Permasalahan
a. Sejarah Pertanian Zaman pra Sejarah
b. Sejarah Pertanian Masa Pejajahan
c. Sejarah Pertanian Revolusi Hijau
d. Sejarah Pertanian Setelah Kemerdekaan
BAB II
Pembahasan

A. Sejarah Pertanian Zaman pra Sejarah

Berdasarkan bukti dari artefak, para prasejarah kini sepakat bahwa praktik pertanian
pertama kali dimulai di “Bulan Sabit Subur” Mesopotamia sekitar 8000 SM. Dahulu kawasan ini
lebih hijau dibandingkan sekarang. Menurut sebuah penelitian, 32 dari 56 biji-bijian yang
dibudidayakan berasal dari wilayah ini. Menurut Nikolai Vavilov, kawasan ini juga merupakan
salah satu pusat keanekaragaman (center of origin) tanaman budidaya. Spesies tanaman pertama
yang ditanam di sini adalah gandum, barley (barley), kacang-kacangan (peas), buncis (chickpeas)
dan rami (Linum usitatissimum).
Berakhirnya Zaman Es sekitar 11.000 SM menghangatkan bumi dan mengalami musim
kemarau yang lebih panjang. Kondisi ini mendukung pertumbuhan tanaman tahunan, yang
menghasilkan hasil dalam waktu yang relatif singkat dan dapat disimpan benih atau umbinya.
Persediaan benih dan kacang-kacangan yang cukup pertama kali muncul untuk pemukiman
karena kegiatan berburu dan meramu tidak perlu dilakukan terus-menerus.Berbagai teori dan
hipotesis bermunculan tentang bagaimana manusia bertransisi dari budaya berburu ke budaya
bertani.Hipotesis Oasis dikemukakan oleh Raphael Pumpelly pada tahun 1908 dan dipopulerkan
oleh Vere Gordon Childe yang merangkumnya dalam bukunya Man Makes Himself. Hipotesis
menyatakan bahwa ketika iklim mengering, kelompok populasi menyusut dan menjadi oasis dan
sumber air lainnya serta hewan lainnya. Domestikasi hewan terjadi bersamaan dengan budidaya
benih tanaman.Hipotesis Hilly Flanks, yang diajukan oleh Robert Braidwood pada tahun 1948,
menyatakan bahwa pertanian dimulai di lereng Pegunungan Taurus dan Zagros dan berkembang
dari pengumpulan biji-bijian di wilayah tersebut.Hipotesis makan malam dikembangkan oleh
Brian Hayden, yang berpendapat bahwa pertanian didorong oleh keinginan untuk berkuasa dan
memerlukan pesta makan malam besar untuk menarik perhatian dan rasa hormat masyarakat. Itu
membutuhkan banyak makanan.Teori demografi dikembangkan oleh Carl Saul pada tahun 1952
dan diadaptasi oleh Lewis Binford dan Kent Flannery. Mereka menjelaskan bahwa peningkatan
populasi akan membawa lingkungan mendekati kapasitas pasokannya, sehingga memerlukan
lebih banyak makanan daripada yang dapat ditampungnya. Berbagai faktor sosial dan ekonomi
juga mendorong keinginan untuk mendapatkan lebih banyak pangan.Hipotesis evolusi David
Lindos menyatakan bahwa pertanian merupakan adaptasi evolusioner antara tumbuhan dan
manusia. Berawal dari perlindungan spesies liar, manusia melakukan inovasi cara bertani sesuai
lokasi, sehingga terjadilah domestikasi.

A. Sejarah Pertanian Masa Penjajahan

Sejarah Pertanian Indonesia Sebelum dijajah oleh Belanda, pertanian negara Indonesia
adalah cara pertanian menanam padi dengan menggunakan sistem irigasi yang berasal dari
metode permakultur yang digunakan oleh para petani Jawa secara turun-temurun. Saat ini kita
dapat menemukan berbagai sistem pertanian di Indonesia yang bertujuan untuk memanfaatkan
teknik yang tepat dan membudidayakan tanaman, termasuk perkebunan, ladang, dan kebun.
Salah satu cara peralihan dari tahap pengumpulan ke tahap penanaman disebut sistem lapangan.
Lapisan humus dan pengolahan tanah yang minimal menentukan produktivitas tanaman.
Tanaman yang ditanam sebagian besar merupakan tanaman pangan seperti jagung, umbi-umbian
dan padi. Pola Tegal Pekarangan dikembangkan pada lahan kering yang jauh dari sumber air.
Setelah warga menetap, melalui pengelolaan komposisinya terbentuk pola pekarangan beririgasi,
dan tanaman yang ditanam semuanya merupakan tanaman dan jenis pohon tahan kekeringan.
Metode sawah merupakan metode yang baik untuk mengolah tanah dan mengolah sumber air,
yang dapat mencapai stabilitas biologis yang tinggi dan menjaga kesuburan tanah. Sawah
mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan bahan pangan seperti padi dan palawija.
Sistem perkebunan yang ada saat ini, termasuk perkebunan swasta dan masyarakat serta
perusahaan milik negara, menanam tanaman untuk diekspor termasuk kopi, teh, karet, kelapa
sawit, coklat dan cengkeh. Pertanian di Indonesia dimulai pada abad ke-19 1811-1816 dengan
kedatangan Raffles, diperkenalkannya sistem pajak tanah dan sistem kepemilikan tanah
pedesaan.
Berikut keadaan pertanian di Indonesia pada tahun 1830 hingga saat ini, yang akan dibagi
menjadi beberapa kelompok tahun: Pertanian di Indonesia tahun 1830-1870 Pada masa ini terjadi
era tanam paksa (cultur stelsel) dimana setiap desa berada pada masa yang sama. diwajibkan
menyisihkan 20% lahan untuk menanam komoditas ekspor yaitu tebu, kopi, dan nila. Hasil
panen ekspor ini dijual kepada Belanda dengan harga tetap, dan seluruh produksi pertanian
diserahkan kepada Belanda, sedangkan penduduk desa yang tidak memiliki tanah diharuskan
bekerja 75 hari (20%) per tahun di kebun milik pemerintah. Pada tahun 1870 lahirlah hukum
pertanahan kolonial yang tertuang dalam Agrarische Wet 1870. Dalam undang-undang ini, hak
Erfpacht dijamin selama 75 tahun dan pemegang hak dijamin untuk menggunakan hak Eigendom
dan diberi kesempatan untuk menggunakan tanahnya sebagai hak atas tanah. jaminan kredit.
Pertanian di Indonesia sebelum Kemerdekaan 1900-1945 Pusat Penelitian Pertanian
(Algemeen Proefstation voorden Landbouw) didirikan pada tahun 1918, kemudian berganti
nama menjadi Badan Penelitian Pertanian pada tahun 1949, dan kemudian menjadi Stasiun
Percobaan Pertanian Terpadu (Algemeen Proefstation) voor den pada tahun 1952 Landbouw).
Berubah nama menjadi Balai Besar Penelitian Pertanian pada tahun 1966, Balai Penelitian
Botani (Balittan) Bogor pada tahun 1980, Pusat Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan
(Balitbio) pada tahun 1994, dan Pusat Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
Pertanian (Balitbiogen) pada tahun 2002 dan pada tahun 2003 berubah nama menjadi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB-Biogen).

A. Sejarah Pertaanian Revolusi Hijau

Revolusi Hijau merupakan reformasi sistem pertanian global yang terjadi pada tahun
1950an dan 1960an. Revolusi Hijau bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan dengan
mengubah pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Strategi Revolusi Hijau memang
telah mampu meningkatkan produksi pangan dan mengatasi krisis kelaparan di seluruh dunia,
namun kini umat manusia harus menanggung dampak buruk dari Revolusi Hijau, seperti
punahnya keanekaragaman hayati, degradasi ekosistem, dan perubahan iklim.
Revolusi Hijau dimulai oleh ahli agronomi Norman Borlaug, yang pada tahun 1940-an
berhasil mengembangkan benih gandum varietas baru, yang kemudian ia tanam di Meksiko.
Tidak hanya itu, Norman Borlaug menganjurkan penggunaan pupuk kimia dan sistem irigasi
modern. Dalam dua dekade, Meksiko, yang awalnya merupakan importir gandum,
menggandakan produksi gandumnya, menjadi swasembada, dan menjadi eksportir
gandum.Revolusi hijau juga mulai diterapkan di negara-negara seperti India, Pakistan, Turki, dan
india
Program Revolusi Hijau Indonesia dimulai pada era Orde Baru melalui program Bimas
(Pembinaan Massal) dan Panca untuk mendorong petani agar (1) menggunakan benih yang
berkualitas (2) memupuk (3) menghilangkan hama dan penyakit (4) mengairi dan (5) perbaikan
tanaman. Program Pendampingan Masyarakat kemudian berkembang menjadi program
Intensifikasi Masif (Inmas). Melalui program Inmas ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan
subsidi benih berkualitas, pupuk, pestisida dan teknologi lainnya. Indonesia telah mampu
mencapai swasembada beras sejak diterapkannya program Revolusi Hijau di Indonesia.

B. Sejarah Pertanian Setelah Kemerdekaan

Pertanian di Indonesia 1945-1967 Pada tahun 1960, lahirlah Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Pertanian (UUPA) pada tanggal 24 September 1960.
Lahirnya UUPA ini telah melalui proses panjang selama 12 tahun. Komisi Pertanahan
Yogyakarta (1948), Komisi Pertanahan Jakarta (1951), Komisi Soewahjo (1955), Komisi
Pertanahan Negara (1956), RUU Soenarjo (1958), RUU Sadjarwo (1960), dan akhirnya Panitia
Gotong Royong sepakat dengan Rakyat. Kongres (DPR-GR) dipimpin oleh Haji Zainul Arifin.
Pertanian Indonesia 1967-1997 Pada tahun 1974, berdasarkan Keputusan Presiden tahun 1974,
didirikan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pada tahun 1980, Departemen
Koperasi didirikan untuk membantu petani kurang mampu di luar Jawa dan Bali untuk
membangun pertanian yang lebih besar. Pada tahun 1993, Pusat Penelitian Teknologi Pertanian
(BPTP) didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1993. Era Reformasi
Pertanian Tahun 1998 hingga Sekarang Pada tahun 1998, Kementerian Pertanian kehilangan arah
dengan hilangnya pembangunan jangka panjang keenam yang menjadi ciri khas pemerintahan
orde lama. Kegiatan penyuluhan dan intensifikasi pertanian berjalan lambat dan produktivitas
tanaman pangan dan hortikultura rendah. Pada tahun 2005, pemerintah Indonesia mengusulkan
rencana revitalisasi pertanian yang disusul dengan pengesahan Undang-Undang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan No. 16 Tahun 2006. Hal ini disusul dengan
Peraturan Menteri Pertanian No. 273 tahun 2007 yang mengatur secara rinci mengenai
penyuluhan pertanian. Fokus pada peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian
memungkinkan Indonesia mencapai swasembada beras untuk kedua kalinya pada tahun 2008.
Membantu mencapai swasembada beras dengan memperbanyak tenaga penyuluh pertanian
melalui bantuan penyuluhan pertanian (THL) gratis setiap hari. TBPP). Pertanian Indonesia
mulai beralih ke pertanian organik pada tahun 2010. Pertanian organik direncanakan pada tahun
itu, namun karena petani Indonesia belum siap, maka pertanian organik ditunda hingga tahun
2014. Pada tahun 2010, penggunaan pupuk kimia mulai berkurang. Kurangi dan mulai dorong
pertanian organik di beberapa daerah
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pertanian telah dilakukan sejak zaman dahulu, bahkan pada zaman prasejarah. Pertanian
sudah ada sejak dahulu kala, dalam perkembangannya generasi muda kita harus mampu
mengembangkan sistem pertanian, menjadikan pertanian lebih modern, dan mampu
menghasilkan produk yang lebih baik untuk kita olah sebagai bahan baku pangan. - Teknik
pertanian tebang-bakar. Selain itu, telah berkembang menjadi sistem pertanian tradisional yang
menggunakan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia dan pestisida. Sistem pertanian
tradisional kemudian berkembang menjadi sistem pertanian konvensional yaitu penggunaan
pupuk kimia dan pestisida.
Daftar Pustaka
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-malang/pengantar-ilmu-
pertanian/sejarah-pertanian-di-indonesia/31467237
https://greeneration.org/publication/green-info/sejarah-revolusi-hijau-dan-dampaknya-hingga-
saat-ini/#:~:text=Revolusi%20hijau%20adalah%20reformasi%20sistem,pertanian%20tradisional
%20menjadi%20pertanian%20modern
.

Anda mungkin juga menyukai