Anda di halaman 1dari 5

Nama: Timotius Christian

Kelas / No .Absen : XII MIPA 5 / 22

Slide 7
Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan
perubahan fundamental dalam penggunaan teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada
tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia. Selain itu
Gagasan revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus (1766
– 1834) yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang
tidak bisa dihindari oleh manusia. Kemiskinan dan kemelaratan terjadi karena pertumbuhan
penduduk dan peningkatan produksi pangan tidak seimbang. Pertumbuhan penduduk berjalan
lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan produksi pertanian (pangan). Menurut Malthus
pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur (2,4,8,16, 32, 64, 128, dst) sedangkan peningkatan
produksi pertanian mengikuti deret hitung (1,3,5,7, 9, 11, 13, 15, dst). Lahirnya Revolusi Hijau
dilatarbelakang oleh berbagai kondisi global masa itu, antara lain:

1. Hancurnya lahan pertanian akibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II

2. Laju pertambahan penduduk yang meningkat drastis sehingga kebutuhan pangan juga
bertambah

3. Banyaknya lahan kosong yang belum dimanfaatkan

4. Upaya peningkatan produksi pertanian

Sejak dimulainya Perang Dunia I banyak lahan-lahan pertanian yang dihancurkan karena
menjadi area perang, terlebih lagi beberapa dekade sebelumnya telah banyak lahan pertanian
yang beralih menjadi lahan industri sejak munculnya revolusi industri. Hal ini telah mengancam
produktifitas pangan di berbagai wilayah di eropa. Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I
yang berakibat hancurnya lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller
Foundation di Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat
Improvement Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI
(International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif
yang disebut padi ajaib atau padi IR-8. Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group
for International Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada
berbagai pusat penelitian international. Selanjutnya perkembangan Revolusi Hijau terjadi pada
pasca-Perang Dunia II. Perang tersebut menyebabkan di berbagai sendi kehidupan mengalami
kerusakan dan roda perekonomian hancur. Lahan-lahan pertanian menjadi hancur yang akhirnya
menyebabkan berkurangnya produksi pangan dunia. Dengan hancurnya lahan-lahan pertanian
tersebut, maka dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pertanian seperti
pembukaan lahan-lahan pertanian baru, mekanisasi pertanian, penggunaan pupuk-pupuk baru,
dan mencari metode yang tepat untuk memberantas hama tanaman. Demikian juga setelah
Perang Dunia II berakhir, revolusi hijau menjadi semakin giat untuk menggunakan metode-
metode pertanian demi meningkatkan hasil pertanian yang telah terbukti berhasil di beberapa
negara seperti india dan filipina serta di beberapa negara berkembang lainnya. Sedangkan di
Indonesia upaya pelaksanaan revolusi hijau telah dimulai sejak rezim orde baru dalam program
pembangunan.

Pengertian revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk


meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan teknologi
tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau modern. Revolusi
hijau ditandai dengan makin berkurangnya ketergantungan petani pada cuaca dan alam,
digantikan dengan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan produksi
pangan. Pengertian revolusi hijau sering disebut Revolusi Agraria meliputi bidang pertanian,
perkebunan, peternakan, dan kehutanan. Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller
Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960).
Selanjutnya bukan hanya beras dan gandum saja yang produksinya ditingkatkan dengan
mekanisme revolusi hijau,melainkan juga sorgum, jagung, millet, ubi bayu, dan buncis. Revolusi
hijau menekankan pada SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan lain-lain. (serealia adalah
tanaman biji-bijian). Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting yaitu;

 penyediaan air melalui sistem irigasi,


 pemakaian pupuk kimia secara optimal,
 penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
 penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.

Penelitian Rockerfeller berhasil menemukan beberapa varietas baru dari hasil jagung yang
hasilnya di atas rata-rata varietas lokal Meksiko (1944). Varietas gandum ini diciptakan melalui
penelitian Norman Borlaug, ilmuwan Amerika Serikat, yang kemudian disebut sebagai bapak
dari Revolusi Hijau. Penelitian varietas gandum yang digabungkan dengan teknologi pertanian
modern akhirnya membuat Meksiko berhasil menjadi negara pengimpor gandum pada tahun
1960-an. Pada 1962, Rockerfellar Foundation dan Ford Foundation mendirikan sebuah badan
penelitian tanaman di Los Banos. Nama badan tersebut ialah International Rice Research
Institute (IRRI). IRRI ini kemudian berhasil mengembangkan varietas bibit padi baru yang
produktif, yang kemudian disebut padi ajaib atau padi IR-8.

IRRI telah menghasilkan suatu varietas padi baru yang hasilnya jauh lebih baik daripada hasil
varietas lokal di Asia. Varietas baru tersebut merupakan hasil persilangan genetik antara varietas
padi jangkung dari Indonesia yang bernama Peta. Hasil persilangan tersebut diberi nama IR 8-
288-3 (IR-8) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan padi PB-8. Penelitian IRRI tersebut, di
samping untuk menemukan varietas-varietas unggul yang sesuai dengan daerah tempat produksi
hasil penelitian, juga diikuti dengan upaya pemuliaan tanah, yaitu mulai dari pengolahan tanah,
pemupukan, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida. Perkembangan Revolusi Hijau
semakin meluas di dunia terutama pada daerah-daerah yang dahulunya merupakan daerah sedang
berkembang atau daerah yang selalu mengalami kekurangan akan hasil pertanian.

Revolusi Hijau tentunya telah membawa perubahan pada beberapa negara, seperti di India yang
telah berhasil melipatgandakan panen gandumnya dalam waktu enam tahun dan menjelang tahun
1970 sudah hampir dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Filipina telah berhasil mengatasi
ketergantungannya pada beras impor, bahkan akhir tahun 1960-an telah menjadi eksportir beras.
Hal tersebut telah menimbulkan optimisme bahwa Revolusi Hijau dapat menghasilkan cukup
banyak pangan untuk memberi makan kepada penduduk sampai waktu yang lebih lama.
Produksi hasil pertanian mengalami peningkatan yang cukup melimpah. Gerakan Revolusi Hijau
sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia mampu membuat Indonesia memenuhi
kebutuhan pangan hingga swasembada beras selama lima tahun (1984-1989). Pada masa Orde
baru digalakkan pertanian dikarenakan tanah Indonesia cocok dengan bidang pertanian dan
sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Di Indonesia terkenal
dengan adanya Panca Usaha Tani yang terdiri dari:

1. Pengolahan tanah yang baik


2. Pengairan/irigasi yang teratur
3. Pemilihan bibit unggul
4. Pemupukan
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman

Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani:
dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh
terhadap Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut ini :

 Intensifikasi Pertanian. Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi


pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan
bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).
 Ekstensifikasi Pertanian. Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi
pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
 Diversifikasi Pertanian. Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi
pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di
antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
 Rehabilitasi pertanian. Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian
dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang
sudah kritis.
Daftar Pustaka
 https://mediabelajarsejarah-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/
mediabelajarsejarah.wordpress.com/2013/03/07/pandangan-umum-revolusi-hijau/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16147461236897&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fmediabelajarsejarah.wordpress.com
%2F2013%2F03%2F07%2Fpandangan-umum-revolusi-hijau%2F
 https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Hijau#:~:text=Revolusi%20Hijau%20merupakan%20sebuah
%20istilah,padi%20di%20Filipina%20(1960).
 https://pahamify-com.cdn.ampproject.org/v/s/pahamify.com/blog/sejarah-revolusi-hijau/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16147458134777&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fpahamify.com%2Fblog%2Fsejarah-revolusi-hijau%2F
 https://www-ruangguru-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-12-
sejarah-terjadinya-revolusi-hijau?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&hs_amp=true&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16147454495108&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.ruangguru.com%2Fblog%2Fsejarah-kelas-12-sejarah-
terjadinya-revolusi-hijau
 https://donipengalaman9-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/donipengalaman9.wordpress.com/
2014/10/01/revolusi-hijau-di-indonesia/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA
%3D%3D#aoh=16147442531950&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fdonipengalaman9.wordpress.com
%2F2014%2F10%2F01%2Frevolusi-hijau-di-indonesia%2F
 https://rimbakita.com/revolusi-hijau/

Slide 12
Menurut pendapat saya, saya lebih memilih untuk memfokuskan pada penguasaan
terhadap wilayah kekuasaannya terlebih dahulu sebelum memperluas kekuasaannya ke tempat-
tempat lain. Dengan demikian saya memilih intensifikasi pertanian dan perkebunan karena lebih
efektif dan efisien daripada ekstensifikasi pertanian dan perkebunan karena apabila ekstensifikasi
dilakukan terlebih dahulu, maka secara otomatis penggunaan lahan tidak akan pernah maksimal
dan terus menerus pindah lahan akibat kebiasaan, merusak alam dan lingkungan sepanjang jalan
hingga tidak ada tempat lagi yang masih cukup bagus. Oleh karena itu lebih baik untuk
memanfaatkan lahan yang ada sebaik-baiknya tanpa menghancurkan lahan pertanian perkebunan
itu sendiri hingga tercukupi, kemudian baru memulai untuk mengeksplorasi tempat lain untuk
digunakan secara bijak untuk masa mendatang. Adapun pemanfaatan SDA yang baik ialah
dengan hemat dan efisien untuk pembangunan berkelanjutan daripada boros dan tidak
memikirkan hal yang akan datang. Selain itu dengan adanya Intensifikasi pertanian juga
berdampak baik yakni antara lain : produksi panen menjadi meningkat akibat pemilihan bibit
yang berkualitas , ekosistem di lahan pertanian menjadi lebih stabil, hasil panen rata-rata
meningkat seperti yang pernah terjadi pada 1960 – 1970 sehingga produksi pangan pun
meningkat hingga mencapai 34 % dan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Slide 19
Revolusi hijau yang berfokus pada serealia akan mampu meningkatkan pemenuhan
pangan berupa karbohidrat.Akan tetapi, setelah beberapa saat merasakan manfaat dari revolusi
hijau, ternyata dampak-dampak buruk mulai dirasakan para petani Indonesia pada tahun 1990-
an. Misalnya, serangan hama, ketergantungan terhadap penggunaan pupuk, bahkan tanah yang
tidak lagi subur karena penggunaan pestisida yang tidak lagi berguna. Revolusi hijau juga
dianggap hanya menguntungkan bagi petani kaya dan bukan bagi petani miskin.Keberhasilan
swasembada beras dianggap hanya sebagai keberhasilan semu yang tidak bisa dinikmati dalam
waktu lama.

Meskipun tujuan revolusi hijau merupakan hal yang baik; modernisasi agrikultur serta
swasembada pangan bagi seluruh penduduk secara rata, pelaksanaannya pada saat itu pun
sungguh mengkhawatirkan dimana tiap-tiap teknologi yang digunakan merusak alam dan tidak
dihiraukan pula serta penutupan lapangan kerja tidak diselamatkan dengan lapangan kerja baru.
Revolusi hijau pada saat itu hanya mementingkan hasil langsung tanpa pandangan ke depan bagi
masa nantinya, peringatan akan ancamannya pun diabaikan. Revolusi hijau memang berguna,
akan tetapi, untuk memastikan kegunaannya selalu terasa dan tidak berubah menjadi ancaman
bagi kehidupan, maka diperlukan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan ini tentunya tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistem dan tidak saja mengejar keberhasilan
dalam sudut pandang yang sempit.

Anda mungkin juga menyukai