Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PEMBUKAAN
A. LATAR BELAKANG
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto dari tahun
1996 sampai tahun 1998 di Indonesia yang menggantikan Orde Lama yang merujuk
kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat koreksi total
atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun
hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela. Selain itu,
kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Beriringan dengan hal tersebut, ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam sektor
pertanian dan industri di Indonesia juga berkembang pesat. Namun, keadaan ekonomi
di Indonesia masih belum labil.
Untuk mengatasi keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan pemerintah
Orde Lama tersebut, maka pemerintah Orde Baru melakukan serangkaian
langkah dan berbagai kebijakan ekonomi.

B. TUJUAN
Diharapkan dapat mengetahui perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia
pada masa Orde Baru dalam sektor pertanian dan industri.

C. MANFAAT
a.) Menambah wawasan mengenai Revolusi Hijau dan Industrialisasi yang
terjadi di Indonesia pada masa Orde Baru
b.) Mengambil hikmah dari perkembangan masyarakat Indonesia pada masa
Orde Baru
c.) Memberikan bakti berupa ide atau gagasan, tenaga, dan dukungan dalam
pembangunan nasional di segala bidang.

BAB II
1

PEMBAHASAN
A. AKIBAT MUNCULNYA REVOLUSI HIJAU PADA MASA ORDE
BARU
1. Revolusi Hijau
Munculnya beberapa teknik pertanian pada abad ke-17 dan abad ke-18 dapat
dilacak dari jenis tanaman baru dan beberapa perubahan ekonomi. Pada masa
sekarang ini di negara yang maju dan sedang berkembang terjadi perbedaan makin
besar dalam taraf hidup masyarakatnya. Hal ini disebabkan perbedaan antara
efisiensi teknologi pertanian dan kenaikan jumlah penduduk. Perubahanperubahan di bidang pertanian sebenarnya telah berkali-kali terjadi dalam sejarah
kehidupan manusia yang biasa dikenal dengan istilah revolusi. Perubahan dalam
bidang pertanian itu dapat berupa peralatan pertanian, perubahan rotasi tanaman,
dan perubahan sistem pengairan. Usaha ini ada yang cepat dan lambat. Usaha
yang cepat inilah disebut revolusi, yaitu perubahan secara cepat menyangkut
masalah pembaruan teknologi pertanian dan peningkatan produksi pertanian, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.
Revolusi Hijau merupakan bagian dari perubahan-perubahan yang terjadi
dalam sistem pertanian pada abad sekarang ini. Revolusi Hijau pada dasarnya
adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern.
Lahirnya Revolusi Hijau melalui proses panjang dan akhirnya meluas ke wilayah
Asia dan Afrika. Revolusi Hijau mulai mendapat perhatian setelah Thomas Robert
Malthus (17661834) mulai melakukan penelitian dan memaparkan hasilnya.
Malthus menyatakan bahwa kemiskinan adalah masalah yang tidak bisa dihindari
oleh manusia. Di Meksiko pada tahun 1944 didirikan sebuah pusat penelitian
benih jagung dan gandum. Pusat penelitian ini mendapat bimbingan langsung dari
Rockefeller Foundation. Hanya dalam beberapa tahun, para peneliti di lembaga
tersebut berhasil menemukan beberapa varietas baru yang hasilnya jauh di atas
rata-rata hasil varietas lokal Meksiko. Diilhami oleh kesuksesan hasil penelitian di
Meksiko, pada tahun 1962 Rockefeller Foundation bekerja sama dengan Ford
Foundation mendirikan sebuah badan penelitian untuk tanaman padi di Filipina.
Badan penelitian ini dinamakan International Rice Research Institute (IRRI) yang
bertempat di Los Banos, Filipina. Pusat penelitian initernyata juga menghasilkan
suatu varietas padi baru yang hasilnya jauh melebihi rata-rata hasil varietas lokal
di Asia. Varietas baru tersebut merupakan hasil persilangan genetik antara varietas
padi
kerdil
dari
Taiwan
yang
bernama
DeeGeowoogen dan varietas padi jangkung dari Indonesia yang bernama Peta.
Hasil dari persilangan tersebut diberi nama IR 8-288-3 atau biasa dikenal
dengan IR-8 dan di Indonesia dikenal dengan sebutan padi PB-8. Setelah
penemuan padi PB- 8, disusul oleh penemuan varietasvarietas baru yang lain.
Jenis-jenis bibit dari IRRI ini di Indonesia disebut padi unggul baru (PUB). Pada
tahun 1966, IR-8 mulai disebarkan ke Asia diikuti oleh penyebaran IR-5 pada
tahun 1967. Pada tahun 1968 di India, Pakistan, Sri Lanka, Filipina, Malaysia,
Taiwan, Vietnam, dan Indonesia telah dilaksanakan penanaman padi jenis IR atau
PUB secara luas di masyarakat. Pada tahun 1976 areal sawah di Asia yang
ditanami PUB sudah mencapai 24 juta hektar. Revolusi Hijau adalah proses
keberhasilan para teknologi pertanian dalam melakukan persilangan (breeding)
2

antarjenis tanaman tertentu sehingga menghasilkan jenis tanaman unggul untuk


meningkatkan produksi bahan pangan. Jenis tanaman unggul itu mempunyai ciri
berumur pendek, memberikan hasil produksi berlipat ganda (dibandingkan dengan
jenis
tradisional) dan mudah beradaptasi dalam lingkungan apapun, asal memenuhi
syarat, antara lain:
a.
tersedia cukup air;
b.
pemupukan teratur;
c.
tersedia bahan kimia pemberantas hama dan penyakit;
d.
tersedia bahan kimia pemberantas rerumputan pengganggu.
LatarbelakangmunculnyarevolusiHijauadalahkarenamunculnyamasalah
kemiskinanyangdisebabkankarenapertumbuhanjumlahpendudukyangsangat
pesattidaksebandingdenganpeningkatanproduksipangan.Sehinggadilakukan
pengontrolanjumlahkelahirandanmeningkatkanusahapencariandanpenelitian
binitungguldalambidangPertanian.Upayainiterjadididasarkanpadapenelitian
yangdilakukanolehThomasRobertMalthus.
KonsepRevolusiHijau yangdiIndonesiadikenal sebagaigerakanBimas
(bimbinganmasyarakat)adalahprogramnasionaluntukmeningkatkanproduksi
pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos
bahwaberasadalahkomoditasstrategisbaikditinjaudarisegiekonomi,politik
dansosial.GerakanBimasberintikantigakomponenpokok,yaitupenggunaan
teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga
sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur.
Grakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.
Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara negara berkembang dan
IndonesiadijalankansejakrejimOrdeBaruberkuasa.
Revolusihijaumendasarkandiripadaempatpilarpenting:penyediaanair
melalui sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan
pestisidasesuaidengantingkatseranganorganismepengganggu,danpenggunaan
varietas unggulsebagaibahantanam berkualitas. Melalui penerapanteknologi
nontradisionalini,terjadipeningkatanhasiltanamanpanganberlipatgandadan
memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat
tempattertentu,suatuhalyangsebelumnyatidakmungkinterjadi.
2. Upaya Perkembangan Revolusi Hijau Di Indonesia
Perkembangan revolusi hijau yang semakin bertambah pesat, juga
berpengaruh terhadap masyarakat Indonesia. Sebagian besar kondisi social
ekonomi masyarakat Indonesia berciri agraris. Oleh karena itu pertanian menjadi
sector yang sangat penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia, hal ini didasari oleh:
a.
Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan pesat.
b. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah.
c. Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk.
Maka, berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk
meningkatkan produksi pertanian dengan melakukan berbagai cara diantaranya
dikenal dengan sebutan sebagai berikut:
a.
Intensifikasi pertanian
3

Intensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan


menerapkan pancausaha tani, panca usaha tani ini meliputi

pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul;

pemupukan yang teratur;

pengairan yang cukup;

pemberantasan hama secara intensif;

teknik penanaman yang lebih teratur.


b.

c.

d.

Ekstensifikasi pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian
dengan membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan
penanaman rumput untuk makanan ternak.
Diversifikasi pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian
dengan keanekaragaman usaha tani.
Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan
pemulihan kemampuan daya produkstivitas sumber daya pertanian yang
sudah kritis.

Dalam pelaksanaannya Revolusi Hijau dilakukan dalam bermacam bentuk


dan cara. Di Indonesia misalnya Revolusi Hijau dilakukan melalui komando dan
subsidi. Program BIMAS atau Bimbingan Massal tahun 1970 adalah salah satu
bentuk pelaksanaan Revolusi Hijau. Bimas adalah suatu paket program
pemerintah yang berupa teknologi pertanian, benih hibrida, pupuk kimia,
pestisida, dan bantuan kredit. Ketika jumlah peserta BIMAS menurun,
pemerintah melontarkan program baru INMAS (intensifikasi massal) yakni suatu
program kredit sebagai lanjutan bagi peserta Bimas. Pada tahun 1979 sekali lagi
sebuah program baru bernama INSUS (intensifikasi khusus) diluncurkan.
Tujuannya adalah untuk mendorong petani menanam tanaman sambil mengontrol
hama padi.
Program-program yang diluncurkan pemerintah ini dibarengi dengan
beberapa subsidi. Bentuk-bentuk subsidi tersebut adalah
a.
bantuan dan subsidi besar besaran terhadap harga pupuk kimia
b.
subsidi terhadap kredit pertanian
c.
pembayaran gabah oleh negara melalui operasi pembelian dengan harga
dasar dan pembangunan stok persediaan
d.
meningkatkan kuantitas irigasi serta pinjaman modal melalui utang luar
negeri.
Hasil kuantitatif Revolusi Hijau di Indonesia memang menakjubkan. Di satu
pihak pertanian di Jawa mampu memproduksi dua kali lipat padi dari hasil
pertanian di Pulau Jawa tahun 1960-an. Jawa menyumbangkan lebih dari rata rata
kontribusi pangan nasional, dalam arti hasil dibanding daerah lain di Indonesia,
dan karena itu memainkan peran utama dalam perubahan status Indonesia dari
pengimpor beras terbesar menjadi mandiri pada tahun 1985.
Namun demikian jika dilihat secara kwalitatif dan kritis, terdapat berbagai
persoalan yang berdampak terhadap meningkatnya kemiskinan di pedesaan,
urbanisasi, serta represi politik terhadap kaum tani. (Banyak study telah dilakukan
diantaranya oleh Gunawan Riyadi).
4

Dalam rangka untuk mencegah terjadinya penolakan penyebab marginalisasi


akibat dari program terebut pemerintah telah menerapkan suatu mekanisme
konrol politik dengan memperkenalkan floating mass policy, yakni melarang
organisasi massa dan politik berkembang di tingkat desa. Pemilihan kepala desa
diganti dengan sistim penunjukan, dan sering kali dengan seorang militer untuk
melengkapi Komando rayon militer di tingkat kecamatan. Pembentukan KUD
sebagai satu-satuya koperasi di tingkat kecamatan, serta kebijaksanaan tentang
pemerintahan desa yang berlaku sejak tahun 1979 untuk menggantikan model
rembug desa, adalah juga proses pembatasan politik petani melalui penciptaan
lembaga yang bisa kontrol.
3. Pelaksanaan Penerapan Revolusi Hijau
1. Pemerintahmemberikanpenyuluhandanbimbingankepadapetani.
2. Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan lancar seiring
perkembanganteknologidankomunikasi
3. .Tumbuhanyangditanamterspesialisasiatauyangdikenaldenganmonokultur,
yaitumenanamilahandengansatujenistumbuhansaja.
4. Pengembangan teknik kultur jaringan untukmemperoleh bibit unggul yang
diharapkanyangtahanterhadapseranganpenyakitdanhanyacocokditanam
dilahantertentu.
5. Petani menggunakan bibit padi hasil pengembagan Institut Penelitian Padi
Internasional(IRRI=InternationalRiceResearchInstitute)yangbekerjasama
denganpemerintah,bibitpadiunggultersebutlebihdikenaldenganbibitIR.
6. Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi pola kapital dan
komersialisasi.
7. Negara membuka investasi melalui pembangunan irigasi modern dan
pembagunanindustripupuknasional.
8. Pemerintah mendirikan koperasikoperasi yang dikenal dengan KUD
(KoperasiUnitDesa).
DiIndonesia,penggunaanpupukdanpestisidakimiamerupakanbagiandari
RevolusiHijau,sebuahproyekambisiusOrdeBaruuntukmemacuhasilproduksi
pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun
1970an.MemangRevolusiHijautelahmenjawabsatutantanganketersediaan
kebutuhanpanganduniayangterusmeningkat.Namunkeberhasilanitubukan
tanpa dampak dan efek samping yang jika tanpa pengendalian, dalam jangka
panjangjustrumengancamkehidupanduniapertanian.
GebrakanrevolusihijaudiIndonesiamemangterlihatpadadekade1980an.
Saatitu,pemerintahmengkomandopenanamanpadi,pemaksaanpemakaianbibit
impor, pupuk kimia, pestisida, dan lainlainnya. Hasilnya, Indonesia sempat
menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990an, petani mulai
kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot,
ketergantunganpemakaianpupukyangsemakinmeningkatdanpestisidatidak
manjurlagi,danhargagabahdikontrolpemerintah
Bahankimiasintetikyangdigunakandalampertanian,pupukmisalnyatelah
merusakstruktur,kimiadanbiologitanah.Bahanpestisidadiyakinitelahmerusak
ekosistem dan habitat beberapa binatang yang justru menguntungkan petani
sebagai predator hama tertentu. Disamping itu pestisida telah menyebabkan
5

imunitaspadabeberapahama.Lebihlanjutresikokerusakanekologimenjaditak
terhindarkan dan terjadinya penurunan produksi membuat ongkos produksi
pertanian cenderung meningkat. Akhirnya terjadi inefisensi produksi dan
melemahkankegairahanbertani.Revolusihijaumemangpernahmeningkatkan
produksigabah.Namunberakibat:
a)Berbagaiorganismepenyuburtanahmusnah
b)Kesuburantanahmerosot/tandus
c)Tanahmengandungresidu(endapanpestisida)
d)Hasilpertanianmengandungresidupestisida
e)Keseimbanganekosistemrusak
f)Terjadipeledakanserangandanjumlahhama.
RevolusiHijaubahkantelahmengubahsecaradrastishakekatpetani.Dalam
sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam
denganmemanfaatkanpotensialamuntukpemenuhankebutuhanhidupmanusia.
Petanimerupakankomunitasmandiri.Namundalamrevolusihijau,petanitidak
bolehmembiakkanbenihsendiri.Bibityangtelahdisediakanmerupakanhasil
rekayasagenetika,dansangattergantungpadapupukdanpestisidakimiayang
membuat banyak petani terlilit hutang. Akibat terlalu menjagokan bibit padi
unggul,sekitar1.500varietaspadilokaltelahpunahdalam15tahunterakhirini.
MeskipundalamUndangUndangNo.12/1992telahdisebutkanbahwapetani
memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudi
dayaannya, tetapi ayat tersebut dimentahkan lagi oleh ayat berikutnya, yakni
petaniberkewajibanberperansertadalammewujudkanrencanapengembangan
danproduksibudidayatanam(programpemerintah).Denganbegitu,kebebasan
petanitetapdikebiriolehrezimpemerintah.
DapatdipastikanbahwaRevolusiHijauhanyamenguntungkanparaprodusen
pupuk, pestisida, benih, serta petani bermodal kuat. Revolusi Hijau memang
membuathasilproduksipertanianmeningkat,yangdijadikantolakukursebagai
salahsatukeberhasilanOrdeBaru.Namun,dibalikitusemua,adapenderitaan
kaumpetani.Belumlagikerusakansistemekologipertanianyangkerugiannya
tidak dapat dinilai dengan uang. Mitos akan kehebatan Revolusi Hijau lahir
karenaditopangolehteknologiyangdikembangkandarisistemilmupengetahuan
modern, mulai dari genetika sampai kimia terapan. Pantas jika Masanobu
Fukuoka,peloporpertanianalamidiJepang,pernahberkata:Perananilmuwan
dalam masyarakat itu analog dengan peranan diskriminasi di dalam pikiran
pikiran Anda sendiri.. Telah terbukti bahwa penerapan Revolusi Hijau di
Indonesiamemberidampaknegatifpadalingkungankarenapenggunaanpestisida
danpupukkimia.DanRevolusiHijaudiIndonesiatidakselalumensejahterakan
petanipadiSalahsatumasalahyangdihadapiolehpemerintahOrdeBaruadalah
produksi pangan yang tidak seimbang ukkan Revolusi Hijau dalam program
Pelita. Revolusi Hijau ini dilaksanakan secara nasional. dengan kepadatan
penduduk yang terus meningkat. Oleh karena itu pemerintah Orde Baru
memasukkan Revolusi Hijau dalam program Pelita. Revolusi Hijau ini
dilaksanakansecaranasional.
6

4. AkibatMunculnyaRevolusiHijauDiIndonesia
Kebijakan modernisasi pertanian di Indonesia pada masa Orde Baru,
yang sering dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau merupakan proses
memodernisasikan pertanian gaya lama menjadi pertanian gaya modern dengan
melakukan pengembangan bibit unggul jenis IR dari IRRI. Hal ini telah
mengubah pola pertanian subsistensi menuju pertanian berbasis kapital dan
komersial. Untuk mendukung komersial tersebut, dilakukan dengan cara
pembangunan sistam ekonomi modern, pembangunan pabrik pupuk nasional, dan
pendirian Koperasi Unit Desa (KUD). Pelaksanaan Revolusi Hijau dan
industrialisasi di Indonesia memberikan dampak positif dan negatif yaitu,

1)
2)
3)
4)
5)

a. Dampak Positif
Lapangan pekerjaan, khususnya pertanian lebih terbuka.
Lahan pertanian menjadi luas.
Pendapatan para petani mengalami peningkatan, tercapainya efisiensi, dan
efektivitas dalam pengelolaan pertanian.
Peningkatan kualitas hasil pertanian.
Peningkatan kualitas hasil produksi dan penjualan hasil pertanian.

b. Dampak Negatif
1) Munculnya kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat
perbedaan ekonomi.
2) Sistem kekerabatan pada masing-masing lapisan masyarakat mulai memudar.
3) Masyarakat memiliki budaya industri yang berupa budaya konsumtif.
4) Munculnya kesengajaan ekonomi yang nampak dari adanya kemiskinan,
kemelaratan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.
5) Pencemaran lingkungan yang tinggi.

B. PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI
Perkembangan industi yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas dari proses
perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industry . dimana selain
penemuan-penemuan baru di bidang industry masih ada lagi factor yang
menyebabkan terjadi industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari perkembangan
revolusi hijau. Dimana revolusi hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan
modernisasi yang berdampak pada perkembangan industrialisasi yang ditandai dengan
adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran tersebut akan mengarah pada
kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana dibagun
masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris tradisional menuju
masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat industri. Perkembangan industri
tidak lepas dari proses perjalanan panjang penemuan di bidang teknologi yang
mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat. Industrialisasi ini juga berhasil
menjerat Indonesia untuk masuk didalamnya, dimana Industrialisasi di Indonesia
ditandai oleh :
a. Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja.
b.
Banyaknya tenaga kerja terserap ke dalam sektor-sektor industri.
c.
Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola perilaku
yang baru yang bercirikan masyarakat industri modern diantaranya rasionalisasi.
d.
Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di berbagai daerah khususnya
di kawasan industri.

e.

Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang memanfaatkan hasil-hasil industri


baik pangan, sandang, maupun alat-alat untuk mendukung pertanian dan
sebagainya.
Dari hal diatas, pemerintah Indonesia mulain tertarik akan perkembangan
industrialisasi di Indonesia. Untuk itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan
industrialisasi di Indoensia, upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya yaitu:
a. Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi untuk
memperlancar arus komunikasi antarwilayah di Nusantara.
b. Mengembangkan industri pertanian
c. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang
mengalami kemajuan pesat.
d. Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun galangan kapal di Surabaya
yang dikelola olrh PT.PAL Indonesia.
e. Pembangunan Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian
berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia.Pembangunan kawasan industri di
daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan Batam.
Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industry, masyarakat dunia sekarang
ikut menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan jumlahnya pun
semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut menikmati
kemajuan dari perkembangan industry.

1. Perkembangan Iptek Danpenemuan Penemuan Penting Pasca Revolusi


Industri
Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat
kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga
berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing
secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan
menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut.
1. Domestic System
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industri). Para
pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri.
Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan
disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang
dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha
hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak
direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
2. Manufactur
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk
bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu
produksinya. Sebuah manufactur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan
dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah
untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya.
Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya
jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadangkadang juga masih berdasarkan pesanan.

Factory System
8

Tahap factory system sudah merupakan industri yang menggunakan mesin.


Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar
kota. Tempat tersebut untuk untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di
tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri diadakah di
tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkan
ratusan. Barang-barang produksinya untuk dipasarkan.
Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam proses
industrialisasi sebab teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat kerja
industri, melipatgandakan hasil, dan menghemat biaya. Penemuan-penemuan
yang penting, antara lain sebagai berikut.
1.
2.

Kumparan terbang (flying shuttle) cipataan John Kay (1733). Dengan


alat ini proses pemintalan dapat berjalan secara cepat.
Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves
(1767) dan Richard Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat
ganda.

3.

Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang)


ciptaan Edmund Cartwight (1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat
ganda.

4.

Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya cipataan Whitney


(1794). Dengan alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah
yang besar dapat tercukupi.

5.

Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih
dapat dilukisi pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan
dengan pola cap balok dengan tenaga manusia.

6.

Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat
diciptakan berbagai peralatan besar yang menakjubkan, seperti
lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian
disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api penumpang.
Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan
olehRobert Fulton (1814).

Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering
dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru
selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil
Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan
sebagainya.
2. Industri di Indonesia
a.

Industry pertanian.

Industry pertanian merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya


hayati dengan bantuan tekhnologi industry. Tekhnologi industry itu dapat
menghasilkan berbagai macam hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk
bentuk industry pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut:

Industry pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura.


Industry pengolahan hasil perkebunan seperti industry minyak kelapa,
industry barang-barang karet dan sebagainya.
9

Industry pengolahan hasil perikanan seperti industry pengolahan udang,


rumput laut, ubur-ubur dan lain sebagainya.
Industry pengolahan hasil hutan seperti pengolahan kayu, pengolahan pulp,
kertas dan ranyon, serta industry pengolahan rotan.
Industry pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitsi
sumber-sumber yang baru.
Industry pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Industry mesin dan peralatan pertanian.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan industry pertanian


agar lebih baik yaitu:

Melakukan panca usaha tani

Penanganan pascapanen

Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.

Penyediaan sarana dan prasarana

Pengembangan dan pemanfaatan tekhnologi.

Pemanfaatan lahan kering, pekarangan dan rawa.


Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan hampir 80%
wilayah Indonesia merupakan daerahpertanian dan sebagian besar penduduk
indonesia bekerja di sector pertanian.
Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan
industry, seperti industry furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya.
Sudah tentu, pengolahan hasil produksi pertanian itu ditempuh melalui proses
industry pabrtik. Beberapa pabrik industry pengolahan hasil pertanian itu antara
lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di bandung, pabrik kertas di
leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan lain sebagainya.
b.

Industry nonpertanian.
Industri nonpertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang
pertanian, meliputi industri maritim, industri elektronika, industri
pariwisata, industri pertambangan dan energi, industri semen, besi baja,
perakitan kendaraan bermotor. Berbagai macam industri telah didirikan
untuk meningkatkan produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang,
Cibinong, dan Ujung Pandang. Untuk memperkuat struktur industri
Indonesia yang masih lemah, mulai tahun 1984 pemerintah menyusun suatu
langkah strategis yang disebut Peta Rangka Landasan bidang industri
dengan sistem Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth Center)
sebuah proyek percontohan di Lhok Seumawe sebagai suatu wilayah
terpadu dari pusat industri petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas, dan
sebagainya. Upaya yang sama dilaksanakan di Palembang, Gresik, Kupang,
dan Kalimantan Timur.
Industri Pertambangan dan Energi
Industri pertambangan dan industri diarahkan pada pemanfaatan dan
penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan
ekspor.
Contohnya adalah:
industri tambang batu bara di Sawahlunto;
industri tambang emas di Irian Jaya;
industri tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang;
industri tambang timah di Belitung;
industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang
Industri Elektronika.
10

Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring


bermunculan perusahaan elektronika Maspion, Polytron, LG, Panasonic
(sekarang National dan Panasonic bergabung menjadi Panasonic).

Industri Pariwisata
Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada
pariwisata
internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan
teknologi. Adapun keuntungan industri wisata adalah:
mendatangkan devisa Negara
memperluas lapangan kerja
memacu pembangunan daerah
meningkatkan rasa cinta tanah air
mengembangkan kerajinan rakyat.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984, Departemen Perindustrian secara
nasional
membagi industri menjadi 4 kelompok,yaitu:
industri mesin dan logam dasar (industri hulu);
industri kimia dasar (industri hulu);
kelompok aneka industri (industri hilir);
industri kecil termasuk industri rumah tangga.
Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa
hasil yang cukup menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan
dan dinikmati saat itu oleh masyarakat Indonesia, antara lain sebagai
berikut.
Swasembada Beras
Kesejahteraan Penduduk
Perubahan Struktur Ekonomi
Perubahan Struktur Lapangan Kerja
Perkembangan Investasi

3. Dampak Industrialisasi
a. Dampak Positif
1. Terbukanya lapangan kerja
2. Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat
3. Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat
4. Menghemat devisa negara
5. Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat
6. Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industry
b. Dampak Negatif
1. Terjadinya arus urbanisasi dari desa ke kota-kota yang
dijadikan tujuan kaum urban untuk mencari kehidupan yang
lebih baik.
2. Terjadinya pencemaran udara, air, dan tanah sebagai ekses
negatif dari proses produksi
3. Memicu sifat konsumerisme masyarakat.
4. Menurunnya budaya gotong royong antarwarga masyarakat.
5. Paham materialisme semakin berkembang.
6. Berkembangnya paham individualistis.
7. Semakin lebarnya jurang kesenjangan sosial antara si kaya dan
si miskin.
11

8. Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota.


9. Hilangnya kepribadian masyarakat
10. Lahan pertanian semakin berkurang
11. Meningkatnya permukiman slum area di kota-kota
12. Naiknya suhu bumi dan penduduk perkampungan dekat pabrik
dapat terserang penyakit pernapasan.

4. Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Indonesia

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia telah mengalami perubahan


dan kemajuan, baik dilihat dari struktur distribusi tingkat pendapatan rata-rata
maupun sistem kelembagaan pada sektor publik dan swasta. Sektor swasta
semakin berperan dan sektor public makin mantap. Dalam tahap pembangunan
yang telah dilaksanakan pada masa pemerintahan orde baru, masyarakat akan
menjadi pelaku utama di dalam pembangunan.
Dengan demikian, pada masa pemerintahan orde baru, masyarakat Indonesia
telah dapat menikmati kehidupan dengan baik. Namun, dengan munculnya krisis
ekonomi yang berkepanjangan , tingkat kesejahteraan kehidupan masyarakat
mulai menurun. Keadaan seperti ini sangat di rasakan oleh masyarakat perkotaan,
sehingga di masyarakat perkotaan mulai muncul pengangguran akbat terjadinya
pemutusan hubungan kerja dari tempat mereka bekerja.

BAB III
12

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengaruh Revolusi Hijau dan Industrialisasi di Indonesia pada masa Orde Baru
muncul karena pengaruh besar Revolusi Hijau dan Industrialisasi dari luar. Dan
berhasil memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Namun,
bukan berarti hal tersebut dapat membawa Indonesia menjadi negara pengimpor
pangan seutuhnya. Banyak kendala yang menghalangi pertanian Indonesia
sehingga perekonomian Indonesia mengalami penurunan dan peningkatan. Namun
pada akhirnya, Indonesia tetap berhasil ber- swasembada pangan.

B. SARAN
Seharusnya para pemimpin Orde Baru sadar diri akan pentingnya
perekonomian Indonesia yang bersih dan tidak berdampak pada lingkungan
terutama berdampak pada ekonomi masyarakat rendah di masanya.

13

Anda mungkin juga menyukai