Anda di halaman 1dari 46

REVOLUSI HIJAU

(Green Revolution)

Revolusi Hijau adalah istilah yang


dipakai untuk menyebut program
peningkatan produksi pangan

Penduduk

dunia terus bertambah, terutama di


negara-negara berkembang. Keadaan tersebut
harus diiringi/didukung oleh peningkatan
kebutuhan akan pangan. Menurut apa yang
dinyatakan Thomas Robert Malthus, bahwa
perkembangan manusia akan selalu lebih cepat
dibandingkan dengen kecepatan produksi bahan
makanan. Oleh karena itu, kata Maltus, pada
suatu waktu akan tiba saatnya, manusia
kekurangan bahan makanan, jika tidak diimbangi
oleh kemampuan mengatasinya.

Kemampuan

sumber daya alam sebagai


penghasil pangan adalah sangat terbatas. Untuk
itu perlu diupayakan pengembangan sumber daya
alam yang pada akhirnya ditujukan bagi
pengembangan produksi pangan

Peningkatan

kualitas hidup dan


kebutuhan manusia juga menuntut infra
struktur yang memerlukan lahan, yang
menyebabkan terjadinya alih fungsi
lahan

Di

sisi lain luas lahan pertanian tidak


bertambah bahkan mengalami
penurunan, akibatnya lahan tersedia
(tersisa) dimaksimalkan
pemanfaatannya

SEJARAH
DIPERKENALKAN

DI MEXICO TAHUN 1943


KERJASAMA PEMERINTAH (Avila Camacho),
DENGAN ROCKEFELLER FOUNDATION
DI MEXICO, mengubah sistem pertaniannya
secara MENYELURUH (1945). melalui riset,
penyuluhan, pembangunan infrastruktur dan
adopsi benih varietas baru (unggul) scr luas
yang didanai Ford Foundation, Rockefeller
Foundation, dan beberapa lembaga besar
lainnya.
Alasannya Apa ? kebutuhan nya hrs
import

Sejarah

Hasil Negara pengimpor gandum menjadi


swasembada (1941) mengekspor gandum
Norman Ernest Borlaug ; mendapat
Penghargaan Perdamaian Nobel 1970
Pusat penelitian jagung dan gandum ini berubah
menjadi pusat penelitian jagung dan gandum
internasional CIMMYT (1963) Center for
International Maize and Wheat Yield Improvment
Technolgy
Setelah berhasil pada tanaman jagung dan gandum
PADI

Sejarah

Hasil Negara pengimpor gandum menjadi


swasembada (1941) mengekspor gandum
International Maize and Wheat Improvement Center
(IMWIC). Negara-negara di dunia yang ingin merasakan
manfaat Revolusi Hijau ini, mulai melakukan penelitian di
bawah pengawasan Borlaug dan IMWIC. Sedangkan di
Filipina, IRRI (International Rice Research Institute)
berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif
yang disebut padi ajaib atau padi IR-8. Pada tahun 1970
dibentuk CGIAR (Consultative Group for International
Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan
bantuan kepada berbagai pusat penelitian international

Sejarah
INDIA

PEMBANGUNAN
IRIGASI
PENGGUNAAN
PESTISIDA KIMIA

PENINGKATAN
PRODUKSI BERAS
SEBESAR 30%
(TAHUN 1970 AN)

Sejarah
FILIPINA

Pendirian pusat penelitian padi yg


dikenal dg IRRI The International Rice
Research Institute yang mengembangkan
varietas HVY ( High Yielding Varietes)
(IRxx)
- INDONESIA

- PAKISTAN
- SRILANGKA

Sejarah

Perhatian dunia selanjutnya tidak hanya serealia (bahan


makanan pokok), tetapi juga peningkatan produksi
kacang-kacangan dan sayur-sayuran.

IRRI dan CIMMYT menjadi bagian dari, CGIAR


(Consultative Group for International Agriculture
Research) yang didirikan tahun 1971 membantu
berbagai pusat penelitian pertanian Internasional. Hal ini
menunjukan perhatian dunia yang besar terhadap
usaha peningkatan produksi pertanian

Konsep Revolusi Hijau di Indonesia dikenal sebagai


gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program
nasional untuk meningkatkan produksi pangan,
khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut
dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas
strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan
sosial

PENGERTIAN
USAHA PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI
PERTANIAN UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI PANGAN DARI PERTANIAN
TRADISIONAL MENJADI PERTANIAN YG
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LEBIH MAJU
TERMINOLOGI YG DIGUNAKAN UNTUK
MENJELASKAN TRANSFORMASI
PERTANIAN DI NEGARA BERKEMBANG YG
SECARA SIGNIFIKAN MAMPU
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
PERTANIAN (1940-1960-AN)

Pengertian
Secara

harfiah Revolusi Hijau (Green


Revolution) berarti adalah perubahan
secara cepat dalam memproduksi bahan
makanan.
Asumsinya berangkat dari hipotesa
Produksi bahan makanan tidak akan
mencukupi yang dibutuhkan manusia
jika hanya mengandalkan cara
berproduksi tradisional

Pengertian
Pengertia
Revolusi

hijau merupakan usaha


pengembangan teknologi pertanian
untuk meningkatkan produksi pangan.
Peningkatan tersebut dengan cara
mengubah dari pertanian tradisional
menjadi pertanian modern, yakni
pertanian dengan memanfaatkan atau
menggunakan teknologi lebih maju dari
waktu sebelumnya.

Pengertian
Pengertia
Revolusi

hijau dikenal juga sebagai Revolusi


Agraria. Dengan Revolusi ini para petani ditandai
dengan semakin berkurangnya ketergantungan
para petani pada cuaca dan alam karena
meningkatnya peran ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penerapan Teknologi meliputi :
1. Penggunaan pestisida sitetis
2. Irigasi
3. Penggunaan pupuk sintetis
4. Benih unggul
Revolusi hijau menekankan pada pada tanaman
SEREALIA: padi, jagung, gandum, sorghum dan
lain-lain Yaitu jenis bahan makanan pokok bagi
sebagian besar penduduk dunia

Pengertian
Pengertia

Revolusi hijau istilah yang sering digunakan untuk


untuk meningkatkan hasil fitosintesis yang mempunyai
nilai ekonomi dan keberhasilan dalam memperoleh
jenis-jenis unggul.
Hal ini dapat di capai dengan memperkenalkan
tanaman-tanaman yang seluruhnya baru di suatu
daerah atau dengan memeperbaiki hasil-hasil melalui
penggunaan pupuk, peningkataan irigasi,
perlindungan yang baik terhadap hama pernyakit
tanaman atau dengan pengenalan varietas tanaman
dengan jenis unggul PANCA USAHA TANI

Pengertian
Pengertia

VARIETAS UNGGUL DIRAKIT ADALAH VARIETAS UNGGUL


YANG MEMPUNYAI ADAPTASI GEOGRAFIS YANG LUAS,
RESPONSIF PENGAIRAN DAN PEMUPUKAN, RESISTEN
TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT.

PADA SEREALIA, PRODUK YANG DIMANFAATKAN


ADALAH BIJI. BIJI MENGANDUNG KARBOHIDRAT YANG
BERASAL DARI PROSES FOTOSINTESIS. DENGAN
DEMIKIAN UNTUK MENINGKATKAN KARBOHIDRAT
PERLU DITINGKATKAN AKTIVITAS FOTOSINTESIS YANG
SANGAT DIPENGARUHI OLEH CAHAYA MATAHARI.

KARENA ITU,DAUN PADA VARIETAS UNGGUL SEBAGAI


PELAKSANA FOTOSINTESIS HARUS MEMILIKI
PERSYARATAN.

DAMPAK REVOLUSI HIJAU


DAMPAK

THDP PRODUKSI
PERTANIAN
DAMPAK THDP KETAHANAN PANGAN
DAMPAK EKOLOGI
DAMPAK SOSIAL

DAMPAK TERHADAP
PRODUKSI PERTANIAN
PENINGKATAN

PENGGUNAAN
VARIETAS UNGGUL, TH (1970), 20%
AREAL GANDUM DAN 30% AREAL
PADI DI NEGARA BERKEMBANG
70% PD TAHUN 1990
PRODUKSI GANDUM DAN PADI
MENINGKAT 2X LIPAT
TAHUN 1970-1995 PRODUKSI
SEREALIA MENINGKAT 2X DI ASIA

DAMPAK TERHADAP
KETAHANAN PANGAN
TIDAK

CUKUP SIGNIFIKAN

PENINGKATAN

PRODUKSI PANGAN
TIDAK SAMA DENGAN PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN

DAMPAK EKOLOGI

TERJADI DEGRADASI LINGKUNGAN

RUSAKNYA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN AKIBAT


PENGGUNAAN PUPUK BUATAN DAN
TERCEMARNYA LINGKUNGAN AKIBAT
PENGGUNAAN PESTISIDA YANG BERLEBIHAN
DAPAT MENYEBABKAN KEPUNAHAN BERBAGAI
ORGANISME

PENGGUNAAN PUPUK BUATAN DAN PESTISIDA


AKAN MENYEBABKAN HILANGNYA KEMAMPUAN
MIKROORGANISME TANAH YANG MEMBANTU
MENYUBURKAN TANAH. AKIBATNYA DALAM
WAKTU 20 30 TAHUN MENDATANG AKAN
TERJADI TITIK BALIK PENURUNAN PRODUTIVITAS
TANAMAN.

TERBENTUKNYA PENYERDEHANAAN KOMUNITAS,


KARENA UMUMNYA PETANI HANYA MENANAM
SEREALIA ATAU BAHAN POKOK DAN TIDAK
MENANAM LEGUMINOSEA (KACANG-KACANGAN)
PEMBUATAN LAHAN PERTANIAN (SAWAH, LADANG)
BARU DARI HUTAN-HUTAN AKAN MENURUNKAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KEANERAGAMAN
GENETIKA. HAL INI DAPAT MENYEBABKAN
HILANGNYA SALAH SATU SPECIES TUMBUHAN
ATAU HEWAN YANG MUNGKIN MENGANDUNG GEN
YANG SANGAT DIBUTUHKAN
BERKURANGNYA KEANEKARAGAMAN GENETIK
JENIS TANAMAN TERTENTU AKAN SANGAT
MEMBAHAYAKAN , SEBAB BISA MENURUNKAN
PLASMA NUTFAH ATAU SUMBER GEN.

DAMPAK LINGKUNGAN UTAMA DARI PRODUKSI PANGAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI
Degradasi habitat akibat pembukaan
lahan
Kematian ikan karena larian pestisida
Pembunuhan predator utk melindungi
ternak
Penurunan keaneka-ragaman genetis
akibat pengutamaan monokultur

TANAH
Erosi
Penurunan kesuburan
Penggaraman
Penggenangan
Penggurunan

AIR
Pengosongan akifer
Peningkatan air larian dan banjir
Pencemaran sedimen akibat erosi
Kematian ikan karena larian pestisida
Pencemaran air tanah & permukaan oleh pestisida
Kelebihan nutrien (eutrofikasi) akibat larian yang
mengandung nitrat & fosfat dari pupuk, kotoran
ternak & limbah pengolahan makanan

UDARA
Emisi gas rumah kaca &
pencemar lain akibat
penggunaan bahan bakar fosil
Pencemaran akibat
penyemprotan pestisida

KESEHATAN MANUSIA
Nitrat dalam air minum
Residu pestisida dalam air minum, makanan
dan udara
Kontaminasi air minum & air berenang oleh
organisme pembawa penyakit dari kotoran
ternak
Kontaminasi bakteri pada daging ternak

REVOLUSI

HIJAU MENGGUNAKAN
PESTISIDA YG TINGGI
PENGGUNAAN PESTISIDA DG BAHAN
KANDUNGAN ORGANOKLORIN (DDT DAN
DIELDRIN) YG MEMPUNYAI SIFAT TIDAK
MUDAH TERURAI DALAM KEDAAN NORMAL
DI LINGKUNGAN SECARA LUAS
MENYEBABKAN BAHAN TERSEBUT DAPAT
TERAKUMULASI PADA BAHAN PANGAN DAN
DAPAT TERSEBAR PADA EKOSISTEM
BIOMAGNIFIKASI

Pestisida Buatan
Keracunan

petani
Matinya musuh alami hama
atau patogen
Serangan hama sekunder
Kematian serangga berguna
Timbulnya
kekebalan/resistensi
Pencemaran tanah & air

Benih Unggul
Berkembang

pesat terutama tanaman pangan


Varietas dengan respon tinggi terutama
terhadap pupuk buatan
Jika lingkungan tak mendukung, hasilnya jauh
menurun
Menimbulkan hilangnya varietas lokal
(biodiversitas tanaman)
Meningkatkan biaya usahatani karena harga
mahal

UNDEGRADABLE MATERIAL
IN ENVIRONMENT
(ORGANOKLORIN)

BIOMAGNIFIKASI

WHO & UNEP :


1,5 juta petani keracunan
20.000 orang meninggal/tahun
5.00010.000 orang dampak fatal

Uji petik Dinkes Kab.


Magelang
99,8 % petani
keracunan pestisida
18,2% keracunan berat
72,73% keracunan
sedang
8,9% keracunan ringan
0,2% tidak keracunan

PUPUK BUATAN
TANI/INVESTASIEFEKTIVITAS

PENGGUNAAN
PUPUK BUATAN SANGAT RENDAH, TERUTAMA
NITROGEN
* LAHAN KERING : 50-60%
* PADI SAWAH : 30-40%
MENGGANGGU KEHIDUPAN &
KESEIMBANGAN BIOLOGI, DEGRADASI DAN
KERUSAKAN SIFAT TANAH,
PENCEMARAN LINGKUNGAN TANAH & AIR
PENCEMARAN ATMOSFER (NITROGEN
OKSIDA)
PENINGKATAN BIAYA USAHA

Nitrat merupakan unsur yang


mudah sekaliterbawa air dan
masuk ke saluran air, sungai, air
tanah dan akhirnya dikonsumsi
oleh manusia.
Nitrat yang masuk ke dalam
tubuh akan diubah menjadi nitrit.
Selanjutnya nitrit akan masuk ke
dalam darah dan bereaksi
dengan haemoglobin sehingga
menghasilkan methemoglobin
yang dapat merusak sistim
transportasi oksigen di dalam
darah.
Organ tubuh yang paling peka
terhadap percemaran NOx
adalah paru-paru. Apabila
terkontaminasi gas NOx, paruparu membengkak penderita
sulit bernafas yang dapat
mengakibatkan kematian. Kadar
gas NO yang tinggi dapat
menyebabkan gangguan pada
sistim saraf yang mengakibatkan
kejang-kejang. Bila
keracunan ini terus berlanjut
dapat menyebabkan
kelumpuhan

Nitrat yang telah berubah menjadi nitrit dapat juga


bereaksi dengan amina sekunder sehingga
menghasilkan nitrosamina.
Senyawa ini dapat menimbulkan kanker, mutasi dan
abnormalitas. Dalam dosis tertentu, nitrosamina
bahkan mampu menembus plasenta sehingga
menyebabkan tumor pada janin.,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa
negara telah menetapkan standar kualitas air yang
boleh dikonsumsi oleh manusia. Standar tertinggi
kandungan nitratnya adalah 10 ppm nitrat (10 mg per
liter air).
Kecurigaan terhadap efek negatif yang ditimbulkan
oleh nitrat memang cukup menjadi bukti

Mekanisasi Pertanian
Dapat

meningkatkan
produktivitas
Perlu investasi besar
Banyak
menggunakan bahan
bakar fosil

Belum

tentu sesuai
untuk semua kondisi
Keterbatasan
peralatan, bbf,
modal, ketrampilan,
suku cadang dsb
Dapat menyebabkan
kerusakan
lingkungan

DAMPAK SOSIAL

MENDORONG PERLUASAN UKURAN LAHAN

PENURUNAN PENDUDUK MISKIN; DI INDIA


PERSENTASE PENDUDUK PEDESAAN YG HIDUP
MISKIN MENGALAMI ANTARA 50-65% SBLM
PERTENGAHAN 1960 AN 1993 MENJADI
SEPERTIGANYA

PERBAIKIN NUTRISI, MEMUNGKINKAN


MASYARAKAT UNTUK MENGKONSUMSI KALORI
LEBIH TINGGI

MENINGKATNYA DAN PERBAIKAN


INFRASTRUKTUR (JALAN DAN SALURAN IRIGASI)

MENINGKATNYA RASA PERCAYA DIRI

DI KALANGAN PETANI, PENYULUH,


PARA AHLI DAN PIMPINAN
MASYARAKAT
NAIKNYA DERAJAT PETANI (TUAN
TANAH DAN PPL)
MENDORONG PEMBANGUNAN
PEDESAAN DALAM ARTI LUAS

DAMPAK

SOSIAL EKONOMI :
- KETIDAKMERATAAN DISTRIBUSI
- PERTUMBUHAN LEMBAGA KREDIT
- HILANGNYA KEPEMILIKAN LAHAN
- KESENJANGAN EKONOMI ANTAR
WILAYAH SEMAKIN BESAR
- MENDORONG INDUSTRIALISASI
- HILANGNYA BUDAYA PERTANIAN
(MEMENUHI KEBUTUHAN
SENDIRIBERORIENTASI PADA JUAL BELI,
PETANI YANG SEMULA MENANAM PADI
SEBAGAI SELINGAN DENGAN KOMODITAS
LAIN KINI HARUS MENGUTAMAKAN PADI)

KENDALA REVOLUSI HIJAU

Varietas unggul umumnya hanya akan menghasilkan panen


yang baik bila diberi pupuk dan pengairan yang tepat
Adanya lahan-lahan yang potensial untuk pertanian namun
letak geografisnya kurang menguntungkan, seperti jauh
dari penduduk atau tidak/ belum mempunyai sistem irigasi
sehingga lahan tersebut sulit untuk dimanfaatkan
Banyak lahan yang secara geografis menguntungkan
namum keadaan tanahnya kritis dan kurang subur
Adanya serangga berbagai hama, misal serangga atau
hewan yang dilindungi

REVOLUSI HIJAU DI
INDONESIA

Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai


gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program
nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya
swasembada beras

Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan


teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan
kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya
dukungan kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil
menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.
Intensifikasi pertanian merupakan bentuk mekanisme revolusi
hijau di Indonesia yang biasa dikenal dengan sebutan panca
usaha tani, yaitu 5 (lima) usaha untuk meningkatkan hasil
pertanian yang meliputi :
- pengolahan tanah yang baik
- penggunaan bibit unggul
- pemupukan dengan tepat
- pengaturan irigasi
- pemberantasan hama dengan pestisida

Demo

Massal kemudian berubah jadi


Bimbingan Massal (Bimas) pada 1964.

Bimas

dimulai setelah pemerintah


mengadakan pilot project pada lahan
100 hektar di Karawang setahun
sebelumnya

PRODUKSI

PADI DI INDONESIA
MENINGKAT
INDONESIA MENCAPAI SWASEMBADA
BERAS PADA 1984. TAHUN 1972 PRODUKSI
PADI SEBESAR 20 JUTA TON DENGAN
PRODUKTIVITAS 3,21 TON PER HEKTAR,
MAKA PADA TAHUN 1984 JADI 38,14 JUTA
TON DENGAN PRODUKTIVITAS 3,91 TON
PER HEKTAR. (DARI YANG SEMULA
MENGIMPOR BERAS SEBANYAK 2,5 JUTA
TON PER TAHUN, PADA TAHUN 1984,
INDONESIA BISA MENCUKUPI
KEBUTUHANNYA SENDIRI.)

Setelah

itu, produksi padi menurun terus.


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Pertambahan produksi padi nasional era
1974-1980 sebesar 4,8 persen per tahun
sedangkan pada 1981-1990 sebesar 4,35
persen. Namun pada 1991-2000 turun jadi
1,32 persen. Pada 2005, produksi padi juga
menurun 1,75 persen dari 54,06 ton pada
tahun 2004 jadi 53,12 juta ton.

Bagi petani yang memiliki lahan luas program Inmas dan


Bimas memang dapat meningkatkan kesejahteraaN.
Bagi petani gurem dan ini yang menjadi mayoritas petani
di INDONESIA, program-program tersebut justru telah
menjerat mereka ke dalam ketergantungan yang
semakin dalam yang pada akhirnya memperpanjang
proses pemiskinan mereka.

Dengan paket yang ada dalam Bimas maupun Inmas,


petani harus mengikuti pola produksi yang telah
ditetapkan. Pupuk kimia, pola tanam yang seragam,
penggunaan bibit yang terkadang dengan merk tertentu,
dan biasanya dibuat oleh pabrik tertentu, serta pestisida
atau obat-obat pertanian lainnya yang juga telah
distandarkan. Semua itu membuat petani tergantung
pada industri bibit, pupuk dan pestisida kepada produsen
tertentu.

Keragaman

bibit lokal yang dimiliki petani


secara turun temurun, kini telah beralih
tangan. Sebelum Revolusi Hijau, kita memiliki
hampir 10.000 macam jenis bibit padi lokal.
Semuanya tersimpan dalam IRRI
(International Rice Research Institute) di
Filipina dan menjadi milik AS. Kini hanya
tinggal sekitar 25 jenis bibit padi lokal yang
masih tersisa di Indonesia.

Kerusakan lingkungan memang yang paling terasa.


Petani di banyak tempat mengaku kalau tanah mereka
semakin keras, unsur haranya hilang, hewan kecil di
sawah makin punah, produksi semakin turun dan
seterusnya.

Revolusi

hijau memang pernah meningkatkan


produksi gabah. Namun berakibat:
Berbagai organisme penyubur tanah musnah
Kesuburan tanah merosot / tandus KERAS
Tanah mengandung residu (endapan pestisida)
Hasil pertanian mengandung residu pestisida
Keseimbangan ekosistem rusak
Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama.

KERACUNAN PETANI OLEH PENGGUNAAN


PESTISIDA :
- Kasus keracunan yang pernah terjadi 1985-1986
seperti di di Brebes 85,7 persen, Klaten 54,8 persen,
Karo Sumatera Utara 38 persen, dan termasuk Bali.
- Tahun 2006 di Magelang, Jawa Tengah. Berdasarkan
pemeriksaan darah pada 550 petani sayur di tujuh
kecamatan, diperoleh fakta bahwa 99 persen petani
sudah tercemar darahnya. Penyebabnya adalah
penggunaan zat kimia pembasmi hama
- Penelitian th 2007 dg responden 612 petani (Brebes)

DIKETAHUI petani perempuan pengguna pestisida


berisiko mengalami keguguran sebesar 79 % lebih
tinggi dibanding perempuan yang bekerja di ladang
pertanian lain.

SECARA EKONOMI PELAKSANAAN REVOLUSI


HIJAU TELAH MENAIKAN BIAYA USAHA TANI.
PENGGUNAAN HYV MENUNTUT TAMBAHAN
PUPUK, IRIGASI YG TERJAMIN DAN PESTISIDA
UNTUK PERLINDUNGAN TANAMAN

JIKA KONDISI TIDAK TERPENUHI MAKA PETANI


MENGHADAPI KERUGIAN YG LEBIH BESAR
DIBANDINGKAN JIKA SEBELUM MELAKSANAKAN
PROGRAM INTENSIFIKASI

KERUGIAN SEMAKIN BERAT JIKA TERJADI GAGAL


PANEN KARENA BENCANA ALAM

Anda mungkin juga menyukai