PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain menyimpan kekayaan dan warisan budaya bernilai tinggi, Magelang juga
memiliki potensi pertanian yang besar, khususnya dari subsektor hortikultura yaitu cabai
keriting. Tanaman cabai keriting mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini
dapat diusahakan di dataran tinggi sampai ketinggian 1400 m di atas permukaan laut.
Selanjutnya dikatakan oleh Samadi, 2007 bahwa dilihat dari keadaan tanah, ternyata tanah
yang cocok untuk budidaya pertanian umumnya cocok pula untuk tanaman cabai. Namun
yang ideal adalah jenis tanah Andosol, Latosol dan Regusol yang subur, gembur, kaya bahan
organik, tidak mudah becek, bebas cacing/ nematoda dan penyakit tular tanah. Kisaran pH
tanah yang ideal adalah antara 5,5 – 6,8 karena dibawah atau diatasnya akan menghasilkan
produksi yang kurang baik.
Di Kabupaten Magelang cabai keriting merupakan komoditi unggulan dan harganya
mengalami naik turun. Walaupun harganya mengalami perubahan tetapi permintaan akan
cabai semakin meningkat terutama untuk perusahaan-perusahaan makanan. Perkembangan
komoditas cabai merah dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 1. Perkembangan Komoditas Cabai Merah
Uraian 2002 2003 2004 2005 2006 Rata-rata
Luas panen 32.221 23.796 18.385 16.461 19.724 22.117
(Ha)
Produktivitas 49.27 40.87 60.71 60.10 61.17 54.42
(Kw/ Ha)
Produksi 1.587.420 972.426 1.116.229 989.300 1.206.464 1.174.368
(Kw/ Ha)
Sumber Data : Dispentan Jawa Tengah Tahun 2006
Nilai
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
No Komponen Biaya
A. Biaya Tetap
1. Gaji Tenaga Kerja
2. Biaya Pemeliharaan
B. Biaya Operasional
1. Gaji Tenaga Kerja
Langsung
2. Biaya Pertanaman
C. Biaya Produksi
3. Proyeksi keuntungan
Pada tahun pertama, usaha budidaya cabai belum dapat menghasilkan laba. Hal ini
dapat dimaklumi mengingat bahwa pada tahun pertama sebagian besar intensitas usaha
masih berada pada tahap pra produksi. Demikian pula pemanenan dan penjualan buah
cabai.
Laba bersih baru dapat dihasilkan secara signifikan mulai bulan keempat. Dengan
asumsi bahwa harga jual buah cabai konstan (tidak meningkat), maka laba bersih (setelah
dipotong pajak) yang dapat dihasilkan sebesar Rp. ................ (bulan keempat) dan masing-
masing sebesar Rp...................... (bulan kelima dan keenam).
4. Kelayakan Finansial
Tabel 4. Indikator kelayakan Finansial Usaha budidaya Cabai Skala Usaha 5000m2
NO KRITERIA NILAI
1 Net Present Value (df 21 % pertahun)
2 Internal Rate of Return
3 BC Ratio
4 Return on Invesment
5 Payback Period
5. Kelayakan Ekonomi
Realisasi usaha ini akan memberikan kontribusi berupa kesempatan kerja bagi 5 orang
tenaga kerja. Selain itu realisasi ini juga akan memberikan sumbangan kepada daerah
secara langsung dalam bentuk pajak usaha. Pajak usaha kumulatif yang dapat diterima
daerah dari usaha budidaya cabai skala usaha 1000 m2 sebesar Rp. ....................