KD 9 Materi Pembelajaran 6 - 10
Kompetensi Dasar :
3.9 Mengevaluasi kehidupan bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada era kemerdekaan (sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi)
4.9 Membuat studi evaluasi tentang kehidupan bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era kemerdekaan (sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi)
dalam bentuk tulisan dan/atau media lain
I. Revolusi Hijau
Gagasan mengenai Revolusi hijau bermula dari hasil penelitian Thomas Robert Malthus
(1766 – 1834) yang mengatakan bahwa : kemiskinan dan kemelaratan itu terjadi karena tidak
seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pangan. Pertumbuhan
penduduk mengikuti deret ukur sedangkan peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung.
Penelitian Thomas Malthus sangat berpengaruh di Eropa dan Amerika sehingga timbullah :
1. Gerakan pengendalian penduduk dengan cara mengontrol jumlah kelahiran.
2. Gerakan usaha pencarian dan penelitian bibit unggul dalam bidang pertanian.
Pada tahun 1950 Norman Borlaug di Lembaga Penelitian Pertanian Internasional yang
berpusat di Mexico yang disebut International Mize and Wheat Improvmen Center (IMWC) berhasil
menemukan gandum berkualitas unggul. Penemuan ini juga dikembangkan di international Rice
Research Institute (IRRI) Lagos Philipina pada tahun 1962 berhasil menemukan padi berkualitas
unggul dengan cara melakukan perkawinan silang antara padi kerdil Taiwan (Dee – geowoogen)
dengan padi jangkung dari Indonesia (Peta) yang nantinya menghasilkan padi berkualitas unggul
yang disebut IR-8. Sedangkan di Indonesia dikembangkan di Institut Pertanian Bogor yang
berhasil menemukan padi IR-37.
b. Perkembangan Radio
Di Indonesia radio sebagai media informasi mulai diperkenalkan sejak tanggal 16 Juni 1923 yaitu
tatkala Belanda mendirikan BRV (Bataviache Radio Vereneging) yang kemudian diubah menjadi
NIROM (Nederlands Indische Radio Omroop Maatschapay). Kemudian berkembang radio-radio
yang didirikan bangsa Indonesia seperti :
1. Soloche Radio Vereneging (SRV) di Solo oleh Mangkunegoro VII dan Sarsito
Mangunkusumo tahun 1933.
2. Mataramsce Vereneging Radio Omroop (MVRO) di yogyakarta tahun 1934.
3. Vereneging Omroop Radio Luisterance (VORL) di Bandung tahun 1934.
4. Esheshe Madionsehe Radio Omroop (EMRO) di Madiun tahun 1934.
Sedangkan pada jaman Jepang, Jepang mendirikan dua siaran radio :
1. Jawa Hoso Kanrikyoku :
Yaitu siaran radio pemerintah Jepang di Jawa yang acara siarannya ditujukan kepada bangsa
Indonesia, bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia
2. Jakarta Hosokyoku :
Yaitu siaran radio militer Jepang yang acara siarannya ditujukan untuk luar negeri
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 11 September 1945 Abdurachman Saleh dan
Muladi mendirikan Radio Republik Indonesia di Jakarta. Cabang RRI pertama ditetapkan : RRI
Bandung, RRI Purwokerto, RRI Semarang, RRI Yogyakarta, RRI Surakarta, RRI Malang dan RRI
Surabaya. Selain itu berkumandang pula The Voice Free Indonesia yaitu siaran luar negeri Radio
Indonesia yang sekarang disebut “Voice of Indonesia” (Suara Indonesia). Kehadiran RRI
mempunyai arti penting di masa perang kemerdekaan, yaitu sebagai alat untuk menggelorakan
semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan sekaligus sebagai informasi tentang
perkembangan perjuangan yang dilakukan rakyat dan TNI, baik perjuangan fisik maupun
perjuangan diplomasi.
Pada masa Orde Baru perkembangan radio semakin pesat. Selain RRI sebagai radio milik
pemerintah juga didirikan RKPD yang dikelola oleh pemda TK II dengan SK Menpen Nomor
71/1970, kemudian berkembang radio siaran amatir atau radio swasta non pemerintah atas dasar
PP No. 55/1970 tentang radio non pemerintah dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Menyajikan acara-acara yang mengandung nilai berita dan penerangan
2. Menyajikan acara-acara yang besifat hiburan
3. Menyajikan acara-acara yang mengandung nilai pendidikan
Sedangkan fungsi radio secara umum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
adalah :
1. Sebagai media hiburan dan informasi
2. Menyiarkan suatu peristiwa secara langsung
3. Sebagai alat untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat
4. Sebagai media untuk mempertahankan budaya suatu daerah
5. Sebagai media untuk mengadakan perubahan sosial
c. Perkembangan Televisi
Di Indonesia Televisi (Televisi Republik Indonesia) lahir pada tanggal 24 Agustus 1962 atas dasar
SK Menpen No. 20/1962 dalam rangka mengantisipasi penyiaran langsung pertandingan olah raga
Asia (Asian Games IV) di Jakarta. Atas kerjasama dengan perusahaan elektronik Jepang ”Nipon
Electric Company”, TVRI berhasil mengumandangkan siaran perdananya pada tanggal 17 Agustus
1962 dalam rangka meliput peringatan HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara. Seminggu
kemudian pada tanggal 24 Agustus 1962 TVRI mengudara dalam meliput acara Pembukaan Asian
Games IV di Stadion Utama Senayan Jakarta. Tokoh yang berjasa dalam pendirian TVRI ialah RM
Sutarto dan RM Sunaryo.
Pada masa Orde Baru televisi berkembang secara pesat. Pemerintah mendirikan Stasiun
Pemancar Televisi di daerah-daerah seperti : TVRI Stasiun Medan (1970), TVRI stasiun Ujung
Pandang (1972), TVRI Stasiun Manado (1978) dan TVRI stasiun Bandung (1985), kemudian
berkembang pula berbagai televisi swasta seperti : RCTI (1989), SCTV ( 1990), TPI (1991), ANTV
(1992), Indosiar (1995) dan Metro TV (2000) , pada tahun 2002 menyusul Lativi, TV 7, Global TV
dan Trans TV.
Televisi sebagai media komunikasi dan informasi memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Merupakan media yang dapat mempengaruhi khalayak ramai dalam hal sikap, tindakan dan
pola pikir
2. Sebagai jendela dunia (dalam hal ini televisi berfungsi sebagai media politik, ekonomi,
pendidikan, budaya, kriminal dan hiburan)
3. Dapat membentuk pola dan pendapat umum
Di satu sisi perkembangan dunia televisi banyak bermanfaat bagi umat manusia, tetapi dilain
pihak juga menimbulkan dampak negatif sebagai berikut :
1. Timbulnya budaya konsumerisme
2. Berkembangnya budaya materialisme
3. Arus liberalisasi semakin cepat
4. Masuknya kebudayaan asing yang kurang menguntungkan
5. Arus globalisasi semakin cepat
6. Tayangan yang tak mendidik dapat mempengaruhi anak
7. Timbulnya sifat ketergantungan pada televisi
8. Banyak film berbau sex telah merusak generasi muda
Untuk mengantisipasinya maka pemerintah melakukan bermacam-macam usaha :
1. Melarang berbagai iklan minuman keras
2. Memperketat sensor film yang akan ditayangkan
3. Tidak diperkenankan iklan rokok dengan gambar rokok
4. Memberikan peringatan lewat TV kepada pemirsa perihal acara yang akan disajikan
b. Teknologi Sosrobahu
Sistem Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH) atau lebih dikenal dengan nama Konstruksi
Sosrobahu (Teknik Sosrobahu) merupakan teknik memutar bahu lengan beton jalan layang.
Metode kerja teknik ini, dapat memutar lengan bahu jalan layang yang terletak sejajar jalan dengan
jalan dibawahnya, dan kemudian diputar 90 derajat. Dengan cara kerja yang efisien, teknik
sosrobahu menjadi pilihan terbaik dalam pembangunan jalan layang terutama di kota-kota besar
dengan area yang terbatas. Penggunaan teknologi konstruksi ini membantu arus lalu lintas tetap
berjalan dengan baik tanpa harus dilakukan penutupan arus lalu lintas selama masa pembangunan
jalan berlangsung.
Teknik ini ditemukan oleh putera Indonesia yang bernama Ir. Tjokorda Raka Sukawati pada
tanggal 27 juli 1988. Berawal dari proyek pembangunan jalan layang pada tahun 1987-an antara
Cawang sampai Tanjung Priok sepanjang 16,5 km yang dilaksanakan PT Hutama Karya (Persero).
Pembangunan jalan layang tersebut dituntut agar tidak menggangu jalan-jalan disekitarnya yang
harus tetap beroperasi. Terinspirasi dari dongkrak hidrolik mobil itulah, Ir. Tjokorda Raka
Sukawati yang pada waktu itu menjadi Direktur PT. Hutama Karya membuat percobaan-percobaan
yang akhirnya berhasil membuat rancangan jalan tol yang diberi nama Landasan Putar Bebas
Hambatan (LPBH). Presiden Suharto sangat terkesan dengan hasil karya putera bangsa ini,
kemudian pada tahun 1989 LPBH hasil karya putera bangsa tersebut diberi nama Konstruksi
Sosrobahu. Nama ini diambil dari nama seorang tokoh dalam cerita Mahabharata. Sejak saat
itulah konstruksi LPBH lebih populer dengan nama Sosrobahu. Berdasarkan hitungan eksak,
teknologi konstruksi sosrobahu ini mampu bertahan sampai 1 abad atau hingga 100 tahun
lamanya.
Cukup banyak proyek jalan tol yang menggunakan teknik Sosrobahu ini di Indonesia. Salah
satu contohnya adalah pembangunanan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, Cawang – Tanjung
Priok, Jakarta – Merak dll. Jalan tol luar negeri yang memanfaat hasil karya putera bangsa ini
adalah Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Korea, Jepang dan China.
Penilaian Keterampilan : KD 9
Dikerjakan Setelah Ada Perintah Guru Pengajar !
Materi : Revolusi Hijau, Teknologi Transportasi, Teknologi Kedirgantaraan, Teknologi Komunikasi dan
Informasi, Teknologi Arsitektur dan Konstruksi !
Penilaian Pengetahuan : KD 9
KISI-KISI 25 : Peran bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada era kemerdekaan (sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi)