Anda di halaman 1dari 1

LILI AMELIA

16
XI IPA 3
RESENSI BUKU
Judul : Di Tepi Takdir
Penulis : Samsikin AD
Penerbit : Grafindo Khasanah Ilmu
Cetakan : Pertama, 2009
Halaman : 255 hal
Panjang : 21 cm
ISBN : 979-3858-67-8
Harga : Rp40.000

Sejarah, Perjuangan, dan Pendidikan


Sinopsis
Mengingat kembali, lalu menuangkannya dalam buku suatu peristiwa yang telah puluhan tahun lalu
terjadi bukanlah hal mudah. Begitu mendasar dan pentingnya peristiwa tersebut, memerlukan kehati-
hatian tersendiri. Novel ini salah satunya, sebuah kisah nyata yang teramat penting. Dikisahkan
kembali saat usia senja,novel ini berhasil memikat kita semua. Pertautan antara persahabatan, cinta,
sejarah, heroisme, serta kisah pilu bagaimana mendidik generasi penerus di masa penjajahan.
Begitu biadabnya Agresi Belanda tahun 1948-1949 mengguncang Yogya, dan begittu heroiknya
perjuangan sang penulis, menumbuhkan simpati dan empati seakan membawa kita mengalami sebdiri
peristiwa tersebut. Peristiwa itu merupakan rangkaian dari detik-detik yang amat mendebarkan dan
sekaligus menghantui hidup banyak orang, termasuk penulisnya saat itu. Sebuah karya fiksi yang
amat menakjubkan dan gemilang.
Novel ini merupakan novel yang ditulis dari kisah hidupnyasendiri yaitu oleh Hj. Samsikin Abu
Daldiri, lahir Agustus 1935 di desa Srandakan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.tahun
1956, seusai menyelasaikan sekolahnya di \sekolah Guru Atas (SGA) Piri, DIY, ditugaskan mengajar
di Sekolah Rakyat (SR) Sidoharjo III, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Tahun 1966 di angkat
sebagai Kepala Sekolah SR Bendogede, Kecamatan Pojong. Ia salah satu saksi sejarah peristiwa
Agresi Belanda di Yogyakarta tahun 1948-2949. Kisah agresi dan perjuangan mendidik ia tuankan
dalam buku ini. Puluhan buku telah ditulis di masa pensiun, salah satunya,”Nopember” (2004),
mendapatkan penghargaan dari DIKNAS DIY tahun 2004.
Novel ini cocok untuk dibaca oleh segala kalangan termasuk remaja, karena bahasa yang di gunakan
oleh penulis mudah untuk dimengerti sehingga para pembaca dapat dengan mudah untuk memahami
keadaan yang diceritakan di dalam novel ini. Kita juga dapat mengetahui banyak hal yang terjadi pada
masa penjajahan, apa-apa saja yang diperjuangkan oleh rakyat Yogya pada saai itu.
Kekurangan dari novel ini yaitu terlalu banyak hal yang menurut saya tidak perlu untuk di jelaskan
secara rinci, karena hampir semua orang sudah tahu akan hal itu. Seperti halnya menjelaskan dari
siapa pisang itu diberi, tata cara memasak pisang dan lain-lain. Dan ada pula beberapa bahasa jawa
yang tidak sempat untuk diterjemahkan sehingga membuat para pembaca yang tidak mengerti bahasa
tersebut kesulitan untuk mengerti.

Anda mungkin juga menyukai