Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan
cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk
adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul
baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya
meningkat.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan
deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi
pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh
b. gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat
bibit padi baru yang produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8.
berbagai pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang
dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah
energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan
b. Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti bajak dan mesin
penggiling.
d. Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat penyemprot hama,
penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.
Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya
sebagai berikut.
a. Intensifikasi Pertanian
b. Ekstensifikasi Pertanian
c. Diversifikasi Pertanian
cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara
d. Rehabilitasi pertanian
sudah kritis.
Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1) Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.
3) Pembibitan kembali.
petani.
Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam swasembada pangan.
c. Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
Revolusi Hijau merupakan sebuah usaha dalam mengembangkan teknolosi pertanian yang bertujuan
untuk meningkatkan produksi pangan. Revolusi ini dengan kata lain mengubah pertanian yang
sebelumnya menggunakan teknologi tradisional, menjadi pertanian dengan teknologi modern.
Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa Revolusi Hijau terjadi karena semakin meningkatnya jumlah
penduduk di dunia, namun tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi pangan.
Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa lembaga yang melakukan penelitian seperti Ford
Foundation dan Rockerfeller Foundation. Lembaga-lembaga tersebut melakukan penelitian di negara-
negara berkembang. Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan menjadi objek penelitian mereka. Kita ambil
contohnya di negara Meksiko dan Filipina ya.
Pertama, kita ke Meksiko dulu. Di tahun 1944, ada sebuah pusat penelitian bening jagung yang didukung
Rockerfeller Foundation. Apakah penelitian tersebut berhasil? Wuuoooh sudah tentu dong. Penelitian
tersebut berhasil menemukan beberapa varietas baru dari hasil jagung yang hasilnya di atas rata-rata
varietas lokal Meksiko.
Sekarang kita beralih ke Filipina ya. Nah pada tahun 1962, Rockerfellar Foundation dan Ford Foundation
mendirikan sebuah badan penelitian tanaman di Los Banos. Nama badan tersebut ialah International
Rice Research Institute (IRRI). Apa sih yang dilakukan IRRI? Simak kata Rogu berikut ya.
Gimana dengan Indonesia pada waktu itu? Apa sudah ada Revolusi Hijau?
Yaps, pada masa Orde Baru, tepatnya sejak dilaksanakannya Pelita I di tahun 1969, Revolusi Hijau
diterapkan dan fokus pada peningkatan hasil pertanian (beras). Pelaksanaannya ada 4 program yakni
intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, dan rehabilitasi. Kita bahas satu
per satu ya
Pertama, intensifikasi pertanian. Ini diterapkan dalam bentuk Panca Usaha Tani yakni pemilihan bibit
unggul, pengaturan irigasi, pemupukan, teknik pengolahan tanah, dan pemberantasan hama. Kedua,
ekstensifikasi pertanian. Langkah ini merupakan perluasan area pertanian yang sebelumnya belum
dimanfaatkan. Contohnya itu seperti pemanfaatan hutan, lahan gambut, atau padang rumput untuk
digunakan sebagai lahan pertanian.
Ketiga, diversifikasi pertanian. Ini dapat katakan pengalokasian sumber daya pertanian ke beberapa
aktivitas lainnya yang menguntungkan, baik secara ekonomi atau lingkungan. Contohnya menanamkan
beberapa jenis tanaman dalam satu lahan atau memelihara beberapa hewan ternak dalam satu
kandang. Nah, yang terakhir, rehabilitasi. Rehabilitasi ini merupakan sebuah usaha meningkatkan hasil
pertanian dengan cara memperbarui segala hal terkait pertanian. Misalnya memperbaiki sawah tadah
hujan menjadi sawah irigasi.