Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SEJARAH

REVOLUSI HIJAU

Nama

: Aulia Tri Puji H

Nomor

: 03

Kelas

: XII IPA 1

SMA NEGERI KARANGPANDAN


TAHUN PELAJARAN 2014/2015

LATAR BELAKANG REVOLUSI HIJAU


Istilah Revolusi Hijau dalam pertanian sebenarnya mengacu pada masa transisi dari
kebiasaan abad pertengahan ke kebiasaan abad modern. Munculnya beberapa teknik
pertanian pada abad ke-17 dan ke-18 dapat dilacak dari jenis tanaman baru dan beberapa
perubahan ekonomi.
Perubahan-perubahan di bidang pertanian sebenarnya telah berkali-kali terjadi dalam sejarah
kehidupan manusia yang biasa dikenal dengan istilah revolusi. Perubahan dalam bidang
pertanian dapat berupa peralatan pertanian, perubahan rotasi tanaman, dan perubahan sistem
pengairan.
Revolusi Hijau merupakan bagian dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem
pertanian pada abad sekarang ini. Lahirnya Revolusi Hijau melalui proses panjang yang
melatarbelakangi, dan akhirnya meluas ke wilayah Asia dan Afrika.
Adapun latar belakang lahirnya Revolusi Hijau adalah sebagai berikut :
1. Hancurnya lahan pertanian akibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
2. Pertambahan penduduk sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
3. Adanya lahan kosong.
4. Upaya peningkatan produksi pertanian.
Revolusi Hijau lahir dari gagasan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus pada
tahun 1766 - 1834. yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan adalah masalah yang
tidak dapat dihindari oleh manusia.
Thomas Robert Malthus adalah seorang ekonom dan pencetus teori kependudukan dari
Inggris. Dalam bukunya yang berjudul "Essay on the Principles of Population", Malthus
meyakini bahwa kemiskinan umat manusia merupakan keadaan yang tidak mungkin
dihindari.
Kemiskinan terjadi karena pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan peningkatan
produksi pertanian (pangan). Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk berjalan menurut
deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128 dan seterusnya), sedangkan peningkatan produksi
pertanian berjalan berdasarkan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 dan seterusnya).
Ternyata tulisan Thomas Robert Malthus membawa beberapa pengaruh, antara lain :
1. Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran.
2. Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
Pengertian revolusi hijau
revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi
pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan teknologi tradisional menjadi
pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau modern.

Revolusi Hijau merupakan sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan
perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada
tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia. Hasil yang
nyata adalah tercapainya swasembada (kecukupan penyediaan) sejumlah bahan pangan di
beberapa negara yang sebelumnya selalu kekurangan persediaan pangan (pokok),
seperti India, Bangladesh, Tiongkok, Vietnam, Thailand, sertaIndonesia, untuk menyebut
beberapa negara. Norman Borlaug, penerima penghargaan Nobel Perdamaian 1970, adalah
orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini. Revolusi hijau diawali oleh Ford
dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di
Filipina (1960)
.Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan
masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya
swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas
strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga
komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani,
penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan
infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.
Pengertian revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk
meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan
teknologi tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau
modern.
Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan
gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada
SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan lain-lain. (serealia adalah tanaman biji-bijian)
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting yaitu
1. penyediaan air melalui sistem irigasi,
2. pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3. penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
4. penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah peningkatan hasil tanaman pangan
berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada
tempat-tempat tertentu.
Revolusi hijau di Indonesia

Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara negara berkembang dan


Indonesia dijalankan sejak rezim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana
telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi
sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap, tetapi hanya mampu dalam waktu
lima tahun, yakni antara tahun 1984 1989. Disamping itu, Revolusi Hijau juga telah
menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi dan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi
Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektare, dan
petani kaya di pedesaan, serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan. Sebab sebelum
Revolusi Hijau dilaksanakan, keadaan penguasaan dan pemilikan tanah di Indonesia sudah
timpang, akibat dari gagalnya pelaksanaan Pembaruan Agraria yang telah mulai dilaksanakan
pada tahun 1960 sampai dengan tahun 1965.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting: penyediaan air melalui
sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai dengan
tingkat serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan
tanam berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil
tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk
padi pada tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Revolusi hijau mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kelestarian
lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Oleh para
pendukungnya, kerusakan dipandang bukan karena Revolusi Hijau tetapi karena ekses dalam
penggunaan teknologi yang tidak memandang kaidah-kaidah yang sudah ditentukan. Kritik
lain yang muncul adalah bahwa Revolusi Hijau tidak dapat menjangkau seluruh strata negara
berkembang karena ia tidak memberi dampak nyata di Afrika.
Dampak positif revolusi hijau

Di negara kita Indonesia revolusi industri diterapkan dengan ekstensifikasi dan intensifikasi
pertanian. Ekstensifikasi dengan perluasan areal. Terbatasnya areal, menyebabkan
pengembangan lebih banyak pada intensifikasi. Intensifikasi dilakukan melalui Panca Usaha
Tani, (lima usaha tani)
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama

5. Penggunaan bibit unggul

Dampak Revolusi hijau

Hasil dari suatu metode tentunya mempunyai dampak positif dan negatif, begitu juga dengan
Revolusi hijau berikut ini merupakan dampak positif dan negatif dari revolusi hijau
Dampak positif revolusi hijau
Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat.
Salah satu contohnya bagi bangsa indonesia sendiri adalah Indonesia yang tadinya pengimpor
beras menjadi mampu swasembad beras.
Dampak Negatif Revolusi Hijau antara lain : Permasalahan dan dampak negatif
1. Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber
karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan
peternakan diubah menjadi sawah.
2. Penurunan keanekaragaman hayati.
3. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
4. Penggunaan pestisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten
Revolusi hijau juga mendapatkan kritik dari pihak pihak yang mempunyai kesadaran akan
kelestarian lingkungan karena telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Oleh
mereka yang mendukung revolusi industri, mereka menyebutkan bahwa kerusakan tersebut
bukan karena revolusi industri tapi karena akses dalam penggunaan teknologi yang tidak
memandang kaidah-kaidah yang sudah ditentukan.
Revolusi hijau mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kelestarian
lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Oleh para
pendukungnya, kerusakan dipandang bukan karena Revolusi Hijau tetapi karena ekses dalam
penggunaan teknologi yang tidak memandang kaidah-kaidah yang sudah ditentukan. Selain
kritik tersebut di atas masih ada kritik lain lagi yitu Revolusi Hijau tidak dapat menjangkau
seluruh strata negara berkembang karena ia tidak memberi dampak nyata di wilayah Afrika.
Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat.
Sebagai contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada dan bisa mengekspor
beras ke India.

http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2014/09/latar-belakang-lahirnya-revolusihijau.html

Anda mungkin juga menyukai