Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

FIELD TRIP GEOLOGI DASAR

NAMA

: ANNISA WULANDARI

NIM

: 15/384977/TK/43639

KELAS

:A
JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA


TAHUN AKADEMIK 2015/2016

I. Pendahuluan
I.1 Geomorfologi Regional
Ada 4 satuan geomorfologi Pegunungan Selatan dibagi menjadi empat. Yakni
Geomorfologi Perbukitan Karst, Geomorfologi Perbukitan Lipatan, Geomorfologi Dataran
Tinggi, serta Geomorfologi Dataran Berteras. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipatan
Bentukan dari perbukitan lipatan berupa perbukitan yang dibangun oleh struktur
homoklin(bukit yang terbentuk oleh lapisan batuan yang mirih searah), antiklin(punggung
lipatan), sinklin(Lembah lipatan), dan gawir terjal(tebing curam) berbentuk memanjang dari
timur ke barat. Contoh dari perbukitan lipatan terdapat di Daerah Ngawen dan sekitarnya.
2. Satuan Geomorfologi Perbukitan Karst
Bentuk lahan karst terbentuk dari pelarutan dan umumnya oleh batu gamping. Di
Pegunungan Selatan satuan geomorfologi perbukitan karst terletak pada daerah paling
selatan. Satuan geomorfologi ini bervariasi dari bentukan positif dan negatif. Daerahnya
memanjang meliputi Pacitan sampai Gunungkidul.
3. Satuan Geomorfologi Dataran Berteras
Satuan geomorfologi dataran berteras di Pegunungan Selatan meliputi sebagian
daerah Ngawen, Wonogiri Bagian Selatan, dan Semin. Satuan geomorfologi dataran
berteras dibentuk dari batuan berumur kuarter/periode terakhir dari ketiga periode
kenozoikum. Material penyusunnya berupa lempung hitam, konglomerat, pasir, dan
perulangan tuf dengan pasir kasar hingga halus.
4. Satuan Geomorfologi Dataran Tinggi
Morfologi dataran tinggi terbentuk oleh batu pasir gampingan dan batu pasir berlapis
dengan kedudukan yang relative horizontal. Satuan geomorfologi dataran tinggi mendiami
daerah Playen, Wonosari, Gading sampai ke Semanu. Daerah ini merupakan bagian tengah
Pegunungan Selatan.

I.2 Geologi Regional


Bentukan fisik Jawa Tengah bagian selatan ke timur yang meliputi Pegunungan
Selatan, Surakarta, Yogyakarta dan Gunung Merapi bisa dibagi menjadi dua zona, yaitu
Zona Solo dan Zona Pegunungan Selatan. Di kaki Gunung Merapi bagian selatan-timur
merupakan dataran Yogyakarta-Surakarta dengan ketinggian kurang lebih 100 m sampai
150 m, yang terbentuk oleh susunan endapan aluvium dari Gunung Merapi. Sedangkan
Zona Solo merupakan bagian dari Central Depression Zone di Pulau Jawa. Gunung Merapi
yang berketinggian lebih kurang 2698 mdpl menempati zona ini. Dataran Yogyakarta
menerus hingga pantai selatan Pulau Jawa, yang melebar dari Pantai Parangtritis hingga
Kulonprogo. Ada 3 aliran sungai utama di Pegunungan Selatan yakni Kali Progo dan Kali
Opak, dan Kali Dengkeng yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo.
Zona Pegunungan Selatan dibatasi oleh Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri di bagian
timur dan oleh Lautan India di sebelah selatan serta dataran Yogyakarta-Surakarta di barat.
Bentuk Pegunungan Selatan ini hampir membujur barat-timur sepanjang lk. 50 km dan ke
arah utara-selatan mempunyai lebar kurang lebih 40 km. Di sebelah barat, antara
Pegunungan Selatan dan Dataran Yogyakarta dibatasi oleh aliran Kali Opak, sedangkan di
bagian utara berupa gawir atau lereng Baturagung. Zona Pegunungan Selatan dapat dibagi
menjadi tiga subzona, yaitu Subzona Baturagung, Subzona Wonosari dan Subzona Gunung
Sewu.

II. Geomorfologi dan Geologi Bayat


II.1 Geomorfologi dan geologi tiap lokasi pengamatan
Dusun Sedan

Kekar Gerus di batuan luar Dusun Sedan

Dusun Sedan termasuk daerah di Perbukitan Jiwo Barat yang terletak di bukit dan di
samping Rowo Jombor. Bagian luar tanah di Dusun Sedan ini berwarna cokelat dan
bertekstur halus, sehingga bisa disimpulkan bahwa tanahnya sudah lapuk. Struktur batuan
di Dusun Sedan terdiri atas batuan di bagian dalam yang lebih keras dan berwarna abu-abu.
Batuan di bagian dalam bertekstur ofitik yakni mineral plagioklas mengelilingi pyroxene dan
bertekstur kasar. Mineral batuan bagian dalam mengalami interlocking atau saling
mengunci.
Batuan yang sudah berada di luar dan sudah teronggok, mengalami kekar gerus
dengan gaya kompresi. Pada retakan-retakan di batuan ini, diisi oleh urat karbonat sebab
jika diuji dengan larutan HCl, urat di retakan ini berbuih. Di Dusun Sedan, batuannya
mengalami banyak pelapukan akibat adanya tenaga eksogenik sehingga lerengnya lebih
landai dibandingkan Gunung Kampak.

Gunung Kampak

Foto Gunung Kampak


Gunung Kampak adalah bukit gamping yang mengalami pelarutan dengan sedikit
pelapukan. Di Gunung Kampak tidak terjadi banyak pelarutan karena didominasi senyawa
Kalsit atau CaCO3. Unsur ini akan larut apabila bereaksi dengan air hujan yang cenderung
bersifat asam. Di beberapa bagian dinding bukit, terdapat guratan merah, guratan ini
merupakan unsur Fe yang terjebak di dalam bukit. Terdapat banyak retakan di Gunung
Kampak sebagai hasil dari struktur geologi dan sedimentasi. Di Gunung Kampak terjadi
presipitasi Kalsit dengan laju yang cepat sehingga retakan yang ada di sini bisa dengan
mudah terisi.

II.2 Penggunaan lahan dan pemanfaatan tiap lokasi lahan


Dusun Sedan
Lokasinya yang berada di lereng bukit, meskipun agak terjal, dijadikan lokasi
pemukiman warga. Di halaman rumah warga biasanya dijadikan kandang ternak. Tanahnya
tidak gembur karena tanah tua sehingga tidak ditanami tanaman pertanian.
Gunung Kampak

Aktivitas pertambangan batu gamping masih active dilakukan di sini. Meskipun tidak
dalam skala besar namun dilakukan secara kontinu. Bisa dilihat dari bangunan yang berdiri
di atas batu gamping yang berbentuk menara, sebagai bukti bahwa pertambangan telah
dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Gunung Kampak memiliki respon berbeda
terhadap tenaga eksogenik. Karena sifatnya yang relative resisten terhadap pelapukan,
lereng bukitnya terjal dengan kemiringan 80o.

II.3 Aspek Kebencanaan tiap lokasi pengamatan


Desa Sedan
Lapisan batuan luar di bukit rawan terjadi longsor, karena batuan bagian luarnya
lapuk dengan beban rumah dan pohon. Pada bagian atas juga terdapat tumbuhantumbuhan kering dan pohon kering yang akarnya menggantung.
Gunung Kampak

Foto retakan yang terisi kalsit


Meskipun terlihat solid, namun retakan-retakan di gunung ini tetap saja
membahayakan. Terutama bagi penambang batu gamping. Sehingga sewaktu-waktu bisa
saja runtuh.

III. Kesimpulan
Daerah Dusun Sedan termasuk daerah Perbukitan Jiwo Barat, memiliki kandungan
batuan yang keras pada bagian dalam dan sudah mengalami pelapukan di bagian luarnya.
Tanah di Dusun Sedan berwarna kecoklatan, namun batuan yang teronggok di sana
berstruktur keras dan berwarna abu-abu. Di sini, rawan longsor karena terdapat retakanretakan di dinding bukit dan medannya cukup terjal.
Gunung Kampak mengalami proses pelarutan dengan sedikit pelapukan. Urat-urat
yang mengisi retakan merupakan senyawa kalsit dibuktikan dengan proses pengujian HCl.
Terdapat retakan di sana-sini, penyebabnya bisa jadi karena proses pertambangan batu
gamping maupun kekar. Terdapat bentukan unik di mana ada bangunan yang menjulang di
atas menara batu gamping sebagai bukti aktifnya kegiatan penambangan batu gamping di
sini. Ini pula yang mengkhawatirkan karena sewaktu-waktu bukit ini bisa runtuh pada bagian
tertentu karena proses pertambangan meskipun jika dilihat sekilas, batuan cukup kuat.

IV. Daftar Pustaka


http://cah2selo.blogspot.co.id/2015/03/geologi-regional-pegunungan-selatan.html
https://ibnudwibandono.wordpress.com/2010/07/12/geologi-regional-bayat-klaten/
https://wachidgeologist.wordpress.com/2012/05/16/geologi-regional-pegunungan-selatan/

Anda mungkin juga menyukai