Anda di halaman 1dari 6

REVOLUSI HIJAU DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Disusun oleh :

ELVIRA RIZKA AFIYATI

XII MIPA 4

08

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Giri Banyuwangi


(20525855) SMAN 1 GIRI JL. H.O.S. COKROAMINOTO NO. 38, Mojopanggung, Kec.
Giri,
Kab. Banyuwangi Prov. Jawa Timur
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah kemiskinan
yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak sebanding
dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan pengontrolan jumlah kelahiran dan
meningkatkan usaha pencarian dan penelitian binit unggul dalam bidang Pertanian. Upaya ini
terjadi didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Thomas Robert Malthus.
Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan
masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya
swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas
strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga
komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan
kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur.
Grakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras. Gerakan Revolusi Hijau
yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia dijalankan sejak rejim Orde Baru
berkuasa. Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting: penyediaan air melalui
sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai dengan tingkat
serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam
berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman
pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada
tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Revolusi hijau ditandai dengan dilaksanakannya program-program yang mengharuskan
petani meninggalkan cara bertani dengan menggunakan model lama dan beralih ke cara-cara
bertani yang lebih modern. Tujuannya sendiri yaitu untuk meningkatkan hasil produksi sehingga
mampu menstabilkan kembali keadaan perekonomian Indonesia yang kacau. Hasil yang
dicapainya pun tidak mengecewakan, selama Pelita I dicapai kenaikan produksi padi sebesar 6%
per tahun, dimana kenaikan tertersebut terutama adalah berkat usaha-usaha dibidang produksi
padi yang pelaksanaanya dititikberatkan di Pulau Jawa. Daerah-daerah yang menjadi sasaran
pelaksanaan program revolusi hijau diantaranya yaitu daerah Cianjur, Karawang, Pandeglang,
Serang, Kuningan, Tasikmalaya, serta lainnya. Seperti yang dijelaskan oleh Leon A. Mears
(1982, hml. 28) bahwa di daerah-daerah yang mempunyai pengairan dan persediaan air yang
dapat digunakan, hasil per hektar yang secara tradisional rendah dapat dinaikan dengan cepat,
seperti yang terjadi di daerah Jawa
Revolusi hijau yang dijalankan oleh Indonesia pada masa orde baru ini menyebabkan
upaya unuk melakukan modernisasi berdampak pada perkembangan industrialisasi yang ditandai
oleh adanya pemikiran ekonomi rasional. Industrialisasi ini muncul setelah penemuan mesin uap,
listrik, mesin pembakaran (dalam tenaga fosil), dan pembangunan kanal, rel kereta api, hingga ke
tiang listrik. Dengan industrialisasi proses budaya yang dibangun masyarakat dari suatu pola
hidup berbudaya agraris tradisional menuju masyarakat berpola hidup industry. Perkembangan
industri ini tidak terlepas dari proses perjalanan panjang penemuan di bidang teknologi yang
mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat.
Indonesia sebagai negara berkembang juga tidak luput dari virus industrialisasi tersebut.
Semenjak pembangunan ekonomi dimulai secara terencana sejak tahun 1969, sesungguhnya
pendekatan yang digunakan Indonesia adalah strategi industrialisasi. Terdapat dua pertimbangan
penting yang melandasi penggunaan strategi industrialisasi tersebut. Pertama, pada tahun-tahun
tersebut negara-negara di seluruh dunia juga mengerjakan proyek industrialisasi di negaranya
masing-masing dengan dukungan teori-teori pembangunan ekonomi yang memadai. Kedua,
sejarah negara-negara yang telah berhasil memajukan ekonominya selalu melewati tahapan
industrialisasi pada proses pembangunannya. Strategi ini dianggap berhasil karena secara
perlahan-lahan menggeser kegiatan ekonomi dari semula terkonsentrasi pada sektor primer
(pertanian) menuju sektor sekunder (industri/jasa).
Dengan pertimbangan itulah maka proyek industrialisasi juga dikerjakan di Indonesia
dengan konsistensi yang cukup terjaga. Sejarah telah mencatat bahwa industrialisasi di Indonesia
pada akhirnya juga menggeser aktivitas ekonomi masyarakat, dari semula bertumpu pada sektor
pertanian untuk kemudian bersandar pada sektor industri. Karena adanya kesadaran bahwa
sebagian besar masyarakat Indonesia bergulat di sektor agraris dan sumberdaya ekonomi yang
melimpah di sektor pertanian, maka industrialisasi yang dilaksanakan di Indonesia harus
melibatkan sektor pertanian dalam prosesnya. Dalam bahasa yang tegas, bahwa industrialisasi
yang dijalankan tersebut harus bertumpu dan berkaitan dengan sektor pertanian; sehingga jika
sektor industri sudah tumbuh pesat tidak lantas mematikan sektor pertanian yang menjadi
tumpuan hidup masyarakat banyak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
pemasalahan yang akan dijadikan sebagai pembahasan. Permasalahan utama yang menjadi
pokok kajian yaitu “Sejauh mana upaya pemerintah dalam meningkatkan dan mengembangkan
proses revolusi hijau serta industrialisasi?”. Berdasarkan rumusan tersebut maka penulis
merumuskan fokus kajian sebagai berikut:
1. Apa upaya pemerintah Indonesia dalam menggalakkan revolusi hijau di Indonesia?
2. Apa upaya pemerintah untuk meningkatkan industrialisasi di Indonesia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam menggalakkan revolusi hijau di Indonesia
2. Untuk mengetahui industrialisasi yang dilakukan pemerintah di Indonesia
1.4 Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, manfaat dari dilaksankannya penelitian ini yaitu,
sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai sejarah sosial dan ekonomi yaitu pada saat diterapkannya
revolusi hijau di Indonesia.
2. Memperkaya pembelajaran di sekolah kelas XII semester I yaitu menganalisis proses
revolusi hijau dan industrialisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Upaya pemerintah Indonesia dalam menggalakkan revolusi hijau

Revolusi hijau sering dikenal sebagai revolusi agrarian yaitu suatu perubaan cara bercocok
tanam dari tradisional ke modern untuk meningkatkan produktivitas pangan. Tujuan dari
program ini adalah mengubah petani gaya lama menjadi petani gaya baru. Revolusi hijau
ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena
peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan produksi bahan makanan.
Mengingat bahwa Indonesia adalah negara yang mengalami peristiwa ini, maka pemerintah
melakukan beberapa upaya untuk mencegah dan mengapus status kemiskinan pada warganya,
upaya tersebut antara lain
2.1.1 Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi pertanian di Indonesia dikenal dengan nama panca usaha tani yang
meliputi:
a. Pemilihan bibit unggul
b. Pengolahan tanah yang baik
c. Pemupukan
d. Irigasi
e. Pemberantasan hama

2.1.2 Ekstensifikasi Pertanian

Ekstensifikasi pertanian yaitu memperluas lahan tanah yang dapat ditanami dengan
pembukaan lahan-lahan baru, missal mengubah lahan tandus menjadi lahan yang dapat ditanami,
membuka hutan, dan sebagainnya.
2.1.3 Diversifikasi Pertanian
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian melalui system
tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat mencegah kegagalan panen pokok
memperluas sumber devisa, mencegah penurunan pendapatan para petani.
2.1.4 Rehabilitasi Pertanian

Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya pertanian yang kritis yang akan
membahayakan kondisi lingkungan sera daerah rawan dengan maksud untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat di daerah tersebt. Usaha pertanian tersebut akan menghasilkan bahan makanan
dan sekaligus sebagai stabilisator lingkungan.

2,2 Perkembangan Industrialisasi di Indonesia


Industrialisasi ini juga berhasil menjerat Indonesia untuk masuk di dalamnya.
Industrialisasi di Indonesia ini ditandai dengan tercapainya efesiensi dan efektivitas kerja,
banyaknya tenaga kerja yang terserap ke dalam sector-sektor industry, terjadinya perubahan
pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola perilaku yang baru, meningkatnya pendapatan
perkapita masyarakat di berbagai daerah khususnya di kawasan industri. Jika dilihat,
industrialisasi membawa dampak yang cukup besar bagi kemajuan negara Indonesia. Dengan
begitu pemerintah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan industrialisasi antara lain
a. Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transpotasi untuk
memperlancae arus komunikasi antarwilayah di nusantara
b. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang engalami
kemajuan pesat
c. Perkembangan industry perkapalan dengan dibangun galangan kapal di Surabaya yang
dikelola oleh PT PAL Indonesia
d. Membangun industri pesawat terbang
e. Membangun kawasan industry di daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan
Batam
f. Sejak tahun 1985 pemerintah mengeluarkan kebijakan dergulasi di bidang industry dan
investasi
g. Mengembangkan industri pertanian

Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris, hampir 80% wilayah Indonesia
merupakan daerah pertanian dan sebagian besar penduduknya bekerja di sector pertanian. Hasil-
hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan
kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan industri. Seperti industry tekstil, kertas,
rokok, dan lain sebagainya. Maka dari itu pemerintah juga fokus untuk meningkatkan
industrialisasi di bidang pertanian dengan cara:

a. Melakukan panca usaha tani


b. Penanganan pasca panen
c. Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen
d. Penyediaan sarana dan prasarana
e. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi
f. Pemanfaatan lahan kering, pekarangan, dan rawa

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia berkembang dengan pesat karena keadaan alam yang menguntungkan.


Peningkatan program revolusi hijau dan industrialisasi di Indonesia sangat berkaitan karena
hampir 100% semua itu terjadi di atas daratan. Ketika pemerintah melakukan slah satu kebijakan
pada revolusi hijau, maka juga akan berdampak pada industrialisasi. Oleh sebab itu pemerintah
tidak tanggung-tanggung ketika mengeluarkan sebuah kebijakan. Dimana kebijakan itu semua
dirancang dengan tujuan membantu para organisasi kecil dan bisa dibilang umkm dalam sector
perindustrian. Karena kebijakan pemerintah berfokus dengan bagaimana cara untuk
mengingkatkan taraf kehidupan bermasyarakat.

3.2 Saran

Menuut penulis, saran yang dapat diberikan terhadap pemerintah adalah pemerintah harus
memperketat peraturan dalam pengolahan lahan. Jangan hanya terfokus pada industry pertanian,
namun Indonesia juga merupakan negara maritime yang kaya akan sumber daya hayatinya.

Lalu saran untuk obek yang dikembangkan oleh pemerintah, sebaiknya tidak tergelincir
pada budaya luar karena perubahan budaya akan meyebabkan kultur dari Indonesia itu hilang
dan mengingat bahwa arus teknologi akan selalu membawa dampak yang sangat besar bagi
kemajuan negara maupun kehidupan sosial.

Anda mungkin juga menyukai