Kelas XII
SEJARAH INDONESIA
Prestasi Bangsa Indonesia dalam
Mengembangkan Iptek pada Era
Kemerdekaan
Tujuan Pembelajaran
A. Revolusi Hijau
1. Arti dan Definisi
Revolusi Hijau adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional
ke cara modern. Revolusi Hijau didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ketergantungan petani pada cuaca dan alam berkurang.
Latar belakang gerakan Bimas adalah anggapan bahwa beras merupakan komoditas
strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik, dan sosial. Gerakan Bimas berintikan
tiga komponen pokok sebagai berikut.
a. Penggunaan teknologi yang sering disebut Panca Usaha Tani yang tediri dari:
1.) pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul,
2.) pemupukan yang teratur,
3.) pengairan yang cukup,
4.) pemberantasan hama secara intensif,
5.) teknik penanaman yang lebih teratur.
b. Penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi.
c. Adanya dukungan kredit dan infrastruktur.
B. Teknologi Transportasi
1. Perkembangan Transportasi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang transportasi
merupakan hal penting dalam mendorong kemajuan suatu bangsa. Perkembangan
transportasi selalu mengikuti perkembangan dan kebutuhan zaman. Secara umum,
transportasi dibagi menjadi tiga macam, yakni transportasi darat, air, dan udara.
a. Darat
1.) Mobil dan sepeda motor
Transportasi darat berupa mobil dan sepeda motor sudah berkembang
sejak zaman Hindia Belanda. Mobil dan sepeda motor pertama didatangkan
dari pabrik Hildebrand und Wolfmuller di Muenchen, Jerman. Baru pada
1920, General Motor (GM) mendirikan pabrik perakitan Chevrolet di Tanjung
Priok, Jakarta. Pascakemerdekaan, perkembangan mobil dan sepeda
motor semakin pesat. Memasuki tahun 1970-an, investasi dan kerja sama
2.) Trem
Memasuki penghujung tahun 1897, trem listrik mulai hadir di Batavia dan
mengalahkan pamor trem uap. Trem listrik ini dikelola oleh perusahaan
Elechtriche Tram Mij. Trem listrik ini memiliki rute yang lebih banyak
dibandingkan trem sebelumnya. Pada saat itu, trem menjadi transportasi
yang paling digemari masyarakat Batavia.
Hingga tahun 1909, terdapat 14 kilometer jalur trem di Batavia. Setelah era
kemerdekaan, perusahaan pengelola trem listrik dan trem uap di Batavia,
Bataviasch Verkeer Matschapiij diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan
berganti nama menjadi Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD). Sejak saat
itu, trem mulai digantikan dengan kehadiran bus. Jalur-jalur trem pun mulai
ditutup aspal.
b. Air
Pada zaman Hindia Belanda, transportasi air dikuasai oleh KPM (Koninklijke
Paketvaart Matschappij) yang kemudian setelah kemerdekaan, tepatnya pada
5 September 1950, Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum RI
mengeluarkan surat keputusan bersama tentang pendirian Yayasan Penguasaan
Pusat Kapal-kapal (Pepuska). Namun, Pepuska tidak bertahan lama karena tidak
dapat bersaing dengan KPM.
Pada 26 April 1976, didirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) dengan
Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai direktur utama. PT IPTN berganti nama menjadi
PT Industri Pesawat Terbang Nusantara pada 11 Oktober 1985 dan berubah lagi
menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI) pada masa Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
pada tahun 2000.
Pada tahun 1983 hingga 1988, mulai dikembangkan pesawat penumpang sipil
angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat bermesin turboprop ini
Pada tahun 1964, badan tersebut dibubarkan oleh Presiden Soekarno dan diganti
dengan Komando Survi dan Pemetaan Nasional (Kosurtanal) dan Dewan Survei dan
Pemetaan Nasional (Desurtanal).
Pada awal pemerintahan Orde Baru, dibentuk Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) menggantikan Kosurtanal dan Desurtanal.
Bakosurtanal dibentuk dengan tujuan untuk melakukan survei dan pemetaan yang
dapat memberikan informasi sumber daya alam dan lingkungan.
Penemuan ini menyebabkan manusia mulai bisa berkomunikasi jarak jauh dengan
waktu yang singkat. Pada abad 20, sistem informasi dan komunikasi semakin
maju dengan penemuan komputer yang digunakan untuk mengontrol alat paling
sederhana hingga yang paling rumit. Selanjutnya, dengan penemuan internet yang
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan AS pada tahun 1960-an.
Satelit Palapa digunakan sebagai satelit komunikasi yang berfungsi sebagai sarana
penghubung berbagai aktivitas komunikasi. Selain itu, fungsi SKSD Palapa sebagai
berikut.
a. Hubungan komunikasi antardaerah dan antarnegara lebih mudah.
b. Mempercepat penyebaran informasi melalui jaringan internet.
c. Mempermudah komunikasi telepon Sambungan Langsung Internasional (SLI),
Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), STO (Sentral Telepon Otomatis).
d. Sebagai satelit pengulang (repeater).
Jangkauan dari Satelit Palapa C-2 yang diluncurkan pada tahun 1996, meliputi
wilayah Papua sampai Vladivostok (Rusia) dan dari Australia sampai Selandia Baru.
Dengan demikian, manfaat penggunaan satelit Palapa tidak hanya digunakan untuk
kepentingan dalam negeri, tapi juga digunakan oleh luar negeri seperti Vietnam,
Australia, Papua Nugini, Makau, dan Selandia Baru. Hal ini menyebabkan satelit palapa
tidak hanya menyatukan seluruh daerah Indonesia, namun juga mempermudah
hubungan luar negeri.
Pada 16 Juni 1925, radio untuk pertama kalinya mengadakan siaran di Indonesia.
Radio pertama yang ada di Indonesia adalah Bataviase Radio Vereniging (BRV). Pada
masa pendudukan Jepang, siaran radio diambil alih oleh pemerintah Jepang dan
digunakan sebagai media propaganda. Jepang pun membentuk badan pengawas
siaran radio yang dikenal dengan nama Hoso Kanri Kyoko.
Untuk media siaran televisi, stasiun televisi pertama di Indonesia adalah Televisi
Republik Indonesia (TVRI) yang didirikan untuk menyiarkan pesta olahraga Asian
Games yang digelar di Jakarta pada 1962. Stasiun televisi swasta pertama yang
E. Teknologi Arsitektur
Teknologi arsitektur merupakan teknologi yang berkaitan dengan kemampuan
merancang dan membangun suatu bangunan dan lingkungan.
1. Masa Kolonial
Pada masa kolonial Hindia Belanda, unsur bangunan perpaduan Eropa dan lokal
mulai terlihat dalam arsitektur bangunan di Indonesia. Gaya arsitektur ini dikenal
dengan nama tropisch indisch. Ciri bangunan bergaya ini antara lain memiliki banyak
jendela, pintu, dan ventilasi yang lebar, serta memiliki atap ruangan yang tinggi.
Hal ini dibuat untuk menyesuaikan dengan kondisi iklim Indonesia yang tropis dan
bercurah hujan tinggi. Salah satu bangunan bergaya tropisch indisch dapat dilihat
dari bangunan Lawang Sewu yang ada di Semarang.
Bangunan bekas kantor perkeretaapian di Hindia Belanda ini disebut Lawang Sewu
karena memiliki seribu pintu. Bangunan ini dirancang oleh Prof. Jacob F. Klinkhamer
dan B.J. Quendag yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses rancangan dibuat
di Belanda kemudian baru dibawa ke Semarang.
Beberapa bangunan lain pada masa Orde Lama dicanangkan oleh Frederich
Silaban. Salah satu karya yang paling fenomenal adalah Masjid Istiqlal. Sujudi dan
Han Awal ikut merancang Gedung Conefo (Conference of New Emerging Forces) yang
kini digunakan menjadi Gedung DPR/MPR.
Teknologi arsitektur lainnya juga dikembangkan oleh Prof. R.M. Sedyatmo. Prof.
Sedyatmo terkenal sebagai penemu Konstruksi Cakar Ayam pada tahun 1962 dan
merancang landasan Bandara Soekarno Hatta. Prof. Sedyatmo meninggal pada tahun
1984 dan atas karya-karyanya, pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputra
Kelas I.
Pembangunan infrastruktur, seperti sekolah, jalan raya, jalan tol, dan tempat rekreasi
mulai banyak dibangun pada era Orde Baru. Pada awal tahun 1980, berkembang
gaya arsitektur brutalisme dengan tampilan kolom beton polos, datar, dan penataan
jendela memanjang. Gaya ini banyak digunakan pada bangunan apartemen dan
perkantoran.