Anda di halaman 1dari 4

Menentukan Hal-hal Menarik dalam Novel Sejarah

NO Pertanyaan Jawaban Bukti (Paragraf)

1. Kapankah latar Novel ini menceritaka peristiwa Paragraf ke-2


waktu cerita dalam runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad
kutipan novel ke-16 M
sejarah tersebut
dibuat?

2. Di manakah latar Novel ini tidak menerangkan latar tempat Paragraf ke-1, 2, 3
dalam kutipan novel kejadian secara pasti, namun ada
sejarah tersebut?. beberapa kalimat yang menunjukan
beberapa tempat di Pulau Jawa. Seperti
Jepara, Tuban, Pajajaran, dan Demak
3. Peristiwa apa saja Awal : Patragading mengatakan kepada
yang dikisahkan? Sang Patih tentang kabar duka, yaitu
bahwa tentara demak memasuki jepara
dan menyalahi aturan perang.

Tengah : Sultan Trenggono tidak juga


menyatakan sikap menentang terhadap
usaha Portugis melakukan perdagangan
di Jawa. Akhirnya, para musafir
menghadap Sultan. Namun, jawaban
yang didapat mengecewakan. Para
musafir menganggap mereka sudah tidak
perlu lagi mengagunggkan Demak,
karena keagungannya memang sudah tak
ada lagi.

Akhir : seluruh tuban kembali dalam


ketenangan dan kedamaian kota dan
pedalaman sang patih tuban telah
digantikan oleh Kala cuwil pasar kota dan
pasar bandar ramai kembali, kapal kapal
tuban mendapat perkenan untuk
berlabuh dan berdagang di Malaka
ataupun Pasai
4. Siapa saja tokoh Sultan Trenggono, Sang Patih (Gusti Patih
yang terlibat dalam Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi), Boris.
penceritaan? Balatentara demak dan musafir,
Patragading
5. Di bagian apa
sajakah yang
menandakan bahwa
novel tersebut
tergolong kedalam
novel sejarah?

Mengidentifikasi Struktur Teks Novel Sejarah


No Struktur Teks Bukti Paragraf Keterangan

1. Orientasi Paragraf 1, 2 dan 3 Berisi penjelasan tentang latar waktu dan dan situasi
cerita yang akan diceritakan yakni di Laut Jawa kira-
kira pada abad keenam belas masehi.

2. Komplikasi Paragraf 4, 5, 6, 7, 8 Pada bagian ini penulis menyajikan terjadinya


dan 9 peristiwa yaitu Balatentara Demak di bawah
Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-
duga.

3. Klimaks Paragraf 10 dan 11 Pada bagian ini terjadi peristiwa besar yaitu
terbunuhnya Bupati Jepara dan rusaknya
bangunan-bangunan di Jepara.

4. Resolusi Paragraf 12, 13, 14 Pada bagian ini terjadi penyeleian konflik. Tuban
dan 15 dibangun kembali oleh Demak dengan
menjadikan Wirabumi sebagai patihnya.

Mengidentifikasi Kaidah Kebahasaan Teks Novel Sejarah


No Kaidah Bukti dalam Kalimat
Kebahasaa
n

1. Verba  Dan bulan telah terbit bersamaan dengan tenggelamnya matahari.


Material  Dengan cepat ia naik dari kaki langit, mengunjungi segala dan semua
yang tersentuh cahayanya.
 Ombak-ombak besar bergulung-gulung memanjang terputus,
menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa.
 Setiap puncak ombak riak, bahkan juga busanya yang bertebaran
seperti serakan mutiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan.
 Angin meniup
 Sebuah kaoal peronda pantai meluncur dengan kecepatan tinggi
dalam cuaca angin damai itu.
 Badannya yang panjang langsing, dengang haluan dan buritan
meruncing,timbul-tenggelam di antara ombak ombak purnama yang
menggila
 Menggelembung, membikin lunas, menerjang(paragraf 3, kalimat 3)
 Berkayuh,berirama( pragraf3, kalimat 4)
 Mengilat,menyilaukan(paragraf 3, kalimat 5)
 Pertikaian,membunuh(paragraf 10, kalimat 1)
 Menyatakan, melakukan,perdagangan ( paragraf 10, kalimat 2)
 Bermusyawarah,membentuk,menghadap (paragraf 10,kalimat 4)
 Disiapkan,mengusir,melindungi(pragraf 11, kalimat 2)
2. Verba  Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan-akan
Mental manusia tak membutuhkan ketentraman lagi.
 Ombak-ombak makin menggila.
3. Adjektiva 
4. Kalimat  Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada
Langsung damarsewu, menegur, “Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti
ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda. ”
 “Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini
Kabar duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus
memasuki Jepara tanpa diduga-duga, menyalahi aturan perang.”
 “Allah Dewa Batara!” sahut Sang Patih. “Itu bukan aturan raja-raja!
Itu adalah aturan brandal!”
 “Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka.”
 “Bagaimana Bupati Jepara?”
 “Tewas enggan menyerah Paduka,” Patragading mengangkat
sembah. “Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara
penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang.”
 “Begitulah kata warta,” Pada meneruskan dengan hati-hati matanya
tertuju pada Boris. “Semua bangunan batu di atas wilayah Kota,
gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir
telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya
pengumumannya.”
 “Disambar petirlah dia!” Boris meraung, seakan batu-batu itu bagian
dari dirinya sendiri. “Dia hendak cekik semua pernahat dan semua
dewa di kahyangan. Dikutuk dia oleh Batara Kala!” Tiba-tiba
suaranya turun mengiba:”Apalagi artinya pengabdian? Aku pergi!
Jangan dicari. Tak perlu dicari!” meraung.
 Dari balik pagar orang berseru-seru, “Lari dari asrama! Lari!”
 Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata
secara terbuka, “Tak ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda.
Lihat, kawula kami semua!” Dan perwira pasukan kuda pada
berdatangan dan merunbungnya, semua di atas kuda masing-
masing.
 “Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di
seluruh bumi Jawa. Bila debunya jatuh kembali ke bumi, ingat-ingat
para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu tapak kaki orang
Peranggi pun tampak. Juga tapak-tapaknya di Blambangan dan
Pajajaran akan musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian.”
5. Kalimat  Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada
Tidak damarsewu, menegur, “Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti
Langsung ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda. ”
 Dan, Patragading berjalan mendekat dengan lututnya sambil
mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih.

6. Kalimat 
Lampau
7. Konjungsi 
Temporal

VERBA MATERIAL (FISIK)


VERBA MENTAL (YANG DAPAT DIRASAKAN)
ADJEKTIVA (SIFAT)
KALIMAT LAMPAU
KALIMAT LANGSUNG (PERCAKAPAN)
KALIMAT TIDAK LANGSUNG
KONJUNGSI TEMPORAL (URUTAN PERISTIWA CONTOH SESUDAH ITU, SETELH, AKHIRNYA)

Anda mungkin juga menyukai