(1959-1965)
OLEH : OKY PUSPITOSARI, S.PD.
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Pembentukan Dewan Nasional yang bertugas memberi nasihat kepada presiden. KSAD
Jenderal A.H Nasution menyarankan agar Presiden memberlakukan kembali UUD 1945.
6 Mei 1957 Dewan Nasional tidak setuju, Presiden setuju
• Presiden menyampaikan keputusan untuk kembali pada UUD 1945 dihadapan DPR, kemudian
2 Maret & 22 Dewan Konstituante
April 1959
• Konstituante mengadakan rapat untuk pemungutan suara sebanyak 3 kali namun
30 Mei, 2, 3 hasil tidak memenuhi kuorum ²/3
Juni 1959
• Pembentukan Kabinet Kerja disertai pembentukan DPA Sementara dan Soekarno sebagai
Perdana Menteri. Pelantikan pada 15 Agustus 1959
10 Juli 1959
• Pidato “Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang isinya menguraikan ideologi demokrasi
Terpimpin yang mencakup revolusi, gotong royong, demokrasi, anti imperialisme-
17 Agustus kapitalisme, anti demokrasi liberal, dan perubahaan secara total.
1959
• DPA menetapkan isi pidato “Penemuan Kembali Revolusi Kita” dimasukkan dalam
November GBHN dengan nama “Manifesto Politik”
1959
• Pembentukan MPRS yang ditunjuk oleh Presiden
• Penyederhanaan Partai-Partai politik yang tidak sesuai dengan Penetapan Presiden No. 7 Tahun
1959. Dimana partai yang tidak mendukung Penpres itu dibubarkan, seperti Masyumi dan PSI
31 Des 1959 yang dibubarkan pada 17 Agustus 1960
• DPR yang terpilih pada pemilu 1955 dibubarkan karena DPR menolak Rencana Anggaran
Pembelanjaan Negara, kemudian membentuk DPR GR berdasarkan komposisi 5 golongan, yaitu
Nasionalis, Islam, Komunis, Kristen-Katolik, dan golongan fungsional. DPR-GR dilantik 25 Juni
5 Maret 1960 1960
• Front Nasional yang diketuai Soekarno dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No. 13 tahun
1959. Tugas : memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD
1945
Agustus 1960
• Berdasarkan Ketetapan Presiden No. 94 tahun 1962, Presiden
Sukarno melakukan pengintegrasian lembaga-lembaga tertinggi &
1962 tinggi negara dengan eksekutif
• Inti dari ajaran Resopim adalah bahwa seluruh unsur kehidupan berbangsa dan
bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan dikendalikan
oleh satu pimpinan nasional yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR), yaitu
Presiden Soekarno.
• Dampak dari pemasyarakatan ajaran Resopim ini kedudukan lembaga-lembaga
tinggi dan tertinggi negara ditetapkan di bawah presiden. Hal ini terlihat dengan
adanya pemberian pangkat menteri kepada pimpinan lembaga tersebut, padahal
kedudukan menteri seharusnya sebagai pembantu presiden.
• Jadi Resopim cenderung ditujukan untuk memperkuat kedudukan Presiden
Soekarno.
KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI
MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
POLITIK NEFO DAN OLDEFO
• Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PBB
• Sebab utama Indonesia keluar dari PBB, karena Malaysia diangkat menjadi anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Bagi Indonesia Malaysia adalah bentuk dari neo-
imperialisme, sehingga dengan diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap
DK-PBB membuat Indonesia menganggap PBB sebagai organisasi sarang negara-
negara imperialis.
POLITIK KONFRONTASI MALAYSIA
• Berawal ketika Tengku Abdul Rahman dari persekutuan Tanah Melayu dan Lee Kuan Yu dari Republik
Singapura berencana untuk menyatukan kedua negara tersebut menjadi Federasi Malaysia, yang
kemudian ditentang oleh Indonesia dan Filipina
• Indonesia menolak pembentukan negara negara federasi Malaysia karena dianggap sebagai proyek
neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia.
• Untuk meredakan ketegangan diadakan Konferensi Maphilindo (Malaysia, Philipina dan Indonesia) di
Filipina pada tanggal 31 Juli-5 Agustus 1963. Inti pokok perundingan tersebut adalah Indonesia dan
Filipina menyambut baik pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Kalimantan Utara menyetujui hal
itu.
• Tindak lanjut dari Konferensi Maphilindo adalah pembentukan tim penyelidik oleh PBB yang dipimpin
oleh Lawrence Michelmore. Tim tersebut memulai tugasnya di Malaysia pada tanggal 14 September
1963. Namun sebelum misi PBB selesai menjalankan tugasnya, Federasi Malaysia diproklamasikan pada
tanggal 16 September 1963. Hal ini membuat pemerintah RI marah dan menganggap proklamasi tersebut
sebagai pelecehan atas martabat PBB dan pelangggaran Komunike Bersama Manila.
• Terjadi aksi-aksi demonstrasi menentang Malaysia terjadi di
Indonesia dan kemudian dibalas pula oleh Malaysia. Hingga
akhirnya pada 17 September 1963, hubungan diplomatik
Indonesia-Malaysia putus.
• Pemerintah RI pada tanggal 21 September 1963 memutuskan
pula hubungan ekonomi dengan Malaya, Singapura, Serawak
dan Sabah.
• Pada Tahun 1963 pemerintah RI menyatakan dukungannya
terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Utara dalam melawan
Neokolonilisme Inggris.
• Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwikora (Dwi
Komando Rakyat) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai berikut :
• Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.
• Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris.
• Untuk menjalankan konfrontasi Dwikora, Presiden Soekarno membentuk Komando
Siaga dengan Marsekal Madya Oemar Dani sebagai Panglimanya.
• Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia semakin panas ketika pada tanggal 7 Januari
1965 Malaysia dinyatakan diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB, dan itu membuat Presiden Sokearno dengan spontan menyatakan “Indonesia
keluar dari PBB”
• Dalam konfrontasi dengan Malaysia, gugur 2 prajurit KKO (Marinir) bernama
Sersan Usman dan Kopral Harun.
PETA POLITIK KEKUATAN POLITIK MASA
DEMOKRASI TERPIMPIN
PRESIDEN
ABRI
PKI
PERKEMBANGAN EKONOMI MASA
DEMOKRASI TERPIMPIN
PENGERTIAN EKONOMI TERPIMPIN
27
DEWAN PERANCANG NASIONAL (DEPERNAS)
• Dibentuk pada 15 Agustus 1959 di bawah Kabinet Karya yang dipimpin oleh Mohammad Yamin dengan beranggotakan 80 orang
1
• Tugas : menyusun overall planning dan grand strategy yang meliputi bidang ekonomi, kultural dan mental.
2
• Menyusun program kerja disebut Pola Pembangunan Semesta Berencana dengan mempertimbangkan faktor pembiayaan dan waktu
pelaksanaan pembangunan
3
• Pola Pembangunan Semesta dan Berencana terdiri atas Blueprint tripola, yang meliputi Pola proyek pembangunan, pola penjelasan
pembangunan dan pola pembiayaan pembangunan
4
• Pola Proyek Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap pertama dibuat untuk tahun 1961-1969, disetujui oleh MPRS melalui Tap
MPRS No. I/MPRS/1960 tanggal 26 Juli 1960 dan pada 1 Januari 1961 resmi dilaksanakan oleh Presiden Soekarno.
5
BADAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(BAPPENAS)
29
KEBIJAKAN SANERING
• Dilaksanakan pada 25 Agustus 1959 pukul 06.00 berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 2/1959
1
• Tujuannya mengurangi banyaknya uang yang beredar untuk kepentingan perbaikan keuangan dan perekonomian negara.
2
• Uang kertas pecahan Rp500 dan Rp1000 yang ada dalam peredaran pada saat berlakunya peraturan itu diturunkan nilainya menjadi Rp50
dan Rp100.
3
• Kebijakan pembekuan sebagian simpanan pada bank-bank yang nilainya di atas Rp25.000 dengan tujuan untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar.
4
• Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 6/1959 yang isi pokoknya ialah ketentuan bahwa bagian uang lembaran Rp1000 dan
Rp500 yang masih berlaku harus ditukar dengan uang kertas bank baru yang bernilai Rp100 dan Rp50 sebelum tanggal 1 Januari 1960.
5
DEKLARASI EKONOMI (DEKON)
• Beberapa peraturannya merupakan upaya mewujudkan stabilitas ekonomi nasional dengan menarik modal luar
negeri serta merasionalkan ongkos produksi dan menghentikan subsidi.
3
• Karena program DEKON banyak mendapat protes dari PKI, maka Presiden Soekarno akhirnya menunda
pelaksanaan peraturan pemerintah yang mengatus program DEKON pada bulan September 1963 dengan alasan
4 sedang berkonsentrasi pada konfrontasi dengan Malaysia.
PROYEK-PROYEK MERCUSUAR
• Proyek mercusuar lebih bersifat politis dari pada ekonomi, misalnya pembangunan
Monumen Nasional (Monas), pertokoan Sarinah, dan kompleks olahraga Senayan
yang dipersiapkan untuk Asian Games IV dan Games Of the New Emerging Forces
2 (Ganefo)
UPAYA PENGUMPULAN DANA REVOLUSI
• Kondisi perekonomian yang sangat merosot mendorong pemerintah berusaha mendapatkan devisa kredit (kredit impor) jangka
panjang yang harus dibayar kembali setelah satu atau dua tahun
1
• melakukan pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang memperoleh fasilitas kredit antara Rp250 juta sampai Rp 1
milyar.
2
• Dampak dari kebijakan tersebut membuat ekonomi semakin semrawut dan kenaikan barang mencapai 200-300% pada tahun 1965
sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa pecahan mata uang Rp1000 (uang lama) diganti dengan Rp1 (uang baru).
3
• Tindakan penggantian uang lama dengan uang baru diikuti dengan pengumuman kenaikan harga bahan bakar yang mengakibatkan
reaksi penolakan masyarakat. Hal inilah yang kemudian menyebabkan mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan menyuarakan
4 aksi-aksi Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
APAKAH DEMOKRASI TERPIMPIN SUDAH SESUAI
DENGAN PANCASILA DAN UUD 1945 ?
KESIMPULAN